Anda di halaman 1dari 40

MANAJEMEN PENDIDIKAN

KARAKTER
Kelompok:
1.
2.

Novi Rizal Umam

Dudung Abdul Hanan


3.

N. Neni Susiyani
4.

5.

Sifa Fauziah

Engkos Kosim

PENDAHULUAN
Pendidikan karakter harus berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never ending process) sebagai bagian
terpadu untuk menyiapkan generasi bangsa, yang disesuaikan dengan sosok manusia masa depan, berakar
pada filosofi dan nilai kultural religius bangsa Indonesia. Pendidikan karakter harus menumbuhkembangkan
filosofi dan pengamalan atas keseluruhan karakter bangsa ini secara utuh, dan menyeluruh (kaffah).
Karakter bangsa mengandung perekat budaya dan kultural yang harus terwujud dalam kesadaran kultural
(cultural awareness) dan kecerdasan kultural (cultural intellegence) setiap warga negara.
Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak
hanya berkaitan dengan masalah benar dan salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (Habituation)
tentang hal hal yang baik dalam kehidupan, sehingga peserta didik memiliki kesadaran, kepekaan, dan
pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan
sehari hari. Dengan demikian dapat dikatan bahwa orang yang berkarakter merupakan sifat alami
seseorang dalam merespons situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata melalui
perilaku baik, jujur, ikhlas, bertanggungjawab, hormat terhadap orang lain dan nilai nilai karakter mulia
lainnya.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan
staandar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter peserta didik
diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan ahlak mulia sehingga terwujud
dalam perilaku sehati hari.
Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya
sekolah/madrasah, yaitu nilai nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari hari, serta simbol
simbol yang diptaktikan oleh semua warga sekolah/madrasah, dan masyarakat sekitarnya. Budaya
sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah/madrasah tersebut dimata
masyarakat luas.

Kunci Sukses Pend


Karakter di Sekolah

1. Memahami Hakikat Pendidikan Karakter


kepedulian
pemahama
n

Kesadaran

Komitmen

Pend
karakter

Menuju
tindakan

Untuk menyukseskan pendidikan karakter di


sekolah, perlu dilakukan identifikasi karakter,
karena pendidikan karakter tanpa identifikasi
karakter hanya kan menjadi perjalanan panjang
tanpa ujung.

9 karakter dasar (Heritage foundation)

Cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya

Tanggung jawab, disiplin dan mandiri

Jujur

Hormat dan santun

Kasih sayang, peduli dan kerja sama

Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah.

Keadilan dan kepemimpinan

Baik dan rendah hati, serta

Toleransi, cinta damai dan persatuan

2. Sosialisasi Secara Tepat

sosialisasi visi misi sekolah kepada masyarkat sekolah

Sosialisasi niatan penerapan pendidikan karakter

Sosiaslisasi bisa dilakukan oleh kepala sekolah kangsung


atau dapat dilakukan dengan mengundang pakar

3 Menciptakan Lingkungan yang Kondusif


Lingkungan yang kondusif dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan:

Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam
melakukan tugas pembelajaran.

Remedial teaching bagi para peserta didik yang kurang berprestasi.

Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman dan aman bagi
perkembangan potensi seluuh peserta didik secara optimal.

Menciptakan kerjasama saling menghargai baik antar peserta didik maupun


antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain.

Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.

Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggungjawab bersama antara


peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator dan sebagai sumber belajar.

Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yangmenekankan


pada evaluasi diri sendiri (self evaluation).

4.Dukungan fasilitas dan sumber belajar


yang memadai

Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung


suksesnya implementasi pendidikan karaketr antara lain laboratorium, pusat
sumber belajar, dan perpustakaan, dan tenaga pengelola dan peningkatan
kemampuan pengelolaannya

kreatifitas guru dan peserta didik perlu senantiasa ditingkatkan untuk


membuat dan mengembangkan alat-alat pembelajaran serta alat peraga lain
yang berguna bagi peningkatan kualitas pembelajaran

guru harus mampu membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga
harus memiliki inisiatif mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai
sumber belajar yang lebih konkret

5. Menumbuhkan Disiplin Peserta Didik


9 (sembilan) strategi untuk mendisiplinkan peserta didik (Reisman and Payne
1987):

Konsep diri (self-concept)

Keterampilan berkomunikasi (communication skills)

Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical consequences)

klarifikasi nilai (values clarification)

Analisis transaksional (transactional analysis)

Terapi realitas (reality therapy)

Disiplin yang terintegrasi (assertive discipline)

Modifikasi perilaku (behavior modification)

Tantangan bagi disiplin (dare to discipline)

Kepala sekolah amanah


dan profesional

6. MEMILIH KEPALA SEKOLAH YANG


AMANAH
Pembinaan
mental
Pembinaan
moral
Pembinaan fisik
Pembinaan
artistik

7. MEWUJUDKAN GURU YANG DAPAT


DIGUGU DAN DITIRU
Pendidikan karakter menekankan pada
aspek sikap, nilai, dan watak peserta
didik, maka dalam pembentukannya
harus dimulai dari gurunya

8. MELIBATKAN SELURUH WARGA SEKOLAH


Dapat dilakukan dengan tiga langkah:

Pertama, seluruh staf menunjukkan tanggung jawab ini dengan keteladanan


dalam nilai-nilai dasar etika dalam perilaku keseharian

Kedua, nilai-nilai dan norma-norma yang sama yang memengaruhi kehidupan


peserta didik, memengaruhi juga kehidupan kolektif orang-orang dewasa
dalam komunitas di sekolah

ketiga, sekolah harus meluangkan waktu untuk refleksi moral bagi para staf
karena hal ini berarti membantu untuk memastikan bahwa sekolah berjalan
sebagai satu kesatuan

Strategi Pendidikan
Karakter

STRATEGI PENDIKAR
A. Memilih dan mengembangkan
strategi yang jitu
Pendidikan karakter di sekolah dapat
dilakukan secara efektif efesien
apabila didukung oleh sumber daya
manusia yang profesional untuk
mengoperasikannya, dana sekolah
yang cukup untuk menggaji staf
yang sesuai dengan fungsinya,
sarana dan prasarana yang memadai
untuk mendukung proses
pembelajaran, serta dukungan yang

1. Pengelompokan sekolah 2.Penahapan yang tepat


3.Pengembangan perangkat pendukung

1. Pengelompokan sekolah,
berdasarkan kemampuan
manajemen dengan
mempertimbangkan
kondisi,lokasi, dan kualitas
sekolah. Sedikitnya ada 3 katagori
sekolah yaitu baik, sedang dan
kurang yang tersebar di lokasilokasi maju, sedang dan
ketinggalan

Penahapan yang tepat, pada jangka


pendek, menengah dan jangka panjang

Kegiatan jangka pendek dipilih


dengan mempertimbangkan alasan
a. Sosialisasi
b. Pengalokasian dana langsung ke
sekolah merupakan prioritas utama
dalam pelaksanaan otonomi sekolah
c. Implementasi pendikar
memerlukan tenaga ahli
d. Perlu pelatihan kepala sekolah
berkaitan dengan pendikar

B. Mengembangkan kurikulum
Pendikar
1. Model administrasi (line staf)
2. Model akar rumput (grass-roots)
3. Model demostrasi
4. Model sistemik dari Beauchamp
5. Model Taba
6. Model hubungan interpersonal
dari Rogers
7. Model penelitian tindakan
8. Model teknis emerging

C. Merealisasikan kewenangan
sekolah
1. Menyusun dan mengembangkan
kurikulum pendikar
2. Manajemen yang menggambarkan otda
3.Membuat perencanaan, pelaksanaan,
dan pertanggungjawaban
4. Menjamin dan mengusahakan sumber
daya
- Dukungan pembelajaran dan
kepemimpinan
- Dukungan sekolah dan
- Lingkungan sekolah

D. Peran guru dalam pendikar


1. Mengembangkan metoda pendidikan karakter
yang bervariasi
2. Memberikan tugas yang berbeda bagi setiap
peserta didik
3. Mengelompokan peserta didik berdasarkan
kemampuannya
4. Memodifikasi dan memperkaya bahan
5. Menghubungi spesialis bila ada peserta didik
yang mempunyai kelainan dan penyimpangan
karakter
6. Menggunakan prosedur yang bervariasi dalam
membuat penilaian dan laporan pendidikan
karakter
7. Memahami bahwa karakter pesert didik tidak
berkembang dalam kecepatan yang sama

Agar guru dapat mengembangkan


pendikar secara efektif
1. Menguasai dan memahami pendikar dan
hubungannya dengan pembelajaran secara baik
2. Menyukai pendikar
3. Memahami peserta didik, pengalaman,
kemampuan, dan prestasinya
4. Menggunakan metoda pendikar yang bervariasi
5. Megeliminasi bahan-bahan yang kurang
berkarakter dan kurang berarti
6. Mengikuti perkembangan pendikar
7. Mempersiapkan proses pendikar secara matang
8. Mendorong peserta didiknya untuk memiliki
karakter yang lebih baik, dan
9. Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan
karakter yang akan dibentuk

E. Kepala sekolah dalam


menyukseskan pendikar
1. Perencanaan dan evaluasi
2. Pengembangan kurikulum
3. Pengembangan pembelajaran
4. Pengelolaan ketenagaan
5. Pengelolaan sarana dan sumber
belajar
6. Pengelolaan keuangan
7. Pelayanan peserta didik
8. Hubungan sekolah dengan
masyarakat
9. Penciptaan iklim sekolah

F. Peran dan fungsi komite sekolah


dalam pendikar

Peran komite
Sekolah/Madrasah
1. Pemberi pertimbangan
2. Pendukung
3. Pengontrol dalam rangka
tranparansi dan akuntabilitas
4. Mediator antara
pemerintah dan masyarakat

Fungsi komite Sekolah/Madrasah


1. Medorong tumbuhnya perhatian dan komitmen
masyarakat terhadap penyelenggaraan pendikar
yang bermutu
2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat
3. Menampung dan menganalisis aspirasi
4. Memberikan masukan, pertimbangan dan
rekomendasi kepada sekolah
5. Mendorong orang tu dan masyarakat untuk
berpartisipasi
6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka
pembiayaan penyelenggaraan pendikar
7. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap
kebijakan, program, penyelenggaraan, dan
keluhuran pendikar.

PERENCANAAN
PENDIDIKIAN
KARAKTER DI SEKOLAH

Membuat

RPP berkarakter dengan


cara
sederhana,
dan
menghasilkan proses yang optimal
dan hasil maksimal.
Membentuk,
membina,
dan
mengembangkan karakter peserta
didik sesuai dengan SK dan KD

Komponen perencanaan pembelajaran


karakter yang akan di bentuk

SK & KD Berfungsi mengembangkan


karakter peserta didik
Materi standar berfungsi memaknai dan
memadukan KD dengan karakter
Penentuan metode pembelajaran,
Indikator berfungsi menunjukan
keberhasilan pembentukan karakter
Penilaian berfungsi mengukur pembentukan
karakter dalam setiap kompetensi dasar.

Integrasi karakter kedalam K D

1.
Pengetahu
an

2.
Pemaham
an

3.
Kemampu
an

4.
Nilai

5.
Sikap

6.
Minat

FungsiRPP dalam Im plem entasiPendidikan


Karakter

Perencana
an RPP
Pelaksanaa
n RPP

Mendorong guru agar


lebih siap dalam
melakukan
pembelajaran,
membentuk kompetensi,
dan karakter peserta
didik dengan matang

Disusun secara sistemik,


dan sistematis, utuh dan
menyeluruh dengan situasi
pembelajaran

Pengembangan RPP
Berkarakter

Guru berperan sebagai motivator yang


dapat membnagkitkan gairah dan
nafsu belajar, serta mendorong peserta
didik untuk belajar yang sesuai, serta
menunjang pembentukan karakter
secara utuh

Prinsip Pengembangan RPP Berkarakter


1.
2.
3.

4.

5.

Karakter yang dirumuskan dalam


RPP harus jelas
Harus sederhana dan fleksibel
Kegiatan-kegiatan yang disusun
harus menunjang sesuai dengan
kompetensi dasar
RPP yang dikembangkan harus utuh
dan menyeluruh, serta jelas
penyampaiannya
Pembelajaran secara team teaching

PANDUAN PEMBELAJARAN
KARAKTER
By: Neni susiyani

Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang


menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan
menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan
rencana yang telah diprogramkan .saylor ( 1981 : 227 )
mengatakan bahwa instracsion is thus the
implementasion of curriculum plan, usually, but not
necescerly involvinecing in the sense of student
,teacher interaction in an educational setting.

Kompetensi bagi guru sebagai tenaga


profesinal

A
1
2
3
4

.Pembelajara epektif dan berkarakter


pemanasan dan apersepsi
ekplorasi
kondisi pembelajaran
pembentukan kondisi dan karakter

B Pendekatan pembelajaran karakter


kepada Memperkenalkan kehidupan peserta
didik sesuai dengan konsep, lerning to know ,
learning to do learning to do ,learning to be
dan learning to life together
Menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang
pentingnya belajar dalam kehidupan yang harus
direncanakan dan dikelola secara sistematis
Memberikan kemudahan belajar ( facilitaty of
learning ) kepada para peserta didik ,agar
mereka dapat belajar dengan tenang dan
menyenangkan.
Menumbuhkan proses pembelajaran yang
berkarakter bagi tumbuh kembangnya potensi
peserta didik , melalui penanaman berbagai
kompetensi dasar

C Prosedur pembelajaran dan


pembentukan karakter
-Kompetensi
-Materi
-Standar
-Indicator
-Hasil belajar ,hingga peserta didik
mendapatkan kesempatan dan
pengalaman belajar yang optimal

D. Organisasi pembelajaran berkarakter


Tata kelola
Pelaksanaan(implementasi)
pengadaan dan pembinaan tenaga ahli ,pendayagunaan
lingkungkungan, dan sumber daya masyarakat
pengembangan dan penetaan kebijakan ,serta,
keterbatasan pembelajaran

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK

A Membangun peserta didik yang lamban ( slow


learner )
-intelegensi
-peserta didik lamban belajar
-memahani latar belakang peserta didik lamban belajar
-usaha usaha bimbingan

B KOMUNIKASI ORANG TUA DAN


GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER

1 manfaatkan pertemuan orang tua dan guru


2 manfaatkan kemajuan teknologi
3 Jika sekolah anda memiliki sebuah situs web ,pastikan
untuk memajang alamat situs dikelas anda sedikitnya
ada empat hal yang perlu perhatikan agar dapat
berkomunikasi secara efektif dengan orang tua .

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai