Oleh:
Rischa Mitriani
Kelas A, angkatan 1 tahun 2015
Etiologi
Tuberkulosis
adalah
penyakit menular langsung
yang
disebabkan
oleh
Mycobacterium tuberculosis,
yang sebagian besar (80%)
menyerang paru-paru.
Mycobacterium tuberculosis
termasuk basil gram positif,
berbentuk batang, dinding
selnya
mengandung
komplek
lipida-glikolipida
serta lilin(wax) yang sulit
ditembus zat kimia.
Sumber
Patofisiologi
Bakteri masuk
melalui
pernafasan
Membentuk 1
daerah fokus
primer
Menjalar melalui
saluran limfe dan
terjadi
limfangitis
Lanjutan Patogenesis
Lanjutan Patogenesis
Klasifikasi menetapkan
panduan OAT
1. Tuberkolosis Paru
Parenkim paru, tidak
Pleura.
a) BTA +
2 dari spesimen dahak
SPS hasil BTA (+)
1 Spesimen dahak SPS
hasil BTA (+) dan foto
rontgen dada tuberkolosis
aktif
b) BTA
3 Spesimen dahak SPS
hasil BTA (-)
Foto rontgen menunjukan
tuberkolosi aktif
Pembagian:
1) TB Ekstra Paru Ringan
Misalnya: TB kelenjar limphe,
pleuritis eksudativa unilateral,
tulang (kecuali tulang belakang),
sendi, dan kelenjar adrenal.
2) TB Ekstra-Paru Berat
Misalnya: meningitis, millier,
perikarditis, peritonitis, pleuritis
eksudativa duplex, TB tulang
belakang, TB usus, TB saluran
kencing dan alat kelamin.
hasil
BTA
Diagnosis
1.Gambaran
Klinik
2.Gambaran
foto rontgen
3.Uji
tuberkulin
4.Reaksi Cepat
BCG
5.Pemeriksaan
mikrobiologi
Gejala Umum
Gejala Khusus
TB
kulit
atau
skrofuloderma
TB tulang dan sendi,
meliputi :
Tulang punggung
(spondilitis) : gibbus
Tulang panggul
(koksitis): pincang,
pembengkakan di
pinggul
Tulang lutut: pincang
dan atau bengkak
Paru-paru normal
Uji tuberkulin
Terapi
Prinsip Pengobatan:
-Menghindari
penggunaan
monoterapi.
Obat
AntiTuberkulosis (OAT) diberikan dalam bentuk kombinasi
daribeberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis
tepat sesuai dengan kategori pengobatan.Hal ini untuk
mencegah timbulnya kekebalan terhadap OAT.
-Untuk menjamin kepatuhan penderita dalam menelan
obat,pengobatan dilakukan dengan
pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh
seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
- Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap
intensif dan lanjutan.
Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan
penderita
mendapat
jenis obatlebih sedikit,
namun dalam jangka
waktu yang lebih lama
Tahap
lanjutan
penting
untuk
membunuh
kuman
persister
(dormant)
sehingga
mencegah
terjadinya kekambuhan
H = Isoniazid
Kode dalam Pengobatan
TBC
R = Rifampisin
Rejimen
pengobatan
TB
mempunyai
kode
standar
yang
menunjukkan
tahap dan lama
pengobatan,
jenis OAT, cara
pemberian
(harian
atau
selang)
dan
Z = Pirazinamid
E = Etambutol
S = Streptomisin
Sedangkan angka yang
ada dalam kode
menunjukkan waktu
atau frekwensi.
Angka 2 didepan seperti
pada 2HRZE, artinya
digunakan selama 2
bulan, tiap
26 hari satu kombinasi
tersebut, sedangkan
untuk angka dibelakang
huruf, seperti pada
4H3R3 artinya
dipakai 3 kali seminggu
Pengobatan TB di
Indonesia
Paduan pengobatan yang digunakan oleh
Program Nasional Penanggulangan
TB oleh Pemerintah Indonesia :
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3.
Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3.
Kategori 3 : 2 HRZ/4H3R3.
Disamping ketiga kategoriini, disediakan
paduan obat sisipan (HRZE)
Kategori I
Obat ini diberikan untuk:
Penderita baru TB Paru BTA Positif.
Penderita baru TB Paru BTA
negatif Rntgen Positif yang sakit
berat
Penderita TB Ekstra Paru berat
Kategori I
Syarat Kategori II
Obat ini diberikan
untuk penderita TB
paru BTA(+) yang
sebelumnya
pernah diobati,
yaitu:
Penderita kambuh
(relaps)
Penderitagagal
(failure)
Catatan :
Satu paket kombipak kategori
2 berisi 144 blister harian yang
terdiri dari 84 blister HRZE
untuk tahap intensif, dan 60
blister
HRE
untuk
tahap
lanjutan,
masing-masing
dikemas dalam dos kecil dan
disatukan dalam 1 dos besar.
Disamping itu, disediakan 28
vial Streptomicin @ 1,5 gr dan
pelengkap pengobatan (60
spuit dan aquabidest) untuk
tahap intensif.
Kategori II
Kategori III
Obat ini diberikan untuk:
Penderita baru BTA negatif dan
rntgen positif sakit ringan,
Penderita TB ekstra paru ringan.
Kategori III
Kombinasi tetap
Kategori 1 dan 3
Jumlah blister
Kategori 3
Jumlah obat
Pasien-pasien kondisi
khusus
Wanita Hamil
hampir sama dengan pengobatan umum semua obat aman kec,
streptomisin
Ibu menyusis dan bayi
Pemantauan OAT secara adekuat, tidak perlu dipisahkan
pengobatan pencegahan INH, selama 6 bulan sesai BB. BCG diberikan
setelah pencegahan.
