Anda di halaman 1dari 45

WALK THROUGH SURVEY

PT. MARTINA BERTO TBK


KESELAMATAN KERJA
28 APRIL 2016

DISUSUN OLEH
Hani Aqmarina, S.Ked
Seruni Mentari Putri, S.Ked
Angga Haditya, S.Ked
Ahmad Fatahillah, S.Ked
Muhammad Zaky, S.Ked
Diana Nur Julyani, S.Ked
Muhammad Wahyu S, S.Ked
Meutia Mafirah Rindra, S.Ked

LATAR BELAKANG
Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap
aktifitaspekerjaan
Saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi mengakibatkan efek
kerugian (loss)
Kecelakaan di tempat kerja merupakan penyebab utama penderita
perorangandan penurunan produktivitas.
Oleh sebab itu sebisa mungkin dan sedini mungkin,potensi kecelakaan
kerja harus dicegah atau setidak-tidaknyadikurangi dampaknya
Menurut ILO (2003), setiap hari rata-rata 6000 orangmeninggal akibat
sakit dan kecelakaan kerja atau 2,2 juta orang pertahun meninggal akibat
sakit atau kecelakaan kerja.

DASAR HUKUM
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
3. UU Uap tahun 1930.
4. Peraturan Uap tahun 1930.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1980 tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
pada konstruksi bangunan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api ringan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1982 tentang bejana tekanan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 tentang pesawat tenaga dan produksi.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang pesawat angkat-angkut.
10.Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir.
11.Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999 tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
12.Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya.
13.Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan SNI No SNI 04-0225-2000 mengenai
persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja.
14.Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan nomor 113 ahun 2006 tentang pedoman
dan pembinaan teknis petugas K3 ruang terbatas
15.Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan nomor 45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman
keselamatan dan kesehatan kerja bekerja pada ketinggian dengan menggunakan akses tali (rope access).

PROFIL PERUSAHAAN

SEJARAH PERUSAHAAN
Didirikan pada tahun 1977 oleh:
Dr HC. Martha Tilaar
(alm) Pranata Bernard,
Theresa Bu Harsini Setiady

Perusahaan ini berlokasi di Jalan Pulokambing II no.1, kawasan Industri Pulogadung.


Perusahaan ini bergerak di bidang barang kosmetik, obat tradisional (jamu) dan pemasaran serta perdagangan
kosmetik, perawatan kecantikan dan barang-barang obat tradisional.
Selain itu, perusahaan memiliki dukungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan oleh anak perusahaannya, PT Cedefindo,
yang merupakan kosmetik manufaktur kontrak atau makloon dengan kering, semi-padat, cairan, dan aerosol.
Pada tahun 1981 perusahaan ini mendirikan pabrik di kawasan industri Pulogadung dengan partnership Grup Kalbe.
Setelah dua tahun kemudian, mendirikan pabrik keduanya PT. Sari Ayu Indonesia untuk mendukung distribusin
kosmetik. Dari tahun 1988 - 1995 mereka melakukan konsolidasi dari beberapa bisnis yang diperoleh oleh Martha
Tilaar Group menjadi PT. Martina Berto.
Pada tahun 1999 PT. Martino Berto resmi menjadi perusahaan keluarga Martha Tilaar.
Tahun 2006 - 2008 meluncurkan produk dalam keindahan dan segmen perawatan pribadi. Jaringan ekspornya semakin
meluas ke pasar Eropa (Yunani dan Ukraina) dan Asia (Jepang, Hongkong, dan Taiwan).
Tahun 2010, meluncurkan toko ritel baru. Martha Tilaar Shop (MTS), di luar Indonesia untuk meraih pangsa pasar
Internasional.

VISI PERUSAHAAN
Untuk menjadi salah satu perusahaan terkemuka dunia dalam perawatan
kecantikan dan industri spa dengan nuansa alam dan nilai timur, melalui
teknologi modern, penelitian dan pengembangan untuk mengoptimalkan
nilai tambah kepada konsumen dan stakeholder lainnya.

MISI PERUSAHAAN
Untuk mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk-produk perawatan kecantikan dan spa
dengan nuansa alam & timur dan standar kualitas internasional untuk memenuhi kebutuhan konsumen
di berbagai segmen pasar dengan portofolio yang sehat mampu mencapai peringkat tiga besar di
setiap segmen di Indonesia.
Untuk menyediakan layanan pelanggan yang sangat baik untuk semua pelanggan dalam proporsi
seimbang, termasuk pelanggan konsumen dan perdagangan;
Untuk menjaga kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan yang berkelanjutan;
Untuk merekrut, melatih, dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten dan produktif sebagai
bagian dari aktiva Perusahaan;
Untuk mempertahankan metode yang efisien dan efektif operasi, sistem, dan teknologi di seluruh
organisasi dan unit bisnis;
Untuk menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten untuk kepentingan semua
stakeholder;
Untuk memberikan return atas investasi yang adil untuk dia pemegang saham;
Untuk memperluas pasar internasional pada kosmetik dan produk herbal dengan fokus jangka
menengah pada kawasan Asia Pasifik dan fokus jangka panjang di pasar global dengan produk yang
dipilih dan merek.

