Anda di halaman 1dari 53

GAMBARAN UMUM

Klarifikasi Istilah
Penetapan Masalah
Penjelasan Sementara
Analisis Masalah
Learning Objective
Learning Issue
Kesimpulan
Referensi

KASUS 1

Takut divaksinasi

Ny.Susi berumur 19 tahun membawa putri


pertamanya yang bernama Sisi berusia 6 bulan
ke Puskesmas. Ia datang pada hari Rabu yaitu
hari vaksinasi di Puskesmas tersebut karena
dianjurkan oleh tetangganya. Susi takut anaknya
menjadi autis karena divaksinasi.
Kata Kunci: vaksin, autis, Puskesmas

Klarifikasi istilah
Vaksinasi : imunisasi aktif secara buatan,

yaitu sengaja memberikan antigen yang


diperoleh dari agen menular sehingga
tanggap kebal dapat ditingkatkan dan
tercapai resistensi terhadap agen menular
tersebut.
Vaksin : bahan antigenik yang digunakan
untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga dapat mencegah/
mengurangi pengaruh infeksi.

Autis merupakan gangguan perkembangan

otak yang ditandai dengan tingkah laku


yang aneh, menolak kehdiran orang lain,
mengalai kemunduran dalam berbahasa,
bicara dan sosialisasi.
Puskesmas merupakan pelaksana teknis
dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerjanya

PENETAPAN MASALAH
Terlambat divaksinasi

PENJELASAN SEMENTARA
Takut divaksinasi karena dapat menyebabkan

autis

ANALISIS MASALAH
Cara Kerja
Vaksin
Jadwal
pemberian
vaksin

KIPI

Jenis jenis
vaksin

VAKSINASI

Vaksin yang
tersedia

Cara
pemberian
Vaksin
Kontra Indikasi

Prinsip
penyimpanan

LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa dapat mengetahui dan

memahami :
Jenis-jenis vaksin
Cara kerja vaksin
Jadwal pemberian vaksin
Cara pemberian vaksin
Kontra Indikasi
Vaksin yang tersedia di pasaran
Kejadian Ikutan pasca imunisasi
Keberhasilan vaksin
Prinsip penyimpanan vaksin

LEARNING ISSUE
Kejadian Ikutan pasca imunisasi
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

vaksin
Prinsip penyimpanan vaksin
Imunisasi wajib di puskesmas

Sejarah imunisasi
Imunisasi di Indonesia sejak Tahun 1956
1974 Indonesia dinyatakan bebas Cacar oleh WHO, dan 1978

seluruh Dunia dinyatakan bebas Cacar.


Tahun 1973 vaksinasi BCG secara menyeluruh merupakan bagian

dari program Imunisasi.


Berturut-turut menyusul penambahan jenis antigen dlm program

imunisasi yaitu ;
1974 Tetanus Toxoid (TT)
1976 DPT
1981 Polio
1982 Campak
2000 Hep.B

Klasifikasi Vaksin
Vaksin
Hidup
Klasifikasi
Vaksin

Vaksin Mati
Vaksin
Subunit

OPV, BCG

IPV
Vaksin Toxoid
Vaksin
Polisakarida
Vaksin
konjugat
Vaksin
Rekayasa
Genetika

DPT, TT, DT,


Haemophilus
infulenzae,
Streptococcus
pneumonie, Neisseria
Meningitidis,
Salmonella thypi

HBV, HCV

JENIS VAKSIN
Vaksin hidup/Life Attenuated (bakteri atau virus

hidup yang dilemahkan


Campak, gondongan, rubella, polio, rotavirus,
yellow fever
BCG, Typhoid oral
Vaksin mati/ Inactivated (bakteri, virus atau
komponennya dibuat tidak aktif)
influenza, polio, rabies, Hepatitis A
Pertusis, kolera, tipoid, lepra

Jenis Vaksin
Vaksin Bakteri

Vaksin
Hidup

Vaksin
Inaktif

Campak
Parotitis
Rubela
Varisela

BCG

Difteria
Tetanus
Pertusis
Kolera

Vaksin Virus

Meningo
Pneumo
Hib
Typhim
Vi

OPV
Yellow
Fever

Influenza

Rabies
IPV
Hepatitis B
Hepatitis A

Imunisasi
sesuai Kelompok Umur
Bayi
.
Lahir-1 th
Balita
1-4th

Imunisasi dasar
Imunisasi ulangan
Catch-up immunization

Usia sekolah
5-12 th

Catch-up immunization

Remaja
13-18 th

Catch up immunization

Lansia

Persiapan masa dewasa & kehamilan

Mengurangi morbiditas

Jenis Vaksin Sesuai Kelompok Umur


Lahir-1 th
1-4th

BCG, Polio, Hepatitis B, DTP , Campak+


Hib,Pnemokokus,Rotavirus
DPT, Polio, MMR, Tifus, HepA,
Varisela, Influenza, Hib, Pneu

5-12 th

DPT, Polio,Campak, MMR, Tifoid,


HepA, Varisela, Influenza, Pneu

12-18 th

TT, HepB, (MM)R, Tifoid, HepA,


Varisela, Influenza, Pneumo,HPV

Lansia

Influenza dan Pneumokokus

Jenis imunisasi untuk balita yang diwajibkan:


1.
2.
3.
4.
5.

Vaksin
Vaksin
Vaksin
Vaksin
Vaksin

BCG (Bacillus Calmette-Guerin)


DPT/DTP
Polio
Campak
Hepatitis B

BCG
Vaksin hidup yang dibuat dari mycobacterium bovis yang di

biakkan selama 1-3 tahun sehingga didapatkan basil yang


tidak virulen, tetapi masih memiliki imunogenitas.
Vaksin BCG merupakan vaksin hidup sehingga tidak
diberikan pada pasien imunokompronise jangka panjang
(leukimia, pengobatan steroid jangka panjang, HIV).
Tujuan imunisasi BCG tidak untuk mencagah TBC tetapi
megurangi resiko TBC berat, seperti TBC meningitis dan TBC
miliar .
Cara Kerja vaksin :

Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Terhadap Infeksi Basil


Yang Virulen
Imunitas Timbul Setelah 8 Minggu

Vaksin BCG

HEPATITIS B
Upaya preventif khusus hepatitis B ditempuh

dengan imunisasi pasif dan imunisasi aktif .


Imunisasi Pasif
Hepatitis B Immune Globulin (HBIG)
Hanya untuk jangka waktu 3-6 bln
Hanya pada kondisi pasca paparan : needle
stick injury, kontak seksual, bayi dgn ibu VHB
Imunisasi Aktif (VHB)
Dosis
: 0,5 cc, im, anterolateral paha
Jumlah Pemberian : 4 kali 1, 2, 2-5 bulan

Vaksin Hepatitis B
(Engerix-B, Euvax-B, Hepvac-B)

ORAL POLIO VAKSIN


(OPV)
Vaksin virus polio hidup oral berisi virus polio tipe

1, 2, 3.
Vaksin digunakan rutin sejak bayi lahir sebagai
dosis awal.
Imunisasi dasar umur 2-3 bulan dalam 3 dosis
terpisah berturut turut dengan interval 6-8
minggu untuk mendapatkan imunitas jangka
lama.
Dosis
: 2 tetes (0,1 ml), secara oral
Kontra indikasi : demam akut, muntah, diare
hebat , gangguan kekebalan

Vaksin Polio Oral


(OPV)
Heat Marker
Vaccine Vial Monitor (VVM)

DPT (Diphteri, Pertusis, dan


Tetanus)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk

mencegah terjadinya penyakit difteri.


Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang
mengandung racun kuman difteri yang telah
dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat
merangsang pembentukan zat anti (Toksoid).
Jadwal pemberian : 2 11 bulan
Interval jarak pemberian minimal : 4 minggu
Dosis
: 0,5 cc, im

Vaksin Difteri Tetanus Pertusis whole cells (DTPw)


dan Tetanus Toksoid (TT)

Heat Marker /
Vaccine Vial Monitor
(VVM)

Vaksin Difteri Tetanus Pertusis aselular (DTPa)

CAMPAK
Ada dua jenis vaksin campak , yaitu vaksin yang

berasal dari virus campak hidup dan dilemahkan dan


vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan.
Dosis
: 0,5 ml, SC pd usia 9 bulan
Imunisasi ulangan perlu diberikan pada saat anak
masuk SD (5-6 tahun) untuk mempertinggi
serokonversi.
Booster
: 5-6 tahun
Bila sudah diberikan MMR pada usia 15-18 bln tidak
perlu booster
Kontra indikasi : demam tinggi, hamil, riwayat alergi

Vaksin Campak
Heat Marker
Vaccine Vial Monitor
(VVM)

Teknik Penyuntikan dan Penetesan


Intramuscular
e.g. hepatitis A and B,
DTP

Subcutaneous
e.g. measles, mumps,
rubella, varicella

Intradermal
Oral
e.g. polio

BCG

IMUNISASI ANJURAN
Berdasarkan buku Imunisasi Pada Neonatus Bayi

dan Balita oleh Muslihatun (2010) imunisasi yang


tidak termasuk dalam program pemerintah adalah :
1. MMR
2. HIB
3. Tifoid
4. Hepatitis A
5. Varisella
6. Influenza

MMR (MEASLES, MUMPS, RUBELLA)


merupakan vaksin kombinasi
Untuk mencegah penyakit MMR
Dosis
: 1 kali, 0,5 cc, secara IM atau SC dalam
Jadwal : usia 9 bulan, 15 18 bulan
Booster : 10 12 tahun, atau 12 18 tahun
Indikasi : anak dengan penyakit kronis, kelainan

jantung, gagal tumbuh, sindroma down, HIV/AIDS,


anak dengan riwayat kejang
Kontra Indikasi : alergi berat, demam akut,
gangguan imunitas, sedang mendapat vaksin hidup
lain
KIPI : malaise, ruam, demam, kejang, ensefalitis,
pembengkakan kelenjar parotis, meningoensefalitis,
trombositipeni

Vaksin Mumps Morbili Rubela


(MMR)

HAEMOPHILUS INFLUENZA TIPE B


(HiB)
Vaksin dibuat dari kapsul polyribosyribitol

phosphate
Mencegah HiB yang dapat menyebabkan
meningitis, pneumonia, selulitis, artritis,
epiglotis
Jadwal : 2, 4 , 6 bulan
Dosis
: 0,5 cc secara IM
Booster : 18 bulan

Vaksin Haemophilus influenza b (Hib)

Pneumokokus

-> Mencegah pneumonia, bakterimia,


meningitis
-> Dosis tunggal : 0,5 cc secara IM
-> Indikasi : lansia, anak dengan penyakit
sickle cell usia lebih 2 tahun, pasien
imunokompromise
KIPI
: eritema, nyeri ringan pada
tempat suntikan, myalgia, demam
Kontra indikasi : reaksi anafilaksis

Prinsip Imunisasi :

Roitt Immunology 2001

RESPON IMUN
1. PRIMER

Terjadi pada pajanan pertama kalinya


dengan antigen
Terbentuk antibodi Ig M
2. SEKUNDER

Terjadi setelah terpajan ulang dengan


antigen yang sama
Terbentuk antibodi Ig G

Alur Terjadinya Kekebalan


Antigen
Sistim imun

Seluler

Humoral
Kekebalan

Penyimpanan Vaksin
Aturan umum:
Sebagian besar harus didinginkan pada suhu 2-8o
C
DPT, HIB, hepatitis B, hepatitis A,BCG (tidak beku)
OPV, Yellow fever (dapat dalam keadaan beku)
Pengenceran
Vaksin kering yang beku harus diencerkan dengan
pelarut khusus
Digunakan dalam periode waktu tertentu,
misalnya vaksin campak yang telah diencerkan
cepat berubah warna pada suhu kamar.

Cool Box
Untuk Menyimpan Vaksin

Plastik penetes (dropper) Polio


JANGAN disimpan di lemari es
karena jadi rapuh, mudah robek

Masa simpan vaksin belum dipakai


Jenis Vaksin

Suhu Penyimpanan

Umur Vaksin

BCG

+2 s/d +8C
-15s/d -25C

1 tahun
1 tahun

DPT

+2 s/d +8C

2 tahun

Hepatitis B

+2 s/d +8C

26 bulan

TT

+2 s/d +8C

2 tahun

DT

+2 s/d +8C

2 tahun

OPV

+2 s/d +8C
-15 s/d -25C

6 bulan
2 tahun

Campak

+2 s/d +8C
-15 s/d -25C

2 tahun
2 tahun

Vademicum Bio Farma Jan.2002

Indikasi Kontra Vaksin


Umum (untuk semua vaksin)
Reaksi anafilaksis
Sakit sedang atau berat

Khusus
DTP / DTPa : ensefalopati dalam 7 hari pasca

vaksinasi DPT/DTPa

DIFTERIA

Pertusis

POLIO

RUBELA
HIB

GONDONGAN/MU
MPS

VARISELA
CAMPAK

Kesimpulan
Vaksinasi adalah imunisasi aktif secara buatan,

yaitu sengaja memberikan antigen yang diperoleh


dari agen menular pada ternak sehingga tanggap
kebal dapat ditingkatkan dan tercapai resistensi
terhadap agen menular tersebut.
Jenis vaksin yang wajib :
1. Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
2. Vaksin DPT/DTP
3. Vaksin Polio
4. Vaksin Campak
5. Vaksin Hepatitis B

Referensi
Kassianos GC, penyunting. Immunization Childhood

and Trame Health. Edisi ketiga. London: Blackwell


Science, 1996.
World Health Organization. Surveillance of adverse
events following immunization. Field guide for
managers of immunization programmes. Geneva:
WHO, 1997.
Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia, Edisi
IV, 1995
Abbas AK, Lichtman AH, Prober JS. Cellular and
Molecular Immunology.2nd edition. W. B. Saunders
Company: Philadelphia, 1994.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai