Anda di halaman 1dari 24

PRESENTASI PORTOFOLIO

BENIGN PROSTAT
HYPERPLASIA

Deskripsi
Laki-laki, usia 73 thn, Sulit buang air kecil

Tujuan
Mengetahui gejala klinis dari BPH
Mengetahui penegakan diagnosis yang
tepat

Data pasien
Bpk. T
No RM : 380389
Nama klinik :
Poli Bedah RSUD Tengku
Mansyur

Diagnosis/ Gambaran Klinis:


BPH
Hal ini dialami pasien 1 tahun yang lalu.
Pasien juga merasa susah untuk memulai BAK, dan
kadang harus disertai mengedan untuk BAK.
Pancaran urin semakin lama dirasakan melemah
dan kadang pasien mengalami kencing tiba-tiba
berhenti. Sebelumnya pasien juga sering
merasakan ingin BAK, akan tetapi saat dikamar
mandi hanya keluar beberapa tetes saja dan
merasa kurang puas.
Selain itu pasien juga mengaku sering terbangun

Riwayat Pengobatan:
Riwayat kesehatan/ Penyakit:
Riwayat keluarga/ masyarakat:
Riwayat keluhan serupa dan penyakit lain pada
anggota keluarga disangkal
Riwayat pekerjaan:
Pasien adalah seorang pensiunan PNS
Kondisi lingkungan sosial dan fisik (rumah, lingkungan,
pekerjaan) :
Pasien tinggal di lingkungan perkampungan, tidak
bekerja, aktivitas minimal, dan biaya kesehatan
ditanggung oleh BPJS.

Subjektif
Bpk T, Laki-laki 73 tahun, diantar keluarga
dengan keluhan sulit buang air kecil.
Hal ini dialami pasien 1 tahun yang lalu.
Pasien juga merasa susah untuk memulai
BAK, dan kadang harus disertai mengedan
untuk BAK.
Pancaran urin semakin lama dirasakan
melemah dan kadang pasien mengalami
kencing tiba-tiba berhenti. Sebelumnya
pasien juga sering merasakan ingin BAK,
akan tetapi saat dikamar mandi hanya
keluar beberapa tetes saja dan merasa
kurang puas.

Objektif
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Pasien stabil
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign
TD
Nafas
Suhu
Nadi

: 130/80 mmHg
: 20 x/menit
: 36,5oC (per axiler)
: 86x/ menit, reguler

Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)


Hidung : Simetris, napas cuping hidung (+/+), secret
(-/-), darah (-/-)
Mulut : Sianosis (-)
Tenggorok : Uvula di tengah, T1-T1
Leher : Trakhea di tengah, limfonodi tidak membesar,
JVP R-2 cmH20

Thorax
Pulmo
Inspeksi
: Simetris, pengembangan dada kanan = kiri, retraksi
(-)
Palpasi
: SF kanan=kiri
Perkusi
: Sonor/sonor,
Auskultasi : Vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi
: Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi
: Batas jantung kesan normal
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising jantung (-)

Abdomen
Inspeksi
: Simetris
Palpasi
: Soepel, Nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi
: Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) Normal

Ekstremitas
Superior
: Akral dingin (-/-); Oedem (-/-)
Inferior
: Akral dingin (-/-); Oedem (-/-)

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
Hb
: 15,7 gr/dl
Leukosit
: 29.600/mm3
Trombosit : 309.000/mm3
Hematokrit : 56%
KGD : 103 mg/ dL
PSA
: Tidak dilakukan pemeriksaan

ASSESSMENT

Benigna Prostate Hyperplasia (BPH) adalah


hiperplasia kelenjar periuretral prostat yang
akan mendesak jaringan prostat yang asli ke
perifer dan menjadi simpai bedah.
Pada BPH terdapat hiperplasia sel-sel stroma
dan sel-sel epitel kelenjar prostat.
Hiperplasia prostat benigna ini dapat dialami
oleh sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun.
Angka ini akan meningkat hingga 90% pada
pria berusia di atas 80 tahun.

Keadaan ini akibat dari pembesaran kelenjar


prostat atau yang menyebabkan terjadinya
obstruksi pada leher buli-buli dan uretra.
Obstruksi ini lama kelamaan dapat
menimbulkan perubahan struktur buli-buli
maupun ginjal sehingga menyebabkan
komplikasi pada saluran kemih atas maupun
bawah.
Hingga sekarang masih belum diketahui secara
pasti penyebab terjadinya hiperplasia prostat,
tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa
hiperplasia prostat erat kaitannya dengan
peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT)
dan proses aging (menjadi tua).

GEJALA KLINIS
a. Saluran bawah kemih
-. Gejala obstruktif:
-. Hesistancy
-. Weak stream
-. Intermittency
-. Terminal dribbling
-. Incomplete sensation bladder emptying
-. Gejala iritatif:
-. Frequency
-. Nokturia
-. Urgency
-. Disuria

GEJALA KLINIS
b. Saluran atas kemih
-. Nyeri pinggang
-. Benjolan dipinggang (hidronefrosis)
-. Demam (urosepsis)
c. Luar saluran kemih
-. Hernia inguinalis
-. Hemorroid

Diagnosis
Anamnesis
-. Gejala obstruktif dan iritatif.
-. IPSS score:
-. Ringan: 0-7
-. Sedang: 8-19
-. Berat: 20-35

IPSS SCORE
Tidak pernah

Kurang dari
sekali dalam lima
hari

Kurang dari
setengah

Kadang-kadang
(sekitar 50%)

Lebih dari
setengah

Hampir selalu

Seberapa sering Anda harus kembali kencing


dalam waktu kurang dari 2 jam setelah
selesai kencing?

3.

Seberapa sering Anda mendapatkan bahwa


Anda kencing terputus-putus?

4.

Seberapa sering tidak bisa menahan


keinginan untuk kencing?

5.

Seberapa sering pancaran kencing Anda


lemah?

6.

Seberapa sering Anda harusmengejan untuk


mulai kencing?

7.

Seberapa sering Anda harus bangun untuk


kencing, sejak mulai tidur pada malam
hari hingga bangun di pagi hari?

Senang sekali

Senang

Pada umumnya Puas

Biasa saja

Pada umumnya
tidak puas

Tidak bahagia

Dalam 1 tahun terakhir

1.

2.

Seberapa sering anda merasa masih ada


sisa selesai kencing?

Seandainya Anda harus menghabiskan sisa hidup


dengan fungsi kencing seperti saat ini, bagaimana
perasaan Anda?

Skor

Buruk sekali

Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan colok dubur dapat memberikan gambaran
tentang keadaan tonus sfingter ani, reflek bulbo
cavernosus, mukosa rektum, adanya kelainan lain seperti
benjolan di dalam rektum dan tentu saja teraba prostat.
Pada perabaan prostat harus diperhatikan :
-. Konsistensi prostat
-. Adakah asimetris
-. Adakah nodul pada prostat
-. Apakah batas atas dapat diraba
-. Sulcus medianus prostat
-. Adakah krepitasi

Diagnosis
Colok dubur pada hiperplasia prostat
menunjukkan prostat teraba membesar,
konsistensi prostat kenyal seperti meraba
ujung hidung, permukaan rata, lobus
kanan dan kiri simetris, tidak didapatkan
nodul, dan menonjol ke dalam rektum.
Semakin berat derajat hiperplasia prostat,
batas atas semakin sulit untuk diraba.

Diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan petanda tumor PSA (Prostate Specific Antigen)
sudah banyak digunakan, juga merupakan salah satu
pemeriksaan untuk menyingkirkan dugaan keganasan.
Intepretasi:
-. Normal: 0,5-4,0 ug/ml.

OBSERVASI

N
KATETER URIN

DEKOMPRES
I
TATALAKS
ANA

ALFA-BLOCKER
MEDIKAMENT
OSA

PEMBEDAHA
N

ANTAGONIS
ENZIM
5-ALFA
REDUKTASE

Plan
Diagnosis : Benign Prostat Hyperplasia
Pengobatan
Farmakologi :
-. Kateter urin
-. IVFD RL 20gtt/i
Konsul dan rujuk ke spesialis Bedah untuk
penanganan selanjutnya

Pendidikan
Edukasi yang diperlukan adalah mengurangi minum
setelah makan malam untuk mengurangi nokturia,
menghindari obat-obatan dekongestal
(parasimpatolitik), mengurangi minum kopi, dan tidak
diperbolehkan minuman alkohol agar tidak sering
miksi. Setiap 3 bulan lakukan kontrol keluhan (sistem
skor), sisa kencing dan pemeriksaan colok dubur.

Konsultasi
Dijelaskan perlunya konsultasi dengan dokter
spesialis bedah untuk tindakan pembedahan lebih
lanjut.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai