SMALL INTESTINE
Usus halus
dibagi menjadi
Duodenum
Jejunum
Ileum.
Small Intestine
Duodenum
Segmen usus halus yang paling dekat dengan
lambung
Panjang sekitar 25 cm
Fungsi dari duodenum
Menerima chyme dari lambung.
Untuk menetralkan asam sebelum makanan masuk
pada usus halus. Sehingga mencegah kerusakan
pada usus halus.
Small Intestine
Jejunum
Merupakan segmen pertengahan dari usus
halus
Panjang sekitar 2,5 meter
Tempat terjadinya sebagian besar dari
Pencernaan kimiawi
Penyerapan nutrisi
Small Intestine
Ileum
Segmen akhir dari usus halus
Panjang sekitar 3,5 meter
Berakhir pada ileocaecal valve,
spinchter yang mengontrol aliran
material dari ileum ke usus besar.
pedoman
diagnosis dan
penatalaksana
an ASBO
Rev
WSE isi oleh
S (2
013
)
algoritma dengan
evidence-based
terbaru, fokus
indikasi,
keamanan terapi
konservatif, waktu
operasi dan
indikasi untuk
laparoskopi.
Definisi
terbentuk
dalam
waktu
beberapa
jam setelah
operasi
Adhesi
Perut
penyebab
paling umum
dari obstruksi
usus (60%
sampai 70%
dari SBO )
Maingots Abdominal Operation 11th ed, Chapter 17. Small Bowel Obstruction : Adhesion
Liakakos T, et all. Peritoneal adhesions: Etiology, Pathophysiology, and Clinical Significance.
Bologna guidelines for diagnosis and management of adhesive small bowel obstruction (ASBO) : 2013 Update of the
evidence based guidelines from the world society of emergency surgery ASBO working group)
Adhesiolisis
Adhesiolisis, (Lysis of adhesions / LoA), yaitu
proses memotong / membuang jaringan scar
internal (adhesi) yang umumnya terbentuk
setelah trauma, infeksi, inflamasi atau
prosedur pembedahan
Penyebab terbanyak dari adhesi adalah
pembedahan
Adhesiolisis dilakukan untuk mengembalikan
fungsi normal dan menghilangkan nyeri yang
berhubungan dengan pembentukan adhesi1
OGI
Adhesi
Didapat
(Aquired)
Kongenital
Inflamatory
Vitellointestin
al Band
(Appendicitis,
Cholesistitis
akut,
Diverticulitis,
PID,post
pemasangan
IUD)
Post Surgical
(Laparatomi)
(67-93%)
- Maingots Abdominal Operation 11th ed, Chapter 17. Small Bowel Obstruction : Adhesion
- Liakakos T, et all. Peritoneal adhesions: Etiology, Pathophysiology, and Clinical Significance.
PATOFISIOLOGI
Trauma jaringan mesothelium peritoneum reaksi
inflamasi
Tingkat selular,
dilepaskan prostaglandin diaktifkan komponen
inflamasi seperti netrofil, makrofag, sel mast,
basofil, platelet, sel endothelial limfosit dan
leukosit.
Sel mast melepaskan mediator inflamasi
(histamin, serotonin, enzim lisosom, faktor
kemotaksis, dan sitokin serta metabolit oksigen
reaktif) untuk membunuh bakteri, mengeliminir
benda asing dan memperbaiki fungsi tubuh baik
secara anatomi dan fisiologi (Lai, dkk., 1993).
FAKTOR RESIKO
Jenis Operasi
Tingkat Kerusakan Peritoneal
Operasi usus besar dan rektum
Operasi Ginekologi
Usia < 60 tahun
DIAGNOSIS ABSO
EVALUASI DINI
Pemeriksaan Fisik
Sel darah putih,
Laktat, Elektrolit,
BUN:Cr
Operasi sebelumnya
SUSPEK ASBO
DIAGNOSIS
ASBO
nyeri perut
Muntah
distensi,
Obstipasi
konfirmasi dari
hasil pencitraan.
SUSPEK ASBO
Foto Xray
abdomen
supine
dan erect
dengan
pemberia
n WSCM
Multiple air
fluid level
Distensi
lengkungan
usus halus
Tidak ada
udara dalam
usus
USG
Distensi/peristal
Abdome sis
n
Perubahan
lipatan mukosa
disekeliling poin
transisi
Cairan bebas (
iskemia)
CT scan
abdomen
dengan
kontras
Obstruksi
lengkap/
distensi
lengkungan SB
Menyingkirkan
strangulasi/iske
mia
Dapat
mendiagnosis
penyebab SBO
MRI abdomen
(manfaatnya
terbatas)
Terbatas pada
pasien yang
memiliki
kontraindikasi
kontras iodine
atau CT
TERAPI
ABSO
Tidak ada tanda
strangulasi atau
peritonitis
Operasi lebih dari 6
minggu sebelum
ASBO
ASBO parsial
Tanda-tanda resolusi
pada saat masuk
Terdapat tanda
strangulasi atau
peritonitis
Operasi dalam waktu
6 minggu sebelum
ASBO
Hernia irresponsible
atau karsinomatosis
Tidak ada anda-tanda
resolusi setelah 72
jam
Manajemen operatif
Eksplorasi Laparoskopi
Pendekatan terbuka
Non Operative
Management (NOM)
Pemberian
media
kontras
larut air
Gambaran kontras
di kolom dalam
waktu 24 jam
memrediksi adanya
RESOLUSI ASBO
Manajemen operatif
Tidak ada
gambaran
kontras di
kolon dalam
waktu 24-36
jam
Pembentukan tanda-tanda
peritoneal
Ileus persisten >72 jam
CRP> 75 mg/L
Sel darah putih > 10.000/mm
Penurunan contract
enhancement dinding usus
halus dengan CT
Adhesiolisis
1. Laparotomy
2. Laparoscopy
laparoscopy dapat menurunkan risiko
terjadinya adhesi ulang pasca pembedahan
di kemudian hari
Kriteria adhesi
Grade 1 adhesi mengandung fibrin , adhesi seperti
benang halus atau adhesi organ ringan yang dapat di
lepas dengan instrumen tumpul
Grade 2 termasuk adhesi yang dapat dilepaskan
dengan instrumen tumpul dan juga terdapat sebagian
yang hanya dapat dilepaskan dengan instrumen tajam,
dengan vaskularisasi yang mulai rapuh
Grade 3 adhesi meliputi vaskularisasi yang jelas, adhesi
yang kuat, yang hanya dapat dilepaskan dengan
instrumen yang tajam
Grade 4 adhesi hebat dan luas, hanya dapat dilepaskan
dengan instrumen tajam, dimana penanganan operatif
terhadap kerusakan organ tidak dapat dihindarkan.
Adhesiolisis
Teknik Operasi :
Pasien tidur terlentang dalam GA
Desinfeksi pada daerah operasi dan persempit dengan
doek steril
Dilakukan incisi midline (menghindari scar incisi
operasi sebelumnya), incisi diperdalam sampai
peritoneum
Dilakukan explorasi dan identifikasi perlekatan pada
usus
Perlekatan dibebaskan secara tumpul dan tajam
Rongga peritoneum dicuci sampai bersih dengan NaCl
0,9% dan dipasang 1 drain intraperioteal
Luka operasi ditutup lapis demi lapis
Operasi selesai
PENCEGAHAN
pendekatan laparoskopi
Hyaluronic acid-carboxycellulose
penggunaan barrier yang
bioabsorbable
Icodextrin
hemostasis yang teliti
menghindari diseksi jaringan yang berlebihan dan
iskemia
mengurangi bahan bedah yang
tersisa
Pencegahan
Eksperimen dari Pope dengan citrate solution
pada thn 1914.3
Obat sistemik
Corticosteroids dapat mengurangi adhesi namun
dapat mengganggu respon penyembuhan yang
normal
Calcium channel blockade ditemukan dapat
mengurangi adhesi pada percobaan kelinci, namun
belum diteliti pada manusia4
5,6
Intraperitoneal Barriers
Solid barriers
Autologous Peritoneal Transplants
Menutup lesi pada peritoneum parietal dengan autologous
peritoneal transplants yang dilakukan secara microsurgery
Oxidized-regenerated cellulose
(Interceed)
KUANTIFIKASI
ADHESI
KESIMPULAN
2.
3.
4.
TERIMA KASIH