Anda di halaman 1dari 17

Hellooo!!

Kami dari kelompok the tampans crew..


Nama anggota : 1. Pedja
2. Kiki Baehacki
3. Muhammad Iqbal
4. Wahyu priambodo

PEMBERONTAKAN
PRRI ( PEMERINTAH
REVOLUSIONER
REPUBLIK INDONESIA
)

Munculnya PRRI
Munculnya PRRI atau Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia adalah suatu reaksi dari bangsa
Indonesia atas ketidak puasan pada pemerintah pusat.

Pada awal 1957, muncul Dewan Banteng di


Sumatra Tengah (Sumatra Barat dan Riau)

dipimpin Letkol Ahmad


Husein

Dewan Gajah di Sumatra Utara dipimpin


Kolonel M Simbolon.
Dewan Garuda di Sumatra Tengah dipimpin oleh
Letkol Barlian kesemuanya tergabung dalam

PRRI membentuk Dewan Perjuangan


dan tidak mengakui kabinet Djuanda.
Dewan Perjuangan PRRI membentuk
Kabinet baru, Kabinet Pemerintahan
Revolusioner Republik Indonesia
(Kabinet PRRI).
berlangsung saat Persiden Soekarno
sedang berada di Tokyo, Jepang. Pada
tanggal 10 Februari 1958

Tuntutan terhadap Pemerintah pusat


Dewan Perjuangan melalui RRI Padang mengeluarkan
pernyataan Piagam Jakarta yang berisi sejumlah tuntutan
yang ditujukan pada Persiden Soekarno agar bersedia kembali
kepada kedudukan yang konstitusional menghapus segala
akibat dan tindakan yang melanggar UUD 1945 serta
membuktikan kesediaannya itu dengan kata dan perbuatan.
1. Supaya kabinet Djuanda mengundurkan diri dan
mengembalikan mandatnya pada Persiden.
2. Agar pejabat persiden Sartono membentuk kabinet baru
Zaken kabinet nasional yang bebas dari pengaruh komunis
dibawah Mohammad Hatta dan Hamengkubuwono IX.
3. Agar kabinet baru diberi mandat sepenuhnya untuk bekerja
sampai pemilihan umum yang akan dating.
4. Agar Persiden Soekarno membetasi diri menurut konstitusi.
5. Apabila tuntutan diatas tidak dipenuhi dalam tempo 524
jam maka Dewan Perjuangan akan mengambil langkah
kebijakan sendiri.

PRRI mengumumkan pendirian


Pemerintahan Tandingan yaitu
Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia (PRRI)
lengkap dengan kabinetnya
pada tanggal 15 Februari
1958. Susunan Kabinet PRRI
adalah sebagai berikut:
1.Syarifuddin Prawiranegara
sebagai Perdana Mentri dan
Mentri Keuangan.
2.M Simbolon sebagai Mentri
Luar Negri.
3.Burhanudin Harahap sebagai
Mentri Pertahanan dan mentri
kehakiman.
4.Dr. Sumitro Djojohadikusumo
sebagai Mentri
Perhubungan/Pelayaran.

Reaksi pemerintah pusat


Tuntutan Dewan Perjuangan ini dikumandangkan saat
Persiden Soekarno sedang tidak ada di tempat. Beliau
sedang berada di Tokyo, Jepang. Maka Kabinet Djuanda
segera mengambil keputusan. Tuntutan PRRI ini ditolak
dan sehari setelah pengambilan keputusan, keputusan
disiarkan melalui radio dan perintah-perintah
selanjutnya dikeluarkan yakni semua tuntutan Dewan
Perjuangan ditolak dan sejalan dengan itu diambil
keputusan memutuskan hubungan darat dan udara
dengan Sumatra. Kemudian diikuti dengan pembekuan
komando militer di Sumatra (TT I Sumatra Utara dan TT
II Sumatra Selatan) dan seterusnya.

Pernyataan Presiden Soekarno


Setelah Persiden Soekarno
kembali dari luar negri pada 16
Februari 1958 Persiden Soekarno
menyatakan Kita harus
menghadapi penyelewengan
tanggal 5 Februari 1958 di Padang
dengan segala kekuatan yang ada
pada kita. Diputuskan akan
menggunakan kekerasan senjata
untuk menghadapi Dewan Kabinet
PRRI. Persiden Soekarno
memerintahkan untuk menangkap
tokoh-tokoh PRRI. Hubungan darat
maupun udara dengan Sumatra
Tengah dihentikan.

Reaksi Mohammad Hatta


Tidak semua tokoh dalam pemerintah pusat
setuju dengan keputusan ini. Salah seorang yang
menentang keputusan ini adalah Mohammad
Hatta. Sebagai Wakil Persiden dia muncul ke
depan menentang keputusan ini. Dia mengirim
utusan ke Padang untuk menemui Ahmad Husein
dan meminta agar Dewan Banteng menghindari
konflik bersenjata dengan pemerintah pusat
namun entah mengapa utusan ini tidak pernah
sampai ke Padang. Karena pengiriman utusan
gagal maka Mohammad Hatta berusaha untuk
mendekati Persiden Soekarno agar
mengurungkan niatnya agar tidak meletus
perang saudara. Namun usaha ini juga gagal.

Peristiwa Penyerangan
Pada tanggal 20 dan 21 Februari 1958 serangan ke Padang
dimulai. Serangan dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani
dengan diangkat menjadi Komandan Komando Operasi 17
Agustus. PRRI mendapat dukungan rakyat Sumatra Tengah.

Padang dijatuhi bom-bom yang mengakibatkan kota ini


hancur. Banyak rakyat padang yang mengungsi ke daerah
Solok dengan membawa barang-barang seadanya yang
dapat dibawa. Tokoh-tokoh PRRI ditangkap. PRRI mendapat
dukungan Permesta. Akhirnya PRRI dapat ditumpas. Setelah
PRRI berhasil ditumpas maka untuk mencegah munculnya
pemberontakan serupa, Suprapto diangkat menjadi Deputi
Republik Indonesia Staf Angkatan Darat Untuk Wilayah
Sumatra yang bermarkas di Medan. Peristiwa ini
meninggalkan trauma bagi rakyat Sumatra.

Antara Perjuangan dan Pemberontakan


Batas antara benar dan salah sangatlah
tipis, tergantung dari sudut pandang mana
kita melihat. Demikian juga batas antara
perjuangan dan pemberontakan. Mungkin
akan lebih mudah bila kita hanya melihat
dari satu sudut pandang saja. Perkara
seakan-akan terlihat jelas dan mutlak.
Namun masalah akan muncul saat kita
melihatnya dari berbagai sudut pandang.
Bisa saja pendapat satu dengan pendapat
yang lain dapat berbeda. Demikian juga
dalam perjuangan dan pemberontakan. Jika
kita melihat hanya dari satu sudut pandang
saja akan mudah menentukan suatu
gerakan sebagai pemberontakan maupun
perjuangan. Namun jika kita melihatnya dari
berbagai sudut pandang akan sangat sulit
menentukan apakah itu suatu perjuangan
atau pemberontakan.

Alasan alasan munculnya PRRI


1. PRRI menganggap terjadi kesenjangan pembangunan antara
Jawa dan Luar Jawa. Keadaan ini menimbulkan kekecewaan
dalam diri perwira-perwira PRRI. Namun sebenarnya
kesenjangan ini dapat difahami memngingat umur RI yang
masih tergolong muda untuk suatu negara pada saat itu
tidaklah mungkin untuk melakukan pembangunan secara
merata pada seluruh wilayah Indonesia. Selain keterbatasan
waktu, keterbatasan dana juga mempengaruhi kesenjangan ini.
Karena perekonomian RI pada masa itu masih lemah maka RI
terfokus terlebih dahulu pada Jawa sebagai pusat pemerintahan
Indonesia. Jadi alasan ini kurang tepat digunakan PRRI untuk
melegalkan gerakannya, apalagi pada masa itu masih ada daerahdaerah di Jawa yang belum tersentuh pembangunan. Selain itu
pemberontakan PRRI muncul karena terjadi penciutan divisi
Banteng menjadi satu brigade. Sebenarnya penciutan ini bukan
tanpa alasan. Pemerintah pusat menganggap jumlah prajurit pada
waktu itu di Indonesia terlampau banyak sehingga pemerintah
tidak dapat mendanainya maka diperlukan adanya perampingan
jumlah prajurit.

