Anda di halaman 1dari 55

PRESENTASI KASUS

GLOMERULONEFRITIS AKUT
P E M B I M B I N G : D R . Y O S I A N N A L I S K A , S P.A
D E PA R T E M E N I L M U K E S E H ATA N A N A K R S U D K A R A W A N G
E N D A H WA H Y U M E N AT R I ( 0 3 0 . 1 0 . 0 9 3 )

IDENTITAS PASIEN & ORANGTUA


Nama :An. M

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 10 tahun
Agama: Islam

Suku Bangsa : Sunda/Indonesia


Pendidikan

:-

Alamat: Bubulak RT 02 RW 06, Kel. Puspasari Kec. Pedes - Karawang


Ayah:
Nama : Tn. W

Ibu :
Nama : Ny. Y

Umur : 48 tahun

Umur : 45 tahun

Alamat : Bubulak RT 02 RW 06,

Alamat Bubulak RT 02 RW 06,

Karawang

Karawang

Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


Agama : Islam

ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan Ny. Y (ibu kandung
pasien) dan TN. W (ayah kandung pasien)
Lokasi : Bangsal rawat inap Rawamerta ruangan 155
Tanggal / waktu

: 9 Februari 2016, pukul 13.00 WIB

31 Januari 2016, pukul 15.00 WIB (IGD)


Keluhan utama

: Kejang sebanyak 2 kali kurang lebih 10 menit sejak pagi hari

Keluhan tambahan: Batuk (+) berdahak (+) sejak 1 minggu yang lalu, bengkak
pada wajah sejak 3 hari yang lalu dan muntah sejak 1 hari yang lalu sebanyak 4
kali berisi makanan, BAB cair sebanyak 3 kali ampas (+) lendir (+) darah (-)

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien batuk
sejak 2 bulan
SMRS,
berdahak sulit
dikeluarkan

Seminggu
sebelum nya
pasien demam
tidak terlalu
tinggi, sudah
pernah terjadi
beberapa kali

Pasien
dibawa ke RS

BAB (-) 2 hari,


BAK baik

Pasien dibawa
ke RS

Dilakukan
pemasangan
WSD di dada
kanan: cairan
kemerahan2 kolf

WSD masih
terpasang

Disertai
keringat dingin
malam hari +
kadang
menggigil
2 hari SMRS
pasien mual,
muntah,
disertai batuk,
sesak hingga
nyeri dada
kanan

Berat badan
menurun tanpa
sebab 2 bulan
terakhir
Sudah
mengkonsumsi
OAT jalan bulan
ke-2, namun
sering muntah
tiap kali minum
OAT

Setalah
pemasangan
sesak
berkurang,
keringat
dingin (+)

Tes mantoux
(+)

Keluhan lain
disangkal

Saat ini pasien


hanya
mengeluhkan
batuk, jarang dan
tidak berdahak

RIWAYAT KEHAMILAN DAN


PERSALINAN
KEHAMILA
N

Morbiditas

Anemia (-), hipertensi (-), diabetes mellitus (-), penyakit jantung

kehamilan

(-), penyakit paru (-), merokok (-), infeksi (-), minum alkohol (-)

Perawatan

Rutin kontrol ke bidan 1x setiap bulan pada usia kehamilan

antenatal

muda dan tiap minggu menjelang masa persalinan. Riwayat


imunisasi (+), konsumsi suplementasi selama kehamilan (-)

Tempat

Rumah Sakit

persalinan
Penolong

Dokter

persalinan
Cara

KELAHIRAN

Kesimpulan:
Normal

Penyulit : persalinan
Masa gestasi Cukup Bulan (40 minggu)
Berat lahir : 2800 gram
Keadaan

Panjang lahir : 43 cm

bayi

Lingkar kepala : tidak tahu

Langsung menangis (+)

Kemerahan (+)

pasien lahir
normal tanpa
penyulit selama
kehamilan
maupun
persalinan,
cukup bulan.

RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi I: Umur 8 bulan

(Normal: 5-9 bulan)

Gangguan perkembangan mental : Tidak ada


Psikomotor
Tengkurap: Ibu lupa

(Normal: 3-5 bulan)

Duduk

: Umur 6 bulan

(Normal: 6-9 bulan)

Berdiri

: Umur 10 bulan (Normal: 9-12 bulan)

Berjalan : Umur 12 bulan (Normal: 12-18 bulan)


Mengucapkan kata: Umur 12 bulan (Normal: 9-12 bulan)

Kesimpulan: tidak terdapat kertelambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan


pasien, baik sesuai usia.

RIWAYAT MAKANAN
Buah
Umur
(bulan)
02
24
46
78
8 - 10

ASI/PASI

Susu formula
Susu formula +
ASI
Susu formula +
ASI
Susu formula +
ASI
Susu formula +
ASI

Jenis Makanan

Frekuensi dan Jumlah

Bubur

Nasi

Nasi / Pengganti

3 x/hari (2-3 sendok nasi)

Bisku

Susu

Tim

Sayur

1x/minggu (1 mangkuk)

Daging

1x/minggu (1 potong)

it
-

Telur

3x/minggu (3 butir)

Ikan

1x/hari (1 ekor)

Tahu

3x/ minggu (1-2 potong)

Tempe

3x/ minggu (1-2 potong)

Susu (merk / takaran)

Susu kotak, 3 x/minggu

Kesimpulan riwayat makanan : Pasien mendapatkan ASI


eksklusif, Asupan makanan pasien sehari-hari baik

RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin

Dasar ( umur )

Ulangan ( umur )

Hepatitis B

0 bulan

Polio

BCG

DPT / PT

Campak

Kesimpulan riwayat imunisasi : Imunisasi dasar tidak lengkap


dan tidak dilakukan imunisasi tambahan.

RIWAYAT KELUARGA
Corak Reproduksi :

Tanggal
No.

lahir
(umur)

Jenis
kelamin

Hidup

Lahir mati

Abortus

Mati
(sebab)

Keteranga
n
kesehatan

1.

22 tahun

Perempuan

Ya

Sehat

2.

19 tahun

Perempuan

Ya

Sehat

3.

10 tahun

Perempuan

Ya

Pasien

RIWAYAT KELUARGA

Ayah / Wali

Ibu / Wali

Tn. W

Ny. Y

Umur saat menikah

48 tahun

45 tahun

Riwayat Pernikahan: Pendidikan terakhir

Tamat SD

Tamat SD

Islam

Islam

Suku bangsa

Sunda

Sunda

Keadaan kesehatan

Sehat

Sehat

Kosanguinitas

Penyakit, bila ada

Nama
Perkawinan ke-

Agama

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Riwayat Penyakit Keluarga : Pada anggota keluarga pasien tidak ada
yang menderita gejala atau penyakit yang sama seperti yang dialami oleh
pasien. Tidak ada yang mengalami batuk lama.
Riwayat Kebiasaan Keluarga : Merokok, minum alkohol, dan
penggunaan obat-obatan terlarang disangkal oleh keluarga pasien.
Kesimpulan Riwayat Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gejala dan penyakit yang serupa dengan pasien.

RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH


DIDERITA
Penyakit

Umur

Penyakit

Umur

Penyakit

Alergi

(-)

Difteria

(-)

Cacingan

(-)

Diare

(-)

DBD

(-)

Kejang

(-)

Radang paru

(-)

Otitis

(-)

Morbili

(-)

TBC

(-)

Parotitis

(-)

Operasi

(-)

Lain-lain:

(-)

Penyakit
jantung
Penyakit
ginjal

Umur

(-)

(-)

Kesimpulan: Pasien belum pernah menderita penyakit yang


sama ataupun penyakit lain sebelumnya

RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHAN


Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan kedua adiknya. Menurut pengakuan
ayah pasien, keadaan lingkungan rumah padat penduduk, lantai rumah
dari keramik, ventilasi udara, sirkulasi udara dan pencahayaan baik di
rumah terutama kamar pasien. Rumah sering dibersihkan oleh ibu. Sumber
air minum dari galon dan sumber air untuk mandi dari air PAM.
Kesimpulan :Lingkungan rumah padat, kebersihan terjaga namun untuk
pencahayaan dan sirkulasi udara baik.

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


Ayah pasien adalah seorang karyawan swasta dan ibu pasien seorang ibu
rumah tangga dengan penghasilan total kurang lebih Rp 1.500.000/bulan.
Menurut ibu pasien penghasilan tersebut kurang cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari. Sehari-hari pasien diasuh oleh ibunya.
Kesimpulan: Penghasilan ayah pasien tersebut kurang cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari.

PEMERIKSAAN FISIK (IGD)


Keadaan Umum
Kesan Sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Somnolen
Kesan Gizi : Kurang
Keadaan lain

: Pucat (-), ikterik (-), sesak (-), sianosis (-)

Data Antropometri
Berat Badan sekarang : 45 kg
Tinggi Badan

: 145 cm

KEPALA

: Normosefali

RAMBUT : Rambut hitam,pendek, lurus, distribusi merata dan tidak


mudah dicabut
WAJAH
parut

: Wajah edema (+) mata edema (+), luka atau jaringan

MATA :
Visus

: tidak dilakukan

Sklera ikterik

: -/-

: -/-

Lagofthalmus : -/-

Konjungtiva anemis : -/Pupil

Ptosis
Cekung

: -/-

: bulat, isokor

Refleks cahaya

: langsung +/+ , tidak langsung +/+

TELINGA :
Bentuk

: normotia

Nyeri tarik aurikula : -/-

Nyeri tekan tragus : -/-

Liang telinga

Membran timpani: sulit dinilai


Refleks cahaya : sulit dinilai

: lapang

Serumen
Cairan

: -/-

: -/-

HIDUNG :
Bentuk

: simetris

Sekret

:-

Napas cuping hidung


Deviasi septum

: -/-

:-

Mukosa hiperemis : -/ BIBIR :


mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (-), pucat (-)
TENGGOROKAN :
dinding posterior faring hiperemis, uvula terletak di tengah, ukuran tonsil
T1/T1 tidak hiperemis, kripta tidak melebar, tidak ada detritus

THORAKS :
Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Palpasi

: ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra

Perkusi : batas kiri jantung : ICS V linea midklavikularis sinistra

Batas kanan jantung : ICS III-V linea sternalis dextra


Batas atas jantung: ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi

: BJ I-II regular, murmur (-) , gallop (-)

Paru
Inspeksi
: bentuk toraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada
pernafasan yang tertinggal,
pernafasan torakoabdominal, pada sela iga
tidak terlihat adanya retraksi, pembesaran KGB
aksila -/-, ruam (-)
Palpasi
fremitus

: nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri, vocal
kanan melemah

Perkusi : Dextra: ics II-VI hipersonor

Sinistra

- Auskultasi

: ics II-VI sonor

: Dextra: suara nafas vesikuler melemah, ronkhi -/-, wheezing -/-

Sinistra: suara nafas vesikuler, reguler, ronkhi -/-, wheezing -/-

ABDOMEN :
Inspeksi : warna kulit sawo matang,ruam merah (-), kulit keriput (-), umbilicus normal,
gerak dinding perut saat pernapasan simetris, gerakan peristaltik (-)
Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 4x / menit
Perkusi : timpani pada seluruh lapang perut, shifting dullness (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-) pada epigastrium , hepar tidak teraba membesar, lien
tidak teraba membesar.
KELENJAR GETAH BENING:
Preaurikuler, postaurikuler, submandibular, supraclavicular, axilla, inguinal tidak teraba
membesar
EKSTREMITAS :
Simetris, tidak terdapat kelainan pada bentuk tulang, posisi tangan dan kaki, serta sikap
badan, tidak terdapat keterbatasan gerak sendi, akral hangat pada keempat ekstremitas,
sianosis (-), edema (+) pada dorsalis pedis kanan dan kiri, capillary refill time < 2
detik.
KULIT : warna sawo matang merata, tidak ikterik, tidak sianosis,lembab, terdapat krusta
yang sudah mengering (+), capillary refill time < 2 detik

PEMERIKSAAN FISIK (BANGSAL)


Keadaan Umum
Kesan Sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Kesan Gizi : Kurang
Keadaan lain

: Pucat (-), ikterik (-), sesak (-), sianosis (-)

Data Antropometri
Berat Badan sekarang : 38 kg
Tinggi Badan

: 145 cm

Status Gizi
BB / U = 38/33 x 100 % = 115.15% (overweight)

KEPALA

: Normosefali

RAMBUT : Rambut hitam,pendek, lurus, distribusi merata dan tidak


mudah dicabut
WAJAH
: Wajah simetris, tidak ada pembengkakan, luka atau
jaringan parut
MATA :
Visus

: tidak dilakukan

Sklera ikterik

: -/-

: -/-

Lagofthalmus : -/-

Konjungtiva anemis : -/Pupil

Ptosis
Cekung

: -/-

: bulat, isokor

Refleks cahaya

: langsung +/+ , tidak langsung +/+

TELINGA :
Bentuk

: normotia

Nyeri tarik aurikula : -/-

Nyeri tekan tragus : -/-

Liang telinga

Membran timpani: sulit dinilai


Refleks cahaya : sulit dinilai

: lapang

Serumen
Cairan

: -/-

: -/-

HIDUNG :
Bentuk

: simetris

Sekret

:-

Napas cuping hidung


Deviasi septum

: -/-

:-

Mukosa hiperemis : -/ BIBIR :


mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (-), pucat (-)
TENGGOROKAN :
dinding posterior faring hiperemis, uvula terletak di tengah, ukuran tonsil
T1/T1 tidak hiperemis, kripta tidak melebar, tidak ada detritus

THORAKS :
Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Palpasi

: ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra

Perkusi : batas kiri jantung : ICS V linea midklavikularis sinistra

Batas kanan jantung : ICS III-V linea sternalis dextra


Batas atas jantung: ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi

: BJ I-II regular, murmur (-) , gallop (-)

Paru
Inspeksi
: bentuk toraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada
pernafasan yang tertinggal,
pernafasan torakoabdominal, pada sela iga
tidak terlihat adanya retraksi, pembesaran KGB
aksila -/-, ruam (-)
Palpasi
fremitus

: nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri, vocal
kanan melemah

Perkusi : Dextra: ics II-VI hipersonor

Sinistra

- Auskultasi

: ics II-VI sonor

: Dextra: suara nafas vesikuler melemah, ronkhi -/-, wheezing -/-

Sinistra: suara nafas vesikuler, reguler, ronkhi -/-, wheezing -/-

ABDOMEN :
Inspeksi : warna kulit sawo matang,ruam merah (-), kulit keriput (-), umbilicus normal,
gerak dinding perut saat pernapasan simetris, gerakan peristaltik (-)
Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 4x / menit
Perkusi : timpani pada seluruh lapang perut, shifting dullness (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-) pada epigastrium , hepar tidak teraba membesar, lien
tidak teraba membesar.
KELENJAR GETAH BENING:
Preaurikuler, postaurikuler, submandibular, supraclavicular, axilla, inguinal tidak teraba
membesar
EKSTREMITAS :
Simetris, tidak terdapat kelainan pada bentuk tulang, posisi tangan dan kaki, serta sikap
badan, tidak terdapat keterbatasan gerak sendi, akral hangat pada keempat ekstremitas,
sianosis (-), edema (-), capillary refill time < 2 detik.
KULIT : warna sawo matang merata, tidak ikterik, tidak sianosis,lembab, capillary refill time
< 2 detik

STATUS NEUROLOGIS
Refleks Fisiologis

Kanan

Kiri

Biseps

Triceps

Patella

Achiles

Kanan
-

Kiri
-

Refleks Patologis
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Rangsang meningeal
Kaku kuduk

Kerniq
Laseq
Brudzinski I
Brudzinski II

Kanan
-

Kiri
-

PEMERIKSAAN LAB
31 Januari 2016, pukul 10.57
WIB
Hematologi
Hasil
Leukosit
20,95 ribu/L
Eritrosit
4,23 jt/L
Hemoglobin
10,8 g/dL
Hematokrit
32,2 %
Trombosit
513 ribu/L
Dif. count
0/0/84/12/4
MCV
MCH
MCHC
RDW
Gula Darah
Sewaktu
Ureum
Creatinin
Kolesterol Total
Albumin

76 fL
26 pg
34 g/dL
13,6%
104 mg/dL
22,8 U/L
13,5 U/L
129 mg/dL
3,48 g/dL

Nilai Normal
5 - 14.50
3.9 - 5.3
11,5-13,5
34 - 40
150 - 440
0-1 / 1-3 / 40-70 / 20-40 /
2-8
75 95
25 33
31 - 37
<140
s/d 31
s/d 31
<200
3.50-5.00

PEMERIKSAAN LAB
1 Januari 2016, pukul 16.20
WIB

Hasil

Nilai Normal

Kuning

Kuning

Kejernihan

Jernih

Jernih

Ephitel

Positif

Leukosit

1-2

0-5

Eritrosit

20-21

0-1

Kristal

Negatif

Silinder

Negatif

1025

1002 1030

6,5

4,5 8,5

Protein

Positif 3

Negatif

Glukosa

Negatif

Negatif

Positif 3

Negatif

0,2

0,2 1

Urinalisis

Warna

Berat Jenis
PH

Darah/Hb
Urobilinogen

RESUME
Pasien kejang dua kali, pertama jam tujuh pagi bagian kiri saja kurang lebih sepuluh menit
pasien masih sadar
Kejang kedua jam satu siang bagian kiri saja kurang lebih sepuluh menit dan masih sadar
Badan panas sejak tadi pagi
Satu hari sebelumnya muntah tiga kali banyak berisi makanan, tidak menyemprot
Pasien mengeluh bengkak pada wajah dan kedua kelopak mata sejak tiga hari yang lalu
Bengkak dimulai dari kedua kelopak mata dan wajah kemudian dua hari sebelum masuk
rumah sakit bengkak tampak pada punggung kedua kaki
Bengkak terlihat lebih nyata pada pagi hari seteah bangun tidur, lalu menjelang siang
bengkak turun ke kedua kaki
Tujuh hari sebelum masuk rumah sakit pasien batuk tidak berdahak disertai nyeri kepala
dan mual
Selain itu pasien juga mengeluh gatal gatal pada kulit kepala dan kedua lengan, sudah
diberi salep di puskesmas gatal berkurag
Satu hari sebelum masuk Rumah Sakit buang air kecil berwarna merah 1-2x sekitar gelas,
nyeri (-), buang air besar baik
Pasien sering jajan di tempat yang kurang bersih

RESUME

Data Antropometri (saat pemeriksaan di IGD)

Pemeriksaan Fisik :

Berat Badan sekarang : 45 kg

Tinggi Badan

Keadaan Umum

: 140 cm

Kesan Sakit : Tampak sakit sedang


Kesadaran
GCS

: Compos mentis (IGD: Somnolen)

BB: 45 kg. Edema palpebra + pretibial (- 15%)

: 15 (E4M6V5)

Kesan Gizi

:Gizi cukup

Keadaan lain
(-)

: Pucat (-), ikterik (-), sesak (-), sianosis

Status Gizi
BB: 45-6.75 = 38.25 kg
BB / U = 38,25/33 x 100 % = 115.90% (overweight)
TB / U = 140/138 x 100 % = 101 % (> p3)

Data Antropometri (saat pemeriksaan di bangsal)

BB ideal 33 kg

Berat Badan sekarang : 38 kg

BB / TB = 38,25/33 x 100 % = 115.90 % (overweight)

Tinggi Badan

Berdasarkan kurva CDC, status gizi pasien masuk dalam


kategori overwight dengan perhitungan BB/TB

: 145 cm

Status Gizi
BB / U = 38/33 x 100 % = 115.15% (overweight)
TB / U = 140/138 x 100 % = 101 % (> p3)

Tanda Vital
Tekanan Darah

: 110/60 mmHg (IGD:200/110)

BB ideal 33 kg

Nadi :82x/menit, kuat, isi cukup, ekual kanan


regular (IGD: 130x/m)

dan kiri,

BB / TB = 40/33 x 100 % = 115.15 % (overweight)

Nafas :22x/menit, tipe torakoabdominal (IGD:

24x/m)

Berdasarkan kurva CDC, status gizi pasien masuk dalam


kategori overwight dengan perhitungan BB/TB 96.84%.

Suhu :36,8C (diukur dengan thermometer)


(IGD: 37,8 C)

RESUME

KEPALA

RAMBUT
distribusi

Bentuk
Tuli

:Normosephalic

: Wajah simetris, kelopak mata udem


(IGD: Wajah edema (+) kedua
mata edema (+)

MATA

Ptosis
Sklera ikterik
Lagofthalmus

: -/: lapang

Serumen

: -/-

Refleks cahaya

: sulit dinilai
: -/-

HIDUNG :
: simetris

: tidak dilakukan

Napas cuping hidung

: -/-

Sekret

: -/: -/-

Konjungtiva anemis
: -/-

: -/-

Kornea jernih

: +/+

Lensa jernih

: +/+

: 2mm, bulat, isokor


: +/+

Air mata

Nyeri tekan tragus

Bentuk

Visus

Pupil

: -/: -/-

Cairan

: normotia

Nyeri tarik aurikula

Liang telinga

: Rambut hitam, panjang, lurus, lebat,


merata dan tidak mudah dicabut

WAJAH
(-)
kelopak

TELINGA :

: sedikit

Cekung

RCL/RCTL

: -/-

:-/-

Deviasi septum

:-

Mukosa hiperemis

: -/-

BIBIR :Mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (-), pucat (-)

MULUT:Trismus (-), oral hygiene cukup baik, halitosis (-),mukosa gusi


berwarna merah muda, mukosa pipi berwarna merah muda,
arcus
palatum simetris dengan mukosa palatum berwarna merah
muda

LIDAH : Normoglosia, mukosa berwarna merah muda, hiperemis (-),


atrofi papil (-), tremor (-), lidah kotor (-), kering (-)

TENGGOROKAN : Dinding posterior faring tidak hiperemis, uvula terletak


di tengah,
ukuran tonsil T1/T1 tidak hiperemis,
kripta tidak melebar, tidak ada
detritus

LEHER :Bentuk tidak tampak kelainan, edema (-), massa (-), tidak tampak
dan tidak teraba pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba
di tengah

RESUME

THORAKS :

Jantung

Inspeksi :warna kulit sawo matang,ruam (-), kulit keriput


(-), umbilikus normal, gerak dinding perut saat
pernapasan simetris, gerakan peristaltik (-)

Inspeksi
: ictus cordis terlihat pada ICS V linea
midklavikularis sinistra

Auskultasi :bising usus (+), frekuensi 3x/menit

Palpasi
:ictus cordis teraba pada ICS V linea
midklavikularis sinistra

Perkusi : timpani pada seluruh lapang perut, shifting


dullness (-)

Perkusi
: batas kiri jantung : ICS V linea
midklavikularis sinistra

Palpasi : supel, nyeri tekan (-)turgor kulit kembali cepat,


hepar dan lien tidak teraba membesar di tengah
Pada pemeriksaan di IGD nyeri tekan (+) pada
epigastrium,

Batas kanan jantung : ICS III-V linea sternalis


dextra
Batas atas jantung
: ICS III linea parasternalis
sinistra

Paru
Inspeksi
: Bentuk toraks simetris pada saat statis dan
dinamis, tidak ada pernafasan yang tertinggal,
pernafasan torakoabdominal, pada sela iga tidak terlihat
adanya retraksi, pembesaran KGB aksila -/-, ruam (-)
Palpasi
: Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas
simetris kanan dan kiri, vocal fremitus simetris.
Perkusi

: Dextra: ics II-VI hipersonor


Sinistra

: ics II-VI sonor

Auskultasi : Dextra: suara nafas vesikuler melemah,

EKSTREMITAS :
Simetris, tidak terdapat kelainan pada bentuk tulang,
posisi tangan dan kaki, serta sikap badan, tidak terdapat
keterbatasan gerak sendi, akral hangat pada keempat
ekstremitas,sianosis (-), edema (- )capillary refill time<2
detik

Auskultasi :BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN :

Pada pemeriksaan di IGD: edema (+) pada


dorsalis pedis kanan dan kiri,

KULIT :Warna sawo matang merata, tidak ikterik, tidak


sianosis,lembab,
Pada pemeriksaan di IGD terdapat krusta yang
sudah mengering (+)

PENATALAKSANAAN

DIAGNOSIS KERJA
Glomerulonefritis Akut Pasca
Streptokokus
Ensefalopati Hipertensi
Epilepsi
DIAGNOSIS BANDING
Sindroma Nefrotik
Glomerulonefritis membranoproliferasif

Medika Mentosa
IVFD 2A 20 tpm makro
Nifedipine oral 0.25-0.50mg/kg/kali = 1x7.5mg
1x15mg
Injeksi Furosemid 3x20mg
Injeksi Amoxicilin 3x500mg
Inj Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB = 12-20 mg (bila
kejang)
Inj. Omeprazol 1x1 mg

Nefropati IgA
PEMERIKSAAN ANJURAN
Laboratorium: Uji serologi, Anti
Streptolisisn O (ASTO)
C3

Inj. Ranitidin 2x30 mg


Inj. Ondansentron 2x4 mg

Non medika Mentosa


- Tirah baring (rawat inap)
- Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

EEG
Pemeriksaan Rontgen thorax
PROGNOSIS
Ad Vitam

: dubia ad bonam

Ad Functionam

: dubia ad bonam

Ad Sanationam

: dubia ad bonam

- Pemantauan balans cairan dengan rumus: jumlah


urin/hari + insensible
water loss (20-25 ml/kgbb/ hari) +
jumlah keperluan cairan pada setiap kenaikan suhu dari
normal (10
ml/kgbb/hari). Pada pasien
ini: 13001500cc/hari
- Diit rendah garam dan protein (0,5-1 g/hari)
- Cek urin lengkap/hari

FOLLOW UP

FOLLOW UP

FOLLOW UP

FOLLOW UP

FOLLOW UP

GLOMERULUNEFRITIS
PASCA STREPTOKOKUS

PENDAHULUAN
Glomerulonefritis adalah penyakit ginjal dengan inflamasi dan proliferasi sel
glomerulus, disebabkan oleh mekanisme imunologis dengan awitan gross hematuri,
edema, hipertensi, insufisiensi ginjal akut (oliguria s/d anuria)
Penyebab paling sering pada anak adalah kuman Streptokokus Beta Hemolitikus
grup A.

ETIOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI


GNA-PS paling sering disebabkan oleh Streptokokus beta
hemolitikus grup A tipe nefritogenik, terutama tipe 12 untuk
ISP dan tipe 49 untuk penyebab infeksi kulit.
Protein streptokokus nefritogenik yang merupakan antigen
antara lain endostreptosin, antigen presorbing (PA-Ag),
Nephritic Strain associated protein (NSAP) yang dikenal
sebagai streptokinase dan nephritic plasmin binding protein
(NPBP).
GNA-PS dapat terjadi secara epidemik atau sporadik. Paling
sering antara 5-8 tahun, jarang pada dibawah 3 tahun.
Perbandingan anak laki-laki dan anak perempuan adalah 2:1.

PATOFISIOLOGI
1. Terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada
membrane basalis glomerulus dan kemudian merusaknya.
2. Neuraminidase merubah IgG -> Autoantigenik. Sehingga akan
dibentuk autoantibodi untuk IgG tsb. Terbentuk kompleks imun di
sirkulasi darah yang akan mengendap diginjal.
3. Streptokinase merubah plasminogen jadi plasmin yg akan
mengaktifkan sistem komplemen = akan ditemukan endapan C3 di
glomerulus. Prot M yg terdapat pada permukaan molekul akan
menahan proses fagositosis dan meningkatkan virulensi kuman.
4. Berperannya sistem humoral, dari adanya endapan C3 dan IgG
pada subepitelial basal membran.

Dalam sirkulasi darah


Ag+Ab

membran basalis glomerusus

complemen terfiksasi
lesi dan peradangan
leukosit PMN dan trombosit
fagositosis dan enz. Lisosom
endotel dan membran basalis rusak

Hematuria dan proteinuria proliferasi sel endotel, sel mesangium dan sel epitel

PATOLOGI
Pada mikroskop cahaya :
1. semua glomerulus terlihat
membesar dan pucat
2. proliferasi sel mesangial yang difus
3. terlihat juga invasi PMN pada
stadium awal.
4. Gambaran bulan sabit dan
inflamasi interstitial dapat dilihat
pada kasus yang berat.
5. Perubahan ini tidak spesifik untuk
GNA.

PATOLOGI
diagram mikroskop
elektron
tampak satu lengkung
kapiler dari rumbai
glomerulus (A) diagram
mikroskop elektron dari
endapan subepitel
kompleks imun, penebalan
membran basalis,
proliferasi seluler, dan
kerusakan kapiler

MANIFESTASI KLINIK
Hematuria
Albuminuria
Udem kelopak mata dan ekstremitas
bawah
Kurang darah (anemia)
Hipertensi
Oliguria
Gejala gastrointestinal seperti
muntah, tidak

nafsu makan,

konstipasi dan diare tidak jarang


menyertai penderita GNA

LABORATORIUM
Urine Lengkap :
proteinuria
hematuria mikroskopik, hematuria nyata tanpa gejala lain biasanya berasal dari
glomerulus dan bila telah diketahui adanya kelainan yang bermakna, harus segera
dilakukan pemeriksaan selanjutnya.
Pada pemeriksaan urine didapatkan jumlah urine berkurang dan berat jenis urine
meninggi.
albumin, eritrosit leukosit, silinder leokosit dan hialin positif di urine
Darah Lengkap :
kadar Hb menurun
laju endap darah meninggi
albumin serum sedikit menurun
ureum dan kreatinin darah meningkat
komplemen serum (globulin beta-1C)
peningkatan streptozim dan penurunan komplemen C3.
Kadar C3 biasanya normal kembali dalam waktu 4-8 minggu dan steptozim dalam
waktu 4-6bulan.

DIAGNOSIS
Diagnosis dari GNA-PS ditegakan bila terdapat 2 atau lebih
gejala klinik dan laboratorium berikut ini:
edema
hipertensi
makroskopik atau mikroskopik hematuria
oliguria
riwayat infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus grup A
yang diketahui dengan peningkatan titer ASTO dan atau
adanya penurunan serum komplemen C3

DIAGNOSA BANDING
Sindrom Alport
penyakit herediter yang
ditandai oleh adanya
glomerulonefritis
progresif familial yang
sering disertai tuli syaraf
dan kelainan mata seperti
lentikonus anterior.

Sindrom Nefrotik
Kongenital

Glomerulonefritis
membranoproliferasif

Glomerulonefritis
membranosa

Nefropati IgA (penyakit


berger)

Sindroma nefrotik yang


telah terlihat sejak atau
bahkan sebelum lahir.
Gejala proteinuria massif,
sembab dan
hipoalbuminemia kadang
kala baru terdeteksi
beberapa minggu sampai
beberapa bulan
kemudian.

Suatu glomerulonefritis
kronik yang tidak
diketahui etiologinya
dengan gejala yang tidak
spesifik,

Glomerulonefritis
membranosa sering
terjadi pada keadaan
tertentu atau setelah
pengobatan dengan obat
tertentu. Glomerulopati
membranosa paling
sering dijumpai pada
hepatitis B dan lupus
eritematosus sistemik.