Wanita TB pengguna kontrasepsi
Rimfampisin berinteraksi kontrasepsi hormonal, gunakan kontrasepsi
non-hormonal.
Penderita TB dengan HIV/AIDS
Sama dengan obat TB lainya
Penderita TB dengan hepatitis akut
Pemberian OAT pada penderita TB dengan hepatitis akut dan atau klinis
ikterik, ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami penyembuhan.
OAT harus
Peringatan/Perhatian: hati-hati
kehamilan, dan pada
anak anak usia kurang 5 tahun
belum ditetapkan.
penyakit hati, riwayat alkoholisma,
penggunaan bersamaan dengan
obat
hepatotoksik lain.
Peringatan/Perhatian: hati-hati
menghambat ekskresi asam urat
dari ginjal sehingga
menimbulkan hiperurikemia.
Peringatan/Perhatian: hati-hati
Obatini tidak dianjurkan untuk
anak-anak usia kurang6 tahun,
neuritis optik, gangguan visual.
Peringatan/Perhatian: hati-hati
pada penderita gangguan ginjal
Konseling
Sebagai
seorang
KONSELING KEPATUHAN
PENTING!!!
Riwayat sosial
Apakah latar belakang pendidikan pasien?
Dimanakah pasien tinggal? Apakah kawasan
penduduk di sekitar rumah pasien padat?
Apakah rumah pasien memperoleh cahaya
matahari yang cukup?
Adakah tetangga/keluarga pasien yang
mengalami batuk-batuk dan tidak berhenti
lebih? Tanya kira-kira berapa lama waktunya?
Riwayat alergi
Tanyakan pasien seblumnya sudah
meminum obat-obatan untuk TBC, perlu
dibedakan apakah reaksi yang terjadi
merupakan reaksi efek samping atau alergi
Riwayat pengobatan
Apakah pasien sebelumnya sudah pernah meminum obat-obat
antituberkolosis?
Apa saja obat yang pernah digunakan dan sedang digunakan saat ini?
untuk mengetahui kemungkinan interaksi obat
Bagaimana kondisi yang pasien rasakan setelah meminum obat ini?
Sudah berapa lama meminum obat ini? mengetahui tahapan pengobatan
Berapa kali obat diminum?
Berapa banyak obat yang diminum selama sehari?
Adakah catatan pengobatan yang pasien terima? Untuk melihat berapa
dosis yang pernah diterima oleh penderita?
Bagaimana cara pasien meminum obat? dosis tidak dapat dibagi
Jam berapa saja pasien meminum obat? untuk mengetahui frekuensi
menelan obat
Apakah pasien selalu datang kedokter sesuai dengan pernyataan dokter?
Petugas Kesehatan harus menjelaskan bahwapengobatan pada seorang
penderita baru berbeda dengan pengobatan pada penderita yang sudah pernah
diobati sebelumnya
KEPATHAN PASIEN PENTING!!! SEMBUH
Keberhasilan
pengobatan TBC sangat
tergantung pada
kepatuhan pasien
Penyuluhan pada
pasien pertama kali
berobat TBC
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penyuluhan ke dua
kalinya dan selanjutnya
Perlu
dilakukan
pengecekan
ulang
terhadap aspek diatas yang sudah
diuraikan untuk penyuluhan / konseling.
Yang paling utama pada pada tahap
kunjungan kedua atau lebih adalah
memastikan
kepatuhan
/
adherencependerita, dan pengecekan kalau
ada interaksi / efek samping yang
mungkin timbul karena minum obat.
Etambutol
Efek samping
gangguan
penglihatan
berkurangnya
ketajaman
penglihatan,
buta
Aturan
pakai : baiknya diberikan
saat perut kosong.
warna
pemeriksaan
mata.
penanganan
Gangguan
penglihatan akan
kembali normal
dalam beberapa
minggu setelah
obat dihentikan.
tidak diberikan
pada anak.
Isoniazid
(INH)
Efek samping
Hepatitis
penanganan
dirujuk ke UPK
spesialistik
Ikterus
Efek samping ringan:
Tanda tanda keracunan pada saraf
tepi, kesemutan, dan nyeri otot atau
gangguan kesadaran. Efek ini dapat
dikurangi dengan pemberian
piridoksin
(vitamin B6 dengandosis 5 - 10 mg
per hariatau dengan vitamin B
kompleks)
Kelainan yang menyerupai
defisiensi piridoksin (syndroma
pellagra)
Kelainan kulit yangbervariasi,
antara lain gatal-gatal.
hentikan pengobatan
sampai ikterus membaik
Apabila terjadi efek
samping ringan seperti
itu, maka pemberian oat
diteruskan sesuai dosis.
Rimfapisin
Efek samping
Hepatitis
Rifampisin
dapat
menyebabkan
warna
merah pada air seni,
keringat, air mata, air liur.
Hal ini harus diberitahukan
kepada
penderita
agarpenderita tidak jadi
khawatir.
Hentikan
penggunaan
penangananalkohol,
atau penggunan obat
yang
ber
efek
hepatotoksik.
Warna
merah
tersebut
terjadi
karena
proses
metabolisme
obat
dan tidak berbahaya.
Streptomisin
Efek samping
kerusakan syaraf kedelapan
yang berkaitan dengan
keseimbangan dan
pendengaran
Reaksi hipersensitas kadangkadang terjadi berupa demam
yang timbul tiba-tiba
Dapat menembus barier
wanita hamil merusak
pendengan bayi dan giinjal
Pirazinamida
Efek samping
Penanganan
Obat
ini
dapat
menghambat
ekskresi
asam urat
dari ginjal
sehingga menimbulkan
Aturan pakai: sebagiknya di
hiperurikemia.