Jumlah pegawai perusahaan


Jumlah pekerja sebanyak 1200 orang pekerja. Jam kerja pegawai dibagi menjadi 2 shift utama.

Sektor usaha
Segment A Plus
Dewi Sri Spa Martha Tilaar, PAC Martha Tilaar, Martha Tilaar Solutions, Jamu Garden Martha Tilaar

Segment A
Biokos Martha Tilaar, Rudi Hadisuwarno Martha Tilaar

Segment B
Sariayu Tilaar Martha, Martha Tilaar Caring Colours, Belia Martha Tilaar

Segment C
Mirabella, Cempaka,Pesona, Martina. Currently, Pesona and Martina products have been sold in
Malaysia through direct selling.

Jam kerja
Factory : Jam Kerja: 07.30 14.30Shfit Idan Shift II 15.30 22.00
Office: Jam Kerja : 08.00- 16.30

Asuransi
Karyawan TetapProvider Asuransi AVIVA sesuai plafon Karyawan
BPJS Kesehatan : Karyawan Kontrak
Dalam menangani kasus emergensi perusahaan bekerjasama dengan RS Antam, RS
Jayakarta dan RS Persahabatan.

Sertifikasi perusahaan
Pada tahun 1996 menjadi pabrik kosmetik pertama di Indonesia yang mendapatkan
sertifikat ISO 9001. Tahun 2000 menjadi satusatunya pendiri UN Global Compact dari
Asia, mendapatkan sertifikat ISO 14001 dan sertifikat GMP: CPKB (Cara Produksi
Kosmetika yang Baik) dan CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik).

Kelembagaan P2K3
Implementasi P2K3:
No accidents/ tidak ada kecelakaan
No harm to people/ tidak ada yang membahayakan orang
No damage to the environment/ tidak ada kerusakan lingkungan

Struktur Organisasi P2K3


Total personnel P2K3 ialah
sebanyak 56 orang. Total
petugas K3 ialah sebanyak 20
orang.

ALUR PRODUKSI
Rencana produksi bulanan dihitung oleh bagian PPIC.
Dari rencana produksi ini bagian produksi akan menghitung jumlah jam orang yang diperlukan
berdasarkan standar jam orang yang telah ditetapkan oleh bagian IE (Industrial Engineering).
Jam orang adalah jumlah jam produksi dikali dengan jumlah orang yang diperlukan melaksanakan
produksi tersebut.
Hal ini berkaitan dengan efisiensi dan produktifitas perusahaan.
Dalam pelaksanaanya, produksi akan meminta bahan baku ke gudang bahan baku menggunakan
dokumen PWO (Proccess Work Order).
Gudang akan menyiapkan kebutuhan sesuai dengan PWO dan hasil penimbangan akan diperiksa
ulang oleh produksi.
Jika semua bahan telah siap, produksi akan mengolah bahan tersebut sesuai dengan LPP (Lembar
Petunjuk Proses).
Tiap langkah LPP yang telah dilaksanakan kemudian diparaf oleh operator dan pengawas yang
bersangkutan dan setiap penyimpangan, adjusting, atau segala perbaikan yang tidak tertera di
LPP akan dicatat sebagai pedoman pemeriksaan dan penelusuran jika terjadi kesalahan.
Proses pencucian dan sanitasi mesin produksi dilakukan setiap pergantian batch ataupun
pergantian produk dengan prosedur yang telah ditetapkan.

ALUR PRODUKSI (2)


Selama proses hingga dihasilkan produk ruahan, dibagian produksi terdapat tim dari QC
untuk melakukan pengawasan mutu pada tiap akhir proses sebelum pengemasan.
QC akan memeriksa kesesuain spesifikasi produk tersebut dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Jika telah memenuhi spesifikasi tersebut dapat diteruskan untuk pengemasan dan jika
kurang memenuhi, bagian produksi akan melakukan adjusting.
Segala perbaikan yang dilakukan terhadap produk harus dicatat LPP dan
didokumentasikan.
Produk ruahan yang telah dinyatakan lulus oleh QC kemudian akan dikemas. Permintaan
bahan kemas ke gudang menggunakan dokumen PCO (Packing Order) dan pengemasan
dilakukan berdasarkan prosedur pengemasan dari R&D yang disebut LPK (Lembar
Petunjuk Kemas).
Secara umum produksi kosmetik yang dilakukan di PT Martina Berto Tbk. ada 4 macam
yaitu produksi liquid, lipstik, make-up base, dan dekoratif.
Masing- masing produksi tersebut memiliki supervisor yang bertanggung jawab secara
langsung pada manager produksi.

ALUR PRODUKSI PT MARTINA BERTO TBK

LANDASAN TEORI
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata safety dan biasanya selalu dikaitkan dengan
keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss).
Keselamatan = suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis
mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya
mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.
Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139)
Keselamatan = suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat
mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang mungkin
akan timbul setelah memulai pekerjaannya.

Menurut Leon C Meggison yang dikutip oleh Prabu Mangkunegara (2000:161)


keselamatan mencakup kedua istilah yaitu resiko keselamatan dan resiko kesehatan.
Dalam kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu
keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian
ditempat kerja.
Resiko keselamatan = aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran
listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran.

Semua itu sering di hubungan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan
mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan.

LANDASAN TEORI
KESELAMATAN KERJA (2)
Dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha untuk mencegah
terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi yang aman atau
selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk para pekerja
konstruksi.
Keselamatan kerja merupakan faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapat
berjalan dengan lancar.
Dengan situasi yang aman dan selamat, para pekerja akan bekerja secara
maksimal dan semangat.
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan.
Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus
dilakukan selama bekerja, karena tidak yang menginginkan terjadinya kecelakaan
di dunia ini.
Keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana
pekerjaan itu dilaksanakan.

LANDASAN TEORI
KESELAMATAN KERJA (3)
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja


b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.

Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan


kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan.
Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja

HAL YANG PERLU DILAKUKAN


DALAM MELAKSANAKAN K3
Identifikasi Potensi Bahaya:
Tahapan yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh dan mendetail mengenai risiko yang ditemukan dengan
menjelaskan konsekuensi dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat.
Pada tahap ini harus dapat mengidentifikasi hazard yang dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari semua kegiatan
yang berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan terhadap:
1. Karyawan
2. Orang lain yg berada ditempat kerja
3. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya

Pertimbangan yang perlu diambil dalam identifikasi risiko antara lain :


1. Kerugian harta benda (Property Loss)
2. Kerugian masyarakat
3. Kerugian lingkungan

Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:


1. Apa Yang Terjadi Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daftar yang komprehensif tentang kejadian yang mungkin mempengaruhi
tiap-tiap elemen.
2. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi daftar kejadian sangatlah penting untuk
mempertimbangkan penyebab-penyebab yang mungkin ada/terjadi.
3. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko antara lain adalah: a. Inspeksi b. Check list c. Hazops
(Hazard and Operability Studies) d. What if e. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) f. Audits g. Critical Incident Analysis h.
Fault Tree Analysis i. Event Tree Analysis j. Dll Dalam memilih metode yang digunakan tergantung pada type dan ukuran risiko.

Penilaian Risiko

HAL YANG PERLU DILAKUKAN


DALAM MELAKSANAKAN K3 (2)

Sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko di tempat kerja yaitu untuk :

Mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat kerja;


Menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat kerja;
Melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.
Mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan penanggulangan yang telah diambil;

Pengendalian Risiko
Pengendalian dapat dilakukan dengan hirarki pengendalian risiko sebagai berikut:
Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
Substitusi
Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
Proses menyapu diganti dengan vakum
Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan

Rekayasa Teknik
Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
Pemasangan general dan local ventilation
Pemasangan alat sensor otomatis

Pengendalian Administratif

Pemisahan lokasi
Pergantian shift kerja
Pembentukan sistem kerja
Pelatihan karyawan

Alat Pelindung Diri

PELAKSANAAN
PENGAMATAN
PERUSAHAAN
Tanggal dan Waktu

Pengamatan
Kunjungan perusahaan ke PT
Martina Berto Tbk ini dilakukan
pada hari Kamis tanggal 28
April 2016 pukul 14.00-16.30.

Lokasi Pengamatan
PT Martina Berto Plant I, Jalan
Pulokambing II no.1, kawasan
Industri Pulogadung.
Dokumen Pengamatan

HASIL PENGAMATAN
MESIN, PESAWAT, DAN ALAT KERJA YANG DIGUNAKAN

Mesin mesin : Conveyor, videojet, Driling,


Kontruksi : Bangunan sesuai kontruksi Factory
Perseonnel : K 3 Kontruksi
Maintenance
: Sesuai prosedur pemeliharaan dan Perwatan

Data

Data umum
Nama dan alamat
Perusahaan
Jenis pesawat Angkat
dan Transport
Daerah
pemasangan/pengguna
an
Ijin/pengesahan
pemakaian
Jenis pemeriksaan
Pelaksanaan
pemeriksaan dan
pengujian
Data teknis
Merk/buatan
No.Serir
Kapasitas angkut
Tahun pembuatan
Kecepatan angkat
Tiggi angkat
Tanggal Pemeriksaan

Pesawat Angkat / Lift


Barang dan Alat yang
digunakan

Lift Barang / Chain


Hoist

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
Lift barang / traksi

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
Chain Hoist

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
SI.362/W.2606/II/K/M/1995
Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
SI.418/W.2606/VIII/K/M/1994
Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali

Bonfiglioli / Elektris Italy


ASP.8003962
2.000 kg
1993
11m/dtk
24 Agustus 2015

PT.Karya Meta Taruna


233673007 2 FH
1.000 kg
1993
4m/dtk
6m
24 Agustus 2015

Data

Pesawat Angkat

Pesawat Angkut /

Jenis Traksi / Lift

Lift Barang

Barang
Data umum
Nama dan alamat
Perusahaan
Jenis pesawat Angkat
dan Transport
Daerah
pemasangan/penggun
aan
Ijin/pengesahan
pemakaian
Jenis pemeriksaan
Pelaksaan
pemeriksaan dan
pengujian
Data teknis
Merk/buatan
No.Seri
Kapasitas angkut
Tahun pembuatan
Kecepatan angkat
Tiggi angkat

