Anda di halaman 1dari 30

Analisis Rancangan 2 kelompok- pasangan

sepadan
Misalkan kita ingin menguji apakah epinefrin akan mengubah
secara berarti kandungan kolesterol darah tikus atau tidak . Jika
perlu , kita dapat menempatkan secara acak sampel tikus dalam
kelompok epinefrin dan sisanya dalam kelompok plasebo.
Tetapi, misalkan ada alasan untuk mengandaikan bahwa
pengaruh keduanya, obat dan plasebo, bersifat sementara yaitu
kedua perlakuan tsb tidak mempunyai pengaruh yang tahan
lama pada taraf nyata kolesterol dalam darah tikus. jadi kita
boleh memutuskan memberi kedua perlakuan (pd saat
berlainan) kepada tikus yg sama, dengan menggunakan
sejumlah tikus yang berlainan agar dipenuhi kebutuhan akan
replikasi.

seperti biasa : langkah awal


1 Rumusan Hipotesa
2. Statistik Uji
3. Kriteria uji
4, Kesimpulan

Contoh
Subjek

Plasebo

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

178
240
210
184
190
181
156
220
210
165
188
214

Epinefrin
184
243
210
189
200
191
150
226
220
163
192
216

(D-D)

D
+6
+3
0
+5
+10
+10
-6
+6
+10
-2
+4
+2

(D-D)2
+2
-1
-4
+1
+6
+6
-10
+2
+6
-6
0
-2

4
1
16
1
36
36
100
4
36
36
0
4

Analisis Variansi
Dalam semua contoh membandingkan rata-rata ada
dua keragaman yang mungkin :
1. yang selalu ada disebabkan galat acak dalam
pengukuran.
2. faktor yang dikendalikan atau faktor pengaruh tetap.
Analisis Variansi (ANVA) merupakan teknik statistika
yang sangat ampuh yang dapat dipakai untuk
memisahkan dan menaksir sejumlah penyebab
keragaman yang berbeda.
ANVA dapat juga digunakan dalam keadaan yang
mengandung lebih dari satu sumber keragaman acak.

Analisis Varian menggunakan distribusi F


dikembangkan oleh Sir Donal Fisher sebagai dasar
pengambilan keputusan. Penggunaan Anava memiliki
persaratan, yaitu data berdistribusi normal, skala
data sekurang-kurangnya interval, dan variansinya
homogen untuk masing-masing populasi yg independen.
Data yg independen dan berdistribusi normal dari
populasi yang lbh dari dua, memiliki rata-rata 1,2,
,k. Jika akan diuji hipotesis nol dengan H1 adalah :

H0 :1 2 ... k
H1 :paling sedikit tanda sama dengan tidak berlaku

Selain berdistribusi normal populasinya juga homogen


variannya artinya : 2 2 ... 2
1

Dari populasi penelitian yang independen diambil


sampel secara acak dari populasi n1,n2, ,nk,
maka tampak dalam penyajian tabel anava sbb :

Tabel Anava
No

Kelompok A

Kelompok B

Kelompok

Kelompok k

Y11

Y12

Y1

Y1k

Y21

Y22

Y2

Y2k

Y31

Y32

Y3

Y3k

..

nk

Yn1

Yn2

Yn

Ynk

Analisis Varian menggunakan perhitungan jumlah Kuadrat dalam


Kelompok (JKD)
Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKA)
Jumlah Kuadrat Total (JKT).
Derajat Kebebasan : (dk) rata-rata=1
Derajat Kebebasan Total= n,
Dk pembilang = k-1
Dk penyebut k(n-1) atau (n-k)
Jika kelompok yg satu dengan yg lainnya tdk sama besar jumlah
sampelnya, maka dk penyebut k(n-1) menjadi
(n-1). Bentuk Analisis varian dalam bentuk Rumus :
varian antar kelompok JKA/(k 1) SA2
F

varian dalam kelompok JKD/(n k) SD2

Untuk memudahkan analisis perlu disusun dalam daftar analisis


varian menggunakan data sampel.

Tabel Anava Satu Jalur


Sumber Varian

dk

JK

RJK(S2)

k-1

JKA

JKA/k-1=SA2

Dalam Kelompok

K(n-1)

JKD

JKD/k(n-1)=SD2

Total

n-1

Antar Kelompok

SA2 / SD2

Perhitungan yang diperlukan untuk mengisi tabel


anava
JK= x2 =

x x

atau JK

= x
2

Perhitungan ANAVAmemerlukan tiga buah jumlah


kuadrat(JK) :
1. Jumlah Kuadrat Total
2. Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKA)
3. Jumlah Kuadrat dalam Kelompok (JKD)
4. Derajat kebebasan untuk masing-masin Jumlah
Kuadrat.

Jumlah Kuadrat Total (JKT) Memiliki Hubungan


Antara JKA dengan JKD

Hubungan antara JKD dengan JKT adalah


JKD = JKT JKA
dkD = dkT = dkA
Hubungan JKT dengan JKD dan JKA adalah
JKT = JKD +JKA
dkT = dkD + dkA

Rumus menghitung JKT,JKA,JKD


x

JK x

n
atau JKT =JKD-JKA

x x
JK
2

n1
n2
atau JKA =JKT - JKD

JKD x2

x1

n1
atau JKD =JKT - JKA

x x
...

x2

nk

x2
n2

... x2

xk
nk

dkT = n - 1
dkA = k 1
dkD = dkT dkA = n-k
n = banyaknya data ; n= n1 + n2 + + nk
k = banyaknya kelompok
S2 = varian
ST2 = varian Total
SD2 = varian dalam kelompok
SA2 = varian antar kelompok

Contoh
Penggunaan ANAVA satu arah untuk menguji perbedaan antara rataan bila ada
keragaman yang mungkin disebabkan oleh faktor pengaruh tetap.
Dalam contoh ini kita memperhatikan keadaan yang mengandung faktor penga
ruh acak , yaitu keragaman sampel.
Dalam hal ini menguji apakah beberapa rataan sampel berbeda secara berarti ,
tetapi dengan memisahkan dan menaksir berbagaisumber keragaman.

Contoh: Uji Kemurnian natrium Klorida (%)


A

98,8
98,7
98,9
98,8

99,3
98,7
98,8
99,2

98,3
98,5
98,8
98,8

98,0
97,7
97,4
97,3

99,3
99,4
99,9
99,4

Jawab: Uji Kemurnian natrium Klorida (%)


A

98,8
98,7
98,9
98,8

99,3
98,7
98,8
99,2

98,3
98,5
98,8
98,8

98,0
97,7
97,4
97,3

99,3
99,4
99,9
99,4

1. Pertama, rumusan hipotesis


H0 : D=E=F=C
H1 : minimal satu berbeda
2. Pemeriksaan variansi galat perlakuan (dalam kelompok) menunjukkan
galat homogen dalam batas yang memuaskan. Jika kita harus mendapatkan
derajat keheterogenan yang mencurigakan diantara variansi kelompok perla
kuan , kita lakukan uji Barlett atau uji F-maksimum. Jika kita menemukan pe
nyimpangan yang tak wajar, dari kehomogenan , kita coba dgn transformasi
atau mencoba uji Kruskal-Walls.
3. Selanjutnya kita hitung :

4. Kemudian kita hitung jumlah kuadrat untuk pengaruh perlakuan(antar kelompok)

5. Karena jumlah kuadrat untuk total terdiri atas jumlah kuadrat untuk perlakuan
tambah jumlah kuadrat galat (dalam kelompok), kita dapat memakai cara :untuk
menghitung jumlah kuadrat galat adalah :

JK galat =JK total -JK perlakuan

6. Setelah jumlah kuadrat untuk total, perlakuan, dan galat dihitung, kita buat tabel
analisis variansi seperti berikut :
Sumber

Jumlah
Kuadrat

derajat
kebebasan

Kuadrat
Rataan

Perlakuan
Galat
Total

7.84
0.98
8.82

4
15
19

1.96
0.0653

30

Sehingga Kuadrat Rataan (Taksiran varians) yang bertalian dengan keragaman


antara perlakuan dan keragaman dalam kelompok. Jika Kruntuk perlakuan dibagi
KR untuk galat , diperoleh nilai F lihat tabel

Dari tabel F nilai kritis adalah 3,06 (P=0,05), nilai Fhitadalah 30 menolak H0 bahwa
ada perbedaan secara berarti antara rataan perlakuan.
Rataan kuadrat dalam sampel memberikan nilai 0,0653 ini sebagai taksiran untuk
sehingga taksiran untuk variansnya adalah :

Analisis belum selesai karena timbul masalah lain , apakah semua rataan berbeda
secara berarti antara yang satu dengan yang lain? jika tidak rataan yang mana yg
berbeda ? Nilai F yang sangat berarti tentunya memberikan petunjuk bahwa ada
apa-apanya.
Setelah memperoleh suatu nilai F yang berarti , langkah berikutnya adalah melaku
kan uji membandingkan semua pasangan rataan yang mungkin, dalam hal ini enam
pasangan . uji semacam ini disebut uji posteriori rataan dan digunakan jika diperoleh
nilai F yang berarti. gunakan uji Student-Newman-Keuls.

contoh

Fascioliasis merupakan penyakit parasit yang meluas yang


disebabkan oleh Fasciola hepatica, yaitu seekor cacing gepeng
yang biasa disebut cacing hati. Cacing dewasa hidup dalam saluran
empedu inang. Peneliti(Isseroff,dkk) telah menemukan bahwa
cacing dewasa mengeluarkan banyak asam amino tertentu,
khususnya prolina. Telah diketemukan juga bahwa inang
memperlihatkan anemia khas yang berupa berkurangnya sel darah
merah yang beredar.
Suatu uji kaji dirancang untuk menguji pertanyaan berikut :
1. apakah berkurangnya jumlah sel darah merah inang bertalian
dengan pengeluaran asam amino.
2. Apakah jumlah prolina yang dikeluarkan khususnya bertalian
dengan berkurangnya jumlah sel darah merah

1. Tikus dalam kelompok D diberi 20 mmol prolina dalam


larutan garam fisiologi
2. Tikus dalam kelompok E diberi prolina berkadar lebih
rendah (2 mmol) prolina dalam larutan garam fisiologi.
3. Tikus dalam kelompok F diberi minuman ringan yang
terdiri atas tujuh asam amino (tanpa prolina) yang
ternyata dikeluarkan oleh cacing.Infus ini memakai
garam fisiologi.
4. Untuk memperhitungkan peubah bebas yang mungkin,
yang terdiri atas adanya kanula, tekanan yang bertalian
dengan proses infusi dan tata cara pembedahan yang
terlibat, kelompok keempat C ditetapkan sebagai
kontrol. Tikus dalam kelompok ini diinfus hanya dengan
larutan garam fisiologi.

Empat puluh tikus wistar yang tidak kena


penyakit dipilih, dengan membuat agar
faktor seperti umur dan bobot sedapat
mungkin tetap. Semua tikus itu secara
acak mendapat empat perlakuan yang
berlainan, sepuluh tikus untuk setiap
perlakuan. Suatu alat (T.Sawma)
digunakan sehingga bahan dapat
diinfuskan lewat kanula langsung kedalam
saluran empedu tikus. Kelompok
perlakuan itu dirinci sbb:

20 mmol prolina

2mmol prolina

campuran asam
amino

garam saja

5,61
5,40
5,26
4,99
5,44
5,13
5,21
5,52
4,79
4,92

6,07
5,20
5,69
5,43
5,87
5,55
5,64
5,95
5,20
5,40

5,69
5,54
5,35
5,11
5,94
5,25
6,02
5,64
5,11
5,04

7,35
7,11
6,99
6,72
7,16
6,85
6,94
7,25
6,51
6,65

1. Pertama, rumusan hipotesis


H0 : D=E=F=C
H1 : minimal satu berbeda
2. Pemeriksaan variansi galat perlakuan (dalam kelompok) menunjukkan
galat homogen dalam batas yang memuaskan. Jika kita harus mendapatkan
derajat keheterogenan yang mencurigakan diantara variansi kelompok perla
kuan , kita lakukan uji Barlett atau uji F-maksimum. Jika kita menemukan pe
nyimpangan yang tak wajar, dari kehomogenan , kita coba dgn transformasi
atau mencoba uji Kruskal-Walls.
3. Selanjutnya kita hitung :

4. Kemudian kita hitung jumlah kuadrat untuk pengaruh perlakuan(antar kelompok)

5. Karena jumlah kuadrat untuk total terdiri atas jumlah kuadrat untuk perlakuan
tambah jumlah kuadrat galat (dalam kelompok), kita dapat memakai cara :untuk
menghitung jumlah kuadrat galat adalah :

JK galat =JK total -JK perlakuan

=21,32-18,07
=3,25

Jawab
D

20 mmol prolina

2mmol prolina

campuran asam
amino

garam saja

5,61
5,40
5,26
4,99
5,44
5,13
5,21
5,52
4,79
4,92

6,07
5,20
5,69
5,43
5,87
5,55
5,64
5,95
5,20
5,40

5,69
5,54
5,35
5,11
5,94
5,25
6,02
5,64
5,11
5,04

7,35
7,11
6,99
6,72
7,16
6,85
6,94
7,25
6,51
6,65

6. Setelah jumlah kuadrat untuk total, perlakuan, dan galat dihitung, kita buat tabel
analisis variansi seperti berikut :
Sumber

Jumlah
Kuadrat

derajat
kebebasan

Kuadrat
Rataan

Perlakuan
Galat
Total

18,07
3,25
21,32

3 (k-1)
36
39 (nT-1)

6,02
0,090

66,89

Sehingga Kuadrat Rataan (Taksiran varians) yang bertalian dengan keragaman


antara perlakuan dan keragaman dalam kelompok. Jika Kruntuk perlakuan dibagi
KR untuk galat , diperoleh nilai F lihat tabel

Kita dapat nilai F (66,69) sangat berarti melampaui taraf nyata 0,005, Lambang
P<0,005. Karena nilai F yang diperoleh melampaui alpha 0,005 , menolak hipotesis nol
bahwa ada perbedaan secara berarti antara rataan perlakuan.
Analisis belum selesai karena timbul masalah lain , apakah semua rataan berbeda
secara berarti antara yang satu dengan yang lain? jika tidak rataan yang mana yg
berbeda ? Nilai F yang sangat berarti tentunya memberikan petunjuk bahwa ada
apa-apanya.
Setelah memperoleh suatu nilai F yang berarti , langkah berikutnya adalah melaku
kan uji membandingkan semua pasangan rataan yang mungkin, dalam hal ini enam
pasangan . uji semacam ini disebut uji posteriori rataan dan digunakan jika diperoleh
nilai F yang berarti. gunakan uji Student-Newman-Keuls.

Anda mungkin juga menyukai