2. Alasan lain dari munculnya PRRI ini adalah


pelanggaran konstitusi oleh pemerintah pusat
dan Persiden Soekarno. Alasan ini lebih relevan
jika digunakan oleh PRRI untuk melegalkan
gerakannya, mengingat Persiden Soekarno
yang melakukan eksperimen politik untuk
menemukan bentuk pemerintahan yang cocok
dengan bangsa Indonesia. Namun Persiden
Soekarno tidak sadar bahwa berganti-gantinya
bentuk pemerintahan ini tidak sepenuhnya
dapat diikuti oleh bangsa Indonesia sehingga
terjadi berbagai pelanggaran pada UUD1945
sebagai dasar bangsa Indonesia Merdeka.
Pelanggaran-pelanggaran inilah yang
memunculkan ketidak puasaan daerah. Muncul
keinginan daerah untuk meluruskan kembali PRRI sangat anti pada komun
pemerintah pusat sehuinggta muncul gerakangerakan. Keadaan menjadi semakin parah
dengan merasuknya pengaruh komunis dalam
pemerintah pusat yang terlihat dalam faham
nasakom yang dicanangkan oleh Persiden
Soekarno.

Disini dapat kita lihat fihak sentral yang bertikai adalah pemerintah
pusat dan daerah. Ketidakpuasan daerah pada kebijakan pusat
mengakibatkan kekecewaan yang mendalam dalam diri daerah. Ketika
kekecewaan daerah memuncak. Daerah berani mengajukan tuntutannya
pada pusat yang bersifat ultimatum. Jelaslah pemerintah pusat
menganggapnya sebagai pemberontakan. Apalagi PRRI berani
mendirikan pemerintah tandingan lengkap dengan susunan kabinetnya.
Pembentukan pemerintah tandingan ini juga sebagai salah satu tanda
suatu pemberontakan. Tidak ada dalam satu negara memiliki dua
pemerintah pusat. Hanya ada satu pemerintah yang syah sedangkan
sisanya ilegal. Ini merupakan suatu usaha kudeta. Jelaslah ini suatu
pemberontakan pada pemerintah pusat.
Namun jika gerakan ini disebut sebagai pemberontakan tampaknya juga
kurang tepat. Jika ini suatu pemberontakan maka mereka akan berusaha
untuk membentuk pemerintahan baru dan menggulingkan Sang
Penguasa. Namun disini PRRI tidak berusaha untuk menggulingkan
Pesiden Soekarno. Tepatkah gerakan ini dianggap sebagai gerakan
pemberontakan. Apalagi gerakan ini tidak hanya berasal dari golongan
politik dan militer saja tetapi juga berasal dari golongan-golongan lain
misalnya golongan pendidikan. Gerakan ini hanya berusaha untuk
memperbaiki keadaan Indonesia, meluruskan pemerintah pusat agar
sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia merdeka.

Kesimpulan
Sebenarnya gerakan ini merupakan reaksi dari kekecewaan
daerah pada pusat. Ini karena pemerintah pusat memfokuskan
pembangunannya di pulau Jawa. Selain itu juga terjadi
pengurangan jumlah tentara dan PKI telah merasuk dalam
pemerintah pusat. Keadaan ini diperparah dengan pelanggaran
konstitusi oleh pejabat-pejabat di dalam pemerintah pusat tidak
terkecuali Persiden Soekarno. Dengan perannya sebelumnya
sebagai daerah dimana PDRI berada maka PRRI merasa memiliki
hak untuk melakukan koreksi pada pemerintah pusat walaupun
sebenarnya pemerintah pusat tidak lagi beranggapasn seperti itu.
Walaupun alasan dari gerakan ini benar namun jalan yang
digunakan PRRI kurang tepat. PRRI menuntut pada pemerintah
dengan nada paksaan sehingga tuntutannya lebih bersifat
ultimatum. Ini menimbulkan kesan PRRI adalah sebuah
pemberontakan. Namun begitu PRRI kurang tepat jika dikatakan
sebagai pemberontakan karena PRRI tidak bertujuan untuk
menggulingkan pemerintah pusat namun hanya ingin melakukan
perbaikan pada diri pemerintah pusat.

Saran
Dalam menyikapi gerakan ini kita harus lebih
bijaksana. Usahakan jalan damai untuk
menyelesaikannya. Pemerintah harus
instrospeksi diri, apa yang salah dalam
pemerintahannya lalu memperbaikinya. Namun
PRRI juga harus memahami keadaan Negara jadi
PRRI jangan terlalu menuntut pada pemerintah
jika keadaan kurang memungkinkan.

Anda mungkin juga menyukai