Anda di halaman 1dari 7

Undang-Undang No 44

Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit

Kelompok 3
Akib Pandurbyanto 1506798926
Ragil Mahdi 1506799771

NO

Kelemahan

Saran

Sumber

Pasal 7 ayat 4
Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (2) harus berbentuk badan hukum yang
kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang
perumahsakitan.

Diberikan pengecualian yaitu


kecuali rumah sakit publik
yang diselenggarakan oleh
badan hukum yang bersifat
nirlaba.

http://www.hukumonline.com/
berita/baca/lt50b30197259fc
/muhammadiyah-uji-materi-uu
-rumah-sakit

Pasal 7 ayat 4 tersebut bertentangan dengan pasal 28 C ayat


2 UUD 1945:
Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya.
dan pasal 28 D ayat 1:
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum
Merugikan organisasi masyarakat nirlaba misalnya
Muhamadiah, karena tidak diperbolehkan mendirikan rumah
sakit baru selain yayasan yang bekerja khusus dalam bidang
tersebut

NO

Kelemahan

Saran

Sumber

Pasal 30 ayat 1 h
1. Setiap Rumah Sakit mempunyai hak:
h. mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan
Rumah Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit
pendidikan.

Diterbitkannya aturan yang


mendasari intensif pajak bagi
Rumah Sakit publik dan
Rumah Sakit yang ditetapkan
sebagai Rumah Sakit
pendidikan.

www.pdpersi.co.id/content/ja
waban_dirjen_pajak.pdf

Hingga saat ini belum ada peraturan dalam bidang


perpajakan yang mengakomodir pasal tersebut

NO

Kelemahan

Saran

Sumber

Pasal 34 ayat 1
Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang
mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang
perumahsakitan.

Menghilangkan kata tenaga


medis dalam pasal tersebut,
sehingga tidak membatasi
kemungkinan tenaga
kesehatan lain selain tenaga
medis untuk menjadi Kepala
Rumah Sakit.

http://ridchoandrian.blogspot.co
.id/2013/09/haruskah-pimpinan-ru
mah-sakit-tenaga.html

Pasa 11 ayat 2 UU 36 tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan:
Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok
tenaga medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter
gigi spesialis.
Adanya pasal tersebut membatasi kemungkinan tenaga
kesehatan lain selain tenaga medis untuk menjadi Kepala
Rumah Sakit.

NO

Kelemahan

Saran

Sumber

Pasal 25
(1) Setiap penyelenggara Rumah Sakit wajib memiliki
izin.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
izin mendirikan dan izin operasional.
(3) Izin mendirikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diberikan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun
dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun.
(4) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi
persyaratan.
(5) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan
setelah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.

Untuk memperpanjang ijin


operasional seharusnya tidak
dimintakan kembali
permohonan ijin pendirian.
Ijin pendirian cukup satu kali
pada saat awal rumah sakit
dibangun.

https://regulasikesehatan.wordpr
ess.com/2011/03/21/penerapanuu-no-44-tahun-2009-tentangrumah-sakit-terkait-bidangkesehatan-lingkungan/

Pada praktek dilapangan, setelah habis izin


operasionalnya, pada waktu akan mengurus
perpanjangan ijin operasional tsb disyaratkan adanya
izin pendirian RS baru lagi jadi waktu mengurus izin
operasional sekaligus izin mendirikan.

NO

Kelemahan

Saran

Sumber

Pasal 58 dan 59 dalam UU No.44 Tahun 2009


membahas tentang uraian tugas dari Badan Pengawas
Rumah Sakit Indonenesia dan pembentukan Badan
Pengawas Rumah Sakit di tingkat provinsi. Tujuan dari
pasal tersebut adalah agar terselenggaranya
pelayanan rumah sakit yang berkualitas dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat melalui proses
pengawasan dan pembinaan oleh Badan Pengawas
Rumah Sakit. Rumah sakit sendiri menjadi pihak yang
resisten terhadap penerapan pasal ini karena
keleluasaan dalam menentukan arah kebijakan
menjadi terbatas.

Proses pengrekrutan anggota


badan pengawas harus
dilaksanakan secara selektif
sehingga terdapat jaminan
terhadap mutu kinerja dari
badan pengawas tersebut
dalam mengawasi dan
membina rumah sakit.

https://atarishine.wordpress.
com/2012/12/27/bedahpasal-58-dan-59-uu-no-44tahun-2009/

NO

Kelemahan

Saran

Sumber

Berdasarkan Pasal 232 ayat (1) UU tentang


Pemerintahan Daerah, rumah sakit daerah berada di
bawah dinas kesehatan menjadi UPT.
Padahal, berdasarkan Pasal 7 ayat 3 UU 44/2009,
rumah sakit daerah sudah berbentuk LTD dengan
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah PPK-BLUD hingga dianggap
menghantarkan rumah sakit daerah meningkatkan
mutu layanan kepada masyarakat.
Dengan berbentuk UPT, rumah sakit daerah dianggap
akan berdampak serius pada mutu layanan dan
kesigapan manajemen rumah sakit dalam
mewujudkan pelayanan yang paripurna

Dirumuskan aturan sehingga


rumah sakit daerah tetap
menjaga mutu dan menjaga
hubungan yang baik dengan
Dinas Kesehatan.

http://www.beritasatu.com/ke
sehatan/359657-ingin-tetapmandiri-asosiasi-rumah-sakitdaerah-menghadapwapres.html

Anda mungkin juga menyukai