PENDERITA MALARIA
1.
2.
3.
4.
5.
Vektor : Nyamuk
Anopheles
Tempat berkembang biak
(kolam kecil, rawa-rawa,
lagun, mata air, dll.)
Parasit (Plasmodium)
Iklim (suhu rata-rata
paling sedikit 18-20C)
Populasi manusia
DEFINISI
Malaria adalah suatu penyakit yang
akut maupun kronis yang
disebabkan parasit plasmodium
yang ditandai dengan gejala demam
berkala, menggigil dan sakit kepala
yang sering disertai dengan anemia
.
Orang sakit
Orang sehat
Pengertian Penemuan
penderita
Suatu upaya untuk menemukan
penderita malaria secara dini
agar dapat segera diobati
secara tepat.
(Sumber: Modul Penemuan Penderita,
Ditjen PPM-PL, 2003 dan 2004)
Penemuan penderita
Dasarnya:
Gejala klinis
Laboratorium: SD malaria dan
/ dipstik
Pengertian :
Adalah penemuan penderita malaria oleh petugas kesehatan di
Unit Pelayanan Kesehatan dengan menunggu kunjungan penderita
Sasaran :
Semua penderita malaria klinis, baik akut maupun kronis dan
penderita gagal pengobatan yang datang ke Unit Pelayanan
Kesehatan (UPK)
Metoda :
Pengambilan SD tebal terhadap semua penderita malaria klinis dan
penderita gagal pengobatan yang datang ke UPK
Waktu :
Setiap hari kerja UPK
Pengertian :
Adalah penemuan penderita tersangka malaria secara aktif oleh
Juru Malaria Desa (JMD) melalui kunjungan dari rumah ke rumah
Tujuan :
* Menemukan penderita secara dini
* Memberikan pengobatan setepat mungkin
* Memantau fluktuasi malaria
* Kewaspadaan dini untuk terjadinya KLB
Sasaran :
Semua penderita klinis
Metoda :
Pengambilan SD tebal pada semua penderita malaria klinis yang
ditemukan pada kunjungan JMD dari rumah ke rumah penduduk
Pengertian :
Adalah penemuan penderita malaria melalui survei yang ditujukan pada
seluruh penduduk daerah fokus dengan gejala demam, yang diikuti
dengan pemberian pengobatan klinis
Tujuan :
- Memastikan bahwa desa yang kasusnya nol atau rendah, memang benarbenar telah mempunyai tingkat transmisi yang rendah
Sasaran :
Semua penderita demam yang ditemukan di dukuh yang melaporkan
peningkatan penderita malaria klinis dan diikuti dengan pengobatan penderita
secara massal (MFT)
Metoda :
Pengambilan SD terhadap semua penderita demam, diikuti pemberian
pengobatan klinis dan pengobatan radikal terhadap penderita positif.
Waktu :
- Sebelum puncak fluktuasi malaria (cegah KLB)
- Pada puncak fluktuasi malaria (kegiatan khusus)
- Konfirmasi KLB, saat terjadi KLB
Tujuan MFS
MFS konfirmasi:
Memastikan adanya peningkatan
kasus/KLB
Untuk konfirmasi di daerah2 yang semula
tinggi kasusnya tapi sekarang rendah
MFS Khusus: untuk menemukan dan
mengobati penderita positif malaria
dengan cepat di daerah yang sedang
terjadi peningkatan kasus.
4. Malariometrik Survey :
a. Malariometrik Survey Dasar (MSD)
Pengertian :
Adalah kegiatan pemeriksaan SD jari pada 100 anak kelompok
usia 0 9 th & limpa pada kelompok usia 2 9 th
Tujuan :
Untuk mengukur tingkat endemisitas & prevalensi malaria pada
daerah yang belum tercakup kegiatan pemberantasan vektor
Tujuan :
Untuk mengukur dampak kegiatan pemberantasan vektor,
didaerah yang tidak dilakukan pemantauan parasit secara rutin
5. Surveilans Migrasi
Sasaran :
Orang-orang yang menunjukkan gejala klinis malaria yang
baru datang dari daerah endemis, kegiatan ini dilakukan
terutama di desa yang reseptif dan diketahui penduduknya
banyak melakukan migrasi ke daerah endemis malaria
Metoda :
Pengambilan SD terhadap penduduk dengan gejala
malaria klinis, bila positif diberikan pengobatan radikal
Waktu :
Sesuai dengan jadwal Juru Malaria Desa atau setiap hari
kerja UPK dengan memperhatikan pola musim migrasi
penduduk
6. Survei Kontak
6. Survei Kontak
Pengertian :
Merupakan bagian dari kegiatan penyelidikan epidemiologi
atas penderita malaria yang ditemukan positif dan diberi
pengobatan radikal pada ACD
Tujuan :
Untuk mengetahui apakah kasus positif yang ditemukan telah
menularkan penyakitnya pada orang yang tinggal serumah
atau tinggal berdekatan dengan rumah penderita
Metode :
Melakukan pengambilan SD dari penghuni 5 rumah di sekitar
rumah penderita (+ 25 orang)
Pengertian :
Adalah upaya pencarian & penemuan penderita malaria
melalui survei di daerah endemis malaria tinggi yang
penduduknya tidak lagi menunjukkan gejala spesifik malaria
Tujuan :
- Pencarian penderita malaria di daerah endemisitas tinggi
Sasaran :
Seluruh penduduk di wilayah tertentu dg endemisitas tinggi
Cara pelaksanaan :
Seluruh penduduk sasaran diambil SD nya & diperiksa
langsung di tempat, penderita positif diberi pengobatan radikal
Waktu :
Pada saat puncak kasus
Tujuan :
- Terbentuknya POSMALDES di daerah endemis malaria
yang jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan
- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta
pemenuhan sarana prasarana kader malaria
- Meningkatkan cakupan penemuan dan pengobatan
penderita malaria
Tempat :
Disesuaikan dengan kondisi setempat
Sasaran :
Semua penderita malaria klinis, khususnya diwilayah yang
tidak terjangkau pelayanan kesehatan
Kegiatan :
- Penemuan penderita
- Pengobatan
- Rujukan kasus
- Penyuluhan
- Pemetaan
Pengobatan malaria
TANTANGAN
PENGOBATAN MALARIA
DI
INDONESIA
Kecenderungan
kasus & kematian yg
meningkat.