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
Lift barang / traksi

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
Lift barang / traksi

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur

SI.361/W.2606/VIII/K/M/1996

SI.421/W.2606/VIII/K/M/1994

Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali

Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali

Bonfiglioli / Elektris
Italy

PT.Karya Meta Taruna

ASP.8003961

C.123 No.512374

2.000 kg
1993
11m/dtk
-

1.000 kg
1999
12m/dtk
-

Data

Data umum
Nama dan alamat
Perusahaan

Pesawat Angkat

Pesawat Angkut

Jenis Chain Hoist

Jenis Forklift

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur

Jenis pesawat Angkat


dan Transport

Chain Hoist

Forklift

Daerah
pemasangan/pengguna
an

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur

Ijin/pengesahan
pemakaian

SI.260/W.2606/VIII/K/M/1994

SI.03/DTKT/II/K/PL/2002

Jenis pemeriksaan
Pelaksaan pemeriksaan
dan pengujian

Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali

Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali

No.Serir

Hitachi, Jepang
A.233673007

TCM Jepang
N-27 F6 2986

Kapasitas angkut
Tahun pembuatan
Kecepatan angkat
Tiggi angkat
Tanggal Pemeriksaan

2.000 kg
1999
4m/dtk
6m
24 Agustus 2015

2.500 kg
1996
24 Agustus 2015

Data teknis
Merk/buatan

Data

Data umum
Nama dan alamat
Perusahaan

Pesawat Angkat Jenis

Ketel UAP

Forklift

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur

Jenis pesawat Angkat


dan Transport
Daerah
pemasangan/pengguna
an

Forklift

Ketel Uap

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur

PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur

Ijin/pengesahan
pemakaian

SI.417/W.2606/VIII/K/M/1994

4598/2012

Jenis pemeriksaan
Pelaksaan pemeriksaan
dan pengujian
Data teknis
Merk/buatan

Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali

Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali

No.Serir

TCM Jepang
N-24L.47558

Miura Co, Ltd Jepang


IDK 6000-4403

Kapasitas angkut
Tahun pembuatan
Kecepatan angkat
Tiggi angkat
Luas pemanasan
Tekanan kerja
Tanggal Pemeriksaan

2.500 kg
1985
6m
24 Agustus 2015

2.500 kg
2011
7,6 m2
10kg/cm2
24 Agustus 2015

BAHAN DAN PROSES KERJA TERKAIT K3


Bahan baku terkait K3 terdapat terdapat 1000 jenis bahan baku yg telah tersertifikasi oleh
dinas kesehatan. Namun rincian bahan baku tersebut tidak dapat diuraikan oleh pihak
perusahaan dikarenakan membutuhkan waktu satu minggu untuk mendapatkan data-data
tersebut.
Proses kerja:

Dari hasil pengamatan sudah sesuai dengan yang dijelaskan dari system kerja perusahaan
tersebut.

LANDASAN KERJA, SOP


KERJA
Perusahaan dalam mencapai komitmen dan tekat dimaksud, Manajemen terus
menerus meningkatkan kinerja Perusahaan dengan menerapkan sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berbasis SMK3 sesuai dengan
Kepmenaker 05 tahun 1996 dan Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 serta
OHSAS 18001 secara konsisten dan berkesinambungan
Komitmen Perusahaan

Menjamin keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3) seluruh karyawan termasuk
orang lain (Kontraktor, Supplier,
Pengunjung dan Tamu) di tempat kerja.

Menjamin pengendalian dampak


lingkungan operasional.
Memenuhi semua perundangan dan
peraturan yang berlaku yang berkaitan
dengan K3.

Komitmen Pusat K3

Menyusun dan memelihara Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) berkelanjutan.

Membentuk Organisasi / Unit K3 dalam


lingkungan Manajemen Perusahaan.

Mengidentifikasi dan mengendalikan


semua sumber bahaya dan aspek
lingkungan operasi Perusahaan.

Memberikan pelatihan-pelatihan K3 bagi


karyawan untuk meningkatkan Budaya
K3 Perusahaan.

Melakukan perbaikan berkelanjutan guna


meningkatkan K3 Perusahaan.

Mengajak seluruh Karyawan untuk


berperan serta meningkatkan K3
Perusahaan.
Kebijakan K3 ini akan ditinjau ulang minimal
1 tahun sekali mengikuti tinjauan SMK3.

INSTALASI LISTRIK
Data Teknis :
1. Jenis/Type : Electrostatic
2. Luas bangunan

: 15.000 M2

3. Tinggi bangunan

: 16 m

4. Luas Penampang Hantaran

: Coaxcial Cable 50 mm2

5. Tinggi Penerima

: kurang lebih 7 m

6. Jumlah penerima

: 1 buah

7. Jumlah Hantaran Penyalur : 1 buah


8. Sambungan Ukur/Joint Test

: 1 buah

9. Jumlah Elektroda Tanah

: 1 buah

10. Tahanan sebaran tanah

: < 5 ohm

11. Pelaksana pemasang

:-

12. Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian

: 24 Agustus 2015

INSTALASI LISTRIK (2)


Pada saat kunjungan terlihat semua mesin dapat menyala dan mempunyai penerangan yang baik.
Tidak terdapat permasalahan dalam hal listrik.
Walaupun begitu, PT. Martina Berto tetap menyediakan Generator Set (Genset)/motor diesel yang
berjumlah dua buah berkapasitas 500 kva.
Sehingga dalam segi listrik, PT. Martina Berto tidak ada permasalahan.
Selain itu, PT. Martina Berto mempunyai prasarana lift pengangkut barang berjumlah 8 buah yang mampu
mengangkut lebih dari 8000 kg barang.
Dalam rangka mengantisipasi terjadinya sambaran petir pada musim hujan, PT. Martina Berto sudah
membuat instalasi penyalur petir, sehingga tidak ada kejadian tersambar petir di PT tersebut.
Dari peninjauan kami ke PT. Martina Berto, kami dapat menyimpulkan bahwa tidak terdapat
permasalahan mengenai Instalasi listrik, instalasi penyalur petir dan lift barang pada perusahaan tersebut.

SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN


PENGAMATAN
STANDAR
Pekerja hamper seluruhnya telah mengetahui letak Memiliki tim penanggulangan kebakaran yang terlatih
dari alat pemadam api ringan (APAR) dan Hydrant
oleh karena telah diletakkan pada posisi yang mudah
dilihat dan dicapai juga berwarna merah dan kuning.
(APAR) alat pemadam api ringan telah ditempatkan

Memiliki system proteksi kebakaran. Dan terdapat

pada posisi yang mudah dilihat serta dijangkau

APAR yang pemasanganya sesuai dengan

menggantung pada tembok dan diatas lantai, hampir

Permenakertrans no. Per-04/MEN/1980

terdapat pada seluruh koridor. Tabung alat berwarna


merah, bentuk dari tabung tersebut tidak berlubang
atau pun cacat. Namun adapun yang belum sesuai
dengan Permenakertrans No. Per-04/MEN/1980 , salah
satunya adalah tidak terdapat adanya lemari atau peti
untuk penyimpanan tabung tersebut.
Tanggal pemeriksaan berkala pada APAR tercatat Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian komponen
dilaksanakan dalam tahun 2016 ini sudah 1 kali yang berkaitan dengan penaggulangan kebakaran
(10/01/2016)

minimal 6 bulan1 kali.

KONSTRUKSI TEMPAT KERJA

Konstruksi tempat
PENGAMATAN
STANDART
kerja
Akses keluar masuk Akses keluar-masuk ruangan terdiri dari satu Akses keluar masuk ruangan
lobi utama dan satu pintu keluar.
aman
Kebersihan dan
Kebersihan dan kerapian tata ruang sangat
kerapian tata ruang bersih dan rapi pada lantai 2 namun pada
lantai 1 terdapat banyak jirigen yang berisi
bahan kosmetik jadi yang diletakkan
menghalangi jalan.

Kebersihan dan kerapian tata


ruang tidak berantakan dan
merintangi akses jalan

Jaminan
keselamatan
peralatan, bahan
dan benda benda
di dalam ruangan

Tidak didapatkan informasi akan adanya Terdapat jaminan keselamatan


jaminan keselamatan peralatan, bahan, dan peralatan, bahan, dan benda
benda-benda dalam ruangan.
benda dalam ruangan

Tanda peringatan

Tampak tanda-tanda peringatan pada tempattempat tertentu yang merupakan tempat


dengan resiko tinggi

Sudah Sesuai

ALAT PELINDUNG DIRI


APD
Topi/ Penutup Kepala

APD berupa topi dan berbahan kain ini


bemanfaat untuk mengemas rambut secara
(di Laboratorium, Quality
keseluruhan agar tidak terjadi kontaminasi
Control, ruang produksi)
terhadap bahan produksi, selain itu
terhadap pekerja topi ini berfungsi sebagai
pelindung dari potensi bahaya seperti
panas, api, mesin, sehingga kejadian tidak
sengaja seperti rambut yang tersangkut
dimesin dan menyebabkan kecelakaan
kerja dapat dihindari.
Helm
Pelindung kepala dengan bahan keras ini
berfungsi melindungi kepala para pekerja
( di tempat penyimpanan
dari benturan, baik itu berupa kejatuhan
bahan kimia yang sudah
benda maupun kepala yang tidak sengaja
jadi)
terantuk ke benda dengan bahan keras.

Jas Laboratorium
(Quality Control,
Prosessing Area)

PENGAMATAN
STANDARD
Seluruh pekerja telah menggunakan Sudah seharusnya semua
topi sesuai tempat kerjanya.
pekerja menggunakan alat
pelindung diri ini sehubungan
dengan tempat kerjanya.

Terlihat rata-rata pekerja di


beberapa tempat yang seharusnya
menggunakan helm, seperti di
bagian limbah dan dibagian
penyimpanan bahan kimia sudah
menggunakan APD berupa helm ini.

