GNA - PPTX 1
GNA - PPTX 1
GLOMERULONEFRITIS AKUT
P E M B I M B I N G : D R . Y O S I A N N A L I S K A , S P.A
D E PA R T E M E N I L M U K E S E H ATA N A N A K R S U D K A R A W A N G
E N D A H WA H Y U M E N AT R I ( 0 3 0 . 1 0 . 0 9 3 )
Umur : 10 tahun
Agama: Islam
:-
Ibu :
Nama : Ny. Y
Umur : 48 tahun
Umur : 45 tahun
Karawang
Karawang
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan Ny. Y (ibu kandung
pasien) dan TN. W (ayah kandung pasien)
Lokasi : Bangsal rawat inap Rawamerta ruangan 155
Tanggal / waktu
Keluhan tambahan: Batuk (+) berdahak (+) sejak 1 minggu yang lalu, bengkak
pada wajah sejak 3 hari yang lalu dan muntah sejak 1 hari yang lalu sebanyak 4
kali berisi makanan, BAB cair sebanyak 3 kali ampas (+) lendir (+) darah (-)
Pasien batuk
sejak 2 bulan
SMRS,
berdahak sulit
dikeluarkan
Seminggu
sebelum nya
pasien demam
tidak terlalu
tinggi, sudah
pernah terjadi
beberapa kali
Pasien
dibawa ke RS
Pasien dibawa
ke RS
Dilakukan
pemasangan
WSD di dada
kanan: cairan
kemerahan2 kolf
WSD masih
terpasang
Disertai
keringat dingin
malam hari +
kadang
menggigil
2 hari SMRS
pasien mual,
muntah,
disertai batuk,
sesak hingga
nyeri dada
kanan
Berat badan
menurun tanpa
sebab 2 bulan
terakhir
Sudah
mengkonsumsi
OAT jalan bulan
ke-2, namun
sering muntah
tiap kali minum
OAT
Setalah
pemasangan
sesak
berkurang,
keringat
dingin (+)
Tes mantoux
(+)
Keluhan lain
disangkal
Morbiditas
kehamilan
(-), penyakit paru (-), merokok (-), infeksi (-), minum alkohol (-)
Perawatan
antenatal
Tempat
Rumah Sakit
persalinan
Penolong
Dokter
persalinan
Cara
KELAHIRAN
Kesimpulan:
Normal
Penyulit : persalinan
Masa gestasi Cukup Bulan (40 minggu)
Berat lahir : 2800 gram
Keadaan
Panjang lahir : 43 cm
bayi
Kemerahan (+)
pasien lahir
normal tanpa
penyulit selama
kehamilan
maupun
persalinan,
cukup bulan.
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi I: Umur 8 bulan
Duduk
: Umur 6 bulan
Berdiri
RIWAYAT MAKANAN
Buah
Umur
(bulan)
02
24
46
78
8 - 10
ASI/PASI
Susu formula
Susu formula +
ASI
Susu formula +
ASI
Susu formula +
ASI
Susu formula +
ASI
Jenis Makanan
Bubur
Nasi
Nasi / Pengganti
Bisku
Susu
Tim
Sayur
1x/minggu (1 mangkuk)
Daging
1x/minggu (1 potong)
it
-
Telur
3x/minggu (3 butir)
Ikan
1x/hari (1 ekor)
Tahu
Tempe
RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin
Dasar ( umur )
Ulangan ( umur )
Hepatitis B
0 bulan
Polio
BCG
DPT / PT
Campak
RIWAYAT KELUARGA
Corak Reproduksi :
Tanggal
No.
lahir
(umur)
Jenis
kelamin
Hidup
Lahir mati
Abortus
Mati
(sebab)
Keteranga
n
kesehatan
1.
22 tahun
Perempuan
Ya
Sehat
2.
19 tahun
Perempuan
Ya
Sehat
3.
10 tahun
Perempuan
Ya
Pasien
RIWAYAT KELUARGA
Ayah / Wali
Ibu / Wali
Tn. W
Ny. Y
48 tahun
45 tahun
Tamat SD
Tamat SD
Islam
Islam
Suku bangsa
Sunda
Sunda
Keadaan kesehatan
Sehat
Sehat
Kosanguinitas
Nama
Perkawinan ke-
Agama
Umur
Penyakit
Umur
Penyakit
Alergi
(-)
Difteria
(-)
Cacingan
(-)
Diare
(-)
DBD
(-)
Kejang
(-)
Radang paru
(-)
Otitis
(-)
Morbili
(-)
TBC
(-)
Parotitis
(-)
Operasi
(-)
Lain-lain:
(-)
Penyakit
jantung
Penyakit
ginjal
Umur
(-)
(-)
Data Antropometri
Berat Badan sekarang : 45 kg
Tinggi Badan
: 145 cm
KEPALA
: Normosefali
MATA :
Visus
: tidak dilakukan
Sklera ikterik
: -/-
: -/-
Lagofthalmus : -/-
Ptosis
Cekung
: -/-
: bulat, isokor
Refleks cahaya
TELINGA :
Bentuk
: normotia
Liang telinga
: lapang
Serumen
Cairan
: -/-
: -/-
HIDUNG :
Bentuk
: simetris
Sekret
:-
: -/-
:-
THORAKS :
Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Palpasi
Paru
Inspeksi
: bentuk toraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada
pernafasan yang tertinggal,
pernafasan torakoabdominal, pada sela iga
tidak terlihat adanya retraksi, pembesaran KGB
aksila -/-, ruam (-)
Palpasi
fremitus
: nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri, vocal
kanan melemah
Sinistra
- Auskultasi
ABDOMEN :
Inspeksi : warna kulit sawo matang,ruam merah (-), kulit keriput (-), umbilicus normal,
gerak dinding perut saat pernapasan simetris, gerakan peristaltik (-)
Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 4x / menit
Perkusi : timpani pada seluruh lapang perut, shifting dullness (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-) pada epigastrium , hepar tidak teraba membesar, lien
tidak teraba membesar.
KELENJAR GETAH BENING:
Preaurikuler, postaurikuler, submandibular, supraclavicular, axilla, inguinal tidak teraba
membesar
EKSTREMITAS :
Simetris, tidak terdapat kelainan pada bentuk tulang, posisi tangan dan kaki, serta sikap
badan, tidak terdapat keterbatasan gerak sendi, akral hangat pada keempat ekstremitas,
sianosis (-), edema (+) pada dorsalis pedis kanan dan kiri, capillary refill time < 2
detik.
KULIT : warna sawo matang merata, tidak ikterik, tidak sianosis,lembab, terdapat krusta
yang sudah mengering (+), capillary refill time < 2 detik
Data Antropometri
Berat Badan sekarang : 38 kg
Tinggi Badan
: 145 cm
Status Gizi
BB / U = 38/33 x 100 % = 115.15% (overweight)
KEPALA
: Normosefali
: tidak dilakukan
Sklera ikterik
: -/-
: -/-
Lagofthalmus : -/-
Ptosis
Cekung
: -/-
: bulat, isokor
Refleks cahaya
TELINGA :
Bentuk
: normotia
Liang telinga
: lapang
Serumen
Cairan
: -/-
: -/-
HIDUNG :
Bentuk
: simetris
Sekret
:-
: -/-
:-
THORAKS :
Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Palpasi
Paru
Inspeksi
: bentuk toraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada
pernafasan yang tertinggal,
pernafasan torakoabdominal, pada sela iga
tidak terlihat adanya retraksi, pembesaran KGB
aksila -/-, ruam (-)
Palpasi
fremitus
: nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri, vocal
kanan melemah
Sinistra
- Auskultasi
ABDOMEN :
Inspeksi : warna kulit sawo matang,ruam merah (-), kulit keriput (-), umbilicus normal,
gerak dinding perut saat pernapasan simetris, gerakan peristaltik (-)
Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 4x / menit
Perkusi : timpani pada seluruh lapang perut, shifting dullness (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-) pada epigastrium , hepar tidak teraba membesar, lien
tidak teraba membesar.
KELENJAR GETAH BENING:
Preaurikuler, postaurikuler, submandibular, supraclavicular, axilla, inguinal tidak teraba
membesar
EKSTREMITAS :
Simetris, tidak terdapat kelainan pada bentuk tulang, posisi tangan dan kaki, serta sikap
badan, tidak terdapat keterbatasan gerak sendi, akral hangat pada keempat ekstremitas,
sianosis (-), edema (-), capillary refill time < 2 detik.
KULIT : warna sawo matang merata, tidak ikterik, tidak sianosis,lembab, capillary refill time
< 2 detik
STATUS NEUROLOGIS
Refleks Fisiologis
Kanan
Kiri
Biseps
Triceps
Patella
Achiles
Kanan
-
Kiri
-
Refleks Patologis
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Rangsang meningeal
Kaku kuduk
Kerniq
Laseq
Brudzinski I
Brudzinski II
Kanan
-
Kiri
-
PEMERIKSAAN LAB
31 Januari 2016, pukul 10.57
WIB
Hematologi
Hasil
Leukosit
20,95 ribu/L
Eritrosit
4,23 jt/L
Hemoglobin
10,8 g/dL
Hematokrit
32,2 %
Trombosit
513 ribu/L
Dif. count
0/0/84/12/4
MCV
MCH
MCHC
RDW
Gula Darah
Sewaktu
Ureum
Creatinin
Kolesterol Total
Albumin
76 fL
26 pg
34 g/dL
13,6%
104 mg/dL
22,8 U/L
13,5 U/L
129 mg/dL
3,48 g/dL
Nilai Normal
5 - 14.50
3.9 - 5.3
11,5-13,5
34 - 40
150 - 440
0-1 / 1-3 / 40-70 / 20-40 /
2-8
75 95
25 33
31 - 37
<140
s/d 31
s/d 31
<200
3.50-5.00
PEMERIKSAAN LAB
1 Januari 2016, pukul 16.20
WIB
Hasil
Nilai Normal
Kuning
Kuning
Kejernihan
Jernih
Jernih
Ephitel
Positif
Leukosit
1-2
0-5
Eritrosit
20-21
0-1
Kristal
Negatif
Silinder
Negatif
1025
1002 1030
6,5
4,5 8,5
Protein
Positif 3
Negatif
Glukosa
Negatif
Negatif
Positif 3
Negatif
0,2
0,2 1
Urinalisis
Warna
Berat Jenis
PH
Darah/Hb
Urobilinogen
RESUME
Pasien kejang dua kali, pertama jam tujuh pagi bagian kiri saja kurang lebih sepuluh menit
pasien masih sadar
Kejang kedua jam satu siang bagian kiri saja kurang lebih sepuluh menit dan masih sadar
Badan panas sejak tadi pagi
Satu hari sebelumnya muntah tiga kali banyak berisi makanan, tidak menyemprot
Pasien mengeluh bengkak pada wajah dan kedua kelopak mata sejak tiga hari yang lalu
Bengkak dimulai dari kedua kelopak mata dan wajah kemudian dua hari sebelum masuk
rumah sakit bengkak tampak pada punggung kedua kaki
Bengkak terlihat lebih nyata pada pagi hari seteah bangun tidur, lalu menjelang siang
bengkak turun ke kedua kaki
Tujuh hari sebelum masuk rumah sakit pasien batuk tidak berdahak disertai nyeri kepala
dan mual
Selain itu pasien juga mengeluh gatal gatal pada kulit kepala dan kedua lengan, sudah
diberi salep di puskesmas gatal berkurag
Satu hari sebelum masuk Rumah Sakit buang air kecil berwarna merah 1-2x sekitar gelas,
nyeri (-), buang air besar baik
Pasien sering jajan di tempat yang kurang bersih
RESUME
Pemeriksaan Fisik :
Tinggi Badan
Keadaan Umum
: 140 cm
: 15 (E4M6V5)
Kesan Gizi
:Gizi cukup
Keadaan lain
(-)
Status Gizi
BB: 45-6.75 = 38.25 kg
BB / U = 38,25/33 x 100 % = 115.90% (overweight)
TB / U = 140/138 x 100 % = 101 % (> p3)
BB ideal 33 kg
Tinggi Badan
: 145 cm
Status Gizi
BB / U = 38/33 x 100 % = 115.15% (overweight)
TB / U = 140/138 x 100 % = 101 % (> p3)
Tanda Vital
Tekanan Darah
BB ideal 33 kg
dan kiri,
24x/m)
RESUME
KEPALA
RAMBUT
distribusi
Bentuk
Tuli
:Normosephalic
MATA
Ptosis
Sklera ikterik
Lagofthalmus
: -/: lapang
Serumen
: -/-
Refleks cahaya
: sulit dinilai
: -/-
HIDUNG :
: simetris
: tidak dilakukan
: -/-
Sekret
: -/: -/-
Konjungtiva anemis
: -/-
: -/-
Kornea jernih
: +/+
Lensa jernih
: +/+
Air mata
Bentuk
Visus
Pupil
: -/: -/-
Cairan
: normotia
Liang telinga
WAJAH
(-)
kelopak
TELINGA :
: sedikit
Cekung
RCL/RCTL
: -/-
:-/-
Deviasi septum
:-
Mukosa hiperemis
: -/-
BIBIR :Mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (-), pucat (-)
LEHER :Bentuk tidak tampak kelainan, edema (-), massa (-), tidak tampak
dan tidak teraba pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba
di tengah
RESUME
THORAKS :
Jantung
Inspeksi
: ictus cordis terlihat pada ICS V linea
midklavikularis sinistra
Palpasi
:ictus cordis teraba pada ICS V linea
midklavikularis sinistra
Perkusi
: batas kiri jantung : ICS V linea
midklavikularis sinistra
Paru
Inspeksi
: Bentuk toraks simetris pada saat statis dan
dinamis, tidak ada pernafasan yang tertinggal,
pernafasan torakoabdominal, pada sela iga tidak terlihat
adanya retraksi, pembesaran KGB aksila -/-, ruam (-)
Palpasi
: Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas
simetris kanan dan kiri, vocal fremitus simetris.
Perkusi
EKSTREMITAS :
Simetris, tidak terdapat kelainan pada bentuk tulang,
posisi tangan dan kaki, serta sikap badan, tidak terdapat
keterbatasan gerak sendi, akral hangat pada keempat
ekstremitas,sianosis (-), edema (- )capillary refill time<2
detik
ABDOMEN :
PENATALAKSANAAN
DIAGNOSIS KERJA
Glomerulonefritis Akut Pasca
Streptokokus
Ensefalopati Hipertensi
Epilepsi
DIAGNOSIS BANDING
Sindroma Nefrotik
Glomerulonefritis membranoproliferasif
Medika Mentosa
IVFD 2A 20 tpm makro
Nifedipine oral 0.25-0.50mg/kg/kali = 1x7.5mg
1x15mg
Injeksi Furosemid 3x20mg
Injeksi Amoxicilin 3x500mg
Inj Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB = 12-20 mg (bila
kejang)
Inj. Omeprazol 1x1 mg
Nefropati IgA
PEMERIKSAAN ANJURAN
Laboratorium: Uji serologi, Anti
Streptolisisn O (ASTO)
C3
EEG
Pemeriksaan Rontgen thorax
PROGNOSIS
Ad Vitam
: dubia ad bonam
Ad Functionam
: dubia ad bonam
Ad Sanationam
: dubia ad bonam
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
GLOMERULUNEFRITIS
PASCA STREPTOKOKUS
PENDAHULUAN
Glomerulonefritis adalah penyakit ginjal dengan inflamasi dan proliferasi sel
glomerulus, disebabkan oleh mekanisme imunologis dengan awitan gross hematuri,
edema, hipertensi, insufisiensi ginjal akut (oliguria s/d anuria)
Penyebab paling sering pada anak adalah kuman Streptokokus Beta Hemolitikus
grup A.
PATOFISIOLOGI
1. Terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada
membrane basalis glomerulus dan kemudian merusaknya.
2. Neuraminidase merubah IgG -> Autoantigenik. Sehingga akan
dibentuk autoantibodi untuk IgG tsb. Terbentuk kompleks imun di
sirkulasi darah yang akan mengendap diginjal.
3. Streptokinase merubah plasminogen jadi plasmin yg akan
mengaktifkan sistem komplemen = akan ditemukan endapan C3 di
glomerulus. Prot M yg terdapat pada permukaan molekul akan
menahan proses fagositosis dan meningkatkan virulensi kuman.
4. Berperannya sistem humoral, dari adanya endapan C3 dan IgG
pada subepitelial basal membran.
complemen terfiksasi
lesi dan peradangan
leukosit PMN dan trombosit
fagositosis dan enz. Lisosom
endotel dan membran basalis rusak
Hematuria dan proteinuria proliferasi sel endotel, sel mesangium dan sel epitel
PATOLOGI
Pada mikroskop cahaya :
1. semua glomerulus terlihat
membesar dan pucat
2. proliferasi sel mesangial yang difus
3. terlihat juga invasi PMN pada
stadium awal.
4. Gambaran bulan sabit dan
inflamasi interstitial dapat dilihat
pada kasus yang berat.
5. Perubahan ini tidak spesifik untuk
GNA.
PATOLOGI
diagram mikroskop
elektron
tampak satu lengkung
kapiler dari rumbai
glomerulus (A) diagram
mikroskop elektron dari
endapan subepitel
kompleks imun, penebalan
membran basalis,
proliferasi seluler, dan
kerusakan kapiler
MANIFESTASI KLINIK
Hematuria
Albuminuria
Udem kelopak mata dan ekstremitas
bawah
Kurang darah (anemia)
Hipertensi
Oliguria
Gejala gastrointestinal seperti
muntah, tidak
nafsu makan,
LABORATORIUM
Urine Lengkap :
proteinuria
hematuria mikroskopik, hematuria nyata tanpa gejala lain biasanya berasal dari
glomerulus dan bila telah diketahui adanya kelainan yang bermakna, harus segera
dilakukan pemeriksaan selanjutnya.
Pada pemeriksaan urine didapatkan jumlah urine berkurang dan berat jenis urine
meninggi.
albumin, eritrosit leukosit, silinder leokosit dan hialin positif di urine
Darah Lengkap :
kadar Hb menurun
laju endap darah meninggi
albumin serum sedikit menurun
ureum dan kreatinin darah meningkat
komplemen serum (globulin beta-1C)
peningkatan streptozim dan penurunan komplemen C3.
Kadar C3 biasanya normal kembali dalam waktu 4-8 minggu dan steptozim dalam
waktu 4-6bulan.
DIAGNOSIS
Diagnosis dari GNA-PS ditegakan bila terdapat 2 atau lebih
gejala klinik dan laboratorium berikut ini:
edema
hipertensi
makroskopik atau mikroskopik hematuria
oliguria
riwayat infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus grup A
yang diketahui dengan peningkatan titer ASTO dan atau
adanya penurunan serum komplemen C3
DIAGNOSA BANDING
Sindrom Alport
penyakit herediter yang
ditandai oleh adanya
glomerulonefritis
progresif familial yang
sering disertai tuli syaraf
dan kelainan mata seperti
lentikonus anterior.
Sindrom Nefrotik
Kongenital
Glomerulonefritis
membranoproliferasif
Glomerulonefritis
membranosa
Suatu glomerulonefritis
kronik yang tidak
diketahui etiologinya
dengan gejala yang tidak
spesifik,
Glomerulonefritis
membranosa sering
terjadi pada keadaan
tertentu atau setelah
pengobatan dengan obat
tertentu. Glomerulopati
membranosa paling
sering dijumpai pada
hepatitis B dan lupus
eritematosus sistemik.
