Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN

KEPERAWATAN
CA-COLOREKTAL

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK)


UNIVERSITAS RIAU

Pendahuluan
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu
kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus
(duodenum, yeyenum, ileum), usus besar (colon),
rektum dan berakhir didubur. Usus besar ini
terdiri dari colon dan rektum.
Kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon
sebelah tengah atas (kolon transversum) dan
kolon sebelah kiri (kolon desenden).
Colon berhubungan dengan usus halus disebut
caecum, bagian kolon yang berhubungan dengan
rektum disebut colon sigmoid.

Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang


bersifat ganas. Bila mengenai colon dan rektum
disebut: Kanker colorektum (Ca-colorektal).
Kanker ini penyebab kematian no. 2 dinegara
barat (Amerika, Irlandia, Afrika, Asia).
Insiden puncak kanker colorektal terjadi pada
pasien berusia antara 50 60 tahun.

Defenisi
Kanker colorektal atau kanker colon / usus besar
adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas
didalam permukaan usus besar atau rektum.
Sebagian besar kanker colorektal disebut
karsinoma dan biasanya berasal dari kelenjer
sekretorik lapisan mukosa. Dan sebagian besar
kanker colorektal berawal dari polip yang sudah
ada sebelumnya (Corwin, 2001: 535)
Lokasi yang paling umum adalah area
rectosigmoid, rectum dan cecum.

Etiologi

Penyebab nyata tidak diketahui, tetapi faktor


resiko teridentifikasi. Bukan penyakit menular.
Terdapat beberapa faktor resiko yaitu :
Riwayat keluarga yang mengalami ca. colorektal,
polip atau peradangan pada kolitis ulseratif.
Wanita lebih berisiko dibandingkan pria
Lebih sering terjadi pada usia diatas 50 tahun
Berisiko pada orang yang mengkonsumsi tinggi
daging, lemak dan rendah serat yang akan
beresiko terjadinya cancer
Kelainan genetik : HNPCC (Hereditary
Monpolyposis Colon Cancer)
Perubahan pada gen tertentu akan meningkatkan
resiko terkena kanker colorektal.

Anatomi Fisiologi

Lanjutan,
Usus besar berbentuk tabung muskular berongga,
panjang sekitar 1,5 m yang terbentang dari
sekum hingga kanalis ani. Diameter 6,5 cm,
tetapi makin dekat anus diameternya semakin
kecil.
Usus besar terbagi atas sekum, colon dan rektum.
Pada sekum terdapat katup ileosekal dan
apendiks yang melekat pada ujung sekum. Katup
ileosekal mengendalikan aliran kimus dari ileum
ke dalam sekum dan mencegah terjadinya aliran
balik dari usus kedalam usus halus. Colon dibagi
lagi menjadi colon asenden, transversum,
desenden dan sigmoid.

lanjutan,
Tempat kolon membentuk kelokan tajam pada
abdomen kanan dan kiri atas berturut-turut
(fleksura hepatika dan fleksura lienalis). Colon
sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan
membentuk lekukan berbentuk S. Lekukan
bagian bawah membelok kekiri kolon sigmoid
bersatu dengan rektum. Bagian utama usus besar
yang terakhir disebut rektum dan membentang
dari kolon sigmoid hingga anus. Satu inci terakhir
dari rektum (kanalis ani) dan dilindungi oleh otot
sfingter ani eksternus dan internus. Panjang
rektum dan kanalis ani adalah 15 cm (5,9 inci).

lanjutan,

Lapisan otot longitudinal usus besar tidak sempurna tetapi


terkumpul dalam 3 pita (taenia koli). Taenia bersatu pada
sigmoid distal, sehingga rektum mempunyai satu lapisan
otot longitudinal yang lengkap. Panjang taenia lebih pendek
dari pada usus, sehingga usus tertarik dan berkerut
membentuk kantong-kantong kecil (haustra). Apendises
epiploika adalah kantong-kantong kecil peritoneum yang
berisis lemak dan melekat disepanjang taenia

Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan


kanan berdasarkan pada suplai darah yang diterima. Arteria
mesenterika superior mendarahi belahan kanan (sekum,
colon asendens, dan dua pertiga proksimal colon
transeversum) dan arteria mesenterika inferior mendarahi
belahan kiri (sepertiga distal colon transversum, colon
desendens, colon sigmoid, dan bagian proksimal rektum)

lanjutan,
Suplai darah tambahan kerektum berasal dari
arteri hemoroidalis media dan inferior yang
dicabangkan dari aretria iliaka interna dan aorta
abdominalis. Usus besar memiliki berbagai fungsi
yang semua berkaitan dengan proses akhir isi
usus. Fungsi usus besar adalah absorpsi. Air dan
elektrolit kolon sigmoid berfungsi sebagai
reservoir yang menampung massa feses yang
sudah terdehidrasi hingga berlangsungnya
defekasi (Sylvia, dkk, 2006 : 456)

Manifestasi
klinik

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker,


tahap penyakit dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi.
Perubahan kebiasaan defekasi menimbulkan
diare, keluar darah bersama dengan feses
Anemia penyebabnya tak jelas, anoreksia,
penurunan berat badan dan keletihan
Nyeri perut hebat dan sembelit
(Sylvia, dkk, 2006 : 467)

Patofisiologi

Epitelium normal Proliferasi epitelium Early adenoma Late


adenoma

Lose off alelle


Ras Onkogen
Lose of
alelle
( Crom 5
)
( Mutasi)
(Crom 18)

CARSINOMA METASTASE

Pemeriksaan
Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik ini bersamaan dengan


pemeriksaan abdomen dan rektal. Prosedur
diagnostik paling penting untuk kanker colon
adalah pengujian darah samar, enema barium
(pemeriksaan radiologi dengan sinar rontgen
(sinar x) pada kolon dan rektum.
Sigmoidoscopy (pemeriksaan dengan suatu alat
berupa kabel seperti kabel koping yang
ujungnya ada alat petunjuk yang ada cahaya
dan bisa teropong)
Colonoscopy = sigmoidoscopy (namun
menggunakan kabel yang lebih panjang.
Pengangkutan secara bedah semua polip yang
dapat mencegah pembentukan kanker.

lanjutan,

Pemeriksaan antigen karsinoembrionik


(CEA) sangat baik bagi indikator
prognosis dan kekambuhan.
Endoskopi + Biopsi .Endoscopi dapat
dikerjakan dengan rigid endoscopi untuk
kelainan-kelainan sampai 25 cm 30 cm,
dengan fibrescope untuk semua kelainan
dari rektum sampai sekum. Biopsi untuk
menentukan jenis tumor secara patologi
anatomis.
Ultrasonografi untuk mengetahui adanya
metastasis kehati

Pengobatan
Pengobatan karsinoma colon dan rektum adalah
pengangkatan tumor dan pembuluh limfe secara
pembedahan. Pembedahan merupakan tindakan primer
untuk kebanyakan kanker colon dan rektal ; jenis
pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran dari
tumor. Tindakan yang paling sering dilakukan adalah
hemikolektomi kanan, kolektomi transversal
hemikolektomi kiri atau reseksi anterior dan reseksi
abdominoperineal. Pembedahan sangat berhasil bila
dilakukan pada pasien yang tidak mengalami metastasis.
Pemeriksaan tindak lanjut dari antigen karsinoembrionik
adalah penanda yang sensitif untuk rekurensi tumor
yang tidak terdeteksi. Daya tahan hidup 5 tahun adalah
sekitar 50 %
Kemoterapy dan radiasi terapi digunakan dengan
kombinasi tindakan bedah untuk memindahkan tumor
sehingga meningkatkan tingkat keberhasilan perwatan.

Pencegaha
n
Gaya hidup dapat mengubah dan juga
mengurangi perkembangan ca colon.
Untuk mengurangi resiko ca. colon dapat
dengan cara diet yang sehat dengan
mengkonsumsi rendah lemak, banyak makan
buah, sayuran yang mengandung serat
Olahraga secara teratur.

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Riwayat kesehatan :
Nyeri abdomen
Pola eliminasi
Penyakit usus inflamasi/polip
kolorektal ?
Kebiasaan diet ?
Penurunan BB ?

Lanjut ..
Pemeriksaan fisik
- Auskultasi: penyumbatan total, BU
meningkat.
- Palpasi: nyeri tekan, distensi, massa
padat.
- Inspeksi: pada feses terdapat darah.

Diagnosa Keperawatan
- Konstipasi b/d lesi obstruksi
- Nyeri b/d kompresi jaringan sekunder
akibat obtruksi
- Keletihan b/d anemia dan anorexia
- Perub nutrisi, kurang dari kebut b/d
anorexia
- Resiko kekuranga vol cairan b/d muntah

Continiu..
- Ansietas b/d renc pembedahan
- Kurang penget mengenai diagnosis,
prosedur pembedahan dan
perawatan diri setelah pulang.
- Gangguan citra tubuh b/d colostomy

Konstipasi b/d obstruksi


Intervensi :
- Memantau frek dan konsistensi
defekasi
- Memberikan laksatif dan enema sesuai
resep.
Nyeri b/d kompresi jaringan sekunder
akibat obstruksi
Intervensi :
- Berikan analgesik sesuai resep
- Atur lingk u/ memungkinkan relaksasi

- Berikan tindakan yg memberikan rasa


nyaman,
Keletihan b/d anemia dan anoreksia
Intervensi :
- Kaji aktivitas toleransi ps.
- Aktivitas diubah dan dijadwalkan u/
memungkinkan periode tirah baring
yg
adekuat dalam upaya menurunkan
keletihan ps
- Pantau aktivitas pasca operatif

Perubahan nutrisi, kurang dari kebut


b/d mual dan anorexia
Intervensi :
- Berikan diet tinggi protein, kalori dan
karbohidrat serta rendah residu
pada
preop selama beberapa hari
- Berikan nutrisi parenteral total.
- Pantau BB setiap hari

Kekurangan vol cairan b/d muntah dan


dehidrasi
Intervensi :
- Catat intake dan output, dan batasi
cairan dan makanan peroral u/
mencegah muntah.
- Berikan antiemetik sesuai yang
diresepkan.
- Pantau elektrolit serum u/ mendeteksi
adanya hipokalemi dan hiponatremia

- Kaji TTV u/ mendeteksi tanda-tanda


hipovolemi : tachikardi, hipotensi
- Kaji status dehidrasi dan laporkan
penurunan dan turgor kolit,
kekeringan
membran mukosa, pemekatan urine,
dan peningkatan BJ urine.
Ansietas b/d rencana pembedahan dan
diagnosis kanker.

Continiu
Intervensi :
- Kaji tkt ansietas ps dan mekanisme
koping u/ mengatasi stress
- Berikn privasi jk diinginkan, instruksikan
dalam latihan relaksasi dan umpan
balik
biologis
- Atur pertemuan dg anggota rohaniawan
jk diinginkan

Continiu..
- tingkatkan rasa nyaman pasien dg
bersikap relaks dan empati.
Kurangnya pengetahuan mengenai
diagnosis, prosedur pembedahan dan
perawatan diri setelah pulang.
Intervensi :
- Kaji pengetahuan pasien
- Berikan informasi pada pasien tentang

Continiu..
persipan fisik.
Gangguan citra tubuh b/d colostomy
Intervensi :
- Berikan dorongan u/ mengungkapkan
perasaan dan keprihatinan.
- Berikan lingk yg suportif dan sikap u/
meningkatkan adaptasi ps thdp perub
gaya hdp yg berhub dg perawatan
stoma

Anda mungkin juga menyukai