Anda di halaman 1dari 112

PROSES PENGELASAN

GMAW

CONSUMABLE
WELDING PROCESS

Yudhistira
04205008
14/09/16

Sutrimo-Polban

14/09/16

Sutrimo-Polban

Definisi GMAW
Proses penyambungan dua
material logam atau lebih
menjadi
satu
melalui
proses pencairan setempat,
dengan
menggunakan
elektroda
(wire rodfiller
metal) yang sama dengan
logam
dasarnya
(base
metal) dan menggunakan
gas pelindung (inert gas).

14/09/16

Sutrimo-Polban

Gas Shielded Welding


Gas-shielded welding

Gas tungsten-arc welding


GTAW/TIG

Gas metal-arc welding


GMAW

Metal Inert gas welding


MIG

14/09/16

Metal active gas welding


MAG
Sutrimo-Polban

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN


GMAW

Proses las MIG


sukses dikembangkan oleh Battele
Memorial Institute pada tahun 1948 dengan sponsor Air
Reduction Company. Las MIG pertama kali dipatenkan
pada tahun 1949 di Amerika Serikat untuk pengelasan
alumunium. Keunggulannya adalah penggunaan elektroda
yang berdiameter lebih kecil dan sumber daya tegangan
konstan (constant-voltage power source) yang telah
dipatenkan sebelumnya oleh H.E. Kennedy.
Pada
tahun
1953,
Lyubavskii
dan
Novoshilov
mengumumkan penggunaan proses las MIG menggunakan
gas
CO2
sebagai
gas
pelindung.
Mereka
juga
menggunakan gas CO2 untuk mengelas besi karbon. Gas
CO2 dicampur dengan Gas Argon yang dikenal sebagai
Metal Active Gas (MAG), yang kemudian berkembang
menjadi proses las MAG.
14/09/16

Sutrimo-Polban

Aplikasi GMAW

14/09/16

Sutrimo-Polban

Kelebihan GMAW

Proses Pengelasan GMAW memiliki performance dan hasil yang sangat


baik.
Pada umumnya proses pengelasan GMAW memiliki beberapa kelebihan,
yaitu :
Efisiensi tinggi dan proses pengerjaannya cepat;
Dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan (welding position);
Tidak menghasilkan slag atau terak, layaknya yang terjadi pada las
SMAW/MMAW;
Memiliki
jumlah deposit (deposition rates) yang lebih tinggi
dibandingkan SMAW;
Proses pengelasan GMAW sangat cocok untuk pekerjaan konstruksi;
Membutuhkan sedikit pembersihan setelah pengelasan.

14/09/16

Sutrimo-Polban

Kelemahan GMAW

Pada proses pengelasan GMAW memiliki beberapa kelemahan


, antara lain :
Wire-feeder memerlukan pengontrolan yang kontinyu;
Sewaktu waktu dapat terjadi Burnback;
Cacat las porositi/lubang-lubang kecil sering terjadi akibat
pengunaan gas pelindung yang kualitasnya tidak baik;
Busur yang tidak stabil, akibat ketrampilan operator yang
kurang baik;
Pada awalnya set-up pengelasan merupakan permulaan yang
sulit.

14/09/16

Sutrimo-Polban

MIG v.s. MAG

Inert gas (MIG)


Gas pelindung
Gampuran gas

Argon (Ar)

Active gas
(MAG)
Carbon dioxide
(CO2)

Argon (Ar) +Helium Argon + CO2


(He)
Argon + O2
Argon + CO2+
O2

Material

non-ferrous

Ferous

Proses
pengelasan

MIG welding

MAG welding

14/09/16

Sutrimo-Polban

Proses GMAW
Proses pengelasan GMAW, panas
dari
proses
pengelasan
ini
dihasilkan oleh busur las yang
terbentuk
diantara
elektroda
kawat (wire electrode) dengan
benda kerja. Selama proses
pengelasan,
elektroda
akan
meleleh
kemudian
menjadi
deposit
logam
las
dan
membentuk butiran las (weld
beads). Gas pelindung digunakan
untuk
mencegah
terjadinya
oksidasi dan melindungi hasil las
selama
masa
pembekuan
(solidification).

10

14/09/16

Sutrimo-Polban

Polaritas Terbalik

11

Proses pengelasan GMAW beroperasi


menggunakan arus searah (DC),
biasanya menggunakan elektroda
kawat positif. Ini dikenal sebagai
polaritas terbalik (reverse polarity).
Polaritas searah sangat jarang
digunakan karena transfer logam yang
kurang baik dari elektroda kawat ke
benda kerja. Hal ini karena pada
polaritas searah, panas terletak pada
elektroda. Proses pengelasan GMAW
menggunakan arus sekitar 50 A hingga
mencapai 600 A, dan menggunakan
tegangan 15 volt hingga 14/09/16
32 volt.

ELEKTRODA

+
+
+
-

BASE METAL

Sutrimo-Polban

Transfer Logam
Jenis atau model transfer logam cair dari elektroda ke daerah
las (molten weld pool) menentukan hasil dari proses
pengelasan. Secara umum ada tiga jenis tranfer logam, yaitu :
Short circuiting
Grobular
Spray

12

14/09/16

Sutrimo-Polban

Transfer Short Circuiting


Transfer logam short-cicuiting biasanya menggunakan
kawat elektroda yang berdiameter antara 0,030 inchi
(0,76 mm) hingga 0,045 inchi (1,1 mm) dan beroperasi
pada tegangan rendah, sekitar 17 volt (100 A) hingga 22
volt (200 A). Teknik pengelasan ini biasanya digunakan
untuk menyambung meterial yang tipis pada semua
posisi pengelasan , dan dapat juga untuk menyambung
logam yang tebal pada posisi vertikal dan horizontal.
Proses pengelasan menggunakan transfer logam shortcircuiting jika distorsi yang diinginkan minimum. Logam di
salurkan dari kawat ke daerah las (molten weld pool)
terjadi ketika keduanya melakukan kontak atau saat
terjadi short-circuit. Short-circuiting biasanya terjadi pada
benda kerja sebanyak 20 hingga 200 kali per detik .

13

14/09/16

Sutrimo-Polban

Short Circuiting Arc Cycle

Animasi Short Ciscuiting A

14

14/09/16

Sutrimo-Polban

Skema Short Circuiting Arc

15

14/09/16

Sutrimo-Polban

Short Circuiting Arc Parameters


Diameter elektroda

16

Arus Las (A)

Inchi

mm

Minimum

Maximum

0,30

0,76

50

150

0,35

0,89

75

175

0,45

1,10

100

225

14/09/16

Sutrimo-Polban

Globular Transfer

Pada saat tegangan dan arus

17

las meningkat hingga diatas


batas
maksimum
yang
direkomendasikan
untuk
transfer
logam
shortcircuiting, transfer logam
akan mulai berubah bentuk.
Proses
pengelasan
ini
biasanya dikenal dengan
transfer logam
globular.
Biasanya
tetesan
dari
lelehan
logam
memiliki
diameter yang lebih besar
dari pada diameter kawat
elektroda itu sendiri. Jenis
transfer logam ini biasanya
tidak stabil.
14/09/16

Sutrimo-Polban

Skema Globular Transfer

18

14/09/16

Sutrimo-Polban

Transfer Logam Spray


Dengan terus menaikkan tegangan dan arus, transfer logam akan
menjadi busur las (spray arc), untuk elektroda diameter 1,2 mm
dapat menggunakan tegangan berkisar antara 27 volt (250 A) hingga
35 volt (400A). Lelehan yang jatuh dari kawat elektroda sangat kecil
sehingga menghasilkan busur las dengan kestabilan yang baik.
Transfer logam spray dapat menghasilkan deposit logam yang tinggi.
Teknik pengelasan ini secara umum digunakan untuk menyambung
logam dengan ketebalan 3/32 inchi (2,4 mm) atau lebih. Kecuali saat
menyambung alumunium dan tembaga, busur las spray biasanya
terbatas hanya pada posisi datar (flat position ).

19

14/09/16

Sutrimo-Polban

Skema Spray Transfer

Animasi Spray Arc

20

14/09/16

Sutrimo-Polban

Parameter Spray Arc

21

14/09/16

Sutrimo-Polban

Pulsed Spray Arc


Variasi dari transfer logam
spray
biasanya
dikenal
sebagai transfer logam
pulsed spray, arusnya
berkisar antara arus level
rendah dan tinggi. Level
rendah terletak dibawah
arus transisi, untuk level
tinggi berada didalam batas
arus dari transfer logam
spray. Logam hanya dapat
disalurkan pada setiap pulsa
arus tinggi.

22

14/09/16

Sutrimo-Polban

Peralatan GMAW

Secara umum peralatan yang dibutuhkan untuk


proses pengelasan GMAW, adalah :
Mesin las (Power Source)
Elektroda (Wirefeeder)
Welding gun/torch
Tabung gas pelindung
Regulator

23

14/09/16

Sutrimo-Polban

Skema Peralatan GMAW

24

14/09/16

Sutrimo-Polban

Mesin Las GMAW


Proses pengelasan GMAW pada umumnya menggunakan arus bolak
balik (DC/Direct Current) dan menggunakan polaritas terbalik
dimana kutub positif pada elektroda dan kutub negatif pada benda
kerja. Mesin las GMAW menggunakan jenis mesin yang memiliki
karakteristik tegangan konstan. Tegangan konstan ini akan
menentukan panjang busur las. Ketika terjadi perubahan perubahan
mendadak kecepatan wirefeed, atau terjadi perubahan sementara
dari panjang busur las; maka mesin las secara tiba-tiba akan
merubah arus listrik. Sehingga perubahan panjang busur dapat
diatur dengan mengatur perubahan tegangan pada mesin las.

25

14/09/16

Sutrimo-Polban

Variabel Tegangan Las


Tegangan busur las adalah tegangan diantara
ujung elektroda dan benda kerja. Tegangan
listrik pada pengelasan memegang peranan
penting pada jenis transfer logam yang
diinginkan. Transfer logam arus pendek
membutuhkan
tegangan
yang
rendah,
sementara
transfer
logam
spray
membutuhkan tegangan yang lebih tinggi
lagi. Jika arus listrik dinaikkan, maka
tegangan las juga harus dinaikkan untuk
menghasilkan kestabilan.

26

14/09/16

Sutrimo-Polban

Tegangan Las

27

14/09/16

Sutrimo-Polban

Variabel Slope Las


Di dalam sistem pengelasan GMAW dapat terjadi penurunan
tegangan. Slope adalah perbandingan antara besarnya
penurunan teganan (besar tegangan yang telah di tetapkan
pada mesin las dikurangi dengan tegangan yang terjadi
sebenarnya di antara ujung elektroda dan benda kerja)
dengan besarnya arus yang telah ditetapkan pada mesin las.
Pada sistem pengelasan GMAW, slope digunakan pada saat
jenis pengelasan dengan transfer logam short-circuiting,
untuk membatasi besarnya arus sehingga spatter dapat
dikurangi ketika short-circuiting antara elektroda dan benda
kerja telah bebas.

28

14/09/16

Sutrimo-Polban

Perhitungan Slope

Perhitungan
Slope

Efek Terlalu Banyak


Slope

29

14/09/16

Sutrimo-Polban

Variabel Induktansi
Sumber tenaga mesin las tidak dapat
merespon perubahan beban secara cepat.
Tegangan membutuhkan beberapa waktu
untuk menyesuaikan level yang baru.
Induktansi mengatur kecepatan kenaikan dari
arus sirkuit. Kecepatannya dapat di perlambat
sehingga hubungan arus pendek dengan
sparter sangat minim. Induktansi juga
menyimpan energi. Kemudian energi ini
disalurkan ke busur las setelah arus pendek
bebas dan menyebabkan busur las yang lebih
panjang.

30

14/09/16

Sutrimo-Polban

Efek Induktansi

31

14/09/16

Sutrimo-Polban

Wirefeeder

Pada dasarnya terdapat tiga


jenis wirefeeder; yaitu jenis
dorong, jenis tarik, jenis
dorong-tarik. Perbedaannya
adalah
dari
cara
menggerakan elektroda dari
spool ke tourch. Kecepatan
dari wirefeeder dapat diatur
mulai dari 1 hingga 22
m/menit (pada mesin las
GMAW
performa
tinggi,
kecepatannya
dapat
mencapai 30 m/menit).

32

14/09/16

Sutrimo-Polban

Rol Wirefeeder
Menurut jenis rolnya, wirefeeder
dapat dibagi atas dua jenis,
yaitu :
sistem 2 rol
Sistem 4 rol
Menurut bidang kontaknya, rol
dari wirefeeder dapat dibagi
atas:
Jenis trapesium, halus
Jenis
setengah-lingkaran,
halus
Jenis
setengah-lingkaran,
kasar

33

14/09/16

Sutrimo-Polban

Parameter Wirefeeder

34

14/09/16

Sutrimo-Polban

Torch
Sesuai deangan bentuknya torch dibagi atas :
Torch general
Torch pistol (gun torch)
Menurut jenis pendinginnya, torch dibagi atas dua jenis,
yaitu :
Torch dengan pendingin udara
Torch dengan pendingin air

35

14/09/16

Sutrimo-Polban

Jenis Torch

General Torch

36

Gun Torch
14/09/16

Sutrimo-Polban

Bagian-Bagian Torch

General Torch

Gun Torch

37

14/09/16

Sutrimo-Polban

Pipa Kontak
Pipa pengarah elektroda biasa juga
disebut pipa kontak. Pipa kontak
terbuat dari tembaga, dan berfungsi
untuk membawa arus listrik ke
elektroda
yang
bergerak
dan
mengarahkan elektroda tersebut ke
daerah kerja pengelasan.
Torch dihubungkan dengan sumber
listrik pada mesin las dengan
menggunakan
kabel.
Karena
elektroda harus dapat bergerak
dengan bebas dan melakukan kontak
listrik dengan baik, maka besarnya
diameter lubang dari pipa kontak
sangat berpengaruh.

38

14/09/16

Sutrimo-Polban

Nozzle Gas Pelindung


Nozzle gas pelindung akan mengarahkan jaket gas
pelindung kepada daerah las. Nozzle yang besar
digunakan untuk proses pengelasan dengan arus listrik
yang tinggi. Nozzle yang lebih kecil digunakan untuk
pngelasan dengan arus listrik yang lebih kecil.
Pipa Kontak

Nozzle Gas Pelindung

39

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elektroda
Pada dasarnya terdapat lima faktor utama
yang mempengaruhi pemilihan jenis elektroda
pasa proses pengelasan GMAW, yaitu :

40

Komposisi kimia benda kerja


Properti mekanik benda kerja
Jenis gas pelindung
Jenis servis/layanan atau aplikasi yang dibutuhkan
Jenis penyambungan las

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elektroda Ferro
Pada umumnya yang digunakan untuk proses pengelasan
logam ferro adalah las MAG. Terdapat persamaan yang
mendasar pada elektroda ferro MAG, setiap elektroda
memiliki unsur paduan. Untuk mengelas besi karbon
menggunakan proses pengelasan MAG, fungsi utama
penambahan unsur paduan pada elektrodanya adalah untuk
mengatur deoksidasi genangan las (weld puddle) dan untuk
membantu menentukan properti mekaniknya.
Deoksidasi adalah kombinasi elemen dengan oksigen dari
genangan las menghasilkan slag atau formasi kaca (glass
formation) pada permukaan.

41

14/09/16

Sutrimo-Polban

Paduan Silikon (Si)


Silikon adalah elemen deoksidasi yang paling sering
digunakan untuk paduan elektroda las MAG. Umumnya,
elektroda mengandung 0,40 % hingga 1,00 % silikon.
Dalam jangkauan persentase, silikon menunjukan
kemampuan doksidasi yang baik. Memperbesar
banyaknya silikon akan menaikan kekuatan las dengan
sedikit penurunan ketangguhan. Tetapi jika diatas 1
hingga 1,2 % silikon, logam las akan sangat sensitif
terhadap retak (crack).

42

14/09/16

Sutrimo-Polban

Paduan Mangan
Mangan juga digunakan untuk meningkatkan
kekuatan dan deoksidasi logam las. Elektroda
mild-steel mengandung 1,00 hingga 2,00 %
mangan.
Dengan
menaikan
banyaknya
mangan akan meningkatkan kekuatan dan
akan
mengurangi
sensitifitas
keretakan
karena panas dari logam las.

43

14/09/16

Sutrimo-Polban

Paduan Alumunium (Al), Titanium (Ti),


Zirconium (Zr)
Ketiga elemen ini merupakan elemen
deoksidasi yang sangat kuat. Dengan
penambahan yang sedikit dari ketiga elemen
ini akan sedikit meningkatkan kekuatan.
Komposisi jumlah keseluruhan dari ketiga
elemen ini tidak lebih dari 0,2 %.

44

14/09/16

Sutrimo-Polban

Paduan Karbon
Karbon mempengaruhi struktur dan properti
mekanik logam las lebih besar dibandingkan
dengan elemen paduan lainnya. Untuk
kegunaan pengelasan baja karbon, elektroda
mengandung 0,05 hingga 0,12 % karbon.
Persentase ini cukup untuk menghasilkan
kekuatan logam las yang diinginkan tanpa
mempengaruhi ketangguhan dan porositi.
45

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elemen Paduan Lainnya


Nikel, krom dan molybdenum terkadang
ditambahkan untuk meningkatkan properti
mekanik dan ketahanan korosi. Dalam
jumlah kecil, mereka dapat digunakan dalam
elektroda baja karbon untuk meningkatkan
kekuatan dan ketangguhan dari logam
deposit.

46

14/09/16

Sutrimo-Polban

Standar Penomoran Elektroda Ferro

Sesuai dengan klasifikasi elektroda carbon


steel menurut AWS A5.18-93, elektroda
carbon steel diberi penomoran sebagai
berikut :
ELEKTRODA ATAU WELDING ROD
SOLID ATAU ROD

ERXXS-X
KOMPOSISI KIMIA
KEKUATAN TARIK (X 1000 psi)

47

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elektroda Besi Karbon


ER70S-1
Memiliki persentase silikon terkecil diantara elektroda baja padat. Biasanya
digunakan dengan gas pelindung argon dan terkadang dengan tambahan
sedikit oksigen.
ER70S-2 (SPOOLARC 65)
Elektroda ini mengandung elemen deoksidasi yang sangat berat, mengandung
kombinasi zirconium, titanium dan alumunium deoksidasi dengan jumlah total
0,2% dan karbon 0,07 % berat. Elektroda ini cocok untuk jenis pengelasan
dengan transfer logam arus pendek. Elektroda ini dirancang untuk proses
pengelasan dengan gas pelindung campuran argon dan oksigen 1 hingga 5 %
atau dengan gas pelindung CO2.

48

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elektroda Besi Karbon


ER70S-3 (SPOOLARC 29S dan SPOOLARC 82)
Eektroda dengan klasifikasi ini paling banyak dipakai. Elektroda ini dapat menggunakan
gas pelindung campuran argon-oksigen atau CO2. Kekuatan tarik pada pengelasan
single-pass pada baja karbon rendah dan medium akan melebihi dari logam dasarnya
(benda kerja). Pada pengelasan multi-pass kekuatan tarik antara 65.000 hingga 85.000
psi tergantung dilusi logam dasar dan jenis gas pelindung.
ER70S-4 (SPOOLARC 85)
Elektroda ini mengandung lebih banyak mangan (1,50 %) dan silikon (0,85 %)
dibandingkan elektroda sebelumnya. Gas pelindung yang dapat digunakan adalah Ar-O2;
Ar-CO2 dan CO2. elektroda ini biasanya digunakan pasa proses pengelasan dengan
transfer logam spray atau arus pendek.
ER70S-5
Elektroda ini mengandung tambahan mangan dan silikon, selain itu juga mengandung
alumunium (0,5 % hingga 0,9%) yang berfungsi sebagai elemen deoksidasi. Elektroda
ini dapat digunakan untuk pengelasan untuk permukan yang telah berkarat. Gas plindung
yang dapat digunakan adalah CO2. jenis pengelasan ini terbatas hanya pada posisi datar
(flat).

49

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elektroda Besi Karbon


ER70S-6 (SPOOLARC 86)
Elektroda pada kelas ini memiliki kandungan silikon terbesar (1,15 %) dan
mangan yang besar (1,85 %) sebagai elemen doksidasi. Pada umumnya untuk
baja karbon rendah menggunakan gas pelindung CO2 dan arus listrik yang
tinggi
ER70S-7 (SPOOLARC 87HP)
Elektroda ini multi fungsi dan memiliki performa yang tinggi, digunakan
untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Elektroda ini mengandung skitar 2
% atau lebih mangan. Dapat menggunakan berbagai jenis gas pelindung.
ER80S-D2 (SPOOLARC 83)
Elektroda ini mengandung silikon dan mangan sebagai doksidasi dan
molybdnum (0,4 hingga 0,6 %) untuk meningkatkan kekuatan. Dapat
digunakan untuk berbagai jenis posisi pengelasan, menggunakan gas
pelindung Ar-CO2 dan CO2. dapat menghasilkan logam las yang memiliki
kekuatan tarisk hingga lebih dari 80.000 psi (552 MPa).

50

14/09/16

Sutrimo-Polban

Komposisi Kimia
Elektroda Besi Karbon

51

14/09/16

Sutrimo-Polban

Sifat Mekanik
Elektroda Besi Karbon

52

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elektroda Stainless Steel

53

Elektroda stainless steel menggunakan penomoran dengan standar AWS


A5.9. Dalam memilih elektroda yang cocok untuk proses pengelasan
stainless steel, ada beberapa faktor yang mmpengaruhinya :
Gas pelindung argon-O2 1 % untuk jenis pengelasan menggunakan transfer
logam spray dan A-1025 untuk proses pengelasan menggunakan transfer
logam arus pendek
Elektroda yang dipilih harus memiliki kandungan kimia yang hampir sama
dengan logam dasar/benda kerja
Batas deoksidasi tidak terlalu penting

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elektroda Stainless Steel


ER308L (ARCALOY 308/308L)
Jenis elektroda ini dapat digunakan untuk mengelas stainless steel 304.
Kandungan krom dan nikel hampir sama. Kandungan karbon yang rendah
akan mengurangi kemungkinan korosi pada batas butir. Kandungan karbon
kurang dari 0,04 %.
ER308L Si (Arcaloy 308Si/308LSi)
Digunakan untuk mengelas stainless steel 304. perbedaannya dengan ER
308L adalah kandungan silikon yang lebih tinggi, yang akan meningkatkan
karakteristik wetting dan logam las (weld metal). Biasanya menggunakan gas
pelindung Ar-O2 1 %.
ER309l (Arcaloy 309/309L
Digunakan untuk mengelas jenis stainless steel 309
ER316L (Arcaloy 316/316L)
Digunakan untuk mengelas stainless steel 316. tambahan molybdenum
menjadikan elektroda ini dapat digunakan untuk proses pengelasan yang
membutuhkan ketahanan crep. Kandungan karbon kurang dari 0,04 %.

54

14/09/16

Sutrimo-Polban

Komposisi Kimia Elektroda Stainless


Steel

55

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elektroda Alumunium
Elemen dasar yang digunakan dalam elektroda alumunium adalah
magnesium, mangan, seng, silikon dan tembaga. Alasan utama
menambahkan elemen tersebut adalah untuk meningkatkan
kekuatan dan logam alumunium murni. Selain itu ketahanan
korosi dan weldability juga merupakan alasan penambahan
elemen tersebut. Elektroda yang paling sring digunakan adalah
elektroda yang mengandung magnesium 5356 dan mengandung
silikon 4043. elektroda alumunium menggunakan standar
penomoran menurut AWS A5.3.

56

14/09/16

Sutrimo-Polban

Komposisi Kimia Elektroda Alumunium

57

14/09/16

Sutrimo-Polban

Pemilihan Elektroda Alumunium

58

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elektroda Tembaga
Elektroda tembaga-paduan
tembaga menggunakan
standar penomoran sesuai
standar AWS A5.6.

59

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elektroda Tembaga

ERCu (All-State Deox-Tembaga)


Mengandung paduan yang rendah, sehingga elektroda ERCu hanya dapat
digunakan untuk pengelasan tembaga murni. Deoksidasi dan tembaga bebas
oksigen dapat dilas dengan kekuatan yang baik.
ERCuSi-A (All-State Perunggu Silikon)
Elektroda ini secara umum digunakan untuk menyambung tembaga-paduan
silikon. Sebagai tambahan, elektroda ini dapat digunakan untuk mnyambung
tembaga-paduan Zinc. Elektroda ini juga dapat menyambung baja karbon dan
baja galvanis.
ERCuSn-A (All-State Perunggu fosfor)
Elektroda dengan kalisifikasi ini secara umum digunakan untuk mengelas
perunggu yang mengandung fosfor, tetapi dapat juga untuk menyambung besi
cor dan mild steel. Selain itu elektroda ini juga dapat mengelas tembagapaduan zinc.

60

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elektroda Tembaga

ERCuSn-C
Elektroda ini dapat digunakan untuk aplikasi pengelasan yang dapat
dilakukan oleh ERCuSn-A. Tetapi elektroda ini menghasilkan
kekerasan, kekuatan tarik, kekuatan luluh yang lebih besar
dibandingkan dengan RcuSn-A. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang
baik, setelah pengelasan harus diberi pelakuan panas.
ERCuA1-A2 (All State Alumunium Perunggu A2)
Elektroda ini sangat berguna, dapat digunakan untuk pengelasan
berbagai jenis paduan tembaga dan logam ferro. Karena kandungan
alumunium dan tambahan besi, menghasilkan las yang lebih kuat dan
keras. Material yang dapat dilas mnggunakan elektroda ini adalah
perunggu alumunium, paduan 612, 613 dan 618, perunggu kuning.

61

14/09/16

Sutrimo-Polban

Weldability Tembaga

62

14/09/16

Sutrimo-Polban

Komposisi Kimia dan Sifat Mekanik


Elektroda Tembaga

Komposisi Kimia Elektroda Tembaga

Sifat Mekanik Elektroda Kimia

63

14/09/16

Sutrimo-Polban

Gas Pelindung Argon


Argon adalah jenis gas pelindung yang digunakan secara sendiri atau
dicampur dengan gas lainnya untuk mencapai karakteristik busur yang
diinginkan pada pross pngelasan logam fero maupun non-fero. Hampir
semua proses pengelasan GMAW dapat menggunakan gas argon atau
campuran gas argon untuk mendapatkan mampu las, properti mekanik,
karakteristik busur dan produktifitas yang baik. Gas argon digunakan
secara sendiri tanpa campuran untuk proses pengelasan logam nonfero, seperti alumunium, paduan nikel, paduan tembaga, dan lainnya.
Gas argon dapat menghasilkan stabilitas busur yang baik pada
pengelasan busur spray, dan menghasilkan penetrasi serta bentuk
bead weld yang baik. Ketika menggunakan logam fero, gas argon
biasanya dicampur dengan gas lainnya sperti oksigen, dan helium.
Potensi ionisasi yang rendah dari gas argon, menghasilkan kestabilan
busur yang superior.

64

14/09/16

Sutrimo-Polban

Perbandingan Gas Argon Murni dan Gas


Argon Campuran

65

14/09/16

Sutrimo-Polban

Gas Helium

Helium adalah gas pelindung yang


digunakan untuk aplikasi pengelasan yang
membutuhkan masukan panas (heat input)
yang lebih besar untuk meningkatkan bead
wetting, penetrasi yang lebih dalam dan
kecepatan pngelasan yang lebih cepat.
66

14/09/16

Sutrimo-Polban

Perbandingan Hasil Las

67

14/09/16

Sutrimo-Polban

Karbon Dioksida
Gas karbon dioksida umumnya digunakan
untuk proses pengelasan untuk logam fero.
Kelebihan dari gas pelindung karbon
dioksida adalah kecepatan pengelasan yang
cepat dan pnetrasi yang lebih dalam. Gas
karbon dioksida juga dapat dicampur dengan
gas pelindung lainnya untuk menambah
karakteristik kimia gas tersebut.
68

14/09/16

Sutrimo-Polban

Perbandingan Gas Karbon Dioksida Murni dan Gas


Karbon Dioksida Campuran

69

14/09/16

Sutrimo-Polban

Perbandingan Gas Karbon Dioksida Murni dengan


Gas Argon Campuran

70

14/09/16

Sutrimo-Polban

Pemilihan Gas Pelindung

71

14/09/16

Sutrimo-Polban

Parameter Las
Setelah memilih elektroda dan gas
pelindung, maka kondisi pengoperasian
harus dipilih. Parameter yang paling penting
dalam pengelasan adalah arus las, ekstansi
elektroda, tegangan las dan kecepatan
pengelasan (arc travel speed). Parameter ini
akan mempengaruhi hasil las secara
langsung.
72

14/09/16

Sutrimo-Polban

Arus Las
Arus las adalah arus listrik yang digunakan untuk melakukan proses
pengelasan. Dalam proses pengelasan GMAW, arus las secara
langsung berhubungan dengan kecepatan wirefed. Jika arus las
dinaikan maka kecepatan wirefeed juga seharusnya naik. Hubungan
ini bisanya disbut karakteristik burn-off.

Karakteristik Burn-off

73

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elektroda Ekstensi

Ekstensi elektroda atau biasa disebut


dengan stick-out adalah jarak antara titik
terujung dari kontak listrik, biasanya ujung
dari pipa kontak, dengan ujung dari
elektroda. Jarak tersebut akan
mempengaruhi besarnya arus listrik yang
dibutuhkan untuk melelehkan elektroda.
74

14/09/16

Sutrimo-Polban

Elektroda Ekstensi

75

14/09/16

Sutrimo-Polban

Pengaruh Elektroda Ekstensi

76

14/09/16

Sutrimo-Polban

Tegangan Las

Telah diterangkan pada bab sebelumnya


bahwa penetapan tegangan akan secara
langsung mengatur panjang dari busur las.

77

14/09/16

Sutrimo-Polban

Kecepatan Pengelasan

78

Kecepatan pengelasan berbanding secara linier dengan


pergerakan busur las sepanjang benda kerja. Paramter ini
biasanya dinyatakan dalam meter per menit. Pernyataan
yang berhubungan dengan kecepatan penglasan :
Dengan meningkatnya ketebalan material, kecepatan harus
diturunkan
Dengan material dan jenis penyambungan yang sama, jika
arus listrik meningkat, maka kecepatan pengelasan juga
hrus meningkat
Kecepatan pngelasan yang lebih tinggi dapat menggunakan
teknik pengelasan maju (forehand technique)
14/09/16

Sutrimo-Polban

Posisi Torch

Teknik pengelasan yang paling utama dalam


mempengaruhi karakteristik las adalah posisi
torch.

79

14/09/16

Sutrimo-Polban

Posisi Datar

80

14/09/16

Sutrimo-Polban

Posisi Vertikal

81

14/09/16

Sutrimo-Polban

Penetrasi

Penetrasi las adalah jarak perpanjangan dari


garis peleburan (fusion line) yang terletak
dibawah material yang sedang dilas.

82

14/09/16

Sutrimo-Polban

Hasil Penetrasi

83

14/09/16

Sutrimo-Polban

Hasil Penetrasi

84

14/09/16

Sutrimo-Polban

Kecepatan Deposisi

Kecepatan deposisi didefinisikan sebagai banyakanya logam las


yang digunakan sebagai deposit selama satu (1) jam pengelasan.
Karena proses pengelasan GMAW memiliki keefisienan yang tinggi,
maka hanya sedikit dari logam las yang hilang menjadi spatter.
Rumus kecepatan deposisi untuk semua elektroda adalah:

angka deposisi (kg

85

jam

kecepatan wire - feed (m

) x 60 (menit

menit
panjang kabel per 1 Kg (m

14/09/16

kg

Sutrimo-Polban

jam

Parameter Kecepatan Deposisi

86

14/09/16

Sutrimo-Polban

Penampilan Weld Bead

87

14/09/16

Sutrimo-Polban

Contoh Hasil GMAW

88

14/09/16

Sutrimo-Polban

Posisi Datar

89

14/09/16

Sutrimo-Polban

Posisi Horizontal

90

14/09/16

Sutrimo-Polban

Posisi Vertikal

91

14/09/16

Sutrimo-Polban

Posisi Overhead

92

14/09/16

Sutrimo-Polban

Jenis Sambungan

93

14/09/16

Sutrimo-Polban

Jenis Sambungan

94

14/09/16

Sutrimo-Polban

Prosedur Pengelasan

Prosedur Pengelasan GMAW Secara Umum :


Bersihkan jalur logam yang akan dilas
Pilih elektroda yang akan digunakan, untuk logam yang tipis gunakan
diameter yang kecil, sedangkan untuk logam yang tebal gunakan elektroda
dan mesin yang lebih besar
Gunakan jenis elektroda yang tepat, sesuai dengan logam dasarnya (base
metal) dan posisi pengelasannya
Gunakan jenis gas pelindung yang tepat (lihat bab mengenai gas
pelindung), sesui dengan jenis logamnya (ferro atau non ferro)
Setting semua parameter pengelasan pada mesin las
Nyalakan mesin las
Jaga jarak stickout tetap antara hingga 3/8 inchi (lihat bab mengenai
ekstensi elektroda)
Jaga posisi torch sesuai arah pengelasan
Setelah selesai, matikan mesin las
Bersihkan jika ada slag

95

14/09/16

Sutrimo-Polban

Penetrasi Yang
Kurang Sempurna

96

Jenis cacat las ini dapat


terjadi karena :
Ketika weld bead tidak
melakukan
penetrasi
ke
seluruh
ketebalan
dari
logam dasar (base metal)
Ketika dua weld bead yang
berhadapan tidak melalukan
inter-penetrasi
Ketika weld bead tidak
melakukan
pnetrasi
ke
ujung dari fillet weld tetapi
hanya menyebranginya.

14/09/16

Sutrimo-Polban

Kurang Fusi
Cacat las ini terjadi karena kurang atau tidak terjadi
peleburan diantara logam las dan permukaan dari base
metal. Biasanya diakibatkan oleh kecepatan pengelasan
terlalu lambat. Terkadang juga diakibatkan oleh arus las yang
rendah.

97

14/09/16

Sutrimo-Polban

UnderCut

Cacat las ini diakibatkan oleh penggunaan parameter


las yang kurang tepat, khususnya kecepatan
pengelasan dan tegangan las. Kecepatan pengelasan
yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan undercutting
terjadi. Dengan mengurangi kecepatan pengelasan
akan dapat mengurangi besarnya undercutting bahkan
menghilangkannya.

98

14/09/16

Sutrimo-Polban

Undercutting

99

14/09/16

Sutrimo-Polban

Porositi

10

Porositi adalah lubang diakibatkan oleh gelembung gas yang


ditmukan didalam weld bead yang trlah mmbeku. Pnyebab
utama dari porositi adala kontaminasi atmosfir, oksidasi yang
tinggi pada permukaan bnda kerja, kurangnya paduan
doksidasi pada elektroda. Kontaminasi atmosfir dapat
diakibatkan oleh :
Kurangnya aliran gas pelindung
Aliran gas pelindung yang berlebihan
Adanya kerusakan pada pralatan gas plindung
Adanya angin pada tempat kerja

14/09/16

Sutrimo-Polban

Porositi

10

14/09/16

Sutrimo-Polban

Keretakan Memanjang

Keretakan dapat dibagia mnjadi dua, yaitu keretakan-panas dan


keretakan-dingin.
Keretakan panas dapat terjadi ketika weld bead brada antara
temperatur meleleh dan membeku. Keretakan in disebabkan
oleh salah memilih jenis dari elektroda.
Keretakan-dingin biasanya terjadi pada saat weld bead
membeku. Keretakan ini terjadi karena pada saat membeku,
crater dibuka.
Keretakan lainnya yang dapat terjadi adalah keretakan karena
kesalahan dalam penggunaan teknik pengelasan. Keretakan
yang terjadi di ujung hasil pengelasan terjadi karena
kesalahan dalam teknik akhir dari pengelasan. Dapat diatasi
dengan cara membalikkan arah pengelasan pada akhir
pngelasan.

10

14/09/16

Sutrimo-Polban

Contoh cacat retak

Keretakan Panas

Keretakan Crater

10

Cara mengatasi keretakan14/09/16


crater

Sutrimo-Polban

Keamanan Mata

10

Cahaya yang dihasilkan oleh GMAW adalah


sangat terang sekali dan dapat merusak
mata
secara
permanen
jika
tidak
menggunakan pelindung topeng las. Melihat
langsung ke cahaya las meskipun hanya
beberapa detik dapat menyebabkan mata
busur (arc eye). Indikasinya antara lain
adalah terbangun ditengah malam dengan
sensasi seperti mendapatkan pasir didalam
mata dan kehilangan sementara sebagian
pengelihatan.
Selalu
berhati-hati
dan
memberitahukan pada semua orang yang
berapa di sekitar wilayah kerja. Jika
pengelasan di luar sbaiknya menggunakan
tabir untuk mencegah orang yang lewat
melihat busur las. Pelindung mata yang
biasanya digunakan untuk melindungi
mata
14/09/16
dari sinar las memiliki nomor lensa filter

Topeng Las
Sutrimo-Polban

Tabel Filter Pelindung Mata

10

14/09/16

Sutrimo-Polban

Pelindung dari ultra violet dan logam


cair

Cahaya yang dihasilkan oleh GMAW selain cahaya yang terlihat


(Visible Light) terdapat juga cahaya yang tidak terlihat. GMAW juga
menghasilkan cahaya ultraviolet yang sangat kuat. Cahaya
ultraviolet ini dapat menyebabkan kanker kulit. Untuk itu pastikan
semua kulit harus tertutup dan terlindungi.
Sarung tangan dan pakaian haruslah tahan terhadap panas dan api.
Jenis sarung tangan gauntlet, sarung tangan yang sebagian terbuat
dari besi dan sebagian terbuat dari kulit, sebaiknya digunakan
untuk melindungi tangan dan pergelangan tangan.

Sarung tangan las

10

14/09/16

Sutrimo-Polban

Keamanan Gerinda

10

Ketika
mempersiapkan
benda kerja las yang tebal
kita membutuhkan gerinda.
Untuk
itu
selalu
menggunakan
pelindung
telinga yang baik. Serta
menggunakan goggle yang
baik untuk melindungi mata
kita dari percikan saat
menggerinda.
Jangan
menggunakan
pelindung
mata yang memiliki lubang
14/09/16
pernafasan secara langsung,

Sutrimo-Polban

Bahaya Asap Las dan Gerinda

Ketika
melakukan
pengelasan
maupun
penggerindaan
dapat
menimbulkan asap. Kita
harus
menggunakan
pelindung
untuk
pernafasan kita. Asap ini
dapat merusak paru-paru
kita. Untuk itu selalu
mengelas dengan fentilasi
yang baik.

10

14/09/16

Sutrimo-Polban

Tabung Gas

10

Tabung gas dapat meledak jika tidak digunakan secara


benar. Hal-hal yang harus diprhatikan dalam
menangani tabung gas adalah :
Jangan pernah menyentuh tabung gas dengan
menggunakan elektroda yang menyala
Jangan memindahkan mesin dengan tabung gas terikat
dengannya
Tabung gas harus selalu diberdirikan dan terikat
dengan suatu benda yang kokoh

14/09/16

Sutrimo-Polban

Bahaya Listrik

11

Selalu waspada terhadap kabel-kabel dan alat-alat


listrik. Hal-hal yang harus dilakukan untuk mncegah
terjadinya electrical shock, yaitu :
Selalu memeriksa kondisi kabel sebelum mengelas
Selalu grounding semua peralatan listrik
Gunakan ukuran kebel listrik yang benar
Jaga semua peralatn listrik dalam keadaan kering
Gunakan sarung tangan yang terinsulasi (insulated) jika
harus memegan peralatan maupun kabel listrik

14/09/16

Sutrimo-Polban

Bahaya Api

11

Selalu waspada terhadap bahaya api.


Api dapat terjadi jika ada tiga elemen
yaitu udara, bahan bakar, dan panas.
Udara dan bahan bakar selalu ada
disekitar kita, skarang kita harus
selalu waspada terhadap sumber
panas yang dapat membakar bahan
bakar tersebut. Untuk menjaga jika
terjadi api kita harus menyiapkan
pemadam api. Tabung pemadam api
yang berisi CO2 atau pun jenis bubuk
baik untuk pengelasan. Selain itu
juga boleh menyiapkan pasir untuk
mematikan api.
14/09/16

Sutrimo-Polban

Standar Keamanan Las


Dalam melakukan pekerjaan mengelas, sebaiknya
mengikuti standar keamanan Z49.1 yang telah
ditetapkan oleh American National Standard, mengenai
pemotongan dan pengelasan logam.

11

14/09/16

Sutrimo-Polban

Anda mungkin juga menyukai