Kecenderungan kasus & kematian di kota
yang meningkat akibat migrasi ke daerah
malaria.
Perluasan malaria ke daerah yang selama
ini sudah tidak dikenal sebagai daerah
malaria.
Resistensi yg meningkat dan meluas dari
Plasmodium falsiparum dan vivax terhadap
obat anti malaria yg ada.
ISUE
AKSES TIDAK MERATA
MUTU DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN
YANG RENDAH
PARASIT RESISTEN TERHADAP OBAT
UTAMA/PILIHAN PROGRAM
ARAH
EARLY DIAGNOSIS AND PROMPT
TREATMENT
PENINGKATAN MUTU
DIAGNOSTIK
PENGOBATAN
PENINGKATAN AKSES
keuntungan
Pengobatan lebih tepat
Pelayanan lebih baik
Evaluasi control program
Meningkatkan kepercayaan Validitas
surveillance
PENGOBATAN
Pengobatan klinis.
Pengobatan radikal:
- P.vivax/ovale
- P.falciarum.
Pengobatan pencegahan
Pengobatan kombinasi.
Klorokuin tablet
Primakuin tablet
sulfadoksin-Pirimetamin tablet
Kina tablet
Kina injeksi
Artesunate-amodiaquine
Artemether
Artesunate injection
Doksisiklin
TEKNOLOGI BARU
Mengapa ACT ?
Karakteristik ARTESUNAT + AMODIAKUIN
Memusnahkan strain-strain
Plasmodium resisten yang
terdapat di lapangan.
Belajar dari pengalaman negaranegara lain yang berhasil
meredam malaria setelah
penggantian dengan derivat
artemisinin.
H1
H2
H3
Jenis Obat
04
kg
4 10 10 20 20 40 40 60
kg
kg
kg
kg
> 60
kg
Artesunat
Amodiakuin
Primakuin
23
Artesunat
Amodiakuin
Artesunat
Amodiakuin
H1
H2 7
Jenis Obat
0 11
1 4 th
bl
5 9 th
10 14 th
> 15 th
Kina*)
**)
3x
3x1
3x1
3 x (2 3)
Doksisiklin
2 x 1***)
2 x 1****)
Primakuin
23
Kina*)
**)
3x
3x1
3x1
3 x (2 3)
Doksisiklin
2 x 1***)
2 x 1****)
*) Dosis kina adalah 10 mg/KgBB (200 mg/tablet kina fosfat atau sulfat)
**) Dosis diberikan Kg/BB
***) Doksisiklin (dosis orang dewasa adalah 4 mg/KgBB per hari, dosis anak usia 8 14 th adalah
2 mg/KgBB per hari
****) Doksisiklin tidak diberikan pada ibu hamil dan anak usia < 8 th
H1
H2 7
Jenis Obat
0 11 bl
14
th
5 9 th
10 14 th
> 15 th
Kina*)
**)
3x
3x1
3x1
3 x (2 3)
Tetrasiklin
**)
4 x 1***)
Primakuin
23
Kina
**)
3x
3x1
3x1
3 x (2 3)
Tetrasiklin
**)
4 x 1***)
*) Dosis kina adalah 10 mg/KgBB (200 mg/tablet kina fosfat atau sulfat)
**) Dosis diberikan Kg/BB
***) Tetrasiklin 4 x 250 mg/tablet tetrasisklin HCl (dosis adalah 4 5 mg/KgBB per kali
pemberian), tetrasiklin tidak diberikan pada ibu hamil dan anak usia < 8 th
Pengobatan Pvivax/ovale
Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur
Hari
H1
H2
H3
H4 14
Jenis obat
01
bl
Klorokuin
34
Primakuin*)
Klorokuin
34
Primakuin*)
Klorokuin
1/8
Primakuin*)
Primakuin*)
2 11
10 14
1 4 th 5 9 th
> 15 th
bl
th
*) Dosis primaquin adalah 0,25 mg/KgBB per hari, primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil
dan bayi < 1 th
Efek Samping
Artesunat :
Tidak menunjukkan efek samping yang berat
Amodiakuin :
Efek samping penggunaan amodiakuin (dosis
standard) untuk terapi adalah sama dengan klorokuin
seperti mual, muntah, sakit perut, diare dan gatalgatal.
Efek Samping
Kina :
Efek Samping
Klorokuin :