Anda di halaman 1dari 11

SENYAWA KASEIN SEBAGAI

ANTIHIPERTENSI
Oleh Grup A:
Lulus Kartika S.
(11-1015)
Lisa Lutfiatul F.
(11-1019)
Fikri Arsyl R.
(11-1025)
Ulfa Fitria
(11-1041)
Siti Ita Puji L.
(11-1051)

PENDAHULUAN
Penyakit jantung merupakan penyakit yang banyak
muncul pada dewasa ini karena perilaku konsumsi
makanan yang kurang baik. Penyakit jantung
umumnya, selain disebabkan oleh atherosklerosis,
berhubungan dengan tekanan darah yang tinggi.
Sehingga perlu adanya konsumsi bahan yang mampu
menekan tekanan darah untuk normal kembali.
ACE-Inhibitory adalah salah satu komponen penting
dalam usaha penurunan tekanan darah. Konsum
peptida bioaktif yang memiliki kemampuan ACEinhibitory mampu menurunkan tekanan darah secara
signifikan.

PENGERTIAN KASEIN
Kasein merupakan komponen utama
protein susu, dimana protein tersebut
mengandung
Ca
80%
dari
total
persediaan protein. Baru-baru ini telah
terbukti sifat fisiologis yang dominan dari
kasein
adalah
mencegah
penyakit
kelenjar susu (Holt, 1997). Beberapa
sumber kasein terdapat pada keju dan
susu

Porcine pepsin A (diamkan 24 jam)


suhu 37oC homogenkan mengunakan
orbital shaker 150 rpm

0,5 % larutan kasein


isoelektrik susu skim

Tambahkan pepsin (setelah 4


jam) dengan jumlah yang sama

Ambil satu sampel per jam


selama hidrolisis

Produksi
hidrolisat
kasein

Panskan @sampel, suhu 80oC ,


15 menit

Tambahkan 1M NaoH hingga


pH nteral (pH 7)

Sntrifugasi
rpm, 15

hidrolisat

16.000

Supernatan

Kjeldahl: mennetukan
konsentrasi protein, uji ACEInhibitoR

Isolasi ACE-inhibitor peptida dari


hidrolisat peptikum
Peptic hydrolysate

penyaringan

Isolasi dengan RP-HPLC

Freeze drying dan disimpan pada suhu -20 oC

Larutan sampel (50 l)


+
Larutan ACE 50 l
Pre-inkubasi 37oC, 5 menit

Metode
penguji
an ACEinhibitor

Penambahan 150 l subtrat (8,3 mM Hip-His-Leu


dalam 50 mM buffer sodium borate yang
mengadung 0,5 M NaCl, pH 8,3)

Inkubasi suhu 37oC, 60 menit


Penambahan HCl 1 M, 250 l

Pengekstraksian Hippuric acid dengan 1,5 ml


etilasetat.
Pemisahan menggunakan sentrifugasi
(800x g. 15 menit)
Lapisan atas dievaporasi pada suhu kamar
pada kondisi vakum selama 2 jam
Hippuric acid dilarutkan dalam 3 mL
aquades
Pengujian dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 228 nm.

Pengukuran Tekanan
Darah
Tikus
Di masukkan ke 4 kandang berbeda dengan
encahayaan 12 jam

Pemberian pakan sebelum masa


eksperimental (makanan padat)

Masa eksperimental 8%
sucrose dan 0,2 % garam

Pemberian zofenopril 5
mg/kg secara oral

Tekanan darah di ukur secara


otomatis menggunakan
Photoelectric sensor

Mekanisme Aksi
Peningkatan tekanan darah sangat dipengaruhi oleh
aktifitas
Renin-Angiostensin.
Renin
bertindak
untuk
merangsang
Angistensinogen
untuk
mengeluarkan
Angiostensin 1. Pada kondisi normal, Angiostensin I akan
diubah menjadi Angiostensin II oleh
Angiostensin
Converting Enzyme (ACE).
Angiostensin II merupakan salah satu jenis dari
vasocontrctor, yang memiliki tugas untuk meningkatkan
tekanan darah. Angisotensin II juga mampu untuk
menginaktifkan bradikinin (salah satu jenis vasodilator,
penurun tekanan darah). Sehingga kondisi tidak seimbang
antara Vasocontrictor dan Vasodilator akan terjadi, yang
mengakibatkan meningktakan tekanan darah. Selain itu
Angiostensin II.

Mekanisme Aksi
Hidrolisat tryptic kasein menghambat aktivitas dari ACE
dalam uji secara invitro. Peptida tersebut berasal dari
hidrolisis kasein, yang dikenal sebagai casokinins, sesuai
dengan F23-24, F23-27 dan f194-199 dari sapi s1-kasein
B, serta f177-183 dan f193-202 dari sapi -kasein. hasil
hidrolisis kasein yaitu s1-CN f(90-94) (RYLGY), s1-CN
f(143-149) (AYFYPEL), dan s2-CN f(89-95) (YQKFPQY)
memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas ACE
setelah pengujian secera in vivo. Dengan terhambatnya
kinerja ACE, maka pembentukan Angisotensin II juga
akan terhambat. Sehingga komposisi vasontrictor dan
vasodilator akan tetap seimbang dan menjaga tekanan
darah tetap normal.

KESIMPULAN
Hidrolisis kasein dengan pepsin menghasilkan
peptida dengan aktivitas antihipertensi dan
peptida tersebut juga telah teridentifikasi.
Peptida ACE-inhibitor yang paling ampuh yang
ditemukan dalam hidrolisat ini adalah s1-CN
f(90-94)
(RYLGY),
s1-CN
f(143-149)
(AYFYPEL), dan s2-CN f(89-95) (YQKFPQY).
Ketiga peptida tersebut memiliki aktivitas
antihipertensi yang signifikan bila diberikan
secara oral pada SHR pada dosis 5 mg/ kg
berat badan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai