Sedang
Pembimbing:
dr.Kurnia Dwi Lestari , sp.A
Identitas Pasien
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis pada orang
tua pasien pada tanggal 13 Agustus 2016 pada pukul
12.00 WIB di bangsal Bougenfil dan didukung dengan
catatan medis.
Keluhan Utama :
BAB Cair
Pertumbuhan
BB lahir
: 3100 gram
BB saat ini : 7,8 kg
BB bulan lalu
: 8 kg
TB saat ini : 66 cm
Status Gizi : BB/TB2
: 8/0,662
: 18,3
Kesan : Normoweight
Perkembangan
Mengangkat kepala
: 2 bulan
Memiringkan kepala
: 3 bulan
Tengkurap dan mempertahankan posisi kepala : 5 bulan
Pemeriksaan Fisik
KU
: Tampak rewel
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital:
HR
: 122 x/menit, reguler
RR
: 38 x/menit
T masuk RS
: 38,5oC
T saat diperiksa : 37,6C
Kepala :
Mesocephale , rambut tipis
kemerahan, tidak mudah dicabut, tidak cekung
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), mata cekung (+/+), refleks pupil (+/+), isokor
(+/+, 2mm)
Telinga :
Simetris, normotia (+/+), Nyeri
(-/-), otorhhea (-/-), kemerahan (-/-)
Hidung : Bentuk normal, nafas cuping (-/-),
discharge (-/-), mukosa kemerahan (-/-),
epistaksis (-/-)
Mulut
: Sianosis (-), bibir kering (-),
palatolabioskisis (-), makroglosi (-), hipersalivasi
(-), perdarahan (-), sariawan (-) tonsil T1-T1 tidak
hiperemis, faring tidak hiperemis
Leher
Thorax:
Pulmo:
Inspeksi
: Pergerakan
dinding dada dextra dan sinistra
simetris, Retraksi costa (-),
massa (-)
Palpasi
: Massa (-),
Tidak ada krepitasi
Perkusi
: Sonor seluruh
lapang paru
Auskultasi
: Vesikuler (+/+),
Ronkhi (-/-), Stridor (-/-),
wheezing (-/-)
Kesan : normal
Cor:
Inspeksi
: Iktus cordis tidak
tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba dengan 1 jari
2cm ke medial dari ICS 5 linea
midclavikula sininstra, thrill (-)
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi
: Bunyi jantung I dan II
reguler, bising jantung (-)
Kesan : normal
ABDOMEN
Inspeksi
: datar, tidak tampak gerakan peristaltik
Auskultasi
: BU (+) meningkat (6 kali/menit)
Perkusi
: hipertimpani seluruh lapang abdomen
Palpasi
: supel, turgor kembali cepat,tidak ada nyeri tekan,
hepatosplenomegali (-)
Kesan : BU meningkat, hipertimpani
Ekstremity
Superior
Inferior
Oedem
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
< 2
< 2
Gerakan
Bebas
Bebas
Kekuatan
5/5
5/5
Reflek fisiologis
+/+
+/+
Cukup
Cukup
Capillary refill
Turgor kulit
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin (12 / 09 / 16 )
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hemoglobin
10,6 gr/ dl
11,5-13 gr/ dl
Leukosit
9.600
4.000-10.000 mm3
Eritrosit
4.950.000
Trombosit
610.000
150.000-500.000 mm3
Ht
30,6%
33-42 %
Kesan : Trombositosis
Pemeriksaan Penunjang
Feses Rutin (13 / 09 / 16 )
Pemeriksaan
Hasil
Warna
Kuning
Kista
Ankylostoma
Trychomonas
SisaMakanan
Ascaris
Oxyuris
Lemak
++
Leukosit
2-3
Eritrosit
1-2
Kesan : lemak
Amub
++,
a leukosit 2-3 ,-eritrosit 1-2 , bakteri +
Lain-lain
Bakteri (+)
Daftar Masalah
Diagnosis
Diagnosis Banding
Diare Akut dehidrasi ringan-sedang
DADRS et Causa Enteral : Bakteri, Virus, Parasit, Jamur.
DADRS et Causa Parenteral : ISPA, OMA, Tonsilofaringitis,
BRPN.
DADRS et Causa Intoleransi
Diagnosis Kerja
Diare Akut dehidrasi ringan-sedang et
causa enteral
Status gizi baik
Inisial Plan
Initial Diagnosis
Darah Rutin
Feses Rutin
Initial Terapi
Rehidrasi (BB = 8 kg)
Pemberian Oralit 75 ml/kgBB
= 75 x 8 = 600 ml untuk 3 jam pertama
Inisial Plan
Zinc diberikan selama 10 hari
berturut-turut
Usia > 6 bulan : 20 mg/hari
L Zink Syrup : 2 x 1 sendok the
Nutrisi
Berikan ASI dan makanan yang sama
saat anak sehat sesuai usia untuk
mencegah penurunan berat badan
dan pengganti nutrisi yang hilang.
Antibiotik Selektif : -
Inisial Plan
Zinc diberikan selama 10 hari
berturut-turut
Usia > 6 bulan : 20 mg/hari
L Zink Syrup : 2 x 1 sendok the
Nutrisi
Berikan ASI dan makanan yang sama
saat anak sehat sesuai usia untuk
mencegah penurunan berat badan
dan pengganti nutrisi yang hilang.
Antibiotik Selektif : -
Initial Edukasi
ASI tetap diberikan dan melanjutkan pemberian
makanan seperti sebelum sakit.
Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa
kemungkinan penyakit yang dialami pasien dapat
dengan mudah dicegah dengan:
kebersihan
perorangan, cuci tangan sebelum makan, dan
kebersihan lingkungan rumah.
Memotivasi agar banyak minum, jika perlu diberi
oralit
Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang
penyakit pasien penyebab, dan penatalaksanaan
Menjelaskan prognosis tentang penyakit pasien
Terapi Simptomatik
Paracetamol drop (Sanmol drop) 3 x 0,8 ml bila
demam
Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
Pembahasan
DIARE
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan
konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan
terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk
bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran
tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja
normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam.
ETIOLOGI DIARE
Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio,
Bacillus cereus, Clostridium perfringens, Stafilokokus
aureus, Campylobacter aeromonas
Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus,
Coronavirus, Astrovirus
Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia
lamblia, Balantidium coli, Trichuris trichiura,
Cryptosporidium parvum, Strongyloides stercoralis
Non infeksi : malabsorpsi, keracunan makanan,
alergi, gangguan motilitas, imunodefisiensi, kesulitan
makan, dll.
KLASIFIKASI DIARE
Berdasarkan lamanya diare:
Diare akut, yaitu diare yang berlangsung
kurang dari 14 hari.
Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung
lebih dari 14 hari dengan kehilangan berat
badan atau berat badan tidak bertambah
(failure to thrive) selama masa diare tersebut.
PATOFISIOLOGI DIARE
Diare sekretorik
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan
elektrolit dari usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini
yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang
banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun
dilakukan puasa makan/minum
Diare osmotik
Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen
dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang
hiperosmotik (antara lain MgSO4, Mg(OH)2), malabsorpsi umum
dan defek dalam absorpsi mukosa usus missal pada defisiensi
disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa
Malabsorpsi asam empedu dan lemak
Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan/produksi
micelle empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati
PATOFISIOLOGI DIARE
Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di
enterosit
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme
transport aktif NA+K+ATPase di enterosit dan absorpsi Na+
dan air yang abnormal
Motilitas dan waktu transit usus yang abnormal
Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas
motilitas usus sehingga menyebabkan absorpsi yang
abnormal di usus halus. Penyebabnya antara lain: diabetes
mellitus, pasca vagotomi, hipertiroid.
Gangguan permeabilitas usus
Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal
disebabkan adanya kelainan morfologi membran epitel
spesifik pada usus halus.
PATOFISIOLOGI DIARE
Diare inflamasi
Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebabkan diare
pada beberapa keadaan. Akibat kehilangan sel epitel dan
kerusakan tight junction, tekanan hidrostatik dalam pembuluh
darah dan limfatik menyebabkan air, elektrolit, mukus, protein dan
seringkali sel darah merah dan sel darah putih menumpuk dalam
lumen. Biasanya diare akibat inflamasi ini berhubungan dengan
tipe diare lain seperti diare osmotik dan diare sekretorik
Diare infeksi
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare.
Dari sudut kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas noninvasif dan invasif (merusak mukosa). Bakteri non-invasif
menyebabkan diare karena toksin yang disekresikan oleh bakteri
tersebut.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu
tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta
tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama
dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen
dan tanda-tanda tambahan lainnya: ubun-ubun besar
cekung atau tidak, mata: cowong atau tidak, ada atau
tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau
basah (Juffrie, 2010).
Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis
metabolik. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila
terdapat hipokalemia. Pemeriksaan ekstremitas perlu
karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat
dehidrasi yang terjadi (Juffrie, 2010).
Dehidrasi
Dua atau lebih tanda berikut :
ringan/sedan Gelisah
Mata cekung
g
Tanpa
dehidrasi
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut
umumnya tidak diperlukan, Hanya pada keadaan tertentu
mungkin diperlukan, misalnya penyebab dasarnya tidak
diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau
pada penderita dengan dehidrasi berat.
Pemeriksaan tinja baik makroskopik maupun mikroskopik
dapat dilakukan untuk menentukan diagnosa yang pasti.
Secara makroskopik harus diperhatikan bentuk, warna tinja,
ada tidaknya darah, lender, pus, lemak, dan lain-lain.
Pemeriksaan mikroskopik melihat ada tidaknya leukosit,
eritrosit, telur cacing, parasit, bakteri, dan lain-laiN.
PENATALAKSANAAN DIARE
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah
LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan
Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satusatunya cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta
mempercepat
penyembuhan/menghentikan
diare
dan
mencegah
anak
kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun
program LINTAS DIARE yaitu:
Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Teruskan pemberian ASI dan Makanan
Antibiotik Selektif
Nasihat kepada orang tua/pengasuh
PENCEGAHAN DIARE
Pencegahan diare menurut Pedoman Tatalaksana
Diare Depkes RI (2006) adalah sebagai berikut:
Pemberian ASI
Pemberian MP-ASI
Menggunakan air bersih yang cukup
Mencuci tangan
Menggunakan jamban
Membuang tinja bayi dengan benar
Pemberian imunisasi campak