Anda di halaman 1dari 27

M.

FARIH KHOERONA

B.231.13.0012

NINING CATUR WARDANI

B.231.13.0021

NUR FITHRI APRILIA R

B.231.13.0055

UMI PRASTIAN A

B.231.13.0092

PUSPITA WAHYU UTAMI B.231.13.0237


NAFA SURYONINGSIH
UMMI FITROTUN NISA

B.231.13.0321
B.231.13.0329

Masalah akuntansi yang dihadapi dalam penjualan


angsuran dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu :

1.
2.
3.
4.

Masalah yang berhubungan dengan pengakuan laba kotor.


Masalah yang berhubungan dengan cara perhitungan bunga dan angsuran.
Masalah yang berhubungan dengan tukar-tambah.
Masalah yang berhubungan dengan pembatalan penjualan angsuran.

PENJUALAN ANGSURAN
adalah penjualan yang
dilaksanakan dengan perjanjian
dimana pembayarannya
dilakukan secara bertahap.

Pengakuan Laba Kotor


Ada 2 dasar didalam pengakuan laba kotor adalah :
Dasar Penjualan
Laba kotor atas penjualan diakui dalam priode penjualan angsuran terjadi, tanpa memperhatikan
apakah pembayarannya sudah diterima atau tidak. Agar laporan rugi-laba dapat mencerminkan
Proper matching revenue with expenses sebaiknya peruahaan mencadangkan biaya penagihan
dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan penjualan tersebut.
Dasar Kas
Laba kotor atas penjualan angsuran baru diakui apabila pembayaran dari piutang penjualan
angsuran sudah diterima, dan penerimaan kas tersebut terdiri dari 2 unsur yaitu :
Pembayaran atas harga pokok penjualan
Pembayaran atas laba kotor

Perlakuan terhadap penerimaan piutang penjualan angsuran


tersebut ada 3 metode, yaitu :
Harga pokok kemudian laba kotor
Dalam metode ini laba kotor akan diakui apabila harga
pokok sudah terbayarkan.
Laba kotor kemudian harga pokok penjulan
Dalam metode ini pembayaran angsuran pertama-tama
diakaui sebagai laba kotor kemudian setelah laba kotor semua
sudah diterima harga pokonya diperhitungkan.
Harga pokok penjualan dan laba kotor secara proporsional

Untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya


kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat beberapa bentuk perjanjian
atau kontrak penjualan angsuran, sebagai berikut :
perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract), di mana barangbarang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan
penjual sampai seluruh pembayarannya sudah lunas.
pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayaran pertama telah dilakukan, hak
milik dapat diserahkan kapada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau
menghipotikan untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kapada si penjual.

Sebagai bahan perbandingan dari penggunaan ketiga metode ini, berikut


contohnya :
Pada awal tahun 1991 PT ABC melakukan penjualan angsuran seharga Rp.
12.500.000, dengan syarat pembayaran sebagai berikut :
Uang muka Rp. 2.500.000, lansung diterima.
Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun.
Harga pokok penjualan Rp. 10.000.000

1. Metode harga pokok kemudian laba kotor.


Tanggal

Keterangan

Jumlah

1-1-1991

Uang muka

31-12-1991

Angsuran ke-1

2.500.000

31-12-1992

Angsuran ke-2

2.500.000

31-12-1993

Angsuran ke-3

2.500.000

31-12-1994

Angsuran ke-4

2.500.000

Jumlah

Rp. 2.500.000

Rp. 12.500.000

2) Metode laba kotor kemudian harga pokok

Dari data pada contoh ini apabila dipakai metode ini maka untuk tahun 1991 PT
ABC akan mengakui laba kotor sebesar Rp. 2.500.000, sedangkan untuk tahun
selanjutnya pembayarannya diakui sebagai harga pokok penjualan.

2. METODE PENETAPAN LABA KOTOR PADA PENJUALAN ANGSURAN


untuk menghitung laba kotor dalam penjualan angsuran pada prakteknya dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu :
A. pengakuan laba kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran.

Dalam metode ini seluruh laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan
angsuran, atau dengan kata lain sama seperti penjualan pada umumnya yang
ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan kepada pelanggan. Apabila
prosedur demikian diikuti maka sebagai konsekuensinya pengakuan
terhadap biaya-biaya yang berhubungan dam dapat diidentifikasikan dengan
pendapatan-pendapatan yang bersangkutan harus pula dilakukan.

Metode harga pokok dan laba kotor secara proposional

Tanggal

Keterangan

Pembayaran

Harga pokok

Laba kotor

Rp

Rp

Rp

(100%)

(80%)

(20%)

1-1-1991

Uang muka

2.500.000 2.000.000

500.000

31-12-1991

Angsuran ke-1

2.500.000 2.000.000

500.000

31-12-1992

Angsuran ke-2

2.500.000 2.000.000

500.000

31-12-1993

Angsuran ke-3

2.500.000 2.000.000

500.000

31-12-1994

Angsuran ke-4

2.500.000 2.000.000

500.000

Jumlah

12.500.000

10.000.000

2.500.000

Contoh soal:
1. PT Orascle telah membeli sebuah tanah di daerah Jakarta dengan harga perolehan
Rp. 170.000.000,00. di samping itu PT Orascle juga membayar biaya-biaya lainnya
seharga Rp. 10.000.000,00
Pada tanggal 1 mei 2000, PT Hadouken membeli tanah tersebut seharga Rp.
240.000.000,00. PT. Hadouken membayar uang muka sebesar Rp. 40.000.000,00 dan
sisanya akan dibayar angsuran sebanyak 10 kali setengah tahunan, setiap kali angsuran
Rp. 20.000.000,00. PT Orascle mengenakan bunga 18% pertahun terhadap sisa
angsuran. Komisi dan beban penjualan dibayar tunai sebesar 2% dari harga jual.
Periode akuntansi perusahaan sama dengan tahun fiskal.
Diminta : Catatlah transaksi-transasksi tersebut ke dalam jurnal untuk tahun 2000 dan
2001, dengan menggunakan
1.

Laba kotor diakui pada saat penjualan

2.

Laba kotor diakui sejalan dengan realisasi penerimaan kas

JAWABAN
Laba kotor diakui pada saat penjualan
Tanggal 1 mei 2000
Penjualan tanah dengan harga jual 240.000.000,00
Piutang usaha angsuran Rp.
240.000.000,00
Tanah
180.000.000,00

Rp.

Laba atas penjualan tanah


60.000.000,00

Rp.

Penerimaan uang muka


Kas

Rp. 40.000.000,00

Piutang usaha angsuran


40.000.000,00

Rp.

Dibayar komisi dan beban penjualan (2% x Rp. 240.000.000,00)


Beban komisi dan penjualan

Rp. 4.800.000,00

Kas Rp.
4.800.000,00

1 november 2000
Dibayar angsuran pertama dan bunga (6/12 x 18% x Rp.
200.00.000,00)
Kas Rp. 38.000.000,00
Piutang usaha angsuran
Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga
Rp. 18.000.000,00

180.000.000)
Piutang Bunga
5.400.000,00

Rp.

Pendapatan bunga
Rp. 5.400.000,00
Realisasi Laba kotor
Tidak ada jurnal
Ayat jurnal penutup
Laba atas penjualan tanah
60.000.000,00

Rp.

Pendapatan bunga
23.400.000,00

Rp.

Beban komisi dan penjualan


Rp. 4.800.000,00
Ikhtisar Rugi/Laba

Rp.

1 Januari 2001
Ayat jurnal pembalik
Pendapatan bunga Rp. 5.400.000,00
Piutang bunga Rp.
5.400.000,00
1 mei 2001
Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp.
180.000.000,00)
Kas Rp. 36.200.000,00
Piutang usaha angsuran Rp.
20.000.000,00
Pendapatan bunga
Rp. 16.200.000,00

1 november 2001
Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 160.000.000,00)
Kas Rp. 34.400.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 14.400.000,00

31 Desember 2001
Ayat jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x 140.000.000,00)
Piutang bunga Rp. 4.200.000,00
Pendapatan bunga Rp. 4.200.000,00

Realisasi laba kotor
Tidak ada jurnal

Ayat jurnal penutup
Pendapatan bunga Rp. 29.400.000,00
Ikhtisar rugi laba Rp. 29.400.000,00

LABA KOTOR DIAKUI SEJALAN DENGAN


PENERIMAAN KAS
1 mei 2000
Penjualan tanah seharga Rp. 240.000.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 240.000.000,00
Tanah
180.000.000,00

Rp.

Laba kotor yang belum direalisasi Rp. 60.000.000,00



Penerimaan uang muka
Kas

Rp. 40.000.000,00

Piutang usaha angsuran Rp.


40.000.000,00
Dibayar komisi dan beban penjualan (2% x Rp. 240.000.000,00)
Beban komisi dan penjualan Rp. 4.800.000,00
Kas Rp. 4.800.000,00

1 november 2000
Dibayar angsuran pertama dan bunga (6/12 x 18% x Rp.
200.000.000,00)
Kas Rp. 38.000.000,00
Piutang usaha angsuran Rp.
20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp.
18.000.000,00
31 desember 2000
Jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x Rp.180.000.000,00)
Piutang bunga Rp. 5.400.000,00
Pendapatan bunga Rp.
5.400.000,00
Realisasi Laba kotor
Laba kotor yang belum direalisasi Rp. 15.000.000,00
Realisasi laba kotor Rp.
15.000.000,00

Ayat jurnal penutup


Realisasi laba kotor Rp. 15.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 23.400.000,00
Beban komisi dan penjualan
Rp. 4.800.000,00
Ikhtisar rugi/laba
Rp. 33.600.000,00

1 januari 2001
Ayat jurnal pembalik
Pendapatan bunga Rp. 5.400.000,00
Piutang bunga
Rp. 5.400.000,00

1 mei 2001
Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp.
180.000.000,00)
Kas Rp. 36.200.000,00
Piutang usaha angsuran
Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga
Rp. 16.200.000,00

1 november 2001
Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp.
160.000.000,00)
Kas Rp. 34.400.000,00
Piutang usaha angsuran
Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga
Rp. 14.400.000,00

Piutang bunga Rp.


4.200.000,00
Pendapatan bunga
Rp.
4.200.000,00
Realisasi laba kotor (10% x Rp.40.000.000,00)
Laba kotor yang belum direalisasi Rp.
10.000.000,00
Realisasi laba kotor
Rp.
10.000.000,00
Ayat jurnal penutup
Realisasi laba kotor Rp.
10.000.000,00

Pada penjualan angsuran dengan metode


pengakuan laba kotor pada saat penjualan
terjadi, akan diakui laba kotor sebesar Rp.
60.000.000,00 pada tahun 2000, yaitu pada saat
penjualan terjadi (jurnal tanggal 1 mei 2000).
Sedangkan pada metode pengakuan laba kotor
sejalan dengan penerimaan kas juga akan
mengakui laba kotor sebesar Rp. 60.000.000,00
pula

PERHITUNGAN BUNGA DAN


ANGSURAN
Didalam dasar perhitungan bunga ada 2 dasar yang sering dipakai, yaitu :

Bunga dihitung dari sisa pinjaman (sistem bunga menurun)

Di dalam perhitungan bunga ini tergantung pada total sisa pinjaman. Karena
sisa pinjaman dari priode ke priode semakin menurun maka pembayaran
bunga pun ikut menurut, atau dihitung dengan mengkalikan persentase
tingkat bunga dengan sisa pinjaman tersebut.

Bunga dihitung dari pokok pinjaman (sistem bunga tetap)

Di dalam perhitungan ini besarnya bunga untuk semua priode didasarkan


pada pokok pinjaman awal, atau besarnya pembayaran bunga untuk setiap
priode adalah dengan mengkalikan tingkat persentase bunga dengan pokok
pinjaman awal.

TUKAR TAMBAH
Dalam hal ini sebagai uang mukanya berupa barang
bekas yang serupa dengan barang yang diangsur
pembayarannya. Untuk menarik pembeli biasanya
dihargai lebih barang tersebut sehingga harga
jualnya terlalu tinggi oleh karena itu perlu dicatat
berdasarkan nilai realisasi bersihnya saja. Besarnya
itu tentunya tidak boleh lebih dari harga pokok
penggantinya.

PEMBATALAN PENJUALAN ANGSURAN


Besarnya laba/rugi pembatalan penjualan angsuran
tergantung pada metode pengakuan laba kotor atas
penjualan angsuran, yang terdiri dari :
Metode Accrual
Metode Penjualan Angsuran

Anda mungkin juga menyukai