Anda di halaman 1dari 28

A.

PENGANTAR
Semua

orang dapat berkomunikasi,


minimal secara non-verbal. Namun,
tak semua komunikasi manusia
bernilai logis meski dimotori oleh
rasio. Hal ini dapat dijumpai pada
anak-anak hingga orang dewasa.
Satu kasus spesifik tak bisa secara
otomatis digeneralisasikan.

A. PENGANTAR
Orang biasa sampai tokoh masyarakat pun
bisa jatuh pada kekeliuran logis.
Salah satu contoh kekeliuran logis yang
sering dilakukanorang dewasa berbentuk
stereotip
Kekeliuran logis akibat pandangan
stereotip yang kadang dilakukan orang
dewasa itu tak jauh beda dengan
kekeliuran logis yang terjadi pada anakanak.

A. PENGANTAR
Kekeliuran

muncul karena terlalu cepat


mengambil kesimpulan.
Tak seharusnya kesimpulan ditarik
sebelum saatnya, inipun diberikan
setelah landasan bagi kesimpulan itu
diberikan.
Kata jadi adalah kata yang
mengindikasikan kesimpulan. Secara
logis, kesimpulan dimungkinkan bila
premis-premis telah disampaikan.

A. PENGANTAR
Menyimpulkan

dengan benar dan


sahih adalah kegiatan yang
seharusnya terjadi dalam
komunikasi.
Dalam ilmu Komunikasi diidealkan
pernyataan dan pemahaman
yang tepat, di mana tekniktekniknya dipelajari dalam logika.

B. LOGIKA
Asal kata logika yaitu logos,
Logike, logica, logique, dan logic.
Dua kata pertama berasal dari
bahasa Yunani. Yang pertama
berarti kata, ide, dan akal. Yang
kedua berarti seni berpikir. Tiga
kata terakhir yaitu sama dengan
kata kedua. Kata-kata tersebut
berasal dari bahasa Latin, Perancis,
dan Inggris.

B. LOGIKA
Dilihat dari sekian banyak
sumbernya, kata logika dalam
bahasa Indonesia tampak
merujuk pada bahasa Latin.
Tesaurus Bahasa Indonesia
mensinonimkan logika dengan
ilmu mantik dan akal sehat.
Logika bergelut dengan tindakan
yang berproses.

B. LOGIKA
Selaku metode, logika punya tahaptahap yang harus dijalani, baik
tahap berpikir secara konstruktif
maupun tahap meninjau secara
dekonstruktif. Tahapan tersebut
pada tataran lebih lanjut
membentuk suatu pola.
Dalam berpikir atau meninjau, pola
itu lambat laun menjadi rujukan
formal.

B. LOGIKA
Logika tak dipungkiri berisikan
tahapan-tahapan dan parameter
berpikir serta meninjau yang
terpola secara formal. Dalam
literatur logika, hal semacam ini
disebut Logika Formal.
Logika formal adalah ilmu deduktif
yang bertujuan menyediakan
sarana sistematis untuk
menyatakan apakah suatu

B. LOGIKA
Logika formal pada satu sisi bergerak
dari yang umum menuju khusus. Di sisi
lain, logika formal menguji konsistensi
pernyataan dengan pernyataan lain
yang terkait dengannya. Sejauh
konsistensi itu dapat dibuktikan
kesahihan argumen dapat disematkan.
Dua orientasi dalam logika itu memang
berbeda, tapi tidak otomatis dianggap
sebagai dua hal yang saling bertolak
belakang.

B. LOGIKA
Sejatinya, logika tak dua jenis. Ada
beragam logika bila dilihat dari sudut
perolehan, zaman timbul, bentuk dan isi
argumen, dan proses penyimpulan.
Secara pengetahuan, logika terbagi
dalam logika alamiah dan logika ilmiah.
Logika alamiah bersumber dari akal
sehat yang dimiliki secara kodrati oleh
setiap manusia sebagai makhluk
rasional untuk hal yang terjadi secara
rutin.

B. LOGIKA
Semua orang yang sehat akal
pikirannya, memiliki logika alamiah.
Mereka dapat berpikir tapi tidak semua
dapat berpikir dengan tepat dan benar.
Karena itu diperlukan metode berpikir
yang disebut dengan logika ilmiah.
Logika ini dimiliki manusia dengan
menerapkan norma, prinsip, teknik,
dan hukum penalaran yang dapat
dipertanggungjawabkan.

B. LOGIKA
Logika ilmiah sudah dipelajari sejak
dulu baik di Timur maupun Barat.
Namun, yang pertama kali dikenal
sebagai pengodifikasi logika secara
sistematis adalah Aristoteles.
Selama abad pertengahan, karya
Aristoteles menjadi rujukan utama
logika, di mana para filsuf Islam
sekalipun mempelajarinya.

B. LOGIKA
Di masa modern, logika Aristotle mulai
ditinjau ulang. Salah satunya oleh
Francis Bacon yang mengedepankan
induksi, sementara Aristoteles lebih
pada deduksi (Logika Klasik/Formal).
Logika deduktif yaitu logika yang
bertolak dari pengetahuan baru bersifat
khusus secara silogistik. Sementara
logika induktif (Logika Modern)
sebaliknya, melalui observasi empiris.

B. LOGIKA
Logika formal ala Aristotle ini
menyelidiki kesahihan bentuk argumen.
Meneliti simpulan sebuah argumen
diturunkan secara tepat dan lurus dari
premis-premisnya tau tidak. Jika iya,
dikatakan sahih. Bila tidak, maka hal itu
dikatakan logika material.
Pada dasarnya, proposisi dalam
argumen apakah sesuai kenyataan atau
tidak, jika jawabannya afirmatif, maka
hal tersebut benar.

B. LOGIKA
Buku logika berbahasa Indonesia
sudah dikarang oleh para logikawan
nusantara. Beberapa di antaranya
yaitu Tan Malaka, Alex Lanur, dan Jan
Henrik Rapar. Buku-buku mereka
sangat membantu untuk menguasai
logika.
Meski memiliki kelebihan tersendiri,
buku-buku tersebut masuk dalam
kategori pengantar logika saja.

B. LOGIKA
Semua orang bisa
berkomunikasi, tapi tak
semua komunikasi bernilai
logis.
Karena komunikasi nonlogis dapat menimbulkan
kesalahpahaman.

C. KOMUNIKASI
Komunikasi berasal dari kata bahasa

Inggris, communication.
KBBI mendefinisikan komunikasi sebagai
pengiriman dan penerimaan pesan
antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Sinonim menurut Tesaurus Bahasa
Indonesia yaitu hubungan, koneksi,
kontak, korespondensi, dan transmisi.

C. KOMUNIKASI
Pengiriman identik dengan

penyampaian. Namun, penerimaan dan


pertukaran tidak. Penerimaan
berhubungan dengan feedback.
Sedangkan pertukaran tidak punya
hubungan itu dengan keduanya.
Komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan antara dua orang
atau lebih melalui ucapan, tulisan, atau
media lain.

C. KOMUNIKASI
Ada potensi positif dan

negatif dari imbas yang


ditimbulkan oleh
komunikasi dan ini terjadi
sedemikian rupa, maka
kajian komunikasi menjadi
penting.

D. KOMUNIKASI DAN LOGIKA


Aliran behaviorisme yang

memungkinkan keberadaan ilmu


komunikasi. Ini merupakan derivasi
dari positivisme yang berupaya
mengindependenkan ilmu-ilmu dari
filsafat dengan objek material atau
objek formal masing-masing. Berkat
dukungan tersebut, komunikasi
menjadi ilmu yang merdeka dari
filsafat.

D. KOMUNIKASI DAN LOGIKA


Sebelum komunikasi terlepas dari filsafat,

para filsuf telah menyinggung hal-hal yang


kemudian menjadi bahasan komunikasi.
Retorika adalah kemampuan meninjau
sarana yang dapat digunakan untuk
membujuk dalam berbagai keadaan.
Kemampuan ini hadir terutama karena
proses belajar yang disengaja. Aristoteles
menyimpulkan model-model bujukan
bersifat teknis dan non-teknis.

D. KOMUNIKASI DAN LOGIKA


Keberhasilan membujuk orang lain

ditopang oleh faktor eksternal dan internal


dari komunikator. Komunikator perlu
mencari cara untuk membujuk komunikan
dengan panduan prinsip-prinsip retorika.
Bujukan secara teknis dapat berhasil bila
merekayasa tiga hal yaitu karakter
pembicara, emosi pendengar, dan
perkataan yang disampaikan. Ketiganya
dikenal sebagai ethos, pathos, dan logos.

D. KOMUNIKASI DAN LOGIKA


Enthymeme adalah silogisme tidak

sempurna karena berisi satu atau dua


premis tanpa kesimpulan dan sebaliknya,
ataupun tanpa premis.
Gabungan atas beberapa kalimat
membentuk suatu argumen yang dalam
logika disebut silogisme. Menurut logika
Aristotelian, premis haruslah berjumlah
dua.
Komunikasi sangat membutuhkan logika.

E. Dari Logika untuk


Komunikasi
Tak ada seorangpun dapat

berbicara dengan tertib tanpa


proses berpikir tertib dan tak ada
yang dapat menulis secara
sistematis tanpa berpikir demikian.
Pemikiran sahih diidentifikasi dari
sudut koherensinya meliputi
konsistensi antar unsur
pembentuk.

E. Dari Logika untuk


Komunikasi
Pemikiran benar ditandai oleh

korespondensinya meliputi keselarasan


pemikiran itu dengan fakta.
Koherensi mendorong pemikiran tidak
bertolak belakang dengan unsur-unsur
pembentuknya. Korespondensi
mengorientasikan pemikiran tidak
berseberangan dengan kenyataan
yang diacu.

E. Dari Logika untuk


Komunikasi
Komunikator verbal dituntut untuk

berbicara secara rasional dan faktual.


Tuntutan itu dapat dipenuhi jika
komunikator berpikiran koheren dan
koresponden.
Paideia adalah seni berpikir yang
menyatukan filsafat, poetika dan
retorika. Filsafat identik dengan
pemikiran, poetika dengan sastra, dan
retorika dengan wicara.

E. Dari Logika untuk


Komunikasi
Manifestasi retorika berupa ucapan, meski

kadang tulisan. Poetika bersifat sebaliknya.


Retorika dan poetika saling berkaitan, dua
hal ini merupakan medium komunikasi
verbal yang tidak akan tertib bila tidak
ditopang oleh pikiran yang tertib pula.
Karena itu, filsafat diposisikan sebagai
rekan pengiring poetika dan retorika dalam
paideia.

E. Dari Logika untuk


Komunikasi
Silogisme kategoris dapat

dikembangkan lebih lanjut melalui


enthymeme, epikerema,
polisiologisme, dan sorites. Sedangkan
silogisme hipotesis yang bercabang
tiga (kondisional, disjungtif, dan
konjungtif) dapat dikembangkan
menjadi dilema, di satu sisi perlu
diatasi dan di sisi lain perlu diperbuat.

Anda mungkin juga menyukai