Anda di halaman 1dari 19

Diabetes mellitus

L/O/G/O
By : Andrinaldy Adhireza

Definisi
Menurut American Diabetes Association (ADA)
2005, diabetes melitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya.

Epidemiologi
Hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) pada
tahun 2007, menunjukkan bahwa prevalensi DM
secara nasional berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan dan gejala adalah 1.1%, sedangkan
prevalensi DM berdasarkan pemeriksaan kadar
gula darah pada penduduk berumur >15 tahun
yang bertempat tinggal di perkotaan adalah 5.7%.
Riset ini juga menghasilkan angka Toleransi
Glukosa Terganggu (TGT) secara nasional
berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah pada
penduduk berumur >15 tahun yang bertempat
tinggal di perkotaan adalah 10.2% (Depkes, 2008).

Etiologi
Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM) atau Diabetes Melitus Tergantung
Insulin (DMTI) disebabkan oleh destruksi
sel pulau Langerhans akibat proses
autoimun. Sedangkan Non Insulin
Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)
atau Diabetes Melitus Tidak Tergantung
Insulin (DMTTI) disebabkan kegagalan
relatif sel dan resistensi insulin

Klasifikasi
Klasifikasi etiologis diabetes melitus menurut PERKENI
(ADA,1997):
Diabetes melitus tipe I
Diabetes melitus tipe II
Diabetes melitus tipe lain

Defek genetik fungsi sel beta


Defek genetik kerja insulin
Penyakit eksokrin pankreas
Endokrinopati
Obat atau zat kimia: vacor, pentamidin, asam nikotinat,
lukokortikoid, hormon tiroid, tiazid, dilantin, interferon-alfa, dll
Infeksi
Sebab imunologi yang jarang
Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

Diabetes melitus gestasional (DMG)

Patofisiologi
Diabetes Tipe I
Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karena sel-sel B pankreas telah dihancurkan
oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun
tetap berada dalam darah dan menimbulkan
hiperglikemia postprandial (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi,
ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa
yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut
diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini
akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit
yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis
osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi).

Diabetes Tipe II
Resistensi insulin pada diabetes tipe II
disertai dengan penurunan reaksi intrasel,
dengan demikian insulin menjadi tidak efektif
untuk menstimulasi pengambilan glukosa
oleh jaringan.
Diabetes Gestasional
Terjadi pada wanita yang tidak menderita
diabetes sebelum kehamilannya.
Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat
sekresi hormone-hormon plasenta. Sesudah
melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada
wanita yang menderita diabetes gestasional
akan kembali normal.

Manifestasi Klinik
Hal yang sering menyebabkan pasien datang
berobat ke dokter adalah adanya keluhan
yang mengenai beberapa organ tubuh,
antara lain:
Gangguan penglihatan: katarak
Kelainan kulit: gatal dan bisul-bisul
Kesemutan, rasa baal
Kelemahan tubuh
Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh
Infeksi saluran kemih

Tanda-tanda dan gejala klinik diabetes


melitus pada lanjut usia
Penurunan berat badan yang drastis dan katarak
yang sering terjadi pada gejala awal
Infeksi bakteri dan jamur pada kulit (pruritus vulva
untuk wanita) dan infeksi traktus urinarius sulit untuk
disembuhkan.
Disfungsi neurologi, termasuk parestesi, hipestesi,
kelemahan otot dan rasa sakit, mononeuropati,
disfungsi otonom dari traktus gastrointestinal (diare),
sistem kardiovaskular (hipotensi ortostatik), sistem
reproduksi (impoten), dan inkontinensia stress.
Makroangiopati yang meliputi sistem kardiovaskular
(iskemia, angina, dan infark miokard), perdarahan
intra serebral (TIA dan stroke), atau perdarahan
darah tepi (tungkai diabetes dan gangren).
Mikroangiopati meliputi mata (penyakit makula,
hemoragik, eksudat), ginjal (proteinuria,
glomerulopati, uremia)

Anamnesis
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan
apabila terdapat keluhan klasik seperti
tersebut dibawah ini:
Keluhan khas DM berupa: poliuria,
polidipsia, polifagia, penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan tidak khas DM: lemah badan,
kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi
ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada
wanita.

Pemeriksaan
Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada kelompok
dengan salah satu risiko DM sebagai berikut:
a.
Usia >45 tahun
b.
Berat badan lebih >110% BB ideal atau IMT
>23 kg/m2
c.
Hipertensi (>140/90 mmHg)
d.
Riwayat DM dalam garis keturunan
e.
Riwayat abortus berulang, melahirkan
bayi cacat atau BB lahir bayi >4000 gram
f.
Kolesterol HDL 35 mg/dl dan atau
trigliserida 150 mg/dl

Diagnosis DM dapat ditegakan dengan 3 cara:


1. Gejala klasik DM + GDS 200mg/dl
Glukosa sewaktu merupakan hasil pemeriksaan
sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu
makan terakhir
2. Gejala klasik DM + GDP 126mg/Dl
Puasa diartikan pasien tidak mendapatkan kalori
tambahan sedikitnya 8jam
3. Kadar glukosa darah 2 jam pada TTGO200mg/dl
TTGO dilakukan dengan standar WHO
menggunakan beban glukosa yang setara dengan
75g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air

Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa


Sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM
Kadar glukosa (mg/dl )

Bukan DM

Belum pasti

DM

DM
Sewaktu

Puasa

Plasma Vena

< 110

110 199

200

Darah Kapiler < 90

90 199

200

Plasma Vena

110 125

126

90 109

110

< 110

Darah Kapiler < 90

Penatalaksanaan

Pencegahan
Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan
pada orang-orang yang termasuk kelompok
risiko tinggi, yakni mereka yang belum
menderita, tetapi berpotensi untuk menderita DM
Pencegahan Sekunder
Upaya mencegah atau menghambat timbulnya
penyulit dengan tindakan deteksi dini dan
memberikan pengobatan sejak awal penyakit.
Pencegahan Tersier
Berusaha mencegah terjadinya kecacatan lebih
lanjut dan merehabilitasi pasien sedini mungkin,
sebelum kecacatan tersebut menetap.

Komplikasi
Kompilkasi Akut
- Ketoasidosis diabetik
- Hiperosmolar non ketotik
- Hipoglikemia

Komplikasi Kronis
Makroangiopati
Pembuluh darah jantung
Pembuluh darah tepi
Pembuluh darah otak
Mikroangiopati:
Retinopati diabetik
Nefropati diabetik
Neuropati

Prognosis
Pada kebanyakan penderita, diabetes bisa
dikontrol oleh diet, olahraga, dan injeksi
insulin. Namun jika tak diobati, komplikasi
serius dapat terjadi.
Misalnya, kebutaan, penyakit ginjal,
amputasi pada ekstremitas.
Dan juga menggandakan resiko
seseorang akan penyakit jantung stroke,
dan kemungkinan meninggal lebih

Anda mungkin juga menyukai