Anda di halaman 1dari 20

PENGENALAN GANGGUAN JIWA

SECARA DINI
PADA KELUARGA
KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA : 1. ALVIN GHALI ANUGRA
2. DIANA ANGRIANA
3. HENI MERIANI
4. NOVIKA ANA LELY H.
5. PURWITA SARI
6. RATIH WULANDARI
7. TRI UTAMI

DEFINISI GANGGUAN JIWA


Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus
dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain,
kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap
dirinya sendiri-sendiri (Djamaludin, 2001).
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),
kemauan (volition),emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep,
2007).

ETIOLOGI
Penyebab seseorang bisa menderita gangguan jiwa bermacam-macam atau
disebut multifaktorial, yaitu :
a) Faktor genetik, keturunan
b) Kondisi ibu selama dia mengandung, bila ada gangguan mental, emosional, atau fisik

c)
d)
e)
f)
g)

maka akan mempengaruhi saraf otak janin yang dikandungnya


Proses persalinan, bila ada komplikasi maka meningkatkan risiko
Penyakit fisik seperti panas tinggi, kejang, atau penyakit berat lainnya mulai dari lahir
sampai usia sekarang
Riwayat jatuh, terbentur kepala, kena pukul atau kecelakaan
Penggunaan Narkoba/Napza seperti : alkohol, ganja (cannabis). Shabu-shabu, Extasy,
obat penenang, heroin (putaw), dll
Riwayat trauma, beban psikologis yang berat, masalah yang sulit diselesaikan,
konflik, keinginan yang tidak tercapai, kemarahan yang terpendam, kesedihan yang
mendalam, kehilangan, kekecewaan, dll

Tanda-Tanda Gangguan Jiwa


Beberapa tanda ganggTanda-Tanda Gangguan Jiwa:
a)Alam perasaan (affect) tumpul dan mendatar. Gambaran alam perasaan ini dapat terlihat dari
wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi.
b)Menarik diri atau mengasingkan diri (withdrawn). Tidak mau bergaul atau kontak dengan
orang lain, suka melamun (day dreaming).
c)Delusi atau Waham yaitu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal) meskipun telah
dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinannya itu tidak rasional, namun penderita tetap
meyakini kebenarannya. Sering berpikir / melamun yang tidak biasa (delusi).
d)Halusinasi yaitu pengelaman panca indra tanpa ada rangsangan misalnya penderita
mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari
suara/bisikan itu.
e)Merasa depresi, sedih atau stress tingkat tinggi secara terus-menerus.
f)Kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari walaupun pekerjaan tersebut
telah dijalani selama bertahun-tahun.
g)Paranoid (cemas / takut) pada hal-hal biasa yang bagi orang normal tidak perlu ditakuti atau
dicemaskan.

LANJUTAN
h) Suka menggunakan obat hanya demi kesenangan.
i) Memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri.
j) Terjadi perubahan diri yang cukup berarti.
k) Memiliki emosi atau perasaan yang mudah berubah-ubah.
l) Terjadi perubahan pola makan yang tidak seperti biasanya.
m) Pola tidur terjadi perubahan tidak seperti biasa.

LANJUTAN
n) Kekacauan alam pikir yaitu yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya, misalnya
bicaranya kacau sehingga tidak dapat diikuti jalan pikirannya.
o) Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan
semangat dan gembira berlebihan.
p) Kontak emosional amat miskin, sukar diajak bicara, pendiam.
q) Sulit dalam berpikir abstrak.
r) Tidak ada atau kehilangan kehendak (avalition), tidak ada inisiatif, tidak ada
upaya usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa dan serba
malas dan selalu terlihat sedih.

Jenis Gangguan Jiwa


A. Pada Anak
Gangguan perkembangan perfasif, 3 area perkembangan utama yaitu perilaku,
interaksi soialdan komunikasi

Macam gangguan perfasif:


a)

Retardasi mental adalah gangguan fungsi intelektual secara signifikan berada di bawah
rata-rata(IQ< 70) dan ketebatasan terkait dalam 2 bidang keterampilan adaptasi atau
lebih(komunikasi, perawatan diri)

b)

Autisme adalah gangguan yang dicirikan dalam interaksi social dan komunikasi serta
aktivitas dan minat yang terbatas.

c)

Gangguan perkembangan spesifik dicirikan dengan keterlambatan perkembangan yang


mengarah kepada kerusakan fungsi pada berbagai bidang seperti membaca dan bahasa

)Deficit pehatian dan gangguan perilaku distruktif diantaranya:


a)
b)

ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) dicirikan dengan tingakt gangguan


perhatian impulsifitas dan hiperaktifitas yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan.
Gangguan perilaku dicirikan dengan perilaku berulang distruktif dan kesengajaan untuk
tidak patuh.

B. PADA REMAJA
a)

Skizofenia

Schizophrenia pada awalnya meliputi perubahan ekstrim dalam


perilaku sehari-hari isolasi social, sikap yang aneh, penurunan nilai-nilai
akademik, dan mengekspresikan perilaku yang tidak disadarinya.
b) Bunuh Diri
Bunuh diri mempunyai tanda-tanda diantaranya menarik diri secara
tiba-tiba dengan memberontak atau berperilaku keras, menyalah gunkan
obat atu alcohol dan ancaman butuh secara terang terangan secara verbal.
c) Gangguan penyalahgunaan obat (Narkotika)

C. PADA LANSIA
a)
b)
c)
d)

Dimensia adalah suatu gangguan intelektual atau daya ingat


yang ummnya progresif dan ireversibel biasanya terjadi pada
usia lebih dari 65 tahun.
Depresi gejalanya kehilangan minat mudah lelah dan
konsentrasi berkurang dan kurang percaya diri.
Gangguan kecemasan berupa gangguan manik, fobia, dan
gangguan stress akut.
Fenomena yang sering dikeluhkan pada lansia adalah lebih
banyak terbangun pada dini hari ngantuk pada siang hari dan
tidur sejenak pada siang hari.

Deteksi Dini Perubahan Pola Kepribadian

A. Perubahan Pola Perilaku :


1) Bolos, pelanggaran.
2) Perawatan diri dan lingkungan menurun
3) Menarik diri dari pergaulan : menyendiri, melamun,
pandangan kosong, bicara sendiri, sering menghindar.
4) Kinerja menurun.
5) Ketertarikan terhadap tertentu yang tak wajar.
6) Mudah tersinggung, kagetan
7) Pola ibadah menurun atau tidak wajar.
8) Perilaku mistis : menyepi dikuburan, kedukun.

LANJUTAN
B. Perubahan Pola Pikir
1) thinking tak wajar: ideas of re ference.
2) Ide paranoid : curiga berlebihan, cemburu, ketakutan tak wajar, merasa
yakin istrinya berselingkuh, merasa dirinya diperlakukan tidak adil.
3) Ide kebesaran diri : merasa diri hebat, keluarga pejabat, bisa
mengendalikan nasib orang lain.
4) Cara pikir yang tidak logis dan tidak relevan.

LANJUTAN
C. Perubahan Pola Perasaan (Emosi)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Ketumpulan respons emosi.


Emosi/mood tidak wajar -. ide dengan pikiran.
Meledak-ledak.
Swing mood tidak wajar.
Merasa sepi dikeramaian.
Kecemasan tidak wajar
Mimpi buruk.
Night terors.

LANJUTAN
D. Perubahan Pola Persepsi
1) Gangguan pencerapan dan panca indera : halusinasi melihat penampakan,
penciuman, peradaban dsb.
2) Kesurupan tak wajar (Trans).
3) Merasa diri aneh.
4) Konversi/disosiasi : lumpuh, buta, kejang, vagabound, hilang ingatan.
5) Gangguan Fungsi Otak (Kognitif)
6) Fungsi executife lainnya.

LANJUTAN
E. Gangguan Fungsi Otak (Kognitif)
1) Daya ingat, daya pilar, daya visio spatial.
2) Fungsi executife lainnya.
F. Perubahan Daya Nilai
3) Nilai sosial, norma, agama, etika, hukum.
4) Nilai realitas : kemampuan bedakan khayalan dan kenyataan.
5) Tilikan diri : memahami gangguan diri.

Penanganan Pertama Gangguan Jiwa/ Gangguan Kesehatan Mental

1. Ajak komunikasi/dari hati ke hati.


2. Bersikap empati : tidak menghakimi, tidak menggurui.
3. Gunakan pertanyaan terbuka, biarkan dia berbicara bebas, jadilah pendengar yang
baik.

4. Temukan stressornya apa.


5. Jangan terburu-buru menasehati / mengkritik (latrogenik konflik).
6. Usahakan menyelesaikan konflik berorientasi tugas / Task oriented.
7. Catat riwayat kejadian sebelum terjadi pembahan pola kepribadian.
8. Bila gagal, rujuk ke profesional /Psikiater.
9. Dokter kesatuan : buat riwayat prodromalnya.
10.Libatkan keluarga.
11.Hormati prinsip kerahasiaan medis.

Cara Pencegahan
1. Aspek Biologis

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Kebiasaan hidup sehat.


Makan/minum.
Olah raga teratur.
Sex sehat dan aman.
Jauhi narkoba.
Tidur, istirahat cukup.
Melatih seluruh panca indera.

2. Psikologis

h.
i.
j.
k.
l.

Kebiasaan menghirup udara segar


Menikmati kebahagiaan : bersyukur
Bersikap tenang, ceria dan senyum
Percaya diri yang wajar
Berdamai dengan dirinya sendiri : jangan sering kritik diri, hindarkan konflik

LANJUTAN
f. Menerima kritik orang lain
g. Dapat mengontrol diri dengan pikiran
h. Mempunyai sahabat : suka dan duka
i. Keluarga: silaturahmi
j. Bekerja optimal
k. Menyadari keterbatasan
l. Merasa memiliki yang wajar
m. Bersikap religius, memaknai hidup, spiritualisasi setiap kegiatan atau pekerjaan
n. Biasakan berpikir positif, objektif dan optimis.

LANJUTAN
3. Sosial

a. Sikap lebih senang memberi dari menerima.


b. Sanggup memaafkan (undoing).
c. Sikap menolong tanpa balasan.
d. Terbuka

Peran Keluarga
a.
b.
c.
d.
e.

Mengenal gangguan jiwa setiap anggotanya.


Menetapkan pelayanan kesehatan jiwa yang tepat.
Merawat anggota keluarganya yang gangguan jiwa.
Menyediakan lingkungan yang mendukung kesehatan jiwa.
Memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa, lintas sektor dan
jaringan dukungan keluarga yang tersedia di lingkungan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai