Anda di halaman 1dari 52

Diare Akut Dehidrasi Ringan

Sedang

Pembimbing:
dr.Kurnia Dwi Lestari , sp.A

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016

Identitas Pasien

Nama : An. A.R.


Umur
: 7 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kluwan 7/1 Penawangan
Agama : Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
:Bangsal : Bougenfil
No Rekam Medis
: 00384914
Tanggal Masuk RS : 12 Agustus 2016

Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis pada orang
tua pasien pada tanggal 13 Agustus 2016 pada pukul
12.00 WIB di bangsal Bougenfil dan didukung dengan
catatan medis.

Keluhan Utama :
BAB Cair

Pasien datang ke IGD RSUD dengan keluhan BAB


Cair sejak 4 hari yang lalu (BAB cair 3 hari sebelum masuk
RS). BAB cair 5-7 kali dalam satu hari, konsistensi tinja
cair, ampas sedikit, tidak ada lendir, tidak ada darah, warna
kuning, bau tidak menyengat, dan tidak menyemprot.
Penderita demam sejak 3 hari yang lalu (Demam 2 hari
SMRS), muntah 1-2 kali dalam 1 hari, makan dan minum
berkurang, buang air kecil lancar, jumlah cukup. Tampak
kehausan saat minum. Riwayat makan dan minum
sembarangan disangkal. Penderita minum ASI dan susu
formula.

Riwayat Penyakit Dahulu


Sebelumnya belum pernah sakit seperti ini
Riwayat penyakit lain disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang memiliki penyakit
seperti ini.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah anak pertama dan hidup bersama kedua
orangtuanya. Ayah bekerja sebagai karyawan swasta
dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Pengobatan pasien
ditanggung BPJS.
Kesan : sosial ekonomi cukup.

Riwayat Kehamilan dan Prenatal Care

Ibu mengaku rutin memeriksakan kehamilan di bidan


hingga bayi lahir. Ibu mengkau mendapatkan suntik
satu kali sewaktu hamil. Ibu mengaku tidak pernah
menderita penyakit selama kehamilan, riwayat tensi
tinggi disangkal, riwayat perdarahan selama
kehamilan disangkal, riwayat trauma selama
kehamilan disangkal, riwayat minum obat tanpa resep
dokter dan jamu disangkal. Obatobatan yang
diminum selama masa kehamilan adalah vitamin dan
obat penambah darah.
Kesan : riwayat kehamilan dan pemeliharaan
prenatal baik.

Anak laki-laki lahir spontan dari ibu G1P0A0 hamil 38


minggu umur ibu 22 tahun.
Persalinan
: Lahir ditolong bidan
Jenis Persalinan
: Spontan
Usia dalam kandungan
: aterm
Berat badan lahir
: 3100 gram
Panjang badan
: (keluarga pasien lupa)
Lingkar kepala
: (keluarga pasien lupa)
Keadaan lahir
: aktif langsung menangis
Kesan : neonatus aterm, sesuai masa kehamilan, lahir
spontan.

Riwayat Pertumbuhan dan


Perkembangan Anak

Pertumbuhan
BB lahir
: 3100 gram
BB saat ini : 7,8 kg
BB bulan lalu
: 8 kg
TB saat ini : 66 cm
Status Gizi : BB/TB2
: 8/0,662
: 18,3
Kesan : Normoweight

Status Gizi (Z-Score)

Kesan : Status Gizi Baik

Perkembangan
Mengangkat kepala
: 2 bulan
Memiringkan kepala
: 3 bulan
Tengkurap dan mempertahankan posisi kepala : 5 bulan

Kesan perkembangan : sesuai dengan anak seusianya

Riwayat Imunisasi Dasar


0-7 hari : Hb O
1 bulan : BCG dan Polio 1
2 bulan : DPT, HB, HIB, Polio 2
3 bulan : DPT, HB, HIB, Polio 3
4 bulan : DPT, HB, HIB, Polio 4
Kesan: Imunisasi dasar lengkap sesuai
usia

Riwayat Pemberian Makan dan Minum


Menurut ibu pasien pasien diberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan, makanan
pendamping ASI mulai diberikan sejak
umur 6 bulan. Makanan pendamping
berupa Susu Formula dan bubur bayi.
Kesan : Pemberian makan dan minum
sesuai usia

Pemeriksaan Fisik
KU
: Tampak rewel
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital:
HR
: 122 x/menit, reguler
RR
: 38 x/menit
T masuk RS
: 38,5oC
T saat diperiksa : 37,6C

Kepala :
Mesocephale , rambut tipis
kemerahan, tidak mudah dicabut, tidak cekung
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), mata cekung (+/+), refleks pupil (+/+), isokor
(+/+, 2mm)
Telinga :
Simetris, normotia (+/+), Nyeri
(-/-), otorhhea (-/-), kemerahan (-/-)
Hidung : Bentuk normal, nafas cuping (-/-),
discharge (-/-), mukosa kemerahan (-/-),
epistaksis (-/-)
Mulut
: Sianosis (-), bibir kering (-),
palatolabioskisis (-), makroglosi (-), hipersalivasi
(-), perdarahan (-), sariawan (-) tonsil T1-T1 tidak
hiperemis, faring tidak hiperemis
Leher

: Tidak ada pembesaran KGB

Thorax:
Pulmo:
Inspeksi
: Pergerakan
dinding dada dextra dan sinistra
simetris, Retraksi costa (-),
massa (-)
Palpasi
: Massa (-),
Tidak ada krepitasi
Perkusi
: Sonor seluruh
lapang paru
Auskultasi
: Vesikuler (+/+),
Ronkhi (-/-), Stridor (-/-),
wheezing (-/-)
Kesan : normal

Cor:
Inspeksi
: Iktus cordis tidak
tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba dengan 1 jari
2cm ke medial dari ICS 5 linea
midclavikula sininstra, thrill (-)
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi
: Bunyi jantung I dan II
reguler, bising jantung (-)
Kesan : normal

ABDOMEN
Inspeksi
: datar, tidak tampak gerakan peristaltik
Auskultasi
: BU (+) meningkat (6 kali/menit)
Perkusi
: hipertimpani seluruh lapang abdomen
Palpasi
: supel, turgor kembali cepat,tidak ada nyeri tekan,
hepatosplenomegali (-)
Kesan : BU meningkat, hipertimpani

Ekstremity

Superior

Inferior

Oedem

-/-

-/-

Akral dingin

-/-

-/-

< 2

< 2

Gerakan

Bebas

Bebas

Kekuatan

5/5

5/5

Reflek fisiologis

+/+

+/+

Cukup

Cukup

Capillary refill

Turgor kulit

Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin (12 / 09 / 16 )
Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Hemoglobin

10,6 gr/ dl

11,5-13 gr/ dl

Leukosit

9.600

4.000-10.000 mm3

Eritrosit

4.950.000

4,5 5,5 jutamm3

Trombosit

610.000

150.000-500.000 mm3

Ht

30,6%

33-42 %

Kesan : Trombositosis

Pemeriksaan Penunjang
Feses Rutin (13 / 09 / 16 )
Pemeriksaan

Hasil

Warna

Kuning

Kista

Ankylostoma

Trychomonas

SisaMakanan

Ascaris

Oxyuris

Lemak

++

Leukosit

2-3

Eritrosit

1-2

Kesan : lemak
Amub
++,
a leukosit 2-3 ,-eritrosit 1-2 , bakteri +
Lain-lain

Bakteri (+)

Daftar Masalah

Buang air besar cair 5-7 kali dalam 1 hari


Muntah
Demam
Nafsu makan menurun
Mata cekung
Abdomen Bising Usus meningkat, hipertimpani
Hasil laboratorium
o Darah Rutin Trombositosis
o Feses rutin lemak ++, leukosit 2-3 ,
eritrosit 1-2 , bakteri +

Diagnosis
Diagnosis Banding
Diare Akut dehidrasi ringan-sedang
DADRS et Causa Enteral : Bakteri, Virus, Parasit, Jamur.
DADRS et Causa Parenteral : ISPA, OMA, Tonsilofaringitis,
BRPN.
DADRS et Causa Intoleransi

Status gizi baik

Diagnosis Kerja
Diare Akut dehidrasi ringan-sedang et
causa enteral
Status gizi baik

Inisial Plan

Initial Diagnosis
Darah Rutin
Feses Rutin

Initial Terapi
Rehidrasi (BB = 8 kg)
Pemberian Oralit 75 ml/kgBB
= 75 x 8 = 600 ml untuk 3 jam pertama

Rehidrasi parenteral diberikan bila anak muntah setiap diberi


minum.
BB 3 10 kg : 200 ml/kgBB/hari
BB 10 15 kg : 175 ml/kgBB/hari
BB > 15 kg : 135 ml/kgBB/hari
= 8 x 200 ml/hari = 1600 ml/ hari
jumlah tetesan makro = 1600 x 20 / 24 x 60 = 22 tpm

Inisial Plan
Zinc diberikan selama 10 hari
berturut-turut
Usia > 6 bulan : 20 mg/hari
L Zink Syrup : 2 x 1 sendok the
Nutrisi
Berikan ASI dan makanan yang sama
saat anak sehat sesuai usia untuk
mencegah penurunan berat badan
dan pengganti nutrisi yang hilang.
Antibiotik Selektif : -

Inisial Plan
Zinc diberikan selama 10 hari
berturut-turut
Usia > 6 bulan : 20 mg/hari
L Zink Syrup : 2 x 1 sendok the
Nutrisi
Berikan ASI dan makanan yang sama
saat anak sehat sesuai usia untuk
mencegah penurunan berat badan
dan pengganti nutrisi yang hilang.
Antibiotik Selektif : -

Initial Edukasi
ASI tetap diberikan dan melanjutkan pemberian
makanan seperti sebelum sakit.
Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa
kemungkinan penyakit yang dialami pasien dapat
dengan mudah dicegah dengan:
kebersihan
perorangan, cuci tangan sebelum makan, dan
kebersihan lingkungan rumah.
Memotivasi agar banyak minum, jika perlu diberi
oralit
Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang
penyakit pasien penyebab, dan penatalaksanaan
Menjelaskan prognosis tentang penyakit pasien
Terapi Simptomatik
Paracetamol drop (Sanmol drop) 3 x 0,8 ml bila
demam

Initial Plan Monitoring


Monitoring tanda tanda dehidrasi
berat, frekuensi BAB, konsistensi tinja,
nafsu makan/minum.
Monitoring KU, kesadaran, suhu,
frekuensi jantung, frekuensi pernapasan,
dan tekanan darah.

Prognosis
Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad sanation : dubia ad


bonam
Quo ad functionam : dubia ad
bonam

TINJAUAN
PUSTAKA

Pembahasan
DIARE
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan
konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan
terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk
bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran
tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja
normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam.

ETIOLOGI DIARE
Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio,
Bacillus cereus, Clostridium perfringens, Stafilokokus
aureus, Campylobacter aeromonas
Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus,
Coronavirus, Astrovirus
Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia
lamblia, Balantidium coli, Trichuris trichiura,
Cryptosporidium parvum, Strongyloides stercoralis
Non infeksi : malabsorpsi, keracunan makanan,
alergi, gangguan motilitas, imunodefisiensi, kesulitan
makan, dll.

CARA PENULARAN DAN FAKTOR RESIKO


Cara penularan diare melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan atau
minuman yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau
tidak langsung melalui lalat ( melalui 5F = faeces, flies, food, fluid, finger).

Faktor resiko terjadinya diare:

Faktor perilaku antara lain:


Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan Makanan
Pendamping/MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman
Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare
karena sangat sulit untuk membersihkan botol susu
Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan pakai sabun sebelum memberi
ASI/makan, setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB anak
Penyimpanan makanan yang tidak higienis
Faktor lingkungan antara lain:
Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan Mandi Cuci
Kakus (MCK)
Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk
Disamping faktor risiko tersebut diatas ada beberapa faktor dari penderita yang dapat
meningkatkan kecenderungan untuk diare antara lain: kurang gizi/malnutrisi terutama
anak gizi buruk, penyakit imunodefisiensi/imunosupresi dan penderita campak
(Kemenkes RI, 2011).

KLASIFIKASI DIARE
Berdasarkan lamanya diare:
Diare akut, yaitu diare yang berlangsung
kurang dari 14 hari.
Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung
lebih dari 14 hari dengan kehilangan berat
badan atau berat badan tidak bertambah
(failure to thrive) selama masa diare tersebut.

Berdasarkan mekanisme patofisiologik:


Diare sekresi (secretory diarrhea)
Diare osmotic (osmotic diarrhea)

PATOFISIOLOGI DIARE

Diare sekretorik
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan
elektrolit dari usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini
yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang
banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun
dilakukan puasa makan/minum
Diare osmotik
Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen
dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang
hiperosmotik (antara lain MgSO4, Mg(OH)2), malabsorpsi umum
dan defek dalam absorpsi mukosa usus missal pada defisiensi
disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa
Malabsorpsi asam empedu dan lemak
Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan/produksi
micelle empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati

PATOFISIOLOGI DIARE
Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di
enterosit
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme
transport aktif NA+K+ATPase di enterosit dan absorpsi Na+
dan air yang abnormal
Motilitas dan waktu transit usus yang abnormal
Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas
motilitas usus sehingga menyebabkan absorpsi yang
abnormal di usus halus. Penyebabnya antara lain: diabetes
mellitus, pasca vagotomi, hipertiroid.
Gangguan permeabilitas usus
Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal
disebabkan adanya kelainan morfologi membran epitel
spesifik pada usus halus.

PATOFISIOLOGI DIARE
Diare inflamasi
Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebabkan diare
pada beberapa keadaan. Akibat kehilangan sel epitel dan
kerusakan tight junction, tekanan hidrostatik dalam pembuluh
darah dan limfatik menyebabkan air, elektrolit, mukus, protein dan
seringkali sel darah merah dan sel darah putih menumpuk dalam
lumen. Biasanya diare akibat inflamasi ini berhubungan dengan
tipe diare lain seperti diare osmotik dan diare sekretorik
Diare infeksi
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare.
Dari sudut kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas noninvasif dan invasif (merusak mukosa). Bakteri non-invasif
menyebabkan diare karena toksin yang disekresikan oleh bakteri
tersebut.

MANIFESTASI KLINIS DIARE

Infeksi usus menimbulkan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya


bila terjadi komplikasi ekstra intestinal termasuk manifestasi neurologik.
Gejala gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut, dan muntah.
Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada
penyebabnya.
Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung
sejumlah ion natrium, klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan
elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga
meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi,
asidosis metabolik, dan hipovolemia. Dehidrasi merupakan keadaan
yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps
kardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi
yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi isotonik,
dehidrasi hipertonik (hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut
derajat dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi
sedang atau dehidrasi berat (Juffrie, 2010).

PENEGAKAN DIAGNOSIS DIARE


Anamnesis
Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik
tergantung penyebab penyakit dasarnya. Keluhan diarenya berlangsung
kurang dari 15 hari. Diare karena penyakit usus halus biasanya
berjumlah banyak, diare air, dan sering berhubungan dengan
malabsorpsi dan dehidrasi sering didapatkan. Diare karena kelainan
kolon seringkali berhubungan dengan tinja berjumlah kecil tetapi sering,
bercampur darah dan ada sensasi ingin ke belakang. Pasien dengan
diare akut infektif datang dengan keluhan khas, yaitu mual, muntah,
nyeri abdomen, demam, dan tinja yang sering, malabsorptif, atau
berdarah tergantung bakteri patogen yang spesifik. Secara umum,
pathogen usus halus tidak invasif, dan patogen ileokolon lebih
mengarah ke invasif. Muntah yang mulai beberapa jam dari masuknya
makanan mengarahkan kita pada keracunan makanan karena toksin
yang dihasilkan

Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu
tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta
tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama
dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen
dan tanda-tanda tambahan lainnya: ubun-ubun besar
cekung atau tidak, mata: cowong atau tidak, ada atau
tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau
basah (Juffrie, 2010).
Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis
metabolik. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila
terdapat hipokalemia. Pemeriksaan ekstremitas perlu
karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat
dehidrasi yang terjadi (Juffrie, 2010).

Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan


dengan cara: obyektif yaitu dengan membandingkan berat badan
sebelum dan selama diare. Subyektif dengan menggunakan
kriteria WHO, Skor Maurice King, dan lain-lain (Juffrie, 2010).
Tabel penentuan derajat dehidrasi
KATEGORI
Dehidrasi
berat

TANDA DAN GEJALA


Dua atau lebih tanda berikut :

Letargi atau penurunan kesadaran


Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas minum
Cubitan kulit perut kembali dengan sangat lambat ( 2
detik )

Dehidrasi
Dua atau lebih tanda berikut :
ringan/sedan Gelisah
Mata cekung
g

Kehausan atau sangat haus


Cubitan kulit perut kembali dengan lambat

Tanpa
dehidrasi

Tidak ada tanda gejala yang cukup untuk


mengelompokkan dalam dehidrasi berat atau tak
berat

Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut
umumnya tidak diperlukan, Hanya pada keadaan tertentu
mungkin diperlukan, misalnya penyebab dasarnya tidak
diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau
pada penderita dengan dehidrasi berat.
Pemeriksaan tinja baik makroskopik maupun mikroskopik
dapat dilakukan untuk menentukan diagnosa yang pasti.
Secara makroskopik harus diperhatikan bentuk, warna tinja,
ada tidaknya darah, lender, pus, lemak, dan lain-lain.
Pemeriksaan mikroskopik melihat ada tidaknya leukosit,
eritrosit, telur cacing, parasit, bakteri, dan lain-laiN.

PENATALAKSANAAN DIARE
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah
LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan
Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satusatunya cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta
mempercepat

penyembuhan/menghentikan

diare

dan

mencegah

anak

kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun
program LINTAS DIARE yaitu:
Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Teruskan pemberian ASI dan Makanan
Antibiotik Selektif
Nasihat kepada orang tua/pengasuh

Pemberian antibiotika hanya atas indikasi


Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare
pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada
penderita diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek
kolera (Kemenkes RI, 2011).
Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita
diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali
muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan
status gizi anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang
berbahaya dan bisa berakibat fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti
diare disebabkan oleh parasit (amuba, giardia) (Kemenkes RI, 2011).
Pemberian Nasihat
Menurut Kemenkes RI (2011), ibu atau pengasuh yang berhubungan erat
dengan balita harus diberi nasehat tentang:

Cara memberikan cairan dan obat di rumah


Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
Diare lebih sering
- Tinja berdarah
Muntah berulang
- Tidak membaik dalam 3 hari
Sangat haus
Makan/minum sedikit
Timbul demam

PENCEGAHAN DIARE
Pencegahan diare menurut Pedoman Tatalaksana
Diare Depkes RI (2006) adalah sebagai berikut:
Pemberian ASI
Pemberian MP-ASI
Menggunakan air bersih yang cukup
Mencuci tangan
Menggunakan jamban
Membuang tinja bayi dengan benar
Pemberian imunisasi campak

Anda mungkin juga menyukai