Delegasi Dan Supervisi 2 Selasa
Delegasi Dan Supervisi 2 Selasa
delegas
i
Supervisi
Mempermudah
pelaksanaan Tugas
Latar belakang
Pendelegasian dan supervisi
membuka banyak kesempatan bagi
penyalahgunaan maupun kesalahan.
Karena itu, perlu dikaji teknik-teknik
terbaik untuk memastikan delegasi
dan supervisi yang benar dalam
proses manajemen, serta mengkaji
konsekuensi hukum dari tindakan
tersebut.
DEFINISI PENDELEGASIAN
1. Pendelegasian ialah proses terorganisir dalam
kerangka hidup organisasi/keorganisasian untuk
secara langsung melibatkan sebanyak mungkin
orang dan pribadi dalam pembuatan keputusan,
pengarahan, dan pengerjaan kerja-yang berkaitan
dengan pemastian tugas.
2. Pendelegasian ialah tindakan mempercayakan
tugas (yang pasti dan jelas), kewenangan, hak,
tanggung jawab, kewajiban, dan
pertanggungjawaban kepada bawahan secara
individu dalam setiap posisi tugas.
3. Delegasi dapat diartikan sebagaipenyelesaian
suatu pekerjaan melalui orang lain. Atau pemberian
tugas kepada seseorang atau kelompok dalam
menyelesaikan tujuan organisasi.
Alasan pendelegasian
"mengapa pendelegasian itu
penting?" atau "mengapa
pendelegasian itu dibutuhkan dalam
hidup dan kerja suatu organisasi?"
Sikap Delegasi
Pemimpin sering tidak mendelegasikan tugas
karena berbagai alasan, yaitu pemimpin tidak
tahu atau takut, dan mempertahankan status
quo, serta tidak memercayai orang
lain/mencurigai orang lain.
Pemimpin sering mendelegasikan semua tugas
karena pemimpin tidak tahu ataupun ingin
membebaskan diri/meringankan diri dari
kewajibannya.
Pemimpin sering mendelegasikan sedikit tugas
karena pemimpin takut atau sangat hati-hati,
atau kurang/tidak percaya.
Pemimpin dapat dan patut mendelegasikan tugas
dengan bertanggung jawab.
Prinsip delegasi
1. Tugas yang tepat harus diberikan kepada orang yang tepat
pula, sesuai dengan kapasitas/kompetensi yang ada
padanya.
2. Tugas yang tepat yang akan didelegasikan harus sepadan
dengan wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan
pertanggungjawaban yang tepat pula.
3. Memercayakan suatu tugas harus disertai perhitungan
waktu yang tepat, kondisi yang tepat dalam suatu sistem
manajemen terpadu yang baik.
4. Pendelegasian harus dilaksanakan dengan ekspektasi
pragmatis yang didukung oleh sistem pengawasan yang
baik guna menciptakan efektivitas dan efisiensi kerja serta
produksi yang tinggi.
5. Pemimpin sebagai pemberi tugas harus secara konsisten
memberikan dukungan penuh ("backing") kepada setiap
bawahan yang menerima pendelegasian tugas darinya.
6. Pendelegasian yang dilaksanakan dengan cara yang tepat.
Ketidakefektifan
pendelegasian
underdelegation (kurang delegasi) : Pelimpahan
tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang yang
sangat sedikit, terbatas dan sering tidak terlalu
jelas.
over-delegation (delegasi berlebihan) : Pemberian
delegasi berlebihan. Dan tidak sesuai dengan
kompetensi hal ini dapat menimbulkan kesalahn
dan berdampak buruknya pelayanan dan beresiko
untuk menimbulkan tuntuan bila terjadi kesalahn.
unproper delegation (delegasi tidak tepat) :
Pelimpahan yang tidak tepat.
Masukan tidak terkontrol dapat dilihat pada hasil nyata yang dicapai
dalam pengerjaan tugas.
Tugas yang didelegasikan terlampau banyak, atau terlalu sedikit, yang
dalam kenyataannya tidak sesuai dengan kapasitas bawahan.
Tidak ada pelatihan bagi tugas, baik pelatihan tugas, atau latihan di
dalam tugas ("in-service training").
Informasi yang kabur.
Komando dari atas yang datang dari dua sumber yang berbeda. Ini
menciptakan kebingungan bagi dan di antara para bawahan yang
dihadapkan dengan pertanyaan, "perintah yang mana yang harus
dituruti?"
Bawahan tidak mengerti nilai dari tugas yang diinformasikan
(primer/sekunder)
Harapan pemimpin yang berlebihan, tanpa mengetahui dengan jelas
akan kemampuan para bawahannya dengan pasti.
Motivasi dan harapan para bawahan yang bersifat kompleks terhadap
pemimpin, tugas, imbalan, situasi/kondisi, dsb.
Keberhasilan dalam
pendelegasian
Tindakan pendelegasian tugas dapat
mempermudah dan meringankan kerja seseorang
dalam organisasi. Namun ada beberapa hal yang
patut diperhatikan untuk memastikan bahwa
delegasi berjalan dengan lancer:
Komunikasi yang jelas dan lengkap : Kelengkapan
informasi yang disampaikan, akurasi terhadap
pesan, penggunaan kata-kata atau istilah yang
mudah diterima oleh penerima pesan
Ketersediaan sumber dan sarana
Monitoring / Supervisi
Pelaporan kemajuan tugas limpah
Definisi supervisi
Tujuan supervisi
Memberikan bantuan kepada
bawahan secara langsung
sehingga dengan bantuan
tersebut bawahan akan memiliki
bekal yang cukup untuk dapat
melaksanakan tugas atau
pekerjaan dengan hasil yang baik
(Suarli, 2009).
Manfaat supervisi
Dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja,
peningkatan ini erat kaitannya dengan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan
bawahan, serta makin terbinanya hubungan
dan suasana kerja yang lebih harmonis antara
atasan dan bawahan.
Dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja,
peningkatan ini erat kaitannya dengan makin
berkurangnya kesalahan yang dilakukan
bawahan, sehingga pemakaian sumber daya
(tenaga, harta, dan sarana) yang sia-sia akan
dapat dicegah (Azwar 1996, dalam Nursalam,
2007).
Prinsip supervisi
Supervisi dilakukan sesuai dengan
struktur organisasi
Didasarkan atas hubungan profesional
dan bukan pribadi.
Kegiatan direncanakan secara matang.
Bersifat edukatif, supporting dan informal.
Memberikan perasaan aman pada staf
dan pelaksana keperawatan
Membentuk hubungan kerjasama yang
demokratis antara supervisor dan staf.
Harus objektif dan sanggup mengadakan
self evaluation.
Cara supervisi
a. Supervisi Langsung : Supervisi dilakukan langsung pada
kegiatan yang sedang berlangsung. Berupa bimbingan dan
arahan.
Cara supervisi terdiri dari :
1. Merencanakan
Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus
membuat perencanaan tentang apa yang akan disupervisi,
siapa yang akan disupervisi, bagaimana tekniknya, kapan
waktunya dan alasan dilakukan supervisi (Kron, 1987).
Dalam membuat perencanaan diperlukan unsur-unsur :
Objektif / tujuan dari perencanaan, Uraian Kegiatan, Prosedur,
Target waktu pelaksanaan, penanggung jawab dan anggaran
(Suarli, 2009).
2. Mengarahkan
Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi
pengarahan tentang bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
3. Membimbing
Bimbingan yang diberikan
diantaranya dapat berupa :
pemberian penjelasan,
pengarahan dan pengajaran,
bantuan, serta pemberian contoh
langsung.
4. Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan
penting dalam memotivasi staf
untuk mencapai tujuan organisasi.
5. Mengobservasi (Nursalam,
2007)
supervisor harus melakukan
observasi terhadap kemampuan
dan perilaku staf dalam
menyelesaikan pekerjaan dan
hasil pekerjaan yang dilakukan
oleh staf.
6. Mengevaluasi
Diperlukan suatu evaluasi upaya
pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana yang telah
disusun sebelumnya.
Perlu umpan balik.
Area supervisi
1.Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam
supervisi pelayanan keperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan
merupakan ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan
pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan
pendokumentasian di unit kerjanya.
2.Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan
berada di bawah satu instalasi, pengawas perawatan bertanggung
jawab dalam melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa
kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya
instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan dan lain-lain.
3.Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu
pengawasan kepala seksi. Kepala seksi mengawasi pengawas
keperawatan dalam melaksanakan tugas secara langsung dan
seluruh perawat secara tidak langsung.
4.Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung
jawab untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi secara
langsung dan semua perawat secara tidak langsung.
Model supervisi
1. Pra supervisi: menetapkan kegiatan yang akan disupervisi dan tujuan
2. Supervisi
a) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrumen yang telah disiapkan.
b) Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c) Supervisor memanggil Perawat Primer dan Perawat Associste untuk
mengadakan pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
d) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
e) Supervisor melakukan tanya jawab dengan Perawat Primer dan
Perawat Associate
f) Supervisor memberikan masukan dan solusi pada Perawat Primer
dan Perawat Associate
g) Supervisor memberikan reinforcement pada Perawat Primer dan
Perawat Associate.
Instrumen supervisi
Job description
Kompetensi
SOP