PENDAHULUAN
Sistem sensoris
hubungan
dengan sekitar
Stimulasi diterima oleh reseptor
impuls
saraf afferen
sistem
saraf pusat
Reseptor sensorik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pacini - tekanan
Krause - dingin
Ruffini - hangat
Meissner raba ringan
Ujung saraf bebas - nyeri
Folikel rambut - raba
Serabut otot - propioseptif
Organ tendon Golgi propioseptif
Diameter
(m)
Kecepata
n
(m/sec)
A alfa
12-22
70-120
Motorik
propioseptor
A beta
5-13
30-70
A gamma
3-8
15-40
A delta
1-5
12-30
1-3
3-5
Automatik
preganglion
C(radiks
dorsalis)
0,2-1,2
0,2-2,0
Rasa nyeri
C(serabut
simpatis)
0,3-1,3
0,7-2,3
Serabut
postganglion
Tipe
Fungsi
somatic,
serabut
simpatis
Traktus Spinothalamikus
Di luar
Natrium
14 mEq/l
142 mEq/l
Kalium
120 mEq/l
4,5 mEq/l
Klorida
107 mEq/l
8 mEq/l
Distribusi ion-ion
pergerakan jari
1. Dengan satu tangan pemeriksa
memegang bagian yang akan diperiksa.
2. Pasien harus dalam keadaan relaks.
3. Dengan tangan satunya lagi,
pemeriksa memegang sisi jari yang
akan diuji,
4. Lakukan gerakan kecil ke atas dan
bawah
5. Demonstarikan terlebih dahulu kepada
pasien
6. Selama dilakukan pemeriksaan, pasien
harus menutup mata
b. Pemeriksaan
sensasi posisi
melalui test Romberg
1.
Stereognosis.
Pemeriksaannya dapat dilakukan
dengan
cara
menempatkan
benda (kubus, pyramid atau
bola) pada tangan pasien.
Sebelumnya pasien disuruh
untuk menutup mata..
2.Barognosis.
3. Topognosia :
kemampuan untuk dapat
melokalisasi sensasi raba.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan
bila fungsi eksteroseptifnya tidak
terganggu.
4. Graphesthesia :
1. Pemeriksaan dilakukan
dengan mata penderita
tertutup.
2. Angka atau huruf yang ditulis
setinggi 1 mm dapat
dilakukan pada ujung-ujung
jari dan setinggi 4 mm pada
lengan atas dan tungkai.
6. Sensory extinction :
Pemeriksaan dapat dilakukan
dengan menggunakan jarum
yang tumpul, kapas atau meraba
dengan jari.
7. Autotopagnosia : hilangnya
kemampuan untuk
mengidentifikasi bagian dari tubuh
pasien oleh dirinya sendiri.