PP Efusi
PP Efusi
Skema sistem
pernapasan :
Hidung
faring
laring
trakea
bronkus kanan dan kiri
bronkiolus kanan
dan kiri
alveolus
(alveolus tipe I yang
membentuk dinding
alveolus dan alveolus
tipe II yang
menghasilkan
surfaktan). ( Potter &
Perry, 2005)
Copyright Wondershare Software
Ventilasi
Osmosis (Pertukaran gas)
Difusi (Transportasi gas)
Pernapasan Internal
Oksigen yang telah berdifusi ke dalam darah dibawa
kedalam hemoglobin yang sekarang disebut
oksihemoglobin,menuju ke jaringan.Disini,tekanan
oksigen rendah sehingga gas berdifusi keluar dari
darah dan masuk kedalam jaringan.
Pernapasan internal melibatkan sel-sel tubuh,
sehingga dikenal juga dengan nama pernapasan
selular.
Copyright Wondershare Software
DEFINISI
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan untuk
penimbunan cairan dalam rongga pleura ( Price &
Wilson, 2006 ). Efusi pleura adalah pengumpulan
cairan dalam ruang pleura yang terletak di antara
permukaan viseral dan parietal yang terjadi akibat
gangguan keseimbangan tekanan hidrostatik atau
onkotik
Normalnya terdapat sejumlah kecil cairan (5-10 ml /
15-20 ml) berfungsi sebagai pelumas yang
memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa
adanya friksi
( Smeltzer & Bare, 2002)
Copyright Wondershare Software
ETIOLOGI
Jenis cairan yang dihasilkan di rongga pleura yaitu:
Transudat
Transudat bisa terjadi akibat peningkatan tekanan
hidrostatis, penurunan tekanan onkotik dan
peningkatan tekanan negative intrapleura.
Transudat berhubungan dengan penyakit-penyakit
seperti:
Gagal jantung kongestif
peningkatan tekanan hidrostatis.
Sirosis hepatis
Eksudat
Eksudat terjadi akibat peningkatan
permeabilitas vaskuler dan penurunan
drainase cairan limfe. Cairan eksudat
terbentuk akibat infeksi bakteri atau tumor
/kanker yang mengenai pleura, seperti
pneumonia, TBC dan kanker paru.
PATOFISIOLOGI
Tertimbunnya cairan pleura secara berlebihan
sebagai akibat transudasi (perubahan tekanan
hidrostatik dan onkotik) dan eksudasi (perubahan
permeabilitas membran) pada permukaan pleura
seperti terjadi pada proses infeksi dan neoplasma.
Pada keadaan normal ruangan interpleura terisi
sedikit cairan untuk sekedar melicinkan permukaan
kedua pleura parietalis dan viseralis yang saling
bergerak karena pernapasan. Cairan disaring keluar
pleura parietalis yang bertekanan tinggi dan diserap
oleh sirkulasi di pleura viseralis yang bertekanan
rendah. Hal ini menyebabkan penurunan ekspansi
paru mak terjadi kompresi pada paru.
PEMERIKSAAN FISIK
Meliputi :
Inspeksi
Inspeksi thoraks dari segi bentuk simetri atau tidak,
apakah terjadi perubahan warna pada kulit di atas
thoraks serta turgornya, dan apakah ada penipisan
jaringan subkutan.
Perkusi
Terdengar bunyi pekak hingga datar terjadi karena
penumpukan cairan di dasar paru.
Terdengar bunyi redup jika ada pneumothoraks.
Vocal fremitus yang menurun.
Auskultasi
Bunyi nafas akan menghilang atau tidak terdengar
karena cairan yang memisahkan saluran udara dari
stetoskop.
Bunyi nafas bronchial dan bronkofoni ( Smeltzer &
Bare, 2002 ).`
Copyright Wondershare Software
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.Rontgen Dada
Rontgen dada biasanya merupakan langkah
pertama yang dilakukan untuk mendiagnosis
efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan
adannya cairan yaitu akan berwarna putih.
2. USG dada
USG bisa membantu
menentukan lokasi dari
pengumpulan cairan yang
jumlahnya sedikit, sehingga bisa
dilakukan pengeluaran cairan.
Copyright Wondershare Software
3. Torakosentesis
Dengan cara pengambilan cairan melalui
sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela
iga
kedalam rongga dada dibawah pengaruh
pembiusan lokal.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan pengobatan adalah untuk
menemukan penyebab dasar, mencegah
penumpukan kembali cairan, dan
menghilangkan ketidaknyamanan serta
dispnue. Pengobatan spesifik ditujukan
pada penyebab dasar ( misalnya gagal
jantung kongestif, pneumonia, sirosis )
( Smeltzer & Bare, 2002 )
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul dari
tinjauan pustaka mengenai asuhan keperawatan pada klien
efusi pleura yaitu :
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan paru-paru
yang terkompresi
Risiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan suplai
oksigen yang tidak adekuat
Ansietas berhubungan dengan dispnue
Risiko infeksi berhubungan penumpukan cairan di rongga
pleura
Nyeri berhubungan dengan inflamasi rongga pleura
Copyright Wondershare Software
PNEUMOTORAKS
DEFINISI
Pneumotorak memiliki berbagai macam definisi
yang dikemukakan oleh beberapa ahli
diantaranya yaitu, menurut Price (2005)
pneumotoraks adalah adanya udara dalam
rongga pleura akibat robeknya pleura.
Pneumotorak adalah kolapsnya sebagian atau
seluruh paru yang terjadi sewaktu udara atau gas
lain masuk ke ruang pleura yang mengililingi paru
(Corwin,2000). Pleura merupakan membrane
tertutup, berdinding dada yang melapisi rongga
toraks, terdiri dari pleura parietalis (melapisi
rongga dada) dan pleura viseralis (membungkus
masing-masing paru). Rongga pleura adalah
ruang potensial antara pleura parietal dan
viselaris yang berisi beberapa milliliter cairan
pleura,yang memberikan lubrikasi,memudahkan
lapisan pleura saling gesek selama proses
respirasi.
Copyright Wondershare Software
ETIOLOGI
1. Pneumotoraks traumatik/terbuka
Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa
bersifat menembus (luka tusuk,peluru) atau tumpul (benturan
pada kecelakaan kendaraan bermotor). Pneumotoraks pada
trauma tumpul dada seringkali disebabkan oleh fraktur iga yang
menusuk ke parenkim paru sehingga terkadang banyak pasien
dengan pneumotoraks traumatik juga mempunyai gejala
perdarahan yang mengakibatkan hemopneumotoraks.
Apabila dinding dada terbuka dan udara masuk ke rongga pleura
yang dalam keadaan normal memiliki tekanan yang lebih rendah
dari tekanan atmosfir dan secara normal paru akan kolap sampai
batas tertentu. Namun, jika terbentuk saluran terbuka, maka kolap
akan masih terjadi sampai tekanan dalam rongga pleura sama
dengan tekanan atmosfir. Pneumotoraks juga bisa merupakan
komplikasi dari tindakan medis tertentu (misalnya torakosentesis).
2. Pneumotoraks spontan
Pneumotoraks spontan primer terjadi secara tibatiba, tidak terduga
dan tanpa
kecelakaan atau trauma serta tanpa penyakit yang
mendasarinya dan dinding dada dalam keadaan
utuh/tidak mengalami kebocoran. Pneumotoraks
spontan diduga disebabkan oleh pecahnya kantung
kecil berisi udara di dalam paru-paru yang disebut
bleb atau bulla yang diameternya tidak lebih dari 12 cm yang berada dibawah permukaan pleura
viseralis,dan sering ditemukan di daerah apeks
lobus superior dan inferior. Terbentuknya bleb
yaitu karena adanya perembesan udara dari
alveolus yang dindingnya ruptur melalui jaringan
intersisial ke lapisan jaringan ikat yang berada
dibawah pleura viseralis.
Copyright Wondershare Software
PATOFISIOLOGI
Trauma, dinding dada di lubangi (akibat iga yang patah atau luka
tusuk)
Terjadi hubungan antara rongga pleura dengan dunia luar (atmosfer
atau paru)
Udara akan masuk rongga pleura
Rongga pleura terisi oleh udara
Pengubahan tekanan dalam rongga pleura (tekanan intapleura dan
intra alveolus seimbang dengan tekanan atmosfer)
Gradien tekanan transmural tidak ada lagi (di dinding dada dan
dinding paru)
MANIFESTASI KLINIS
Gejalanya bisa berupa:
Nyeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba akibat trauma dada,
dan semakin nyeri jika penderita menarik napas dalam atau
terbatuk.
Dada terasa sempit.
Ini merupakan persepsi subjektif yang diungkapkan oleh klien yang
mengalami pneumotoraks.
Apabila pneumotoraknya luas, atau apabila yang terjadi adalah
tension pneumotorak dan udara menumpuk di rongga pleura, maka
paru akan kolaps, jantung, pembuluh besar, serta trakea dapat
bergeser ke paru yang sehat sehingga dada tampak asimetris,
selain itu keadaan ini juga akan meningkatkan tekanan intratorak
yang akan menganggu fungsi pernapasan dan sirkulasi, arus balik
vena ke jantung akan mengalami gangguan, menyebabkan
penurunan curah jantung dan merusak sirkulasi perifer.
Pada luka tembus dada, bunyi aliran udara terdengar pada area
luka tembus.
Gejala lainnya yang mungkin di temukan: Hidung tampak
kemerahan,cemas,stres tegang.
PENATALAKSANAAN
penatalaksanaan pneumotoraks ini bertujuan
untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura,
sehingga paru-paru bisa kembali
mengembangkan. Pada pneumotorak yang kecil
biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan,
karena tidak menyebabkan maslah pernapasan
yang seris dan dalam bebrapa hari udara akan
diserap. Penatalaksanaan pneumotorak
tergantung dari jenis pneumotorak,derajat
kolaps,berat ringannya gejala,serta penyakit yang
mendasari. Untuk melaksanakan pengobatan
tersebut dapat dilakukan tindakan bedah.
1. Tindakan Medis
Tindakan medis yang dapat dilakukan yaitu,Tindakan observasi, yaitu dengan
mengukur tekanan intra pleural, menghisap udara dan mengembangkan paru.
Tindakan ini terutama di tujukan penderita pneumotorak tertutup atau
terbuka, sedangkan untuk pneumotorak tekanan pasien harus segera
diberikan oksigen konsentrasi tinggi untuk mengatasi hipoksia, dalam keadaan
darurat tindakan utama yang harus dilakukan adalah dikompresi terhadap
tekanan intra pleura yang tinggi tersebut yaitu dengan membuat hubungan
dengan udara luar untuk membuang udara dan paru kembali mengembanga.
Pada pneumotorak terbuka dibutuhkan tindakan kedaruratan untuk
menghentikan aliran udara yang melewati lubang pada dinding dada, dan ini
merupakan tindakan untuk penyelamatan jiwa. Pada situasi darurat ini, apa
saja dapt digunakan untuk menutup atau mengisi luka dada
(handuk,saputangan). Jika sadar, pasien di intsruksikan untuk menghirup dan
mengejan dengan glotis tertutup. Aksi ini membantu mengembangkan
kembali paru dan mengeluarkan udara dari torak. Biasanya,selang dada yang
dihungkan dengan drainase water-seal dipasang untuk memungkinkan udara
mengalir.
2. Tindakan Dekompresi
Membuat hubungan rongga pleura dengan dunia luar
dengan dunia luar dengan cara:
Menusukkan jarum melalui dinding dada terus
masuk ke rongga pleura dengan demikian tekanan
udara yang positif di rongga pleura akan berubah
menjadi negatif karena udara keluar melalui jarum
tersebut.
Membuat hubungan dengan udara luar melalui
kontra ventil:
Salah satu cara untuk membuat hubungan dengan
udara luar melalui
kontra ventil yaitu dengan pipa
water sealed drainage (WSD).
WSD merupakan tindakan invasif yang dialakukan
untuk mengeluarkan udara, cairan ( darah, pus ) dari
rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum
dengan menggunakan pipa penghubung.
Copyright Wondershare Software
3. Tindakan bedah
1. Dengan pembukaan dinding thoraks melalui operasi dicari lubang
yang menyebabkan pneumotoraks dan dijahit
2. Pada pembedahan, apabila dijumpai adanya penebalan pleura
yang menyebabkan paru tidak dapat mengembang, maka
dilakukan pengelupasan (dekortisasi)
3. Dilakukan pengangkatan (reseksi) pada bagian paru yang tidak
berfungsi dan tidak dapat dipertahankan kembali karena
mengalami robekan
4. Pilihan terakhir dilakukan pleurodesis atau perlekatan antara
kedua pleura ditempat fistula
HEMOTORAKS
DEFINISI
Hemotoraks adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh
akumulasi darah dalam rongga pleura. Biasanya disebabkan
oleh trauma tumpul atau trauma tajam pada dada, yang
mengakibatkan robeknya membran serosa pada dinding dada
bagian dalam/pleura atau mungkin disebabkan oleh
pembedahan, terutama bila telah terjadi kerusakan yang lebih
besar pada pembuluh darah di dinding dada. Hal ini akan
mengakibatkan darah mengalir kedalam rongga pleura, yang
akan menyebabkan penekanan pada paru. Pada trauma
tumpul, tulang rusuk mungkin saja melukai paru atau artery
pulmonalis, sedangkan pada trauma benda tajam/luka tusuk,
benda-benda tajam seperti pisau atua peluru menembus dada
dan melukai paru..
Kehilangan darah dapat terjadi secarah massif, setiap sisi
toraks bisa terisi oleh 30% - 40% dari volume darah seseorang.
Jika tidak ditanggulangi, kondisi ini bisa berkembang menjadi
keadaan dimana akumulasi darah akan menekan mediastinum
dan trakea.
ETIOLOGI
Penyebab hemotoraks yang paling umum
adalah luka-luka traumatis pada dada dan
fraktur iga. Seseorang bisa juga menderita
hemotorak setelah mengalami
pembedahan pada dada, atau yang
beresiko mengalami pendarahan atau juga
yang sedang menerima bahan pengencer
darah (anti koagulan), atau terjadi
bersamaan dengan pneumotoraks
(hemopneumotoraks).
Copyright Wondershare Software
Trauma dada
Matinya jaringan paru (pulmonary infarction)
Kanker paru
Pembedahan toraks atau pembedahan jantung
TBC
PATOFISIOLOGI
Trauma tumpul, tajam pada dada atau pembedahan
Robeknya membrane serosa pada dinding dada bagian dalam
Kerusakan besar pada pembuluh darah di dinding dada
Darah mengalir kedalam rongga pleura
Rongga pleura terisi darah
Penekanan pada paru
Penurunan ekspansi paru
Pola nafas
tidak efektif
Copyright Wondershare Software
MANIFESTASI KLINIS
1. Takipnea
2. Dipsnea
3. Penurunan frekuensi pernafasan atau tidak terdengar bunyi
nafas pada daerah yang mengalami trauma.
4. Pada saat perkusi terdengar dull resonance/dullness diarea
yang terdapat cairan
5. Dada tidak simetris ketika inspirasi
6. Ansietas
7. Nyeri dada
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Apakah pasien napas dengan tenang, inspeksi
thoraks dari segi bentuk simetri atau tidak, apakah terjadi
perubahan warna pada kulit di atas thoraks serta
turgornya, dan apakah ada penipisan jaringan subkutan.
Perkusi
Terdengar bunyi pekak hingga datar terjadi karena
penumpukan cairan di dasar paru.
Terdengar bunyi pekak jika ada pneumothoraks.
Auskultasi
Bunyi nafas akan menghilang atau tidak terdengar karena
cairan yang memisahkan saluran udara dari stetoskop
( Smeltzer & Bare, 2002 )
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.Rontgen dada (untuk menunjukkan adanya udara diluar
paru-paru)
PENATALAKSANAAN MEDIS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pola pernafasan tidak efektif B.D penurunan ekspansi paru
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan
B.D kurang terpajan pada informasi
Ansietas/ketakutan B.D krisis situasional
Nyeri B.D cedera parenkim paru, fraktur iga
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan
terhadap kondisi
PEMECAHAN KASUSKASUS
KASUS I
Pasien di rawat di ruang paru dengan
keluhan sesak napas sejak 2 hari yang
lalu, sesak dirasakan semakin
bertambah berat, pernapasan cepat
lebih dari 32x/mnt, suara napas pada
area paru basal kanan menurun dan
hasil perkusi didapatkan suara redup
pada daerah tersebut.
PEMECAHAN KASUS
1.PENGKAJIAN UMUM
Aktifitas/istirahat
Gejala : dispneu dengan aktifitas ataupun istirahat
Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya gagal jantung
Tanda : Takikardi,hipertensi/hipotensi,
Psikis/perasaan: ketakutan, gelisah
Nyeri/kenyamanan
Pernapasan: Kesulitan bernapas, Batuk, riwayat
bedah dada/trauma
Riwayat penyakit terdahulu : Gagal jantung
kongestif, Sindrom nefrotik, pneumonia, TBC
Kebiasaan hidup : apakah merokok
Copyright Wondershare Software
2.ANALISA DATA
1. DS : Pasien mengeluhkan sesak napas sejak 2 hari yang
lalu
DO : Pernapasan cepat lebih dari 32x/menit
Pola napas tidak efektif
2. DO : Suara napas pada area paru basal kanan
menurunHasil perkusi didapatkan suara redup pada daerah
tersebut
Gangguan pertukaran gas
WOC
Infeksi dan neoplasma
Penimbunan cairan transudat dan eksudat
Cairan tertimbun di rongga pleura
Penurunan ekspansi paru
Suplai O2 menurun
Sesak napas
paru
Terjadi kompresi
Gangguan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
dari data yang telah didapat pada kilen dengan
efusi pleura yaitu sebagai berikut :
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
paru-paru yang terkompresi
KASUS II
Klien dengan hemopneumotoraks, post
pemasangan WSD 2 jam yang lalu dengan
system 1 botol, selang WSD terendam
dalam botol 3 cm, cairan berwarna merah
darah. Undulasi positif dengan tinggi 5 cm.
RR 32x/mnt, napas dangkal, merasa nyeri
jika batuk dan menarik napas dalam. Suara
napas menurun pada sisi yang terpasang
selang dada. Klien merasa cemas dan
bertanya bagaimana cara ke kamar mandi.
Copyright Wondershare Software
PENGKAJIAN UMUM
Aktifitas/istirahat
Klien yang mengalami hemopneumotoraks akan mengalami
dispneu yaitu kesulitan dalam bernapas ketika melakukan
aktifitas ataupun dalam keadaan istirahat sehingga mengalami
penurunan toleransi dalam beraktifitas.
Psikis/perasaan
Akibat dari hemopneumotoraks yang diderita oleh klien dapat
mempengaruhi psikologis klien yaitu merasa khawatir dan
gelisah terhadap penyakit yang diderita nya akibat dari kurang
pengetahuan terhadap kondisi dan aturan pengobatan.
Nyeri/kenyamanan
Dengan adanya darah dan udara di rongga pleura
menyebabkan paru-paru bekerja lebih berat sehingga klien akan
merasakan nyeri terutama pada saat napas dalam. Hal ini juga
disebabkan oleh adanya trauma pada dinding dada klien.
Apakah klien pernah mengalami trauma baik berupa trauma
tumpul seperti terbentur akibat kecelakaan bermotor, trauma
tajam berupa luka tusuk dan pernah dilakukan pembedahan
pada toraks.
Copyright Wondershare Software
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Inspeksi thoraks dari segi bentuk simetri atau tidak, apakah
terjadi perubahan warna pada kulit di atas thoraks serta
turgornya, dan apakah ada penipisan jaringan subkutan.
Perkusi
1. Terdengar bunyi pekak hingga datar terjadi karena
penumpukan cairan di dasar paru.
2. Terdengar bunyi timpani jika ada pneumothoraks.
3. Vocal fremitus yang menurun.
Auskultasi
1. Bunyi nafas akan menghilang atau tidak terdengar karena
cairan yang memisahkan saluran udara dari stetoskop.
2. Bunyi nafas bronchial
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Rontgen Dada (langkah pertama
yang dilakukan untuk
mendiagnosis efusi pleura)
2. Uji Fungsi Pulmonal
3. CT scan dada
4. USG dada
5. Torakosentesis
6. Biopsi
1.
PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan adalah untuk
menemukan penyebab dasar,
mencegah penumpukan kembali cairan,
dan menghilangkan ketidaknyamanan
serta dispnue. Pengobatan spesifik
ditujukan pada penyebab dasar
( misalnya gagal jantung kongestif,
pneumonia, sirosis )
( Smeltzer
& Bare, 2002 ).
Copyright Wondershare Software
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif
berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru
2. Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan paru-paru
yang terkompresi.
Copyright Wondershare Software