Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

Sindrom Kompartemen
Irene R.A
1310221054

BAB I
Pendahuluan
LATAR BELAKANG
Sindrom kompartemen a/ suatu kondisi dimana tjd peningkatan
tekanan intertisial di dalam ruang yg terbatas, y/ di dlm kompartemen
osteofasial yg tertutup. Di mana ruangan tersebut berisi otot, saraf &
pembuluh darah.
Tekanan intrakompartemen merupakan faktor penting untuk menjamin
kelangsungan vaskularisasi & oksigenasi jaringan di dlm suatu
kompartemen tertutup.

Tekanan kompartemen yg tinggi melebihi nilai ambang akan


menyebabkan gangguan vaskularisasi & oksigenasi.
Ketika tekanan intrakompartemen meningkat, perfusi darah ke
jaringan akan berkurang & otot di dlm kompartemen akan iskemik.
Saat sindrom kompartemen tdk teratasi maka tubuh akan
mengalami nekrosis jaringan, gangguan fungsi permanen & jika
semakin berat dpt terjadi gagal ginjal & kematian.

RUMUSAN MASALAH
Apakah pengertian dari sindrom kompartemen?
Apakah penyebab terjadinya sindrom kompartemen?
Apa sajakah gambaran klinik dari sindrom kompartemen?
Bagaimana proses terjadinya sindrom kompartemen?
Bagaimanakah tatalaksana dan pencegahan sindrom kompartemen?

TUJUAN
Umum
Tujuan umum dari pembuatan referat ini adalah untuk
memberikan pengetahuan mengenai sindroma
kompatemen kepada para tenaga medis dan mahasiswa
kepaniteraan klinik bagian bedah.

Khusus
Mengetahui pengertian dari sindrom kompartemen?
Mengetahui penyebab terjadinya sindrom kompartemen?
Mengetahui gambaran klinik dari sindrom kompartemen?
Mengetahui proses terjadinya sindrom kompartemen?
Mengetahui tatalaksana dan pencegahan sindrom
kompartemen?

BAB II
Tinajuan Pustaka
SINDROM KOMPARTEMEN
Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan interstitial
dalam sebuah ruangan terbatas yakni kompartemen
osteofasial yang tertutup. Sehingga mengakibatkan
berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen
jaringan. Kompartemen osteofasial merupakan ruangan
yang berisi otot, saraf dan pembuluh darah yang dibungkus
oleh tulang dan fascia serta otot-otot.

ANATOMI
Secara anatomik sebagian besar kompartemen terletak di anggota
gerakyaitu terletak di :
Anggota gerak atas : (lengan atas : anterior dan posterior dan
lengan bawah : anterior,lateral, posterior).
Anggota gerakbawah : (tungkai atas : anterior, medial, dan
posterior. Serta tungkai bawah : anterior, lateral, posterior
superfisial, posterior profundus).

LENGAN ATAS
Kompartemen anterior terdiri dari :
Otot biceps brachii, brachialis, choracobrachialis dibatasi tulang humerus,
septum intermusculer lateral dan medial serta dipersarafi oleh nervus
musculocutaneus. Diperdarahi oleh arteri brachialis dan vena chepalica.
Kopartemen posterior terdiri dari :
Otot
triceps
brachii,
anconeus
dibatasi
oleh
tulang
humerus,
septumintermusculer lateral dan medial serta dipersarafi oleh nervus radialis.
Diperdarahi oleh arteri brachialis dan vena chepalica.

LENGAN BAWAH
Kompartemen Anterior terdiri dari :
Otot pronator teres, fleksor digitorum superficial, fleksor carpi radialis, palmaris longus, fleksor carpi ulnaris,
ekstensor carpi radialis,brachioradialis. Dibatasi oleh tulang radius, septa profunda serta dipersarafi oleh
nervus radialis. Diperdarahi oleh arteri radialis dan vena chepalica.
Kompartemen Lateral terdiri dari :
Otot pronator quadrates, fleksor digitorum profundus, fleksor policis longus. Dibatasi oleh tulang radius, ulna
dan membrana interossea. Dipersarafi nervus medianus dan nervus ulnaris. Diperdarahi oleh arteri ulnaris.
Kompartemen Posterior terdiri dari :
Otot extensor digitorum, extensor digiti minimi, extensor carpiulnaris, supinator, abductor pollicis longus,
extensor pollicis brevis, extensor pollicislongus, extensor indicis. Dibatasi oleh tulang radius, ulna dan
membrana interossea. Dipersarafi oleh nervus radialis, interosseous dorsal. Diperdarahi oleh
interosseousdorsal.

TUNGKAI ATAS
Kompartemen Anterior terdiri dari :
Otot rectus femoris, vastus intermedius, vastus medialis. Dibatasi oleh tulang femur,
septum intermusculare lateral, medial dan fascia lata. Dipersarafi oleh nervus femoralis.
Kompartemen Medial terdiri dari :
Otot gracilis, sartorius, adductor manus, adductor longus. Dibatasi oleh tulang femur,
fascia lata. Dipersarafi oleh nervus ischiadicus. Diperdarahi oleh arteri perforans.
Kompartemen posterior terdiri dari :
Otot biceps femoris, semitendinosus, semimembranosus. Dibatasi oleh tulang femur,
septum intermusculare lateral, medial dan fascia lata. Dipersarafi oleh nervus tibialis.

TUNGKAI BAWAH
Kompartemen Anterior terdiri dari :
Otot tibialis anterior, extensor digitorum longus, extensorhallucis longus dan
peroneus tertius. Dibatasi oleh tulang tibia, fibula, membraninterosseus dan
septum intermuscular anterior. Dipersafari oleh nervus peroneusprofunda.
Kompartemen Lateral terdiri dari :
Otot peroneus longus dan brevis. Dipersarafi oleh nervus peroneal superficial.
Dibatasi oleh tulang fibula, septum intermuscular anterior, septumintermuscular
posterior dan fascia profunda.

Kompartemen Posterior Superfisial dikelilingi oleh :


Fascia profunda tungkai, terdiri dari otot gastrocnemius, soleus dan
plantaris.

Kompartemen Posterior Profundus :


Diantara tulang tibia, fibula, fascia profunda transversa dan membran
interosseous. Terdiri dari otot fleksor digitorum longus, fleksor
hallucislongus, popliteus dan tibialis posterior. Diperdarahi oleh arteri
dan vena tibialisposterior dan dipersarafi oleh nervus tibialis.

Klasifikasi
Sindroma kompartemen dibagi menjadi 2 tipe, yaitu :
Sindrom Kompartemen Akut
Sindroma kompartemen akut merupakan suatu tanda kegawatan medis.
Ditandai dengan pembengkakan dan nyeri yang terjadi dengan cepat. Tekanan
dalam kompartemen yang meningkat dengan cepat dapat menyebabkan
tekanan pada saraf, arteri dan vena sehingga tanpa penanganan yang tepat
akan terjadi paralisis, iskemik jaringan bahkan kematian. Penyebab umum
terjadinya sindroma kompartemen akut adalah fraktur, trauma jaringan lunak,
kerusakan pada arteri dan luka bakar.

Sindrom Kompartemen Kronik


Sindroma kompartemen kronik bukan merupakan suatu
kegawatan medis dan seringkali dikaitkan dengan nyeri ketika
aktivitas olahraga. Ditandai dengan meningkatnya tekanan
kompartemen ketika melakukan aktivitas olahraga. Gejala ini
dapat hilang dengan hanya menghentikan aktivitas olahraga.
Penyebab umum sindroma kompartemen kronik biasa terjadi
akibat melakukan aktivitasberulang ulang, misalnya pelari
jarak jauh, pemain basket, sepak bola dan militer.

Etiologi
Peningkatan akumulasi cairan dalam ruangan kompartemen.

Fraktur, terutama fraktur tibia.


Cedera pada pembuluh darah besar.
Olahraga
Luka Bakar

Menyempitnya ruang kompartemen.


Jahitan tertutup pada fascia.
Luka Bakar Drajat 3

Tekanan dari luar


Penggunaan gips terlalu ketat

Gejala Klinik
Pain (nyeri) merupakan gejala dini tejadi pd perenggangan
pasif otot ketika trauma langsung.
Parestesia (rasa kesemutan).
Pallor(pucat)
Pulseness.
Paralisis.

Patofisiologi
Patofisiologi sindrom kompartemen melibatkan hemostasis jaringan local normal
yang menyebabkan peningkatan tekanan jaringan, penurunan aliran darah
kapiler, dan nekrosis jaringan lokal yang disebabkan hipoksia.
Peningkatan tekanan jaringan obstruksi vena dalam ruang tertutup.

Peningkatan tekanan yang terus meningkat tekanan arteriolar intramuskuler


bawah meninggi tidak ada lagi darah yang masuk ke kapiler kebocoran ke
dalam kompartemen tekanan dalam kompartemen meningkat penekanan
saraf perifer timbul nyeri dan paresthesia.

Aliran darah ke kapiler yang terhenti penghantaran


oksigen terhenti terjadi hipoksia jaringan (pale)
terus berlanjut iskemia otot dan nervus kerusakan
ireversibel komponen tersebut.

Diagnosa
Diagnosa sindrom kompartemen berdasarkan :
Anamnesis :
Pasien dtng dgn keluhan nyeri & paresthesia yg dtng belakangan serta riwayat
trauma.
Pemeriksaan fisik :
Inspeksi : dpt ditemukan bengkak pd daerah yg sakit, kulit berwarna pink &
pasien tampak kesakitan.
Palpasi : didapatkan pain, pulse present pd daerah distal, parestesi pd
distribusi saraf perifer, sensasi pd kulit, tegang, bengkak pada daerah yang
terkena.

Pemeriksaan penunjang :
Rontgen : untuk mengetahui ada/tdky fraktur untuk mengeahui
asal drinyeri.
Arteriografi : untuk mengetahui ada/tdky cedera pd arteri.
Pengukuran tekanan kompartemen :
Pengukuran tekanan kompartemen scr langsung merupakan gold
standar. Pengukuran dpt
dilakuakn 2 kali yaitu sebelum &
setelah latihan & tergantung pd berapa banyak t4 yg dirasakan
sakit oleh pasien.

Tekanan kompartemen normal adalah nol.


Perfusi tdk adekuat & iskemia tjd ketika tek. naik antara 10 30
mmHg dari tek. diastolik.
Tdk ada perfusi yg efektif ketika tekanan sama dengan
tekanandiastolik.
Tes positif jka di dapatkan tek. 15 mmHg sblm latihan
Tes positif jka di dapatkan tek. 30 mmHg stlh latihan slma 1
menit atau 20 mmHg stlh latihan slma 5 menit.

Diagnosa Banding
Claudikasio Intermitten
Nyeri otot pada tungkai bawah krn latihan dan berkurang dengan istirahat,
biasanya nyeri berhenti 2 5 menit setelahberaktivitas. Hal ini disebabkan oleh
oklusi atau obstruksi pada arteri bagianproksimal yang tidak disertai
peningkatan tekanan intrakompartemen.
Trombosis Vena Dalam
Merupakan kelainan pembuluh darah vena akibat tersumbatnya vena yang
letaknya dalam sehingga terjadi bendungan. Nyeri lokal secara tiba tiba
disertai edema, eritem.

Fraktur Stress
Merupakan kelainan tulang yang diakibatkan adanya stress yang kecil
danberulang ulang pada daerah tulang yang menopang berat badan. Ditandai
dengan gejala klinis nyeri lokal pada waktu pergerakan serta nyeri tekan
setempat bilaberaktivitas, kadang terjadi pembengkakan.
Sindroma Jepitan Saraf (Entrapment Neuropathies)
Merupakan gangguan saraf perifer oleh karena keadaan / posisi yang abnormal
atau gangguan vaskularisasi yang menyebabkan iskemia pada saraf.

Terapi
Tujuan dari terapi sindrom kompartemen adalah mengurangi defisit fungsi
neurologis dgn mengembalikan aliran darah lokal.
Adapun penanganan sidrom kompartemen meliputi :
Tindakan Non-Operatif
Menempatkan kaki stinggi jantung u/ pertahankan ketinggian kompartemen yg
minimal.
Menghindari elevasi krn dpt turunkan aliran darah & akan m perberat iskemia.
Membuka gips & pembalut konstriksi.
Pd kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti racun akan
menghambatperkembangan sindrom kompartemen.
Mengoreksi hipoperfusi dgn cairan kristaloid & produk darah.

Pd
peningkatanisikompartemen,diuretikdan
manitoldpt kurangi tekanan kompartemen. Manitol
mereduksi edema seluler dgn produksi kembali energi
seluler yg normal & mereduksi sel otot yg nekrosis
melalui kemampuan dari radikal bebas.
Menggunakan aspirin/ ibuprofen untuk mengurangi
inflamasi.

Tindakan Operatif
Indikasi operatif untuk sindrom kompartemen yaitu tekanan intrakompartemen >
30 mmHg. Tujuan operatif adalah untuk menurunkan tekanan dengan
memperbaiki perfusi otot.
Apabila tekanannya <30 mmHg dpt dilakukan observasi jka keadaan tungkai
membaik evaluasi klinik yang berulang dilanjutkan hingga bahaya terlewati.
Jka tidak ada perbaikan atau kalau tekanan kompartemen meningkat maka harus
segera dilakukan fasciotomi.
Keberhasilan dekompresi untuk perbaikanperfusi adalah 6 jam.

Indikasi untuk melakukan operasi dekompresi, antara lain :


Adanya tanda tanda sindrom kompartemen seperti nyeri
hebat.
Gambaran klinik yang meragukan dengan resiko tinggi (pasien
koma, pasien dengan masalah psikiatrik dan dibawah pengaruh
narkoba), dengan tekanan jaringan > 30mmHg.

Prognosa
Sindroma kompartemen akut cenderung memiliki hasil akhir yang jelek, toleransi
ototuntuk terjadinya iskemia adalah 4 jam. Kerusakan irreversible terjadi bila
lebih dari 8 jam. Jika diagnosa terlambat dapat menyebabkan trauma syaraf dan
hilangnya fungsi otot. Walaupun fasciotomi dilakukan dengan cepat dan awal,
hampir 20% pasien mengalami defisit motorik dan sensorik yang persisten.

BAB III
Penutup
KESIMPULAN
Sindrom kompartemen a/ suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan
interstitial dlm ruangan terbatas yakni kompartemen osteofasial yg tertutup
yg dpt mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen
jaringan.
Tdpt berbagai penyebab yg dpt meningkatkan tekanan jaringan lokal yg dpt
memicu timbulnya sindrom kompartemen, yaitu: penurunan volume
kompartemen, peningkatan tekanan kompartemen, dan peningkatan tekanan
pada strukturkompartemen.

Secara umum tdpt beberapa tanda dri sindroma kompartemen, yaitu : pain
(nyeri), parestesia, paralisis, pallor, pulselessness.
Cara mengatasi hal ini a/ dgn teknik fasciotomi, yaitu tindakan operatif u/m
bebaskan cairan yg terperangkap di dlm kompartemen.
Fasciotomi dilakukan jka tekanan intrakompartemen mencapai >30 mmHg. Jika
tekanannya <30 mm Hg maka tungkai ckp diobservasi. Jka keadaan tungkai
membaik, evaluasi terus dilakukan hingga fase berbahaya terlewati.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai