Nyeri Kepala
Nyeri Kepala
PENDAHULUAN
Primer
Nyeri kepala
Sekunder
Menurut WHO (2012), sekitar 47% populasi dewasa di dunia setidaknya pernah mengalami
satu kali nyeri kepala dalam satu tahun. Bahkan, penelitian Stovner et al (2007) menunjukkan
bahwa life time prevalence nyeri kepala adalah 66%.
Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Sjahrir (2008) menunjukkan bahwa prevalensi
pasien nyeri kepala primer: migraine tanpa aura 10%, migraine dengan aura 1,8%, episodic
tension-type headache 31%, chronic tension-type headache 24%, cluster headache 0,5%, dan
mixed headache 14%. Dari hasil penelitian itu, dapat disimpulkan bahwa nyeri kepala tipe
tegang merupakan nyeri kepala yang paling banyak dialami oleh masyarakat. Life time
prevalence nyeri kepala tipe tegang adalah 46%.
Jenis nyeri kepala primer terbanyak ke-2 adalah migrain. Lebih dari 10% penduduk dunia
berusia 18-65 tahun yang menderita nyeri kepala dilaporkan menderita migrain (WHO, 2011).
Wanita tercatat lebih banyak menderita nyeri kepala dari pada pria, dengan perbandingan
1,2:1. Kelompok usia 18-65 tahun paling banyak mengalami nyeri kepala primer dari pada
kelompok usia lainnya.
Sifat nyeri
Berdenyut
Migren klasik
Berdenyut
Klaster
Menjemukan,
tajam
Tipe tegang
Tumpul,
ditekan
Lokasi
Unilateral
atau bilateral
Lama nyeri
6-48 jam
Frekuensi
Gejala ikutan
Sporadik,
Mual, muntah,
beberapa kali malaise,
sebulan
fotofobia
Unilateral
3-12 jam
Sporadik,
Prodoma
beberapa kali visual, mual,
sebulan
muntah,
malaise,
fotofobia
Unilateral,
15-120 menit Serangan
Lakrimasi
orbita
berkelompok
ipsilateral,
dengan remisi wajah merah,
lama
hidung
tersumbat,
horner
Difus, bilateral Terus menerus Konstan
Depresi,
ansietas
MIGREN
DIAGNOSIS
Migren
dekripsi
epidemiologi
Fase
Migre
n
prodormal
Aura
Headache
postdormal
Prodorm
al
Aura
Nyeri
kepala
Resolu
si
Patofisiologi
Teori Neovaskular (trigemino vascular), adanya vasodilatasi
akibat aktivitas NOS (Nitric Oxide Synthase) dan produksi
NO akan merangsang ujung saraf trigeminus pada
pembuluh darah sehingga melepaskan CGRP (calcitonin
gene related). CGRP akan berikatan pada reseptornya di sel
mast meningens dan akan merangsang pengeluaran
mediator inflamasi sehingga menimbulkan inflamasi
neuron. CGRP juga bekerja pada arteri serebral dan otot
polos yang akan mengakibatkan peningkatan aliran darah.
Selain itu, CGRP akan bekerja pada post junctional site
second order neuron yang bertindak sebagai transmisi
impuls nyeri.
Migren Dengan
Aura
Serangan
nyeri kepala
Penatalaksanaan Migren
Terapi umum
Menghindari pencetus
Jika ada factor psikogenik, harus dihilangkan
Pada sepertiga wanita sebabnya ialah kontrasepsi oral, ini dapat
diganti
Terapi preventif
1. Pencegahan farmakologi, diantaranya :
Ergotamine 1 mg, 2 kali sehari
Bellergal (ergotamine 0,3 mg, belladonna 0,1 mg,
fenobarbital 20 mg) 2-4 kali perhari
Metisergid 4-8 mg perhari, dosis terbagi
-bloker (propanolol) 80-160 mg, terbagi
Amitriptilin 50-75 mg, dosis terbagi atau diminum saat
akan tidur
Fenitoin 200-400 mg/hari
Ibufrofen 400 mg, 3 kali perhari
2. Pencegahan non-farmakologi, diantaranya :
Terapi relaksasi
Terapi tingkah laku
TTH
DIAGNOSIS
DEFINISI
Tension type headache disebut pula muscle
contraction headache merupakan nyeri tegang
otot yang timbul karena kontraksi terus menerus
otot-otot kepala dan tengkuk (m.Splenius kapitis,
m.Temporalis, m.Maseter,
m.Sternokleidomastoideus, m.Trapezius,
m.Servikalis posterior, dan m.Levator skapule).
Terminologi
Rasa nyeri yang mendalam
Seperti tertekan berat atau terikat erat, umumnya
bilateral
Awalnya timbul secara episodik dan terkait dengan stres
Tetapi kemudian nyaris setiap hari muncul dalam bentuk
kronis dan tanpa ada kaitan lagi dengan psikologis.
Terdapat tegang yang menimbulkan nyeri akibat
kontraksi menetap otot- otot kulit kepala, dahi, dan leher
yang disertai dengan vasokonstriksi ekstrakranium
Termasuk sakit kepala primer karena tidak menunjukkan
adanya proses organik yang mendasarinya
Epidemiologi
Penderita wanita lebih banyak daripada yang pria.
Usia paling sering menderita sakit kepala jenis ini
yaitu 35 dan 40 tahun.
Di Indonesia angka kejadian Episodik Tension type
Headache 31%, Chronic Tension type Headache
(CTTH) 24% dari seluruh nyeri kepala
Etiologi TTH
Gambaran Klinis
ketegangan dan nyeri yang tidak berdenyut
bilateral dengan nyeri yang terlokalisir di kepala bagian depan,
temporal atau belakang kepala, leher dan punggung atas
Pada kronik disertai gangguan tidur yang dirasakan setiap hari
dengan sifat konstan
nyeri kepala bisa sepanjang hari dan memberat pada siang atau
sore hari, sedangkan kualitas nyerinya seakan penuh, diikat erat
atau ditekan kuat-kuat
Patofisiologi
Tension type headache sering diasosiasikan dengan kelainan
psychological stress psikopatologi, terutama anxietas dan
depresi.
Pada penderita depresi, stress, dan gangguan kecemasan
(ansietas) di jumpai adanya deficit kadar serotonin, dan noradrenalin di otaknya.
Serotonin dan nor-adrenalin adalah neurotransmitter yang
berperan dalam proses nyeri maupun depresi, yang mengurus
mood.
Adanya deficit kadar serotonin, sehingga terjadi vasokontriksi
pada pembuluh darah dan membawanya ke ambang nyeri kepala
Klasifikasi
Berdasar PERDOSSI yaitu IHS (International Headache
Society 2004) dan ICD 10 (WHO 2007) :
Tension type headache episodik yang infrequent
Tension type headache episodik yang frequent
Tension type headache kronik
DIAGNOSIS
Cluster Headache
Definisi
Nyeri kepala tipe klaster adalah jenis nyeri kepala yang
berat, unilateral yang timbul dalam serangan-serangan
mendadak, sering disertai dengan rasa hidung tersumbat,
rinore, lakrimasi dan injeksi konjungtiva di sisi nyeri.
Dalam klinik dikenal dua tipe yaitu tipe episodik orang
yang menderita tipe ini mengalami masa serangan nyeri
selama waktu tertentu (periode klaster), kemudian
diseling dengan masa bebas nyeri (remisi) yang lamanya
bervariasi; sedangkan tipe khronik ialah bila seranganserangan nyeri tersebut masih tetap timbul selama
sedikitnya 12 bulan.
Patofisiologi
Fokus patofisiologi di arteri karotis
intrakavernosus yang merangsang pleksus
perikarotis. Pleksus ini mendapat rangsangan
dari cabang 1 dan 2 nervus trigeminus, ganglia
servikalis superior (simpstetik) dan ganglia
splenopalatinum (parasimpatetik).
Diperkirakan fokus iritatif di dan sekitar
pleksus membawa impuls-impuls ke batang
otak dan mengakibatkan rasa nyeri di daerah
periorbital, retroorbital, dan dahi.
Gejala klinis
Nyeri umumnya didahului oleh rasa penuh di telinga yang
kadang-kadang meluas ke seluruh kepala, disusul beberapa
menit kemudian dengan serangan-serangan mendadak
berupa rasa seperti tertusuk, biasanya unilateral di daerah
okulofrontal atau okulotemporal; serangan sangat hebat dan
menetap.
Nyeri disertai dengan rinore, laknimasi dan pelebaran
pembuluh darah konjungtiva; kadang-kadang disertai rasa
bengkak di wajah dan sekitar mata di sisi nyeri, dapat
disertai sindrom Horner di sisi sama. Selama serangan wajah
menjadi pucat, sebaliknya konjungtiva tampak kemerahan
dan berair. Nyeri dapat dirasakan di 'belakang mata', seolaholah mendorong mata ke luar
Kriteria Diagnosis
a) Nyeri yang parah atau sangat parah di orbital
unilateral, supraorbital dan / atau temporal berlangsung
15-180 menit (saat tanpa diobati)
b) Memenuhi salah satu atau kedua kriteria berikut:
i. Setidaknya salah satu gejala atau tanda-tanda berikut,
ipsilateral untuk nyeri kepala:
1) injeksi konjungtiva dan / atau lakrimasi
2) hidung tersumbat dan / atau rhinorrhoea
3) edema kelopak mata
4) dahi dan wajah berkeringat
Penatalaksanaan
Serangan klaster akut dapat diatasi dengan inhalasi oksigen
diawal serangan sebanyak 7-ll. Pasien duduk, dianjurkan
bemapas biasa selama 15 menit.
Alternatif lain ialah menggunakan 1 tablet (1 mg.) ergota
mm sublingual, dapat diulang sampai dua kali setelah 15
menit; dosis maksimum 2 mg./24 jam. Ergotaniin juga
dapat diberikan secara intramuskuler dalam bentuk
dihidroergotamin 1 mg. Atau ergotamin tartrat 0,5 mg.;
atau secara inhalasi sebanyak 2 kali dengan interval 5
menit. Dosis maksimum 4 mg./24 jam. Obat simtomatik lain
ialah kokain HCI 5% atau lidokain HCI 4% intranasal.
Kesimpulan
1. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang terjadi secara
independen dan tidak disebabkan oleh kondisi medis lainnya.
2. Nyeri kepala primer terdiri dari: migren, tension-type headache dan
cluster headache
3. Migren merupakan nyeri kepala primer yang umum di temui.
Migren secara garis besar dibagi menjadi migren dengan aura dan
migren tanpa aura.
4. Tension Type Headache merupakan sensasi nyeri pada daerah
kepala akibat kontraksi terus menerus otot- otot kepala dan tengkuk.
5. Nyeri kepala cluster memiliki gambaran klinis sakit kepala, yang
biasanya terlatelarisasi dan sering menonjolkan gambaran otonom
parasimpatis kranial, yang juga terlatelarisasi dan ipsilateral terhadap
sakit kepala
TERIMAKASIH