Anda di halaman 1dari 69

REFRAKSI MATA

Dr. Norma D. Handojo, SpM(K)

Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK Undip/RSUP Dr. Kariadi


SEMARANG
2012

Secara fisika refraksi didifinisikan sebagai :


Berbeloknya arah sinar apabila melalui dari satu
media/bahan trasparan ke bahan trasparan lain,
yang mempunyai index bias berbeda.
Dibidang ophthalmologi, refraksi membicarakan
mengenai kelainan refraksi mata dan cara-cara
menentukan atau mengukur besar kelainan
refraksi tersebut dan cara-cara pemberian resep
kaca mata atau lensa untuk memperbaiki atau
membuat penglihatan menjadi lebih terang.

Beberapa istilah dibidang refraksi :

Vergence
Adalah arah sinar

Divergence
Bila berkas sinar saling menjauhi
(berkas sinar dari satu titik divergence
disebut sebagai negative vergence)

Convergence
Bila berkas sinar saling mendekati
(bila berkas sinar convergence kearah satu titik
disebut sebagai positive vergence)

Sinar paralel dianggap mempunyai vergence nol


(zero vergence). Karena berkas sinar tidak saling
mendekati atau menjauhi.

Berkas sinar yang datang dari sumber cahaya adalah


sinar divergence.

Sinar convergence tidak berasal dari alam, tetapi dari


sinar yang dihasilkan oleh sistem optik.

Sinar matahari dianggap sebagai sinar pararel yang


mempunyai zero vergence.

A.Sinar Divergence
B.Sinar Convergence
C.Sinar Pararel/Sejajar

Kekuatan Vergence (Vergence power)


Didifinisikan sebagai kemampuan curvatura
lensa untuk membuat Divergence atau
Convergence suatu berkas sinar.
Kekuatan Vergence berbanding terbalik
dengan jarak.
Secara konventional dikatakan :
Divergence untuk kekuatan minus
Convergence untuk kekuatan plus
Kekuatan refraksi dari lensa dinyatakan
dengan Dioptri (disingkat dengan D).

Focal Light Lensa :


Adalah jarak antara lensa dan bayangan
yang dibentuk oleh suatu objek dari jarak
tak terhingga.
1
F (m) = D

Macam-macam lensa :
Spheris
Cylindris
Spherocylindris
Prisma

Lensa Spheris
Mempunyai kelengkungan (curvatura)
yang sama pada seluruh permukaannya
sehingga mempunyai kekuatan refraksi
yang sama pada semua bidang meridian.
Dibentuk oleh dua prisma yang saling
berhimpitan pada ke 2 apex atau ke 2
basisnya.

Lensa spheris convex akan mendekatkan


berkas sinar (convergence light rays)
disebut sebagai lensa plus.
Lensa spheris concave akan menyebarkan
berkas sinar (divergence light rays)
disebut sebagai lensa minus.

Focal Point Lensa (F)

Lensa plus (convex) terletak pada titik dari


sinar sejajar yang melalui lensa tersebut
yang membelokkan bayangan.
Lensa minus (concave)
Titik dari mana sinar sejajar yang melalui
lensa tersebut tampak menyebar.

Lensa Spheris

Focal Point

Perhitungan antara kekuatan lensa


(dioptri) dengan focal point (titik f)
dengan perhitungan matematik.
D =

1
f

D : dioptri
F : panjang focal point (dalam meter)

Contoh
Lensa plus
1 D titik f
2 D titik f
4 D titik f

+ 1 = 1/f f = 1 m
+ 2 = 1/f f = 0,5 m
+ 4 = /f f = 0,25 m
+ 1,00 D

+ 0,25 D

4 meter

1 meter

Lensa minus : sinar sejajar yang


masuk/melalui lensa minus akan
membentuk bayangan maya didepan lensa.
Contoh :
1 D titik f
4 D titik f

- 1 = 1/f
- 4 = 1/f
- 1,00 D

1 meter

f=-1m
f = - 0,25 m
- 4,00 D

0,25 meter

Lensa cylindris/silinder

mempunyai kekuatan vergence hanya


pada satu bidang meridian yaitu pada
bidang tegak lurus axis cylinder. Pada
bidang sejajar axis tidak mempunyai
kekuatan refraksi.
Lensa cilinder dibentuk dari tabung yang
dibelah
Focus lensa silinder membentuk satu garis

Axis

180o

0o

Lensa spherosilinder adalah gabungan


antara lensa speris dan silindris, disebut
juga sebagai compound lens atau toric lens.
Lensa spherosilinder memfokuskan sinar
pada dua garis fokus, bentuk berkas sinar
yang difokuskan oleh lensa spherosilinder
disebut Conoid of Sturm
Diantara dua garis fokus pada conoid of
Sturm terdapat circle of least confusion,
yang merupakan titik yang paling focus
diantara semua fokus-fokus yang dibentuk
oleh lensa spherosilinder.

Conoid of Sturm

Focal Line

Circle of Least
Confusion
Focal Line

Prisma
Sinar melalui prisma akan dibias mendekati basis
Objek yang dilihat melalui prisma akan tampak
mendekati apex.

Karena lensa spheris dibentuk dari dua prisma yang


berhimpitan maka lensa spheris mempunyai kekuatan
prisma disemua permukaan kecuali pada central optik
dari lensa.
Kekuatan lensa prisma untuk membias sinar dinyatakan
dengan prisma dioptry dengan singkatan PD atau
dengan diatas angkanya (misal 1 PD atau 1).
Contoh :
Dikatakan 1 bila sinar sejajar yang melalui prisma
tersebut akan dibelokkan sejauh 1 cm bila di ukur pada
jarak 1 m.
Sinar yang dibelokkan 1 cm bila di ukur pada jarak 2 m
adalah dari prisma 0.5 PD.

Sistem optik mata manusia


Sistem optik mata sangat kompleks, karena
rumitnya struktur dari media refrakta mata.
Media refrakta mata terdiri dari :
Cornea
Humor aqueous
Lensa
Corpus vitreous

Cornea :
- Permukaan anterior
- Matriks
- Permukaan posterior
H.A. (Humor Aqueous)
- Lensa
-

Permukaan anterior
Substansi lensa
Permukaan posterior

Corpus Vitreous

Indeks bias
H.A. dan C.V. : 1,33
Lensa
Tepi :1,386
Nukleus : 1,41
Rata-rata : 1,39
Cornea
7,8 mm
Central dianggap sphere
Kekuatan Refraksi : + 40 - + 45 D
Lensa
Sangat kompleks
Curvatura Ant : 10 mm
Curvatura Post : 6 mm
Index refraksi central > tepi

Untuk mempermudah pengertian optik mata,


banyak model diajukan oleh para pakar.

Yang terkenal adalah Gullstrand Schematic


Eye yang mendapat hadiah Nobel pada tahun
1911. yang dianggap paling mendekati
keadaan mata manusia. Tetapi untuk
keadaan tertentu dan perhitunganperhitungan klinik, supaya lebih praktis
dibuat lebih sederhana lagi.

Karena principal point dari cornea dan lensa


sangat berdekatan dibuat sebagai
intermediate point yang tunggal. Nodal
point dari cornea dan lensa di kombinasi
menjadi nodal point dari mata. Mata
dianggap sebagai suatu skema refraksi
tunggal dengan indek bias udara 1.0 dan
1.33 untuk mata. Keadaan ini disebut
sebagai Reduced Schematic eye .

Reduced Schematic eye

Sumbu-sumbu penting dari mata :


Visual axis = axis visualis
Garis yang mehubungkan titik fixasi dengan
fovea, melalui nodal point.
Pupillary axis
Garis imaginer yang melalui pertengahan
pupil, tegak lurus permukaan kornea.
Principal point of vision
Garis yang melalui objek yang dimaksud,
tegak lurus pada permukaan kornea.

Optical axis = axis opticus


Garis yang melalui sentral optic dari cornea,
lensa dan fovea.
lensa sedikit desentrasi terhadap cornea dan
visual axis, tetapi karena sangat sedikit
perbedaannya, optical axis dianggap satu.
Angle kappa (K)
Sudut antara pupillary axis dan visual axis
Angle alpha ()
Sudut pada nodal point yang dibentuk oleh
optical axis dan visual axis besarnya + 50.

Nodal

poin (N)

5,65 mm (AAO)
7,8 mm (D.E.)
Semua sinar yang melalui N tidak
dibiaskan
Bayangan yang dibentuk di retina seperti
bayangan yang dibentuk lensa cembung
Kelainan

pada sistem optik mata

Fisiologis
Abnormal

Kelainan sistem optik fisiologis


Defraksi sinar Airy Disc
Aberasi
Chromatic
Spheris

Decentering
Sentral cornea + 0,25 mm dibawah axsis
lensa
Fovea +1,25 mm kearah bawah temporal papil

Peran pupil
Makin kecil pupil, efek defraksi makin kecil
Pengaruh abrasi spheris dan chromatis lebih kecil
oleh karena tidak melalui lensa periphere

Contoh :
-

Visus pinhole lebih jelas


Myop menyipitkan mata (sinar masuk pupil lebih
sulit)
Hypermetrop lebih senang menggunakan sinar lebih
terang untuk membaca pupil konstriksi
pupil yang optimal : 2 mm

Kelainan sistem optik Pathologis :


Posisi elemen-elemen sistem refraksi
Axial length
Lenthicular displament
Ke depan ke arah myop
Ke belakang ke arah hipermetrop

Refraksi anomali
Permukaan
Bias

Obliq dari elemen sistem optik


Subluksasi lensa
Retinal obliguity
(staphyloma post.)

Tidak ada salah satu elemen


Afakia

Kelainan refraksi mata


Pada mata normal sinar sejajar yang masuk
mata dalam keadaan tanpa akomodasi, akan
difokuskan tepat pada retina. Keadaan mata
yang demikian disebut mata yang emetropia.
Apabila dalam keadaan tanpa akomodasi sinar
yang masuk mata tidak dapat difokuskan pada
retina, disebut mata yang ametropia.

Macam ametropia
Myopia
Hipermetropia
Astigmatisma
Ametropia dapat oleh karena :
axial : sumbu bola mata tidak normal
refraktif : kekuatan bias mata tidak normal
curvatura dapat dari cornea dan lensa

Myopia
Yaitu apabila sinar sejajar yang masuk mata
(tanpa akomodasi) difokuskan jatuh di depan
retina.
Dapat disebabkan :
Axial length (sumbu bola mata) yang
panjang melebihi normal (normal berkisar
23-24 mm)
Refraktif : karena indeks refraksi meningkat.
Misal pada penderita diabetes mellitus dan
katarak (type nuclear)

Curvatura :
ceratoconcus
lenticonus
lentiglobus
Berdasarkan derajatnya myopia dibedakan :
myopia ringan : 0.5 <3D
myopia sedang : 3 6D
myopia berat : > 6D

Type myopia secara klinis :

Myopia simplex
Tidak dijumpai kelainan patologis pada mata
Progresifitas mulai berkurang saat masa
pubertas dan stabil pada usia sekitar 20
tahun
Derajad myopnya tak lebih dari 6D
Visusnya dengan koreksi dapat mencapai
penuh

Myopia patologis
Bila myopia masih progresive, disebut
juga sebagi myopia progressive
Dijumpai tanda-tanda degenerative
pada
Vitreous
Macula
Retina

Gambaran klinisnya antara lain :


Secara keseluruhan bola mata lebih besar,
pemanjangan bola mata pada myop pathologi hampir
seluruhnya kearah polusposterior
Curvatura lebih flat
COA lebih dalam
Pupil lebih lebar
Sclera lebih tipis
Gambar fundus oculi dapat dijumpai
- pada papil NII myopic cressent
- retina tigroid (oleh karena kehilangan banyak pigmen)
dan vasa choroid tampak lebih jelas.
- Choroid atrofi (gambaran bercak-bercak putih pada
fundus)

Daerah macula dapat dijumpai


Atropi
Foster-fuchs fleck (sangat jarang dijumpai)
Gambaran mirip perdarahan di dekat macula
Pada derajat myop yang sangat tinggi dapat
dijumpai posterior stofiloma (seluruh polus
posterior herniasi kebelakang)
Komplikasi yang dapat terjadi
Perdarahan retina
Robekan retina yang dapat berlanjut menjadi
retinal detachment (ablasio retina)

Keluhan
Pada myopia ringan hanya mengeluh melihat
jauh kabur, kadang-kadang ada keluhan mata
lelah.
Dapat dijumpai strabismus divergen (pada salah
satu mata tidak menggunakan binocular vison)
Pada myopiap pathologis (tergantung pada
orang yang degenerasi) dapat timbul keluhan
floaters
scotoma
penglihatan kabur sebagian atau kabur tiba.

Penatalaksanaan
Optical correction
Memberi lensa speris negative
Pada anak-anak dengan derajat myop sampai
dengan - 6 D, diberikan full koreksi dan dipakai
terus.
Pada myop diatas - 6 D pada pemberian pertama
kali dapat diturunkan dulu antara 1 2 D.
Pada myop tinggi dapat dikurangi sesuai keadaan.

Operative

Clear lens extraction


PRK (Photo Refraktive Keratectomy)
Lasik (Laser Insitu Keratomileusis)
Intra stromal plastic ring

Hypermetropia
Yaitu apabila sinar sejajar yang masuk mata
(dalam keadaan tanpa akomodasi) akan
difokuskan jatuh dibelakang retina.
Dapat disebabkan karena :
- Axial : sumbu bola mata lebih pendek dari
normal.
- Normal Dewasa : 23 24 mm
- Bayi : 2,5 3 D Hipermetrop
- Perubahan axial 1 mm + 3 D
- Dapat Disebabkan oleh :
- Tumor
- Inflamasi / edema makula
- Ablasi retina

curvatura
- Cornea lebih datar, misal cornea plana
- Mikro cornea
- Trauma
- Perubahan 1 mm 6 D
- Refraktive atau index hypermetropia
- DM yang diterapi
- Orang tua
- Afaki
- Lensa (-)
- + 10 D Emetrop
-

Berdasarkan pengaruh tonus otot-otot ciliar


dan akomodasi mata, hipermetropia di bagi
menjadi :
Latent : yaknik hipermetropia yang masih dapat
diatasi secara fisiologi oleh kekuatan tonus otototot ciliaris
Manifest :
a. Fakultative : yakni hipermetropia yang masih
dapat diatasi oleh usaha akomodasi
b. Absolute : yakni hipermetropia yang sudah tdk
dapat diatasi oleh akomodasi (keadaan ini
memerlukan koreksi lensa spheris positive).

Hipermetropia laten ditambah dengan


hipermetropia manifes disebut sebagai total
hipermetropia.
Untuk menghilangkan kekuatan tonus otototot ciliar dan akomodasi sehingga
mendapatkan hasil pengukuran besarnya
hipermetropia yang sesungguhnya otot-otot
ciliar perlu dilumpuhkan dengan obat yang
bersifat ophtalmoplegi, misalnya sulfas
atropin 1% tetes mata.

Gambaran klinik
Secara

umum mata hipermetrop lebih kecil


dibanding normal
Diameter antero posterior lebih pendek
Cornea lebih kecil (normal diameter cornea
11.5 mm (vertical) 12 mm (horizontal)
COA lebih dangkal

Fundus okuli (pada hipermetrop tinggi) adanya


refleks berkilau pada fundus yang disebut
sebagai short-silk retina
Papil N II memberi gambaran seperti optic
neuritis, disebut pseudo-papilitis.
Reflex vasa lebih tampak dan vasa lebih
berkelok
Letak macula lebih jauh dari optic disc sehingga
timbul positive sudut yang lebih besar.
Bila dijumpai sudut pandang positif yang lebih
besar, akan menimbulkan strabismus divergen.
(sebaliknya dengan myopia)
Dapat juga dijumpai accomodative convergence

Catatan : penyimpangan arah bola mata pada


hypermetrope dan myopia tergantung dari
patofisiologi keadaan mata tersebut.

Symptom (keluhan)
Tergantung pada berat ringan derajat
hypermetropia dan kemampuan akomodasi untuk
mengatasi hipermetrop. Pada orang muda dengan
hipermetrop ringan mungkin belum dijumpai
keluhan apa-apa.
Keluhan yang dapat timbul :
melihat jauh dan dekat kabur
mata cepat lelah-asthenopia accomodative
headache, tearing (nrocos), mata mudah merah,
sering mengusap mata bila membaca terlalu
lama.
(pada anak-anak)

Therapi
Tergantung pada keadaan dan usia penderita.
Ada beberapa pendapat pemberian berapa
besar koreksi lensa positive yang harus
diberikan pada penderita. Sebagai patokan
umum, bila pemeriksaan tanpa cycloplegi,
maka diberikan lensa positive (Spheris
positive) yang terbesar yang memberikan
virus terbaik (biasanya 0.25 D lebih besar
setelah penderita dapat mencapai visus 6/6).

Donder menganjurkan pemberian lensa


koreksi sebesar hypermetrop manifest di
tambah dengan seperempat dari
hypermetrop latent. Bila dijumpai strabismus
convergen, diberikan koreksi penuh.
Sebaliknya bila dijumpai strabismus divergen
diberikan under correction untuk
menstimulasi convergensi.
Pada mata afaki dengan hipermetrop tinggi
setelah operasi katarak, dapat dilakukan
secondary implantation IOL.

Astigmatisma
Pada mata astigmatisma, sinar yang masuk
mata tidak difokuskan pada satu titik.
Penyebabnya dapat :
congenital :
- adanya kelainan pada curvatura cornea
- letak lensa sedikit oblique atau agak
decentring
didapat misal oleh karena :
trauma
pasca bedah EKEK
adanya pterigium

Tipe Astigmatisma

Astigmat irregular
Bila terdapat irregularitas curvatura dari
meridian sehingga tidak terbentuk figure
geometri
Sinar yang datang pada berbagai
meridian dibias tidak teratur
Tidak dapat dikoreksi dengan lensa
silinder
Dijumpai pada :
- Katarak insipiens
- Kelainan patologis kornea
- Trauma
- Bekas ulkus sikatriks kornea

Cara pemeriksaan Ast. Ireguler yang


sederhana dengan
- Placido disc (Keratoscope)
Astigmat reguler
Apabila dijumpai dua bidang
meridian utama
yang saling tegak lurus sehingga
dapat dikoreksi.

Klasifikasi astigmat reguler


-

Simplex
: satu garis fokus jatuh di
retina, sedang yang lain di luar retina.
Compositus
: bila kedua fokus jatuh di
luar
retina tetapi tidak pada satu
titik/bidang
Mixtus : bila salah satu fokus jauh di
depan retina dan yang lain di
belakang retina.

Gejala dan keluhan (sign dan symptom)


penglihatan kabur, salah melihat huruf atau
angka
pusing, sakit sekitar mata
kadang dijumpai head tilt
Therapi
optical correction
memberikan lensa silindris

Dikenal adanya :
- astigmatisma with the rule
- astigmatisma against the rule
Disebut astigmat with the rule bila meridian
vertical lebih curam, koreksi lensa silinder plus
pada axis 900 (vertical)
Astigmat di atas sering terjadi pada anak-anak.
Astigmat against the rule, bila meridian
horisontal lebih curam, koreksi lensa silinder
plus pada axis 1800, untuk lensa silinder minus
sebaliknya.
Dikenal pula astigmat yang oblique (oblique
astigmatism) yaitu astigmat reguler yang
meridian utamanya tidak pada 1800 atau 900.

Pembendahan untuk memperbaiki


astigmatisma antara lain :

arcuate keratotomy
PRK (Photo Refractive Keratectomy)
Lasik
Operasi lensa dengan mengganti lensa
dengan toric lensa buatan

Presbyopia
Karena

proses penuaan, seseorang


akan berkurang kemampuan
akomodasinya.
Apabila berkurangnya akomodasi
tersebut menyebabkan
kemampuan melihat dekat pada
jarak baca mengalami kesulitan,
dikatakan sebagai presbyopia.

Secara

fisiologis, dengan bertambahnya


usia, kemampuan akomodasi lensa
makin berkurang.
Pada usia muda mempunyai amplitudo
akomodasi + 14 D dan mempunyai
punctum proximum + 7 cm.
Pada sekitar 30 tahun amplitudo
akomodasi berkurang menjadi + 7 D
dan punctum proxiumnya + 14 cm.
Pada usia sekitar 55 tahun amplitudo
akomodasi + 4 D.

Pada mata yang kehilangkan kekuatan akomodasi


sehingga kesulitan melihat atau membaca dekat
memerlukan lensa plus untuk melihat dekat.
Kekuatan akomodasi dapat diukur dengan
beberapa cara, antara lain: - methode spheris
- Prince rule
Pada orang emetrope, presbyopia ini dimulai
pada usia sekitar 40 tahun.
Sebagai patokan secara empiris pemberian kaca
mata baca pada usia :
- 40 tahun S + 1 D
- 50 tahun S + 2 D
- 60 tahun S + 3 D

Kaca mata baca/dekat pada penderita dengan


refraksi anomali adalah jumlah aljabar dari
besarnya lensa baca dengan besarnya lensa
koreksi refraksinya.
Contoh :
Myop 1 D usia 50 tahun
Kaca mata bacanya :
(S+2D)(S1D)=S+1D
Anisometropia : Status refraksi kedua mata
berbeda
>2D
Aniseikonia : Bayangan yang terbentuk berbeda
dalam hal bentuk dan ukuran

Pemeriksaan Refraksi
-Subjektif
-Optotype
-Kipas astigmatisma
- Objectif
-Retinoscope Streak retinoscopy
-Keratometer Keratometri

Pemeriksaan Refraksi

Anda mungkin juga menyukai