Nefropati IgA biasanya


dijumpai pada pasien
dengan glomerulonefritis
akut, sindroma nefrotik,
hipertensi dan gagal
ginjal kronik.

Gejala klinis yang utama


adalah hematuria,
umumnya berupa
hematuria mikroskopik
dengan eksasarbasi
hematuria nyata timbul
pada saat menderita
infeksi saluran nafas atas
Beberapa kelainan
laboratories sindrom
nefrotik (hipoproteinemia,
hiperlipidemia) tampak
sesuai dengan sembab
dan tidak berbeda
dengan sindrom nefrotik
jenis lainnya.

Glomerulopati
membranosa jarang
dijumpai pada anak
Umur rata-rata pasien
pada berbagai penelitian
berkisar antara 10-12
tahun,

KOMPLIKASI
Komplikasi dari GNA-PS terjadi karena hipertensi dan gangguan fungsi
ginjalnya yang akut.
1. Hipertensi pada 60% pasien dan dapat menjadi hipertensi
ensefalopathy pada 10 % kasus.
2. gagal jantung
3. hiperkalemia
4. hiperpospatemia
5. hipokalsemia
6. asidosis
7. seizure
8. uremia.

PREVENSI
Pemberian terapi antibiotik untuk infeksi tenggorokan dan kulit
oleh karena kuman streptokokus tidak dapat menyingkirkan
resiko terkena glomerulonefritis.
Anggota keluarga pasien dengan GNA harus memeriksakan
kultur dari Streptokokus Beta hemolitikus dan di terapi bila
hasilnya positis.

PENATALAKSANAAN
Suportif : Istirahat
Perawatan bila : GFR turun sedang s/d berat ( klirens kreatinin < 60 ml/1
lt/1,73 m2), BUN > 50mg
Pasien hipertensi dapat diberikan diuretik dan antihipertensi.
1. hipertensi ringan ( sistol 130 mmHg dan diastole 90 mmHg umumnya
diobservasi tanpa diberikan terapi.
2. hipertensi sedang (sistolik > 140-150 mmHg dan diastolik > 100 mmHg
diobati dengan hidralazin oral atau intramuskular, nifedipin oral atu
sublingual.
3. hipertensi berat diberikan hidralazin 0,15-0,30 mg/kgbb iv, dapat diulangi
setiap 2-4 jam atau reserpin 0,03-0,10 mg/kgbb (1-3 mg/m2) iv, atau
natrium nitroprussid 1-8 mg/kgBB/menit.
4. krisis hipertensi (sistolik > 180 mmHg atau diastolik >120 mmHg)
diberikan diazoxid 2-5 mg/kgbb iv secara cepat bersama furosemid 2
mg/kgBB iv, klonidin drip 0,002 mg/kgBB/kali , diulang setiap 4-6 jam atau
nifedipin sublingual 0,25-0,5 mg/kgBB dan dapat diulang setiap 6 jam bila
diperlukan.

PENATALAKSANAAN
Retensi cairan ditangani dengan pembatasan cairan dan natrium. Asupan
cairan sebanding dengan invisible water loss (400-500 ml/m2 luas
permukaan tubuh/hari) ditambah setengah atau kurang dari urin yang
keluar. Bila berat badan tidak berkurang diberikan diuretik seperti
furosemid 2 mg/kgBB, 1-2 kali/hari.
Antibiotik dapat diberikan penisilin prokain 50.000 U/kgBB/kali IM 2x/hari
ataupun penisilin V
50 mg/kgBB/hr PO dibagi 3 dosis untuk infeksi aktif. Apabila sensitif
terhadap penisilin, dapat diberi eritromisin 50 mg/kgBB/hari (3 dosis).
Antibiotik diberikan selama 10 hari
Pembatasan bahan makanan tergantung dari beratnya odem, gagal ginjal
dan hipertensi. Bila azotemia, asupan protein dibatasi 0,5 g/kgbb/hari. Pada
odem berat dan bendungan sirkulasi dapat diberikan NaCl 300 mg/hari
sedangkan bila edema minimal dan hipertensi ringan diberikan 1-2
g/m2/hari. Bila disertai oliguria, maka pemberian kalium harus dibatasi.

PROGNOSIS
Sembuh sempurna pada 95% anak dengan GNA-PS.
Mortalitas bisa dihindari dengan penanganan yang
tepat terhadap gagal ginjal akut, gagal jantung, dan
hipertensinya.
Kekambuhan untuk GNA-PS sangat jarang terjadi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai