Anda di halaman 1dari 16

PENANGGULANAGN KICK

LATAR BELAKANG
Well-kick adalah peristiwa masuknya fluida formasi ke
dalam sumur karena tekanan hidrostatik lumpur lebih
kecil dari tekanan formasi, sehingga tidak mampu
mengimbangi tekanan formasi. Apabila well-kick ini tidak
segera ditanggulangi maka fluida formasi yang berada
didalam sumur tersebut akan keluar dari dalam sumur
yang disebut sebagai blow out.
Perencanaan dan kontrol lumpur yang baik dapat
memperlancar operasi pemboran secara keseluruhan,
terutama untuk mencegah terjadinya well kick.

MAKSUD DAN TUJUAN


MAKSUD :
Memberikan gambaran tentang kejadian well kick di
sumur pemboran guna mencegah terjadinya permasalahan well
kick pada pemboran selanjutnya.
TUJUAN :
Mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan well
kick yang terjadi di sumur pemboran.

DATA LAPANGAN
DATA SUMUR :
Tipe Sumur
: Pemboran Sumur Eksplorasi - Wildcat
Jenis Sumur
: Vertikal
Lokasi Sumur : Onshore
Koordinat
:
UTM (WGS 84)
: X : 304150.4 mE
Y : 9784076 mS
Lat : 1o579.35
Long : 103o1421.15
Elevasi :
Ground Level : 177 ft dari subsea
Rotary Table level : 25 ft dari GL/202 ft dari sea level
Rencana Kedalaman Akhir:
TVD RKB : 9.200 ft RKB
MD RKB : 9.200 ft RKB
Lumpur yang digunakan adalah KCL Polymer.

DATA LAPANGAN : WELL PROFILE SUMUR - X

DATA LAPANGAN
DATA SUMUR SAAT WELL KICK

1. Well Kick di lubang trayek 8-1/2" di kedalaman 2699 ft


MD pada tanggal 3 Desember sampai 13 Desember
2015.
Specific Gravity = 1.40 ; Viscositas = 73 cp ; Fluid Loss = 7,0 ;
% Solid = 30 ; % Sand = 0,5 % ; Gel strength = 15-27 ; Yield
Point = 27

2. Well Kick di lubang trayek 17-1/2" di kedalaman 1277 ft


MD pada tanggal 16 Desember 2015.
Specific Gravity = 1.40 ; Viscositas = 71 cp ; Fluid Loss = 8,2 ;
% Solid = 31 ; % Sand = 0,6 % ; Gel strength = 15-35 ; Yield
Point = 24

METODOLOGI
Timbulnya well kick disebabkan tekanan
hidrostatis lumpur tidak mampu mengimbangi
tekanan formasi, sehingga fluida formasi masuk
kedalam lubang bor.
Metode yang digunakan dalam menanggulangi
problem kick pada Sumur X adalah dengan Wait and
Weight Method. Dalam hal ini tekanan dasar sumur
dalam keadaan konstan. Setelah sumur di tutup, ada
waktu menunggu untuk membuat lumpur berat.
Setelah lumpur berat jadi, lalu di sirkulasikan lumpur
berat ke dalam lubang untuk mengeluarkan fluida
kick. Dalam hal ini hanya terjadi satu sirkulasi.

PERHITUNGAN
Perhitungan Kill Mud Weight.
2 Desember 2015
SIDPP (Shut In Drillpipe Pressure) = 120 psi, Depth : 2699 ft.
OMW (Original Mud Weihgt) : 10.4 ppg.
KMW (Kill Mud Weight) = ( SIDPP/0.052/Depth TVD) + OMW
Jadi KMW ={ (120/0.052/2699) + 10.4 } ppg = 11.2 ppg
7 Desember 2015
Karena kick belum dapat diatasi maka terus menaikkan mud
weight.Dikarenakan Drill Pipe Pressure gauge rusak sehingga tidak
terecord, maka dicoba dengan mengacu ke SICP.
SICP :77 psi, Depth : 2699 ft. OMW : 13.7 ppg. KMW = 14.5 ppg
10 Desember 2015
SICP : 90 psi, Depth : 2699 ft. OMW : 14.5 ppg. KMW = 15 ppg

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KICK


Terjadinya well kick pada Sumur X di trayek 8-1/2 dan
17-1/2 terlihat dari tanda-tanda sebagai berikut :
Hadirnya gelembung-gelembung gas pada lumpur
Pada pemboran trayek 8-1/2 pilot hole dari 2621 ft MD ke
2699 ft MD (TD), setelah dilakukan sirkulasi dan dimasukkan
lumpur Hi-vis 40 bbls, kemudian diamati, terdapat gelembung
gas yang kuat di annulus.
Hilang Lumpur
Pada pemboran trayek 8-1/2, setelah dilakukan sirkulasi dan
setelah diamati, terdapat mud loss dengan rate 3-4 BPM (total
loss 191 bbls) pada kedalaman 2135 ft.

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KICK


Tidak cukupnya densitas lumpur

Menaikkan mud weight secara bertahap dari 10.4 ppg sampai


dengan 15 ppg.
Aliran tetap ada walaupun pompa dihentikan
Pada pemboran trayek 8-1/2, setelah pompa dihentikan tetap
terlihat ada aliran, mendapat 84 bbls dengan rate 3.5 BPM.
Volume lumpur di tangki lumpur bertambah
Volume di tangki lumpur bertambah menunjukkan bahwa ada
fluida formasi yang masuk kedalam lubang bor.

EVALUASI PENANGGULANGAN KICK


Berdasarkan data yang di dapat, terjadinya well kick di
kedalaman 2699 ft MD dan 1277 ft MD adalah dikarenakan
kemungkinan menembus lapisan shale yang impermeabel yang
porositasnya tinggi dan mempunyai tekanan tinggi. Sehingga
mudah terjadi fluida formasi masuk ke dalam lubang bor yang
dapat menyebabkan tekanan hidrostatik lumpur menjadi lebih
kecil dari tekanan formasi.
Karena masih di surface sehingga dikhawatirkan casing
shoe akan pecah, maka penanganan yang dilakukan dalam
menanggulangi problem kick adalah dengan Wait and Weight
Method, yang juga sering disebut sebagai one-circulation
method atau juga engineers method.

EVALUASI PENANGGULANGAN KICK


Dimana prosesnya adalah sebagai berikut :
Wait atau tunggu, selama membuat lumpur berat.
Mensirkulasikan cairan kick keluar dari lubang bor
dengan lumpur berat tersebut
Well kick dapat diatasi dengan menaikkan mud
weight dari 10.4 ppg bertahap sampai dengan 15 ppg.

PEMBAHASAN
Karakteristik Problem dan Gejala Yang Terjadi
Well kick terjadi di kedalaman 2699 ft MD dan 1277 ft MD adalah
dikarenakan kemungkinan menembus lapisan shale yang impermeabel yang
porositasnya tinggi dan mempunyai tekanan tinggi. Sehingga terjadi fluida
formasi masuk ke dalam lubang bor yang dapat menyebabkan tekanan
hidrostatik lumpur menjadi lebih kecil dari tekanan formasi.
Penanganan yang dilakukan dalam menanggulangi problem kick
adalah dengan Wait and Weight Method. Mud weight dinaikkan secara
bertahap dari 10.4 ppg sampai 15 ppg sehingga kick dapat diatasi dan
pemboran dapat dilanjutkan kembali.
Penanggulangan well kick sudah sesuai dengan karakteristik problem
dan gejala yang terjadi.

KESIMPULAN
Setelah melakukan analisa dan pembahasan
terhadap problem well kick pada Sumur X Lapangan
Y, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Well Kick yang terjadi pada lubang trayek 8-1/2" di
kedalaman 2699 ft MD dan di lubang trayek 17-1/2"
di kedalaman 1277 ft MD disebabkan menembus
formasi dengan tekanan tinggi.
2. Usaha yang dilakukan untuk menanggulangi well
kick adalah menaikkan berat lumpur dari 10.4 ppg
menjadi 15 ppg sehingga well kick dapat diatasi dan
pemboran dapat dilanjutkan kembali.

KESIMPULAN
3. Dengan terjadinya well kick tersebut, waktu
pemboran
menjadi
lebih
lama
sehingga
mengakibatkan bertambahnya biaya pemboran.
4.Metode yang digunakan untuk menanggulangi well
kick Sumur X Lapangan Y adalah Wait and Weight
Method, yaitu dengan mensirkulasikan fluida kick
keluar dari lubang dengan menambah berat lumpur
yang sesuai. Sehingga tekanan hidrostatik lumpur
dapat menahan tekanan formasi. Well kick dapat
diatasi. Ini sudah sesuai dengan karakteristik
problem yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai