Pendahuluan
Leukemia suatu keadaan di mana terjadi
Pendahuluan
Leukemia mieloblastik akut (LMA) leukemia
Etiologi
Etiologi dari LMA tidak diketahui
Zat leukomogenik (Benzene)
Radiasi ionik
Trisomi kromosom 21 sindrom Down (resiko
Patogenesis
Adanya blokade maturitas yang
Patogenesis
Sel-sel blast yang terbentuk juga punya
Gejala klinis
Leukositosis
Rasa lelah
Perdarahankulit, hidung
Infeksi
Gejala rangsang meningeal
Diagnosis
Secara klasik berdasarkan pemeriksaan
Diagnosis banding
Semua leukemia akut
Anemia aplastik
Auer body patognomis untuk leukemia
mieloblastik akut.
Diagnosis banding
Secara klinis endokarditis bakterialis mirip
Komplikasi
Perdarahan serebelar
Infeksi
Komplikasi yang jarang terjadi adalah keluhan
Tatalaksana
Perbaiki KU
Kemoterapi sesuai protokol LMA
Prognosis
Dengan terapi agresif, 40 -50 % penderita
Paraparese inferior
Paraparese inferior adalah paralisis bagian
Etiologi
Tumor medula spinalis daerah spinal yang dapat
Pemeriksaan penunjang
Lumbal punksi LCS
Foto polos
CT-scan
Mielografi
MRI
Tatalaksana
Mengurangi nyeri
Mempertahankan atau memperbaiki fungsi
neurologis
Tindakan radiasi, bedah atau kombinasinya tetap
kontroversi.
Radioterapi biasa dipikirkan sebagai terapi inisial
Operasi dipikirkan sebagai pilihan terakhir.
Indikasi operasi biasanya adalah gagal atas radiasi,
diagnosis tidak diketahui, fraktur/dislokasi patologis
dan paraplegia yang berlangsung cepat atau sudah
berjalan lanjut.
Prognosis
Prognosis pasien dengan metastasis spinal
simptomatis bervariasi.
Tergantung beratnya defisit, lamanya gejala,
Ilustrasi kasus
An. S; 2 tahun 5 bulan
Gizi baik
Keluhan utama demam
Keluhan tambahan kelemahan pada tungkai
Ilustrasi kasus
3 hr SRMS anak demam yang tidak terlalu tinggi,
Ilustrasi kasus
Satu hari SMRS anak masih demam, anak
Ilustrasi kasus
Anak telah terdiagnosa AML sejak Januari
Ilustrasi kasus
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran: kompos
Ilustrasi kasus
Status neurologis:
Ilustrasi kasus
Masalah awal
Demam ec suspek demam neutropenia, ISK
Paraparese inferior ec suspek metastase
keganasan
Sindrom Down
Retensio urin ec suspek neurogenic bladder,
suspek metastase keganasan, penekanan
massa
Massa regio iliaka kanan-kiri
Ilustrasi kasus
Rencana diagnostik
Pemeriksaan darah rutin, elektrolit, fungsi
ginjal, urinalisa rutin
Rontgen lumbosacral AP/lateral
CT scan lumbosacral sentrasi L4-S3
Ilustrasi kasus
Rencana terapi
IVFD D5 NS 1150 cc/24 jam gtt 10 makro
Parasetamol 3x200 mg (po)
Ceftriaxone 1x1,3 gr (iv)
Thyrax 2x25 g (po)
Diet 1300 kkal + protein 25 gr dalam bentuk susu
Pediasure 3x200cc dan F135 5x100 cc (anak
menolak makan)
Pemasangan kateter uretra berkala untuk mengatasi
retensi urine
Monitoring : tanda vital (suhu, nadi, laju napas)
Ilustrasi kasus
Pemeriksaan LAB
Hb 8.7 g/dL
Leukosit 1600/mm3
Trombosit 35.000/mm3
Ureum 19 mg/dL
Kreatinin 0.13 mg/dL
LFG 110
Calsium 7.8 mg/dL
Natrium 137 mEq/L
Kalium 4.0 mE/L
Ilustrasi kasus
Pemeriksaan urinalisa
Warna kuning jernih
BJ 1.025
pH 7.0
Protein (-)
Glukosa (-)
Keton (-)
Leukosit (-)
Eritrosit (-)
Sedimen (-)
Ilustrasi kasus
Pemeriksaan urinalisa
Warna kuning jernih
BJ 1.025
pH 7.0
Protein (-)
Glukosa (-)
Keton (-)
Leukosit (-)
Eritrosit (-)
Sedimen (-)
Ilustrasi kasus
Foto Pelvic AP
Destruksi os femur 1/3 proksimal kanan
CT-scan lumbosacral
Tidak tampak kelainan pada vertebra
lumbosacral
Tidak tampak proses metastase pada tulang
vertebra torakal sampai sacrum
Curiga massa bulky di paraaorta abdominalis
Ilustrasi kasus
CT-scan abdomen
Fibrosis disertai konsolidasi di segmen 1-3, 6 paru
kanan-kiri sugestif TB paru lama proses aktif
Pembesaran KGB hilus kanan, mediastinum
posterior kanan, mesenterika superior
Lesi litik multipel di os ileum kanan-kiri, 1/3
proksimal os femur kanan-kiri, destruksi trocanter
os femur kanan
Soft tissue mass di musculus iliaka kanan-kiri dan
musculus gluteus kiriproses metastase
Hidronefrosis bilateral ec neurogenic bladder
TERIMA KASIH