Alat pelindung diri berupa baju panjang


Tampak sebagian besar pekerja
berwarna putih ini berfungsi melindungi
yang ada sudah menggunakan jas
tubuh pekerja dari potensi bahaya seperti laboratorium ini.
panas, percikan bahan kimia dan cairan
berbahaya, selain itu dapat juga
melindungi dari goresan-goresan benda
tajam. Selain bahannya yang panjang
dengan lengan panjang, sehingga bias
melindungi lengan, jas lab ini juga
dilengkapi oleh kancing baju dibagian
depannya sehingga diharapkan jas ini
dapat juga melindungi tubuh bagian depan

Penggunaan APD berupa helm


ini sudah seharusnya digunakan
oleh pekerja - pekerja dengan
potensi bahaya yang sesuai
seperti penyimpanan bahan
kimia.
Untuk standar penggunaan jas
ini, sudah seharusnya dikenakan
pekerja dengan cara yang benar,
yaitu mengancingkan jas nya,
hal ini selain berguna untuk
melindungi tubuhnya secara
keseluruhan, juga dapat
mencegah kecelakaan kerja
seperti jas yang tersangkut di
mesin.

ALAT PELINDUNG DIRI (2)


Masker

APD berbahan kain ini dilengkapi dengan tali untuk


menempelkan masker dengan benar di mulut dan
(Quality
hidung. APD ini berfungsi untuk melindungi saluran
Control,
nafas pekerja dari terhirupnya partikel-partikel
laboratorium,
kecil yang membahayakan bagi pekerja dan dapat
Prosessing
menyaring atau melindungi pekerja dari cemaran
Area)
bahan kimia.

Tidak semua pekerja


menggunakan masker,
sebagian sudah menggunakan
masker.

Seharusnya di sosialisasikan kepada para


pekerja agar semuanya menggunakan
masker dan diberitahukan penggunaan
masker yang benar, yaitu masker yang
dipakai menutupi mulut dan hidung tidak
hanya menutupi salah satunya.

Sarung
Tangan

Semua pekerja telah


menggunakan sarung tangan,
namun bahan yang digunakan
tampak kurang sesuai
ditempat tertentu, seperti
pada pekerja dengan pajanan
api, hanya menggunakan
sarung tangan dari bahan
karet biasa.

Seharusnya penggunakan APD sarung


tangan ini digunakan oleh semua pekerja
yang memiliki bahan kontak dengan
bahan kimia, suhu (panas maupun
dingin), ataupun kontak dengan mesin.
Dan penggunaan sarung tangan ini harus
sesuai dengan standar pekerjaan masingmasing, tidak disamaratakan semuanya,
seperti semua menggunakan sarung
tangan pendek sebatas pergelangan
tangan dengan bahan karet, padahal
pajanan yang dihadapi oleh masingmasing pekerja tidaklah sama.

APD berupa sarung tangan ini tampak berwarna


putih dengan bahan yang bermacam-macam, dapat
dari kain, karet, asbes, dll. APD sarung tangan
(Quality
berfungsi melindungi tangan dari potensi bahaya
Control,
seperti suhu panas, dingin, terpercik bahan kimia,
laboratorium,
goresan benda keras, dll. Dengan panjang yang
Prosessing
juga bermacam-macam, dapat hanya sebatas
Area)
pergelangan tangan namun ada juga yang panjang
hingga ke siku.

Sepatu

Alat pelindung diri berupa sepatu digunakan untuk Dari pengamatan semua
melindungi kaki dari bahan kimia, potensi bahaya pekerja menggunakan APD
(Quality
seperti panas, benturan, benda tajam yang ada
berupa sepatu ini.
Control,
dilantai dan lain sebagainya. Selain itu sepatu ini
laboratorium,
dibuat dengan alas berbahan karet sehingga dapat
Prosessing
melindungi dari potensi bahaya listrik.
Area)

Untuk standar penggunaan, sudah


seharusnya semua pekerja menggunakan
alat pelindung diri (kaki) ini.

TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI

TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI (2)


Tanggap Darurat &
PENGAMATAN
Evakuasi
Fire Alarm
Terdapat di semua ruangan, dan juga
terdapat di luar ruangan, di setiap
lorong
Emergency Lamp Terdapat di semua ruangan
Jalur Evakuasi

STANDART

Terdapat di semua ruangan, dan juga


terdapat di luar ruangan, di setiap
lorong
Terdapat Emergency Lamp di semua
ruangan
Tangga darurat dan tangga umum, pintu Tangga darurat dan tangga umum, Pintu
pintu jalur evakuasi mudah terlihat pintu jalur evakuasi mudah terlihat
dan semuanya tidak ada yang ditemui dan semuanya tidak ada yang ditemui
dalam keadaan terkunci.
dalam keadaan terkunci.
Jalur cukup terawat dengan baik,
terbuka, tidak terdapat benda yang
membahayakan disekitar area evakuasi,
cukup lebar, dan untuk menuju titik area
evakuasi dapat menggunakan jalur yang
sudah ditandai dengan garis- garis
kuning.

Jalur cukup terawat dengan baik,


terbuka, tidak terdapat benda yang
membahayakan disekitar area evakuasi,
cukup lebar, dan untuk menuju titik
area evakuasi dapat menggunakan jalur
yang sudah ditandai dengan garis- garis
kuning.

TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI (3)


Rambu
Rambu Jalur
Evakuasi

Rambu rambu yang menunjukan lokasi jalur Rambu rambu yang menunjukan lokasi
evakuasi cukup jelas, berwarna hijau dengan jalur evakuasi cukup jelas, berwarna hijau
kondisi yang cukup baik.
dengan kondisi yang cukup baik.
Hanya saja rambu rambu ini kurang besar, Peta jalur evakuasi juga jelas terdapat di
letaknya terlalu tinggi sehingga dapat tertutup setiap ruangan.
asap saat terjadi kebakaran.
Tempat berkumpul Titik Point berada pada
Peta jalur evakuasi juga jelas terdapat di setiap lahan yang kosong.
ruangan.

Tempat berkumpul Titik Point terdapat 3 tempat


didekat parkiran.
APAR ( Alat Terdapat di setiap lorong, dalam keadaan baik,
Pemadam Api mudah terjangkau dan terdapat cara penggunaan.
Ringan)
APAR diganti setiap 1 tahun sekali, pada awal
tahun, dan dilakukan maintenance setiap 3 bulan,
dan telah dilakukan pengecekan pertama pada
bulan Maret 2016.

Terdapat di setiap lorong, dalam keadaan


baik,mudah dijangkau, terdapat cara
penggunaan, maintenancenya dilaksanakan
sesuai aturan, setidaknya pengecekan
dilakukan setiap 6 bulan.

TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI (4)


Setiap bagian / divisi di PT. Martina Berto memiliki tim yang bertanggung
jawab dalam keadaan darurat.
Tim ini dilengkapi dengan HT, peralatan P3K, absensi pekerja, dan
bertugas untuk menyisir bagian / divisi masing masing untuk keluar dari
gedung serta mengevakuasi dokumen dokumen penting saat terjadi
keadaan darurat dan memastikan tidak adanya pekerja yang tertinggal.
Tim ini juga yang bertugas untuk segera melakukan absen di titik area
evakuasi yang terdapat di luar gedung.
Seluruh Tim tanggap darurat rutin diberi pelatihan K3 dan pelatihan
keadaan darurat dua kali dalam setahun, sedangkan pekerja lainnya,
dilakukan pelatihan keadaan darurat secara bergiliran dua kali dalam
setahun.

KEJADIAN KECELAKAAN
KERJA
PENGAMATAN

Angka kejadian kecelakaan


kerja

Menurut PT. Martina Berto Tbk angka kejadian


kecelakaan kerja sangat rendah, mulai bulan
Januari 2016 tercatat terdapat 1 kecelakaan
(saat ditanyakan ke pihak PT.
kerja. Menurut mereka, pegawai perusahaan
Martina Berto)
taat terhadap peraturan yang berkaitan dengan
keselamatan kerja sebagai salah satu
contohnya yaitu penggunaan alat pelindung
diri.
Kami tidak mendapat data yang
menggambarkan tingkat angka kejadian
kecelakaan di perusahaan tersebut.
Angka kejadian kecelakaan
kerja

Sudah dipasang spanduk dan poster tentang


keselamatan kerja dan peraturan tentang
penggunaan alat pelindung diri.

STANDART

Seharusnya pihak pimpinan PT Martina Berto


melakukan tahapan-tahapan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, yaitu melakukan
promosi kesehatan, tidak lupa dengan
dilakukan juga evaluasi untuk melihat apakah
promosi kesehatan sudah berhasil. Dan apabila
memang sedang dilakukan audit yang
sebenarnya sebaiknya di utarakan angka
kejadiannya.

Pihak pimpinan PT Martina Berto sebaiknya


melakukan kerja, yaitu melakukan promosi
kesehatan, seperti misalnya apa itu APD, dan
(setelah dilakukan kunjungan
untuk apa menggunakannya dan bagaimana
perusahaan)
Dalam penggunaan alat pelindung diri, masih
caranya, dan saat sampai ke tahapan evaluasi,
terdapat pegawai yang belum tepat
benar-benar dievaluasi apakah ada perubahan
menggunakannya maupun tidak
perilaku dari pegawainya untuk mencegah
menggunakannya, sehingga meningkatkan
kecelakaan kerja, seperti misalnya
risiko terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan
penggunaan APD yg baik dan benar.
tersebut

PERSONIL KESELAMATAN
KERJA
Pada perusahaan PT. Martina Berto personil keselamatan kerja dibuat dalam bentuk
kepanitiaan yang disebut dengan P2K3, yaitu Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang memiliki Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris serta team-team
yang terbagi lagi dibawahnya.

Panitia ini memiliki spesifikasi seperti berikut ini:


Total anggota P2K3 : 22 orang
Petugas P2K3
: Sudah dibagi menurut divisi masing-masing
Pelatihan
: Tanggap Darurat untuk DAMKAR (Pemadam Kebakaran),
Emergency Respond Kecelakaan Kerja, Simulasi gempa dan banjir.
Sertifikasi
: Bendera SMK3 Emas dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia
Proses Kerjanya
: Standby di masing masing bagian di setiap lantai
Bekerja sesuai kejadian darurat
PJK3
:
Sesuai kualifikasinya masing :
AK3 Umum

PEMECAHAN MASALAH
No

Unit Kerja

Permasalahan

Dasar hukum

Saran

1 Konstruksi
tempat kerja

Dari segi keselamatan konstruksi


semuanya sudah baik, namun
masih belum terdapat adanya
informasi mengenai keselamatan
peralatan, bahan, dan bendabenda dalam ruangan.

Undang-undang dasar no 1 Ditambahkan adanya informasi


tahun 1970, Undang-undang keselamatan peralatan, bahan, dan bendano 18 tahun 1999 tentang
benda dalam ruangan.
jasa konstruksi.

2 Sarana
penanggulangan
kebakaran

- Tidak semua pekerja dari PT.


Permenakertrans No
Martina Berto tbk. tersebut
4/MEN/tahun 1980
mengetahui cara penggunaan alatalat penanggulangan kebakaran.

- Dilakukannya sosialisasi dari perusahaan


terhadap para perkerja tentang
penanggulangan kebakaran dan cara
penggunaan APAR.

3 Alat pelindung
diri

- Belum ditemukan dokumen


tertulis (tertulis dalam SOP)
standar APD yang digunakan untuk
masing-masing pekerjaan
- Belum ada penjelasan (briefing)
mengenai APD

- Penentuan standar APD masing-masing


pekerjaan yang sesuai dengan hazard di
lingkungan kerja masing-masing dan
ditulis jelas dalam SOP. Tersedianya APD
yang sesuai tersebut dari perusahaan
untuk seluruh pekerja.
- Diberikan suatu briefing singkat
mengenai pentingnya APD dan cara
penggunaan APD yang baik dan benar
sebelum memulai pekerjaan.

Peraturan menteri tenaga


kerja dan transmigrasi RI
nomor PER.08/MEN/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri

PEMECAHAN MASALAH (2)


No
4

Unit Kerja
Permasalahan
Tanggap darurat dan jalur - Akan lebih baik jika rambu yang
evakuasi
tersedia tidak hanya diletakkan
diatas pintu atau tempat yang

tinggi karena kemungkinan akan


tertutup asap jika terjadi
kebakaran.
- Titik berkumpul juga cukup
sempit (sekitar 3x3 meter) dan
sekitarnya masih banyak
kendaraan.

Personil keselamatan
kerja

Dasar hukum
Undang-undang no 18 tahun
1999 tentang jasa konstruksi
Undang-undang dasar no 1
tahun 1970
Undang-undang No 28 tahun
2002 tentang bangunan
gedung.

Belum ada data mengenai latihan Peraturan perundangan UU


yang diadakan oleh personil
No. 1 tahun 1970 (Pasal 10
keselamatan kerja.
ayat 1, 2) yang mewajibkan
perusahaan untuk
membentuk P2K

Saran
- Posisi rambu-rambu selain
diletakan di atas pintu atau
langit-langit, dapat juga
diletakkan di dinding yang tidak
terlalu tinggi sehingga dapat
terlihat jika terjadi kebakaran.
- Jika memungkinkan titik
berkumpul diperluas agar bisa
menampung seluruh pekerja jika
terjadi keadaan darurat, dan
dipastikan tidak ada kendaraan
yang ada di titik kumpul
tersebut.
Diadakan lebih sering evaluasi
yang terkait dengan masalah
atau program keselamatan kerja
dan juga lebih meningkatkan
upaya promosi tentang
keselamatan kerja pada tenagatenaga kerja di perusahaan
tersebut.

KESIMPULAN
Secara umum penatalaksanaan sistem K3 di PT. Martina Berto Tbk dari penilaian keselamatan kerja
sudah berjalan cukup baik, namun masih ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki lagi. Antara
lain:
1. Belum tersedia SOP yang memadai untuk mencegah kecelakaan kerja dari masing-masing kegiatan
kerja.
2. Tidak dilakukan briefing rutin sebelum melakukan kerja yang mengingatkan tentang pentingnya
perhatian dan kehati-hatian setiap pekerja agar terhindar dari kecelakaan kerja (safety induction).
3. Dari segi keselamatan konstruksi semuanya sudah cukup baik, namun akan lebih baiknya apabila
ditambahkan adanya informasi keselamatan peralatan, bahan, dan benda-benda dalam ruangan.
4. Tidak semua pekerja dari PT. Martina Berto tbk. tersebut mengetahui cara penggunaan alat-alat
penanggulangan kebakaran.
5. Dari segi APD yang digunakan terutama sarung tangan pada pekerja lipstick, ketentuan bahan dan
penggantian sarung tangan belum jelas, mengingat sarung tangan dari bahan latex yang tidak kebal
api.

SARAN
1. Menyediakan SOP yang memadai untuk mencegah kecelakaan kerja dari
masing-masing kegiatan kerja.
2. Melakukan briefing rutin sebelum melakukan kerja yang mengingatkan
tentang pentingnya perhatian dan kehati-hatian setiap pekerja agar
terhindar dari kecelakaan kerja (safety induction).
3. Ditambahkan adanya informasi keselamatan peralatan, bahan, dan bendabenda dalama ruangan.
4. Jadwal rutin pelatihan penggunaan APAR, pengecekan APAR, dan evakuasi.

PENUTUP
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untukmenciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan,sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada
akhirnya dapatmeningkatkan efisiensi danproduktivitas kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan.
K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja
(zero accident).
Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja, tetapi masih banyak pula faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan
dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata.
Untuk mengantisipasi hal ini maka perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan
dan keselamatan kerja yang melibatkan peran bagi semua pihak.
Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas
nasional.

Anda mungkin juga menyukai