Anda di halaman 1dari 26

AGREGAT

BAHAN AGREGAT

ASAL BATUAN

Jenis Batuan
Batuan beku
Batuan Sedimen
Batuan Metamorf/Malihan

Umumnya yang digunakan untuk


campuran beraspal adalah batuan
beku

Asal terjadinya, batuan dibedakan


atas:
1.
2.
3.

Batu endapan (sedimentary rock)


Batuan beku (vulcanic rock)
Batuan malihan(methamorphik rock)

1.Proses terjadinya
Batu endapan
Rock

Lithification
Batu endapan

uplift

Weathering

Residual soil

Erosion

Sedimentary
soil

Igneous
rock

Transportation

Deposition

2. Proses terjadinya batuan beku


terjadi akibat pendinginan dan pembekuan magma

Extrusip : Dilempar keluar dan mendingin dengan


cepat
Intrusip : Dilempar keluar dan mendingin dengan
lambat di
bawah permukaan
menjadi singkapan

3. Proses terjadinya batuan malihan

Terjadi akibat modifikasi batuan beku, sebagai


akibat tekanan, getaran bumi dan panas

Klasifikasi
Batuan

Ringkasan Sifat Teknik


Batuan

BAHAN AGREGAT UNTUK


CAMPURAN BERASPAL

Klasifikasi Aggregat Berdasarkan


Proses Pengolahan

Agregat Alam:
agregat yang langsung diperoleh dari lapangan

Agregat Pecah:
Batuan pecah ini dibedakan atas pecah tangan
dan pecah dengan mesin pemecah batu

Agregat Daur Ulang:


batuan yang diperoleh dari hasil daur ulang
baik hasil pembongkaran lapisan perkerasan
ataupun pembongkaran beton

Agregat Buatan (Artifisial):


agregat yang dipergunakan merupakan hasil
samping/limbah dari produksi pabrik

Ketentuan Agregat Kasar


Pengujian

Standar

Nilai

Kekekalan bentuk agregat


terhadap larutan natrium
dan magnesium sulfat

SNI 03-34071994

Maks.12
%

Abrasi dengan mesin Los


Angeles

SNI 03-24171991

Maks. 40
%

Kelekatan agregat terhadap


aspal

SNI 03-24391991

Min. 95 %

Angularitas (kedalaman dari


permukaan < 10 cm)

DoTs
Pennsylvania
Test Method,

Angularitas (kedalaman dari


permukaan 10 cm)
Partikel Pipih dan Lonjong*

PTM No.621
ASTM D-4791

95/90

80/75
Maks. 10
%

Ketentuan Agregat Halus


Pengujian

Standar

Nilai

Nilai Setara Pasir

SNI 03-44281997

Min. 50 %

Material Lolos Saringan


No. 200

SNI 03-44281997

Maks. 8%

Angularitas (kedalaman
dari permukaan < 10
cm)

ASTM C-1252

Angularitas (kedalaman
dari permukaan 10
Persyaratan lain agregat :
cm)

Min 45

Min 40

Penyerapan air maksimum 3 %.


Berat jenis (bulk specific gravity) agregat kasar
dan halus minimum 2,5 & perbedaannya < 0,2.

Spesifikasi bahan pengisi


(Filler)
Terdiri dari debu batu kapur (limestone

dust), semen portland, abu terbang, abu


tanur semen, abu batu atau bahan non
plastis lainnya
Mengandung bahan yang lolos ayakan
No.200 (75 micron) tidak kurang dari 75
% terhadap beratnya
Proporsi maksimum yang diijinkan adalah
1,0 % dari berat total campuran aspal

AGREGAT

Agregat atau batu adalah material berbutir


yang keras dan kompak.
Istilah agregat mencakup antara lain batu
bulat, batu pecah, abu batu, dan pasir.
Dalam campuran beraspal 90% materalnya
terdiri dari agregat maka Agregat mempunyai
peranan yang sangat penting dalam prasarana
transportasi, khususnya dalam hal ini pada
perkerasan jalan

Sifat-sifat Agregat
a)Ukuran butir
b)Gradasi
c)Kebersihan
d)Kekerasan
e)Bentuk partikel
f)Tekstur permukaan
g)Penyerapan
h)
Kelekatan
terhadap
aspal

Ukuran Butir
Istilah untuk ukuran butir agregat,

Ukuran maksimum, adalah ukuran saringan


terkecil yang meloloskan 100 % agregat.
Ukuran nominal maksimum, adalah ukuran
saringan terbesar yang masih menahan
maksimum dari 10 % agregat.
Agregat kasar : Agregat yang tertahan
saringan No. 8 (2,36 mm).
Agregat halus : Agregat yang lolos saringan
No. 8 (2,36 mm).
Mineral pengisi: Fraksi dari agregat halus
yang lolos saringan no. 200
(2,36 mm)
minimum
75%
terhadap
berat
total
agregat.
Mineral abu : Fraksi dari agregat halus
yang 100% lolos saringan no. 200 (0,075
mm)

Gradasi Agregat
100
Persen Lolos (%)

80
60
40
20
0
0,01

0,1

10

100

Ukuran Saringan (mm)


Gradasi Rapat

Gradasi Senjang

Gradasi Seragam

Kebersihan Agregat

secara visual.
Pengujian laboratorium

Analisa
saringan
basah,
yaitu
dengan
menimbang agregat
sebelum dan sesudah
dicuci lalu membandingkannya. Sehingga akan
memberikan persentase agregat yang lebih halus
dari 0,075 mm (No. 200).
Pengujian setara pasir (Sand Equivalent Test)
adalah satu metoda lainnya yang biasanya
digunakan untuk mengetahui
proporsi relatif
dari material lempung yang terdapat dalam
agregat yang lolos saringan No. 4,75 mm (No. 4).

Alat
Uji
Setara
Pasir

Kekerasan
Uji
kekuatan
agregat
di
laboratorium dilakukan dengan:

uji abrasi dengan mesin Los


Angeles (Los Angeles Abration
Test)
uji beban kejut (Impact Test)
uji
ketahanan terhadap pecah
(Crushing Test) .

Mesin Los Angeles

Bentuk butir

Kubikal Lonjong
V
X

Pipih
X

Alat Uji Kepipihan

Tekstur
Tekstur agregat utk keamanan (skid resistance)
Tekstur:
Makro: Utk lalulintas lambat, Diuji dengan Sand patch
Mikro: Untuk lalulintas cepat, Diuji dengan Pendulum
Test

Daya Serap Agregat


Keporusan agregat menentukan
banyaknya zat cair yang dapat
diserap agregat.
Syarat penyerapan terhadap air
3%

Kelekatan Terhadap Aspal


Kelekatan agregat terhadap
aspal adalah kecenderungan
agregat untuk menerima,
menyerap dan menahan film
aspal

Anda mungkin juga menyukai