Anda di halaman 1dari 18

METABOLISME DAN

RANCANGAN OBAT

HUBUNGAN PRA OBAT,


METABOLISME DAN AKTIVITAS OBAT

Banyak contoh obat yang setelah mengalami


proses metabolisme ditubuh menghasilkan
metabolit aktif. Senyawa induk obat tersebut
disebut pra obat.

Penemuan bahwa efek obat kadang-kadang


ditimbulkan oleh metabolitnya, mempunyai peran
penting dalam penggunaan metabolit itu sendiri
sebagai obat, sebab:
a. Metabolit kemungkinan menimbulkan toksisitas
atau efek samping lebih rendah dibanding praobat.
b. Secara umum metabolit mengurangi variasi respon
klinik dalam populasi yang disebabkan perbedaan
kemampuan metabolisme oleh individu-individu
atau oleh adanya penyakit tertentu.

Arsfenamin
Fungsinya : Pengobatan Sifilis
Metabolitnya : Oksofenarsin

Kloralhidrat
Fungsinya : Senyawa hipnotik
Metabolitnya : Trikloroeatanol

Protonsil
Fungsinya : Pengobatan infeksi
Metabolitnya : Sulfanilamid

Rancangan Pra-obat untuk memperbaiki


sifat fisika dan biologis obat
Sifat fisika dan biologis obat yang tidak
diinginkan, seperti bau dan rasa yang tidak
enak, efek iritasi pada saluran cerna, dan
absorpsi
dalam
usus
yang
rendah,
kemungkinan
dapat
diperbaiki
atau
dihilangkan melalui modifikasi kimia molekul
senyawa induk, dengan cara membentuk praobat yang tidak aktif.

Dalam hal tertentu, pengetahuan ini


merangsang ahli kimia medisinal untuk
melakukan manipulasi kimia yang lebih baik
agar dapat menghasilkan obat yang secara
terapetik aktif dan mempunyai penampilan yang
lebih baik dibanding senyawa induk.
Manipulasi
kimia
dirancang
untuk
memperpendek atau meningkatkan masa kerja
senyawa induk, dengan cara memodifikasi
senyawa induk dan meramalkan hal-hal yang
mempengaruhi kecepatan metabolismenya.

Pada rancangan obat ini hanya untuk obatobat yang telah ada atau pada tipe dasar obat
dengan aktivitas yang telah diketahui.

Modifikasi untuk meningkatkan Absorpsi


obat
Pada pemberian secara oral, banyak turunan
penisilin yang tidak diabsorpsi secara baik
pada saluran cerna. Oleh karena digunakan
bentuk
ester-ester
lipofilnya
untuk
meningkatkan absorpsi obat. Ester-ester
alifatik sederhana dan ester pra obat dari
penisilin di apsorbsi lebih baik pada saluran
cerna, ditubuh ester akan terhidrolisis
melepaskan penisilin.

Ampisilin, antibiotik turunan penisilin dengan


spektrum luas, mempunyai sifat lipofil yang
rendah, pada pemberian ssecara oral hanya 3040 % yang diabsorpsi oleh saluran cerna. Bentuk
pra-obat ester ampisilin seperti pivampisilin,
bakampsilin, dan talampsilin lebih mudah di
absorpsi oleh saluran cerna dibanding ampisilin.
Dalam cairan tubuh pra-obat diatas segera
terhidrolisis oleh enzim esterase melepaskan
ampisilin

Modifikasi untuk memperbaiki sifat fisik


obat yang tidak diinginkan
Antibiotik kloramfenikol, sekarang jarang digunakan
secara oral, kecuali untuk pengobatan demam tipoid dan
infeksi Salmonella, karena menimbulkan efek toksik
agranulositosis cukup besar. Kloramfenikol mempunyai
rasa sangat pahit sehingga kurang sesuai untuk dibeikan
pada anak-anak. Sekarang kloramfenikol digunakan pada
sediaan farmasi dalam bentuk tidak aktifnya yaitu ester
palmitat atau sinamat yang tidak berasa. Obat aktif akan
dilepaskan dari bentuk esternya melalui proses hidrolisis
oleh enzim esterase yang ada di usus halus.

Modifikasi untuk pengaturan obat pada


tempat spesifik di tubuh
Modifikasi obat menjadi pra-obat mempunyai
peran penting untuk meningkatkan efikasi
obat, karena ada perbedaan distribusi pra-obat
dalam jaringan tubuh sebelum melepaskan
bentuk aktifnya. Modifikasi tersebut dapat
dilakukan dengan cara, membuat senyawa
menjadi lebih hidrofilik, pembentukan ester,
pembentukan kompleks dengan ADN dan
mengembangkan lokalisasi selektif obat
didalam sel target.

Penggabungan gugus-gugus hidrofilik kuat pada


sulfonamida , dapat mencegah absorpsi obat
pada saluran cerna sehingga pra-obat tetap
tinggal di saluran usus dan efektif untuk
pengobatan infeksi usus.

Modifikasi untuk meningkatkan kelarutan


obat
Senyawa steroid pada umumnya mempunyai
kelarutan dalam air yang rendah, dan untuk
meningkatkan kelarutan dapat dibuat bentuk
garam

Modifikasi untuk memperpendek masa


kerja obat
Pemasukan ke molekul obat gugus-gugus
yang mudah diserang (gugus vulnerable) oleh
proses metabolisme dalam tubuh, akan
memberikan masa kerja yang lebih singkat
dibanding senyawa induk.

Obat relaksasi otot sering digunakan sebagai penunjang


anestesi pada operasi pembedahan, agar diperoleh efek
relaksasi otot yang lebih besar. Bila diperlukan anestesi
dengan masa kerja singkat, suatu bahan dipolarisasi dengan
masa kerja yang panjang seperti dekametonium,
menyebabkan rasa nyeri yang tidak menyenangkan, setelah
pasien sadar. Dalam keadaan ini lebih baik digunakan
relaksan otot yang mempunyai masa kerja singkat, seperti
suksametonium klorida. Suksametonium mengandung dua
gugus ester vulnerable diantara dua atom N-kationik,
sehingga senyawa mudah dimetabolisis. Hidrolisis
suksametonium klorida oleh enzim esterase plasma
menghasilkan senyawa inert asam suksinat dan kolin,
sehingga masa kerja obat menjadi lebih singkat.

Modifikasi untuk meningkatkan masa


kerja obat
Suatu senyawa induk mungkin diubah menjadi obat
dengan masa kerja yang lebih panjang melalui beberapa
cara. Gugus-gugus pada senyawa induk yang mudah
dimetabolisis (gugus vulnerable) akan memberikan masa
kerja yang lebih panjang bila:
a.Dilindungi dari serangan metabolik, yaitu dengan
menempatkan gugus tertutup lain di dekatnya sehingga
efek halangan ruang menjadi lebih besar
b.Diganti dengan gugus-gugus yang lebih sulit
dimetabolisis

Modifikasi untuk meningkatkan


kestabilan obat
Asam 5-aminosalisilat (mesalazin) digunakan
untuk pengobatan radang usus dan
menyembuhkan penyakit crohn. Mezalazin
tidak dapat diberikan secara oral, karena tidak
stabil dalam asam lambung dan tidak dapat
mencapai tempat kerjanya yaitu pada usus
halus atau usus besar karena diabsorpsi pada
usus kecil.

Anda mungkin juga menyukai