Anda di halaman 1dari 45

Konjungtivit

is

Fitriano Haniwieko 1102011108

Kepaniteraan Ilmu Penyakit


Mata
Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI

Nama: Ny W
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Tanggal lahir
: 24 Januari 1976
Agama
: Islam
Kebangsaan/ suku
: Indonesia/ Jawa
Pendidikan : S1
Perkerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat
: Jl. Kramat Jati RT 05/10, Jakarta Timur
Status
: menikah
Tanggal pemeriksaan : 7 September 2016

Keluhan utama :
Mata merah pada kedua mata sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit.

Keluhan tambahan :
Terdapat kotoran mata pada pagi hari di kedua
mata, sehingga pasien sulit membuka mata ssat
bangun tidur dan rasa pedih pada kedua mata

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan kedua mata merah sejak
3 hari SMRS. Awalnya mata kiri terlebih dahulu yang
merah lalu keesokan harinya mata kanan. Keluhan
disertai dengan rasa pedih pada kedua mata. Pasien
mengatakan bahwa saat bangun tidur, matanya terdapat
cairan yang lengket pada kedua matanya sehingga pasien
sulit untuk membuka mata.

Pasien mengatakan sering menggosok matanya dengan


tangan dan jarang mencuci tangan saat sebelum dan
sesudah memegang sesuatu.Pasien sebelumnya belum
memberikan obat apapun pada matanya.

Keluhan penurunan ketajaman pengelihatan


disangkal. Keluhan pandangan berkabut
disangkal, keluhan gatal disangkal. Tidak ada
keluhan demam, ataupun rasa tidak enak badan.
Tidak ada riwayat trauma pada mata, riwayat
mata kering, dan riwayat benjolan pada
mata.Sebelumnya pasien tidak memberikan obat
pada matanya.

Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

penyakit serupa disangkal


alergi disangkal
trauma disangkal
operasi pada mata disangkal

Riwayat penyakit keluarga :


Riwayat keluarga dengan sakit yang
sama disangkal

Keadaan umum : Baik


: Compos Mentis
Kesadaran

Tanda Vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi
: 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
: 36.5 C
Suhu

Pasien perempuan berusia 40 tahun, datang ke poli


mata dengan keluhan mata merah pada kedua mata
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
disertai dengan rasa pedih pada kedua mata. Terdapat
cairan yang lengket pada kedua mata saat pagi hari.
Terdapat keluhan mata pedih pada kedua mata.
Keluhan gatal disangkal, keluhan demam disangkal,
keluhan penurunan ketajaman pengelihatan disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapati visus pada ODS 5/5 E.
Konjungtiva tarsalis superior ODS hiperemis (+).
Konjungtiva tarsalis inferior ODS hiperemis (+) ; secret
(+). Konjungtiva bulbi ODS injeksi konjungtiva (+).

Diagnosis Kerja
Konjungtivitis bacterial akut ODS

Diagnosis Banding
Konjungtivitis virus

Penatalaksanaan
Terapi Medikamentosa :
Antibiotik dan antiinflamasi topical
Tetes mata CendoTobroson ( Tobramycin 3mg/ml
Dexamethason 1mg/ml) 4 tetes per hari untuk kedua
mata.

Terapi Non medikamentosa :


Gunakan kain kapas yang dibasahi untuk membersihkan
kelopak dan bulu mata dengan lembut agar tidak
lengket.
Edukasi
Menjelaskan cara pemakainan obat dan pentingnya
menggunakan obat dengan teratur dan sesuai petunjuk.
Cucilah tangan secara rutin setelah membersihkan mata
yang terinfeksi agar tidak menular.
Jangan menggosok mata dengan tangan.

Prognosis
Ad Vitam
Ad Funtionam
Ad Sanationam

: ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

Lapisan epitel konjungtiva terdiri dari:


a. Marginal konjungtiva mempunyai epitel tipe stratified skuamous lapis 5.
b. Tarsal konjungtiva mempunyai 2 lapis epitelium: lapisan superfisial dari sel silindris dan
lapisan dalam dari sel pipih.
c. Forniks dan bulbar konjungtiva mempunyai 3 lais epitelium: lapisan superfisial sel silindris,
lapisan tengan polihedral sel dan lapisan dalam sel kuboid.
d. Limbal konjungtiva sekali lagi mempunyai banyak lapisan (5-6 lapis) epitelium stratified
skuamous

Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan


adenoid (superficial) dan satu lapisan fibrosa
(profundus).

Konjungtiva mempunyai dua macam kelenjar, yaitu:


Kelenjar sekretori musin. Mereka adalah sel
goblet(kelenjar uniseluler yang terletak di dalam
epitelium), kripta dari Henle(ada apda tarsal konjungtiva)
dan kelenjar Manz(pada konjungtiva limbal). Kelenjarkelenjar ini menseksresi mukus yang mana penting untuk
membasahi kornea dan konjungtiva.
Kelenjar lakrimalis aksesorius, mereka adalah:
Kelenjar dari Krause(terletak pada jaringan ikat konjungtiva di
forniks, sekitar 42mm pada forniks atas dan 8mm di forniks
bawah). Dan
Kelenjar dari Wolfring(terletak sepanjang batas atas tarsus
superios dan sepanjang batas bawah dari inferior tarsus).

Suplai arterial konjungtiva:


Konjungtiva palpebra dan forniks disuplai oleh cabang dari
arcade arteri periferal dan merginal kelopak mata. Konjungtiva
bulbar disuplai oleh dua set pembuluh darah: arteri konjungtiva
posterior yang merupakan cabang dari arcade arteri kelopak
mata; dan arteri konjungtiva naterior yang merupakan cabang
dari arteri siliaris anterior.

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva


yang ditandai oleh dilatasi vaskular, infiltrasi
selular dan eksudasi yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri,jamur, chlamidia), alergi,
iritasi bahan-bahan kimia.

Etiologi
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai
macam hal, seperti :
a. infeksi oleh virus atau bakteri.
b. reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu
binatang.
c. iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara
lainnya; sinar ultraviolet.
d. pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka
panjang.

1. Hiperemia

2.Discharge ( sekret ). Berasal dari eksudasi selsel radang. Kualitas dan sifat alamiah
eksudat(mukoid, purulen, berair, atau berdarah)
tergantung dari etiologinya.
3.Chemosis ( edema conjunctiva ). Adanya
Chemosis mengarahkan kita secara kuat pada
konjungtivitis alergik akut tetapi dapat juga muncul
pada konjungtivitis gonokokkal akut atau
konjungtivitis meningokokkal, dan terutama pada
konjungtivitis adenoviral.

4.Epifora (pengeluaran berlebih air mata).


Lakrimasi yang tidak normal(illacrimation) harus
dapat dibedakan dari eksudasi. Lakrimasi biasanya
mencerminkan lakrimasi sebagai reaksi dari badan
asing pada konjungtiva atau kornea atau
merupakan iritasi toksik.
5.Pseudoptosis. Kelopak mata atas seperti akan
menutup, disebabkan karena adanya infiltrasi selsel radang pada palpebra superior maupun karena
edema pada palpebra superior.

6.Hipertrofi folikel. Terdiri dari hiperplasia limfoid


lokal dengan lapisan limfoid dari konjungtiva dan
biasanya mengandung germinal center. Secara
klinis, folikel dapat dikenali sebagai struktur bulat,
avaskuler putih atau abu-abu. Pada pemeriksaan
menggunakan slit lamp, pembuluh darah kecil
dapat naik pada tepi folikel dan mengitarinya.

7.Hipertrofi papiler. Adalah reaksi konjungtiva non


spesifik yang muncul karena konjungtiva terikat pada
tarsus atau limbus di dasarnya oleh fibril. Ketika
pembuluh darah yang membentuk substansi dari
papilla mencapai membran basement epitel,
pembuluh darah tersebut akan bercabang menutupi
papila seperti kerangka dari sebuah payung. Eksudat
inflamasi akan terakumulasi diantara fibril,
membentuk konjungtiva seperti sebuah gundukan.

8.Formasi pannus. Pertumbuhan konjungtiva


atau pembuluh darah diantara lapisan Bowman
dan epitel kornea atau pada stroma yang lebih
dalam. Edema stroma, yang mana menyebabkan
pembengkakan dan memisahkan lamela kolagen,
memfasilitasi terjadinya invasi pembuluh darah.

11. Granuloma. Adalah nodus stroma


konjungtiva yang meradang dengan area bulat
merah dan terdapat injeksi vaskular.

Konjungtivitis Bakterial
Penyebab konjungtivitis bakteri paling sering
adalah Staphylococcus, Pneumococcus, dan
Haemophilus.
Tanda dan Gejala
- Iritasi mata,
- Mata merah,
- Sekret mata,
- Palpebra terasa lengket saat bangun tidur
- Kadang-kadang edema palpebra

B. Pemeriksaan Laboratorium
Pada kebanyakan kasus konjungtivitis bacterial,
organism dapat diketahui dengan pemeriksaan
mikroskopik terhadap kerokan konjungtiva yang
dipulas dengan pulasan Gram atau Giemsa
C. Komplikasi
-Blefaritis marginal menahun sering menyertai
konjungtiva stafilokokus
-Ulserasi kornea marginal dapat terjadi pada infeksi
N gonorroeae, N konchii, N meningitides, H
aegyptus, S gonorrhoeae berdifusi melalui kornea
masuk camera anterior, dapat timbul iritis toksik.

a). Demam Faringokonjungtival


Tanda dan gejala
Demam Faringokonjungtival ditandai oleh demam
38,5-40C, sakit tenggorokan, dan konjungtivitis
folikuler pada satu atau dua mata. Mata merah
dan berair mata sering terjadi.Yang khas adalah
limfadenopati preaurikuler

Laboratorium
Demam faringokonjungtival umumnya disebabkan
oleh adenovirus tipe 3 dan kadang kadang oleh
tipe 4 dan 7. Virus itu dapat dibiakkan dalam sel
HeLa dan ditetapkan oleh tes netralisasi.

Terapi
Tidak ada pengobatan spesifik. Konjungtivitisnya
sembuh sendiri, umumnya dalam sekitar 10 hari.

b). Keratokonjungtivitis Epidemika


Tanda dan gejala
Keratokonjungtivitis epidemika umumnya bilateral.
Awalnya sering pada satu mata saja, dan biasanya
mata pertama lebih parah. Pada awalnya pasien
merasa ada infeksi dengan nyeri sedang dan berair
mata, kemudian diikuti dalam 5-14 hari oleh
fotofobia, keratitis epitel, dan kekeruhan subepitel
bulat. Konjungtivitis berlangsung paling lama 3-4
minggu. Kekeruhan subepitel terutama terdapat di
pusat kornea, bukan di tepian.

Laboratorium
Keratokonjungtiva epidemika disebabkan oleh
adenovirus tipe 8, 19, 29, dan 37 (subgroub D dari
adenovirus manusia). Virus-virus ini dapat diisolasi
dalam biakan sel dan diidentifikasi dengan tes
netralisasi.
Terapi
Sekarang ini belum ada terapi spesifik, namun
kompres dingin akan mengurangi beberapa gejala.
kortikosteroid selama konjungtivitis akut dapat
memperpanjang keterlibatan kornea sehingga harus
dihindari.

c). Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks


Tanda dan gejala
Konjungtivitis virus herpes simplex biasanya merupakan
penyakit anak kecil, adalah keadaan yang ditandai
pelebaran pembuluh darah unilateral, iritasi, sekret mata
mukoid, sakit, dan fotofobia ringan.
Terapi
Jika konjungtivitis terdapat pada anak di atas 1 tahun
atau pada orang dewasa, umunya sembuh sendiri dan
mungkin tidak perlu terapi.
Antivirus topical dapat diberikan 7 10 hari: trifluridine
setiap 2 jam sewaktu bangun atau salep vida rabine lima
kali sehari, atau idoxuridine 0,1 %, 1 tetes setiap jam
sewaktu bangun dan 1 tetes setiap 2 jam di waktu malam.

Etiologi
Chlamydia trachomatis serotipe A,B,Ba, atau C. Infeksi ini
menyebar melalui kontak langsung dengan sekret kotoran
mata penderita trakoma atau melalui alat-alat kebutuhan
sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan dan lain-lain.
Untuk menegakkan keadaan endemik trakoma pada keluarga
atau sebuah komunitas, sejumlah anak harus mempunyai
minimal dua dari tanda berikut:
Lima atau lebih folikel pada garis konjungtiva tarsal datar
kelopak mata atas.
Konjungtival scarring yang khas pada konjungtiva tarsal atas.
Folikel limbal atau sekuelnya(Herberts pits).
Ekstensi atau perpanjangan pembuluh darah ke arah kornea,
paling sering tampak pada limbus superior.

Terapi
Tetrasiklin, 1-1,5g per hari secara oral terbagi dalam
empat dosis untuk tiga sampai empat minggu;
doksisiklin, 100mg secara oral dua kali sehari
selama tiga minggu; atau eritromisin, 1g per hari
dalam empat dosis terbagi untuk tiga sampai
empat minggu.

Konjungtivitis Demam Jerami (Hay Fever)


Tanda dan gejala
Radang konjungtivitis non-spesifik ringan umumnya
menyertai demam jerami (rhinitis alergika). Bianya ada
riwayat alergi terhadap tepung sari, rumput, bulu
hewan, dan lainnya. Pasien mengeluh gatal-gatal, berair
mata, mata merah, dan sering mengatakan bahwa
matanya seakan-akan tenggelam dalam jaringan
sekitarnya.

Terapi
Meneteskan vasokonstriktor local pada tahap akut
(epineprin, larutan 1:1000 yang diberikan secara topical,
akan menghilangkan kemosis dan gejalanya dalam 30
menit). Kompres dingin membantu mengatasi gatalgatal

Konjungtivitis Vernalis
Definisi
Penyakit ini, juga dikenal sebagai catarrh musim semi
dan konjungtivitis musiman atau konjungtivitis musim
kemarau, adalah penyakit alergi bilateral yang jarang. 1,3
Penyakit ini lebih jarang di daerah beriklim sedang
daripada di daerah dingin. Penyakit ini hampir selalu lebih
parah selama musim semi, musim panas dan musim
gugur daripada musim gugur.
Tanda dan gejala
Pasien mengeluh gatal-gatal yang sangat dan bertahi mata
berserat-serat. Biasanya terdapat riwayat keluarga alergi.
Konjungtiva tampak putih seperti susu, dan terdapat
banyak papilla halus di konjungtiva tarsalis inferior.

Terapi:
- Pemakaian mesin pendingin ruangan berfilter
- Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga
membawa serbuksari
- Menggunakan kacamata berpenutup total untuk mengurangi
kontak dengan allergen di udara terbuka. Pemakaian lensa
kontak dihindari karena dapat membantu resistensi allergen.
- Kompres dingin di daerah mata
sebagai alternative bila keadaan memungkinkan
- Menghindari tindakan menggosok- gosok mata dengan tangan
atau jari tangan, karena telah terbukti dapat merangsang
pembebasan mekanis dari mediator- mediator sel mast.

Konjungtivitis Iatrogenik Pemberian Obat Topikal


Konjungtivitis folikular toksik atau konjungtivitis nonspesifik infiltrate, yang diikuti pembentukan parut,
sering kali terjadi akibat pemberian lama dipivefrin,
miotika, idoxuridine, neomycin, dan obat-obat lain.
Konjungtivitis oleh Bahan Kimia dan Iritans
Asam, alkali, asap, angin, dan hamper setiap substansi
iritan yang masuk ke saccus conjungtiva dapat
menimbulkan konjungtivitis. Beberapa iritan umum
adalah pupuk, sabun, deodorant, spray rambut,
tembakau, bahan-bahan make-up, dan berbagai asam
dan alkali. Di daerah tertentu,asbut (campuran asap dan
kabut) menjadi penyebab utama konjungtivitis kimia
ringan.

Gambaran klinis
Teori
Mata merah

Pasien
Mata merah sejak 3hari SMRS

Terdapat sekret mukopurulen Sekrel kental berwarna


atau purulen

kekuningan

Iritasi mata

Terdapat rasa pedih pada mata

Mata
pagi

lengket

saat

bangun Sulit

membuka

bangun pagi

mata

saat

Pemeriksaan fisik dan oftalmologi


Teori
Edema

pada

Pasien
palpebra Tidak ditemukan edema pada

superior dan inferior kedua palpebra


mata
Visus normal

Visus pasien normal

Hiperemis pada konjungtiva Konjungtiva


tarsalis

superior

Tarsalis

superior

dan dan inferior kedua mata pasien

inferior

hiperemis

Injeksi Konjungtiva

Terdapat

injeksi

konungtiva

pada kedua mata pasien

Anda mungkin juga menyukai