Glomerulopati
membranosa jarang
dijumpai pada anak
Umur rata-rata pasien
pada berbagai penelitian
berkisar antara 10-12
tahun,
KOMPLIKASI
Komplikasi dari GNA-PS terjadi karena hipertensi dan gangguan fungsi
ginjalnya yang akut.
1. Hipertensi pada 60% pasien dan dapat menjadi hipertensi
ensefalopathy pada 10 % kasus.
2. gagal jantung
3. hiperkalemia
4. hiperpospatemia
5. hipokalsemia
6. asidosis
7. seizure
8. uremia.
PREVENSI
Pemberian terapi antibiotik untuk infeksi tenggorokan dan kulit
oleh karena kuman streptokokus tidak dapat menyingkirkan
resiko terkena glomerulonefritis.
Anggota keluarga pasien dengan GNA harus memeriksakan
kultur dari Streptokokus Beta hemolitikus dan di terapi bila
hasilnya positis.
PENATALAKSANAAN
Suportif : Istirahat
Perawatan bila : GFR turun sedang s/d berat ( klirens kreatinin < 60 ml/1
lt/1,73 m2), BUN > 50mg
Pasien hipertensi dapat diberikan diuretik dan antihipertensi.
1. hipertensi ringan ( sistol 130 mmHg dan diastole 90 mmHg umumnya
diobservasi tanpa diberikan terapi.
2. hipertensi sedang (sistolik > 140-150 mmHg dan diastolik > 100 mmHg
diobati dengan hidralazin oral atau intramuskular, nifedipin oral atu
sublingual.
3. hipertensi berat diberikan hidralazin 0,15-0,30 mg/kgbb iv, dapat diulangi
setiap 2-4 jam atau reserpin 0,03-0,10 mg/kgbb (1-3 mg/m2) iv, atau
natrium nitroprussid 1-8 mg/kgBB/menit.
4. krisis hipertensi (sistolik > 180 mmHg atau diastolik >120 mmHg)
diberikan diazoxid 2-5 mg/kgbb iv secara cepat bersama furosemid 2
mg/kgBB iv, klonidin drip 0,002 mg/kgBB/kali , diulang setiap 4-6 jam atau
nifedipin sublingual 0,25-0,5 mg/kgBB dan dapat diulang setiap 6 jam bila
diperlukan.
PENATALAKSANAAN
Retensi cairan ditangani dengan pembatasan cairan dan natrium. Asupan
cairan sebanding dengan invisible water loss (400-500 ml/m2 luas
permukaan tubuh/hari) ditambah setengah atau kurang dari urin yang
keluar. Bila berat badan tidak berkurang diberikan diuretik seperti
furosemid 2 mg/kgBB, 1-2 kali/hari.
Antibiotik dapat diberikan penisilin prokain 50.000 U/kgBB/kali IM 2x/hari
ataupun penisilin V
50 mg/kgBB/hr PO dibagi 3 dosis untuk infeksi aktif. Apabila sensitif
terhadap penisilin, dapat diberi eritromisin 50 mg/kgBB/hari (3 dosis).
Antibiotik diberikan selama 10 hari
Pembatasan bahan makanan tergantung dari beratnya odem, gagal ginjal
dan hipertensi. Bila azotemia, asupan protein dibatasi 0,5 g/kgbb/hari. Pada
odem berat dan bendungan sirkulasi dapat diberikan NaCl 300 mg/hari
sedangkan bila edema minimal dan hipertensi ringan diberikan 1-2
g/m2/hari. Bila disertai oliguria, maka pemberian kalium harus dibatasi.
PROGNOSIS
Sembuh sempurna pada 95% anak dengan GNA-PS.
Mortalitas bisa dihindari dengan penanganan yang
tepat terhadap gagal ginjal akut, gagal jantung, dan
hipertensinya.
Kekambuhan untuk GNA-PS sangat jarang terjadi.
TERIMA KASIH