PEMBERONTAKAN
PRRI ( PEMERINTAH
REVOLUSIONER
REPUBLIK INDONESIA
)
Munculnya PRRI
Munculnya PRRI atau Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia adalah suatu reaksi dari bangsa
Indonesia atas ketidak puasan pada pemerintah pusat.
Peristiwa Penyerangan
Pada tanggal 20 dan 21 Februari 1958 serangan ke Padang
dimulai. Serangan dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani
dengan diangkat menjadi Komandan Komando Operasi 17
Agustus. PRRI mendapat dukungan rakyat Sumatra Tengah.
Disini dapat kita lihat fihak sentral yang bertikai adalah pemerintah
pusat dan daerah. Ketidakpuasan daerah pada kebijakan pusat
mengakibatkan kekecewaan yang mendalam dalam diri daerah. Ketika
kekecewaan daerah memuncak. Daerah berani mengajukan tuntutannya
pada pusat yang bersifat ultimatum. Jelaslah pemerintah pusat
menganggapnya sebagai pemberontakan. Apalagi PRRI berani
mendirikan pemerintah tandingan lengkap dengan susunan kabinetnya.
Pembentukan pemerintah tandingan ini juga sebagai salah satu tanda
suatu pemberontakan. Tidak ada dalam satu negara memiliki dua
pemerintah pusat. Hanya ada satu pemerintah yang syah sedangkan
sisanya ilegal. Ini merupakan suatu usaha kudeta. Jelaslah ini suatu
pemberontakan pada pemerintah pusat.
Namun jika gerakan ini disebut sebagai pemberontakan tampaknya juga
kurang tepat. Jika ini suatu pemberontakan maka mereka akan berusaha
untuk membentuk pemerintahan baru dan menggulingkan Sang
Penguasa. Namun disini PRRI tidak berusaha untuk menggulingkan
Pesiden Soekarno. Tepatkah gerakan ini dianggap sebagai gerakan
pemberontakan. Apalagi gerakan ini tidak hanya berasal dari golongan
politik dan militer saja tetapi juga berasal dari golongan-golongan lain
misalnya golongan pendidikan. Gerakan ini hanya berusaha untuk
memperbaiki keadaan Indonesia, meluruskan pemerintah pusat agar
sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia merdeka.
Kesimpulan
Sebenarnya gerakan ini merupakan reaksi dari kekecewaan
daerah pada pusat. Ini karena pemerintah pusat memfokuskan
pembangunannya di pulau Jawa. Selain itu juga terjadi
pengurangan jumlah tentara dan PKI telah merasuk dalam
pemerintah pusat. Keadaan ini diperparah dengan pelanggaran
konstitusi oleh pejabat-pejabat di dalam pemerintah pusat tidak
terkecuali Persiden Soekarno. Dengan perannya sebelumnya
sebagai daerah dimana PDRI berada maka PRRI merasa memiliki
hak untuk melakukan koreksi pada pemerintah pusat walaupun
sebenarnya pemerintah pusat tidak lagi beranggapasn seperti itu.
Walaupun alasan dari gerakan ini benar namun jalan yang
digunakan PRRI kurang tepat. PRRI menuntut pada pemerintah
dengan nada paksaan sehingga tuntutannya lebih bersifat
ultimatum. Ini menimbulkan kesan PRRI adalah sebuah
pemberontakan. Namun begitu PRRI kurang tepat jika dikatakan
sebagai pemberontakan karena PRRI tidak bertujuan untuk
menggulingkan pemerintah pusat namun hanya ingin melakukan
perbaikan pada diri pemerintah pusat.
Saran
Dalam menyikapi gerakan ini kita harus lebih
bijaksana. Usahakan jalan damai untuk
menyelesaikannya. Pemerintah harus
instrospeksi diri, apa yang salah dalam
pemerintahannya lalu memperbaikinya. Namun
PRRI juga harus memahami keadaan Negara jadi
PRRI jangan terlalu menuntut pada pemerintah
jika keadaan kurang memungkinkan.