Anda di halaman 1dari 49

Laporan Kasus

Diagnosis dan Penatalaksanaan Kehamalian Ektopik Terganggu


Christian. A. Sewta
15014101072
Supervisior Pembimbing:

dr. Maria. F. T. Loho, Sp.OG (K)

BAGIAN/SMF OBSTETRI GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI/ RSUP PROF DR. R.D. KANDOU
MANADO
2016

Pendahuluan

Kehamilan ektopik merupakan suatu kehamilan dengan


produk konsepsi berkembang diluar rongga uterus
Insiden kehamilan ektopik semakin meningkat pada semua
wanita antara 20 40 tahun dengan umur rata rata 30
tahun.
Di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta angka kejadian
kehamilan ektopik pada tahun 1987 ilah 153 di antara 4.007
persalinan, atau 1 diantara 26 persalinan.

Penelitian dari Callen tahun 2000 serta Bouyer dan


rekan rekannya tahun 2003 didapatkan bahwa lokasi
kehamilan ektopik di ampula (70%), isthmus (12%),
fimbria (11%), cornu/interstitial (2-3%), abdomen
(1%), ovarium (3%), dan cervix (<1%).
Kehamilan tuba tidak dapat mencapai usia kehamilan
cukup bulan, biasanya berakhir pada minggu ke 6 -12,
dan tersering pada minggu ke 6-8.

LAPORAN KASUS

IDENTITAS
Nama

Ny. Y. L

Umur

28 tahun

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga

Bangsa

Indonesia

Nama Suami :

Tn. R. K.

Pekerjaan Suami :
Umur Suami :

Swasta

24 tahun

Agama

Tempat lahir :
Tempat tinggal

Kristen Protestan
Motoling
:

Motoling 1, jaga IV

Pendidikan Pasien :

SMA

Pendidikan Suami :

SMA

MRS tanggal/jam :

14/03-2016/21.45
WITA

KELUHAN UTAMA

Nyeri Perut Bagian Bawah

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Nyeri perut bagian bawah dirasakan penderita
sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit
Nyeri dirasakan tiba-tiba seperti ditusuk-tusuk
dan menjalar hingga ke bahu
Nyeri perut hilang timbul dirasakan 1 minggu
SMRS
Penderita juga mengeluh merasa pusing, mual
dan muntah
Perdarahan dari jalan lahir (+) 1 hari SMRS,
riwayat terlambat haid (+) riwayat keputihan
(+)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Penyakit jantung, penyakit paru, penyakit hati,
penyakit kencing manis, dan penyakit darah
tinggi , infeksi menular seksual dan infeksi
saluran kencing, disangkal oleh penderita
Riwayat operasi di daerah perut disangkal

RIWAYAT HAID
Menarche umur 14 tahun
Siklus teratur
Lamanya haid 4 sampai 5 hari
Tanggal hari pertama haid terakhir 23 Januari 2016

RIWAYAT KELUARGA
Perkawinan 2 kali
Kawin pada usia 20 tahun
Status perkawinan sah

Riwayat keluarga berencana


KB pil ( setelah melahirkan anak pertama tahun 2014)
Riwayat Kehamilan
Pasien hamil 1 kali
Riwayat Seksual dan Sosial
Pasien berhubungan seksual pertama kali umur 20 tahun
Melakukan hubungan seksual dengan suami secara rutin
dan teratur
Riwayat merokok (-)

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS PRESENT

Keadaan Umum: Sakit Sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan darah

Nadi

Pernapasan

: 20 x/menit

Suhu badan

: 36,5 oC

Mata

Cor/Pulmo : Dalam batas normal

Abdomen

Ekstremitas: Edema (-), akral hangat

: 110/80 mmHg

: 80 x/menit

: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus -/: NT (+) diseluruh perut

STATUS GINEKOLOGI

Pemeriksaan Luar

Inspeksi

Datar

Palpasi

Nyeri tekan (+) pada seluruh kuadran, lemas

Perkusi

Shifting dullness sulit dievaluasi karena nyeri

Auskultasi :

Peristaltik usus (+) Menurun

STATUS GINEKOLOGI

Genitalia Eksterna

Inspeksi

Fluksus (+), flour (-), vulva tidak ada kelainan

Inspekulo

Fluksus (+), flour (-), vagina tidak ada kelainan

Porsio : Licin, erosi (-), livide (+), OUE tertutup


Periksa Dalam :

Fluksus (+), flour (-), vulva/vagina tidak ada kelainan

Porsio : lunak, nyeri goyang (+), OUE tertutup

Corpus Uteri : sulit dievaluasi karena nyeri

Adneksa Parametrium Bilateral : SDE

Cavum Douglasi : menonjol

PEMERIKSAAN PENUNJANG

LABORATORIUM

Laboratorium (14/03-2016)

Hematologi

Hb : 9,3 g/dL

Leukosit

Eritrosit: 3,11 x 10^6/uL

Trombosit

Hematokrit : 29,1 %

MCH

MCHC : 32,0 g/dL

MCV

: 7.600/mm3
: 301 x 10^3/mm3

: 29,9 pg
: 93,5 fL

LABORATORIUM
Urinalisis
Warna : Kuning

Kekeruhan : Jernih

Berat jenis : 1.015

pH : 7

Nitrit

Protein : neg

Glukosa: norm

Keton

Urobilinogen

Bilirubin

Darah/eritrosit : ++

: neg

: neg
:+

: neg

Pemeriksaan Penunjang

Test HCG
Positif

Pemeriksaan USG
Kesan : Kehamilan ektopik
terganggu

DIAGNOSIS

P1A0, 28 tahun dengan kehamilan


ektopik terganggu (KET)

SIKAP
IVFD
Laparotomi cito
Konseling, informed consent
Lab, USG, EKG, Cross match
Observasi TNRS
Lapor konsulen (setujui laparotomi)
Sedia darah, persiapan operasi

LAPORAN OPERASI

15/03-2016 jam 02.45

Jam 03.10

: Operasi dimulai

KU Pre Op

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

: 100/80 mmHg

: 22 x/mnt

Diagnosa Pre Op

Jenis Operasi

: Penderita dibawa ke kamar operasi

N
S

: 120 x/mnt

: 36,50C
: P1A0, 28 tahun dengan KET

: Laparatomi Eksplorasi Cito

LAPORAN OPERASI

KU Post Op :
T : 110/70 mmHg
R : 20 x/mnt

Perdarahan

Diuresis

N : 96 x/mnt
S : 36,30C
: 1200 cc
: 150 cc

Diagnosa Post Op : P1A1, 28 tahun dengan post salphingektomi sinistra


a/i ruptur tuba pars ampularis sinistra

LAPORAN OPERASI
Sikap

IVFD RL : D5 = 2:2 -> 30 gtt

Puasa sampai BU (+)

Inj Ceftriaxone 3x1 gr

Metronidazole 2x0,5 gr drips

Inj Asam traneksamat 3x1 ampul

Kaltrofen 1x2 supp

Inj Vit C 1x1 ampul

Cek lab post Op

FOLLOW UP

Tanggal 15 Maret 2016

Nyeri Luka Operasi

KU: Cukup Kesadaran : Compos mentis

T : 100/70 mmHg, N : 88 x/mnt, R : 24x/mnt, S : 36,8 OC

BU (+) N, flatus (-), Perdarahan (-), Luka operasi terawat, Hasil


laboratorium

A :
P1A1, 28 tahun, post Salpingektomi sinistra a.i ruptura tuba pars
ampularis
sinistra

Rawat luka, Mobilisasi


Dulcolax sup 1x2

Terapi lain lanjut

Hasil Lab (15/03-2016)

Hb

: 9,5 g/dL

Leukosit

: 8900/mm3

Eritrosit

: 3,10 10^6/uL

Trombosit

: 225.000/mm3

Hematokrit : 29,0%

MCH

: 30,6 pg

MCHC

: 32,8 g/dL

MCV

: 93,7fL

Tanggal 16 Maret 2016

S :
Nyeri Luka Operasi,
Kembung
(+), BAB (-)

O :
CM

KU: Cukup

Kesadaran :

T : 100/70 mmHg, N :
84x/mnt,
R : 20x/mnt, S : 36,4

Sulfas ferrosus 300mg 1x1 tab

Asam mefenamat 3x100mg

Vit C 3x1 tab

- Aff infus, Aff kateter

Metronidazole 500mg 3x1 tab

Luka operasi terawat


A :P1A1, 28 tahun, post
Salpingektomi sinistra a.i
ruptura tuba pars ampularis
sinistra

Cefadroxil 500mg 3x1 caps

Mobilisasi

Rawat luka (ganti perban)

Tanggal 17 Maret 2016

S : Nyeri bekas operasi (+),


BAB(+), BAK (+)

T : 110/70 mmHg, N : 88 x/mnt,


R : 20x/mnt, S : 37,0 OC

:KU: Cukup Kesadaran : CM

Luka operasi terawat

A : P1A1, 28 tahun, post


Salpingektomi sinistra a.i ruptura
tuba pars ampularis sinistra

:
Cefadroxil 500mg 3x1 caps
Metronidazole 500mg 3x1 tab

Sulfas ferrosus 300mg 1x1 tab

Asam mefenamat 3x100mg


Vit C 3x1 tab

Mobilisasi
Rawat luka

Tanggal 18 Maret 2016

S : Nyeri bekas operasi


(+)menurun, BAB (+)

T : 120/70 mmHg, N : 84x/mnt,


R: 20x/mnt, Sb : 36,4 OC

: KU: Cukup Kesadaran : CM

Luka operasi terawat

A : P1A1, 28 tahun, post


Salpingektomi sinistra a.i
ruptura tuba pars ampularis
sinistra

Cefadroxil 500mg 3x1 caps


Metronidazole 500mg 3x1 tab

Sulfas ferrosus 300mg 1x1 tab

P:

Asam mefenamat 3x100mg


Vit C 3x1 tab

Mobilisasi

Rawat luka

Tanggal 19 Maret 2016

: (-)

: KU : Cukup

T : 120/80 mmHg N : 92x/menit, R:


20x/mnt
Sb: 36.3oC

Kes: CM
P

Cefadroxil 500mg 3x1 caps


Metronidazole 500mg 3x1 tab

Abdomen : datar, lemas, luka


operasi terawat, perdarahan (-), Pus
(-)

Sulfas ferrosus 300mg 1x1 tab

Asam mefenamat 3x100mg


Vit C 3x1 tab

Ekstremitas : Akral hangat, CRT<2

A : P1A1, 28 tahun, post


Salpingektomi sinistra a.i ruptura
tuba pars ampularis sinistra

Mobilisasi
Rawat luka

Rencana pulang dan kontrol Poliklinik Kandungan

Definisi
Faktor
Risiko

DISKUSI

Diagnosis
Tatalaksana
Prognosis

Pada Kasus setelah


dilakukan laparatomi,
didapatkan ruptur di bagian
ampula sehingga dilakukan
salpingektomi

DIAGNOSIS
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu akut biasanya tidak
banyak mengalami kesukaran
Pada

umumnya

dengan

anamnesis

yang

teliti

dan

pemeriksaan fisik yang cermat diagnosis kehamilan ektopik


terganggu sudah dapat ditegakkan.
Walaupun biasanya alat bantu diagnosis atau pemeriksaan
penunjang lainnya seperti laboratorium, tes beta-hCG,
ultrasonografi, dan laparoskopi masih diperlukan

ANAMNESIS
Pada anamnesis dapat ditemukan
adanya gambaran klasik kehamilan
ektopik yaitu riwayat amenorea,
nyeri abdomen bagian bawah, dan
perdarahan dari uterus.
Pada kasus ini penderita datang dengan keluhan utama yakni nyeri
perut bagian bawah yang menjalar sampai ke bahu, adanya
keterlambatan haid yakni dengan HPHT tanggal 23 Januari 2016, dan
perdarahan dari jalan lahir. Penderita memiliki 3 gejala yang masuk
dalam gejala klasik kehamilan ektopik terganggu.

Faktor resiko

Usia

Paritas

Ras/ Suku

Agama tingkat pendidikan

Pekerjaan

Riwayat penyakit terdahulu

Riwayat infeksi pelvis

Riwayat kehamilan jelek

Riwayat kontrasepsi

Riwayat operasi tuba

Merokok

PEMERIKSAAN FISIK

Penderita tampak kesakitan

Dapat ditemukan tanda-tanda


syok apabila telah terjadi
ruptur.

Dalam kasus ini penderita


datang dengan keadaan
tampak lemah, pasien sadar.

Pada pemeriksaan fisik


ditemukan tensi penderita
sedikit turun.

Pada pemeriksaan
ginekologis, dapat ditemukan
tanda-tanda kehamilan muda.

Pergerakan serviks
menyebabkan rasa nyeri.

Kavum Doglasi yang menonjol


disebabkan karena darah
yang terkumpul.

Pada pemeriksaan regio


abdomen, ditemukan adanya
tanda-tanda dari akut
abdomen.

Pada pemeriksaan ginekologis


ditemukan adanya nyeri
goyang dan livide yang positif
pada porsio, penonjolan pada
kavum Doglasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

LABORATORIUM

Pemeriksaan hemoglobin dan


jumlah sel darah merah berguna
dalam menegakkan diagnosis
kehamilan ektopik terganggu,
terutama bila ada tanda-tanda
perdarahan dalam rongga perut.

Pada kasus jenis tidak mendadak


biasanya ditemukan anemia,
tetapi harus diingat bahwa
penurunan hemoglobin baru
terlihat setelah 24 jam.

Perhitungan leukosit biasanya


normal atau meningkat

Pada pemeriksaan laboratorium penderita ini didapatkan adanya


penurunan dari hemoglobin yakni 9,3 gr/dL

Pada pemeriksaan leukosit didapatkan hasil leukosit yang normal


yakni 7.600/uL

TES KEHAMILAN

Yang dimaksud dengan tes


kehamilan dalam hal ini ialah
reaksi imunologik untuk
mengetahui ada atau tidaknya
hormon human chorionic
gonadotropin (HCG) dalam air
kemih.
Jaringan trofoblas kehamilan
ektopik menghasilkan kadar
HCG dalam kadar yang lebih
rendah daripada kehamilan
intrauterin normal.

Pada penderita ini setelah dilakukan kateterisasi, dilakukan uji


kehamilan dengan menggunakan pregnancy tes yang dicelupkan
ke dalam urin selama 1 menit, dan mendapatkan hasil yang
positif (2 garis merah)

ULTRASONOGRAFI
Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi yang menunjukkan gambaran
adanya kehamilan ektopik terganggu

PENATALAKSANAAN
Penanganan pada kehamilan ektopik dapat dilakukan dengan
pembedahan atau medikamentosa.
Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan pada
kehamilan ektopik antara lain salfingektomi dan salfingotomi
Sedangkan untuk penanganan secara medikamentosa yaitu
pemberian metotreksat. baik secara sistemik maupun
dengan injeksi ke kehamilan ektopik melalui laparoskopik
atau dengan bantuan ultrasonografi

PENATALAKSANAAN
Dalam kasus ini penanganan utama yang dilakukan adalah mengatasi
kegawatan (emergency treatment), yakni dengan meberikan terapi
cairan
Setelah diagnosis kehamilan ektopik terganggu ditegakkan dilakukan
surgical treatment yang dimaksudkan untuk menutup perlukaan yang
terjadi, yakni dengan melakukan laparotomi cito

PENATALAKSANAAN
Setelah

melakukan

pembedahan,

penanganan

selanjutnya adalah membantu proses penyembuhan


(supporative treatment).
Tindakan untuk membantu proses penyembuhan
yang utama adalah mengatasi agar penderita tidak
jatuh

ke

dalam

berspektrum luas

anemia,

pemberian

antibiotika

PROGNOSIS
Dengan melihat manajemen penanganan dari penderita ini
mulai dari diagnosis, tindakan, sampai pada follow up,
semua dilaksanakan dengan tepat
Maka pada penderita ini dapat dikatakan mempunyai
prognosis yang baik

KESIMPULAN
Kehamilan ektopik terganggu didiagnosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pada anamnesis didapatkan 3 gejala dari trias gejala KET yakni
amenore, perdarahan dari jalan lahir dan nyeri perut
Pada pemeriksaan fisik yang spesifik adalah keadaan umum yang
tampak sakit, tanda akut abdomen, nyeri goyang pada porsio, dan
penonjolan

kavum

Doglas,

penderita ini ditemukan

yang

mana

pada

pemeriksaan

KESIMPULAN
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada penderita ini adalah
laboratorium (Hb 9,3 gr/dL), tes kehamilan (HCG +), USG tampak
gambaran kehamilan ektopik terganggu.
Diagnosis pasti KET didapatkan setelah dilakukan laparotomi.
Penanganan utama yang dilakukan adalah penangan pembedahan
dengan jenis salfingektomi sinistra.
Prognosis pada penderita adalah baik, dikarenakan prosedur penanganan
atau menejemen penangan dari penderita ini dilakukan secara tepat.

SARAN
o Mengingat kehamilan ektopik dapat terjadi berulang, untuk itu
disarankan kepada penderita agar dapat menjaga pola hidup
yang bersih dan sehat, dan menghindari adanya hubungan multi
partner pada suami dan istri dalam mencegah terjadinya
penyakit infeksi menular seksual.
o Dan

juga

kepada

penderita

agar

sedapat

mungkin

memeriksakan diri secara teratur pada pusat-pusat pelayanan


kesehatan terdekat.

49

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai