Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH HUKUM

DINAMIKA MAJELIS
PERMUSYAWARATAN
RAKYAT(MPR)

FAISALDUS YONAS BOA


145202254

Tranformasi MPR terjadi disebabkan oleh


berbagai alasan dan kepentingan, entah
karena kepentingan penguasa maupun karena
alasan kenegaraan.

MPR
19451949

B.KONST
I
19551959

MPRS
195919--

MPR
1998---

Kedudukan MPR sebelum amandemen

UUD 1945

MPR

LEGISLATIF
DPR, UG, UD

EKSEKUTIF
PRESIDEN DN
WAPRES

YUDIKATIF
MA, DPA

Kedudukan MPR sesudah


amandemen

UUD 1945

LEGISLATIF
MPR, DPR, DPD

EKSEKUTIF
PRESIDEN DAN
WAPRES

YUDIKATIF
MA, MK, KY

Struktur organisasi

KETUA(DPR)

WAKIL
KETUA
I(DPR)

WAKIL
KETUA
II(DPR)

WAKIL
KETUA
III(DPD)

ANGGOTA

WAKIL
KETUA
IV(DPD)

Pada masa orde lama di bawah kekuasaan Soekarno,

MPR sangat dijunjung tinggi sebagai mejelis


permusyawaratan yang menjadi manifestasi konsep
musyawarah mufakat yang dianggap sebagai
karakter bangsa Indonesia dalam mengambil
kebijakan-kebijakan untuk kepentingan umum.
Kedudukan MPR pun sebagai lembaga negara
tertinggi langsung di bawah UUD 1945, sebagai
lembaga menguasai tatanan hirarki ketatanegaraan.
Pada waktu Belanda melakukan agresi militer I dan II
yang kemudian membuat Indonesia menjadi negara
serikat, eksistensi lembaga MPR kian menghilang
karena tidak dibutuhkan dalam praktek negara
federasi seperti yang pernah ditetapkan Belanda
kepada Indonesia.

Setelah praktek negara serikat yang hanya

berlaku kurang lebih 8 bulan, Indonesia


kembali pada bentuk negara kesatuan dan
dengan segera membentuk sebuah badan
untuk menyusun UUD yang kelak di
definitifkan sebagai UUD NKRI, maka
terbentuklah Badan Konstituante(1955-1959).
Pada tanggal 5 Juli 1959 dikeluarkannya dekrit
presiden yang berisi; membubarkan
konstituante, dan memberlakukan UndangUndang Dasar Sementara(UUDS) dengan
kembali pada UUD 1945 serta membentuk
MPRSementara.

Pada masa yang dikenal dengan reformasi

1998 tersebut, MPR pun kembali bekerja


seperti yang menjadi amanh UUD 1945. Pada
waktu itu MPR menjalankan hampir semua
tugas dan fungsinya seperti melantik wakil
presiden jadi presiden, menetapkan UUD
melalui amandeman bahkan bekarja selama 4
tahun untuk menyelsaikan amandemen
tersebut.

Pada tahun 2003; status MPR pun dirubah

kedudukannya bukan lagi sebagai lembaga


tertinggi tetapi menjadi lembaga tinggi setara
dengan lembaga-lembaga negara lainnya.
Walaupun kedudukannya dirubah tetapi tugas
dan fungsinya seperti yang diamanatkan oleh
UUD 1945 tidak berubah sampai pada saat ini.

Ada perbedaan mendasar antara keberadaan MPR

pada masa sebelum dan sesudah amandemen


yaitu pada pelaksanaan konsep pembagian dan
pemisahan kekuasaan(relasi lembaga-lembaga
negara) serta pada latar belakang dan orientasi
keberadaan MPR itu sendiri. Pada pelaksanaan
konsep pembagian dan pemisahan kekuasaan
MPR pada masa sebelum amandemen adalah
manifestasi pembagian kekuasaan karena
memakai frame hirarki lembaga sedangkan pada
masa sesudah amandemen manifestasi dari
pemisahan kekuasaan karena memakai kerangka
struktur horisontal

Pada latar belakang dan tujuan keberadaan

MPR, pada masa sebelum amandemen, MPR


digunakan sebagai lembaga tertinggi dengan
tujuan mempertahankan kekuasaan presiden
sedangkan pada masa sesudah amendemen,
MPR digunakan sebagai lembaga tinggi
seperti lembaga tinggi negara lainnya dengan
tujuan tercapainya prinsip check and balances
dalam ketatanegaraan.

Anda mungkin juga menyukai