Anda di halaman 1dari 21

RHINITIS ALERGI

Oleh :
Trisna Maulana . Siti Lika Latifah . Tasya Kamila .
Ajeng Fahmi Dini . Salma Chaerunisa . Siska
Farah Dina . Suhendra Praptama . Tendy Austin
Christian . Afiq Syazwan . Alifah Taqiyyaa

Kondisi peradangan yang mempengaruhi membran


mukosa hidung

Rhinitis

Gejala : hidung berair, bersin-bersin, dan hidung


tersumbat
Rinitis dapat disebabkan oleh kondisi alergi dan non
alergi.

Rhinitis
Alergi

Gangguan simptomatik pada hidung yang muncul


setelah adanya paparan alergen yang dimediasi oleh
imunoglobulin E (IgE) sehingga mengakibatkan
inflamasi pada membran lapisan hidung
Ditandai dengan bersin-bersin, hidung tersumbat, dan
hidung berair disertai rasa gatal pada hidung

Anatomi
Hidung

Vaskularisas
i

Persarafan

Epidemiolog
i

Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan global


yang mengakibatkan penyakit utama di dunia,
dengan prevalensi sekitar 1030% menyerang
seluruh etnik grup populasi dunia. Rinitis alergi
adalah salah satu penyakit alergi yang paling umum
di Amerika Serikat, yang mempengaruhi antara 20%
dan 25% dari populasi (sekitar 40 juta orang).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syukrie
(2011) angka kejadian rinitis alergi di poli alergi
imunologi pada tahun 2010 sebanyak 126 orang.

Hilang
timbul

Klasifikasi

<4 hari per


minggu
Atau <4
minggu

Permanen
4 hari per
minggu
Dan >4
minggu

Ringan

Sedang-berat

Tidur normal
Aktifitas seharihari saat olahraga
dan saat santai
normal
Bekerja dan
sekolah normal
Tidak ada keluhan
yang mengganggu

Tidur terganggu
Aktifitas seharihari, saat
olahraga, dan saat
santai terganggu
Saat bekerja dan
sekolah terganggu
Ada keluhan
yang mengganggu

Faktor
Risiko

Faktor risiko dari seseorang terkena rinitis alergi


adalah terdapatnya faktor genetik atau riwayat
keluarga yang menderita penyakit alergi/atopik dan
juga paparan alergen yang dapat memicu terjadinya
rinitis alergi.

Faktor
Genetik dan
Risiko

Rinitis alergi merupakan salah satu penyakit


multifaktorial yang di akibatkan oleh adanya interaksi
genetik dengan faktor lingkungan. Penyakit alergi
seperti asma dan rinitis memiliki hubungan fenotip
yang erat dan sering muncul disertai dengan atopik.
Seorang anak dengan salah satu orang tua atau garis
keturunannya memiliki riwayat atopik memiliki risiko
30% untuk mengalami penyakit alergi, sedangkan
seseorang dengan kedua orang tua atau garis
keturunannya memiliki riwayat atopik maka risikonya
akan meningkat menjadi 50%.

Paparan
Terhadap
Alergen

Alergen adalah antigen yang menginduksi dan


bereaksi dengan antibodi imunoglobulin E (IgE)
spesifik. Alergen dapat berasal dari binatang,
serangga, tumbuhan, jamur, dan molekul kimia
dengan berat molekul rendah seperti protein atau
glikoprotein dan alergen hirup maupun makanan.
Alergen hirup ini sangat berperan terhadap terjadinya
rinitis alergi, yang selanjutnya dibagi menjadi dua
jenis, yaitu dari dalam rumah dan luar rumah. Alergen
dalam rumah terutama berupa tungau, hewan,
serangga atau bagian dari tanaman, sedangkan
alergen luar rumah dapat berupa serbuk sari, jamur
atau dari tempat bekerja.

IgE-mediated (Alergi)
Inflamasi IgE-mediated mukosa nasal

Autonomik

Etiologi

Drug-induced (rhinitis medicamentosa)


Hipotiroid
Hormonal
Non-allergic Rhinitis with Eosinophilia Syndrome (NARES)

Infeksi
Idiopatik

Small P, Kim H. Immunology Allergic rhinitis. Allergy, Asthma Clin Immunol. 2011;7(Suppl 1):S3.

Paparan Antigen
Berulang

6-12 Jam
Kemokin, sitokin, dan mediator
(TNF-, IL-4, IL-5, IL-13, GM-CSF, triptase)

Mediator
Inflamasi

Hitungan menit
Histamin, leukotrin, rostaglandin,
heparin, kinin, protease

Bersin
Hidung gatal
Rhinorrea
Obstruksi nasal
Gejala okular

Berhari-hari
Gejala alergi akut

Hipersekresi mukus
Edema
Stimulasi nervus sensorik tipe C

Infiltrasi sel-sel efektor


(esoinofil, TH2, limfosit, basofil)

Inflamasi alergi kronik


Remodelling
Nasal hiperresponsiveness

Sin B, Togias A. Pathophysiology of allergic and nonallergic rhinitis. Proc Am Thorac Soc.

Mediator Inflamasi + Target

eraz TE. Immunopathogenesis of allergic rhinitis. Cell. 2010;8(1):37.

Fase sensitisasi
1. alergen menempel
pada APC pada mukosa
2. alergen terfragmentasi
+ MHC kelas II
kompleks peptida MHC
kelas II (dipresentasikan di
permukaan
APC)
3.
Th0
reseptor
+
kompleks peptida MHC
kelas
II

APC
mengeluarkan
IL
I
4. IL I
meyebabkan
aktivasi dan proliferasi sel
Th0 menjadi sel Th1 dan
Th2

Reaksi Alergi Fase Cepat (RAFD))

Molekul IgE yang beredar dalam sirkulasi darah akan


memasuki jaringan dan akan ditangkap oleh
reseptor IgE yang berada pada permukaan sel
metakromatik (mastosit dan basophil).

Mastosit dan atau basophil tersebut menjadi aktif.

Apabila dua light chain IgE berkontak dengan


allergen spesifiknya, maka akan terjadi degranulasi
mastosit/basophil dengan akibat terlepasnya
mediator-mediator alergis.

Reaksi diatas merupakan reaksi alergi


fase dini (RAFD)
Mencapai puncaknya pada 15-20
menit setelah paparan alergen dan
berakhir setelah 60 menit kemudian

Mediator yang terbentuk sebelumnya


(preformed) yang terlepas (histamine), mulamula akan menyebabkan :
kelenjar mukosa
dan sel goblet
mengalami
hipersekresi,
sehingga hidung
beringus
(rhinorrheae)

pada saraf
viridanus yaitu
rasa gatal pada
hidung, bersinbersin, dan juga
hipersekresi
kelenjar

vasodilatasi dan
penurunan
permeabilitas
pembuluh darah
dengan akibat
pembengkakan
mukosa sehingga
terjadi gejala
sumbatan hidung.

Selama RAFD mastosit juga melepas


molekul-molekul kemotaktik yang
terdiri dari ECFA (eosinophil
chemotactic factor of anaphylactic)
dan NCFA (netrofil chemotactic factr of
anaphylactic). Kedua molekul tersebut
menyebabkan akumulasi sel
eosinophil dan netrofil di organ
sasaran.

Mastosit
juga
melepas
berbagai
newlyformed mediators antara lain
prostaglandin-D2 (PGD2), leukotriene C4
(LTC4), bradikinin, platelet activating
factor (PAF) dan berbagai sitokin (IL-3,
IL-4, IL-5, IL-6, GM-CSF, TGF,dll).
Molekul-molekul mediator dan sitokin
tersebut akan masuk kedalam jaringan
sekitarnya dan berperan kemudian
dalam
meningkatkan
serta
memperpanjang reaksi alergi selajutnya.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai