Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

UJI MINYAK BUMI DAN


PRODUKNYA

1. Densitas, Berat Jenis dan API


Gravity
Densitas : massa minyak per satuan volum pd suhu tertentu
Berat jenis minyak : perbandingan antara kerapatan minyak
pada suhu tertentu dengan kerapatan air pada suhu
tertentu. (MB = 60F)
API Gravity = 141,5
131,5
S, 60/60F
Densitas, BJ, API Gravity dapat ditentukan dengan berbagai
cara, salah satunya dengan cara hidrometer (ASTM D 129885 ; IP 160/82) yang umumnya dilakukan kepada minyak
mentah dan produknya yang memiliki tekanan uap Reid
kurang dari 179 kPa.
Untuk penentuan API Gravity saja, dapat menggunakan
cara hidrometer dengan metode ASTM D 287-82.

Pada dasarnya, uji ini menempatkan hidrometer


ke contoh dengan suhu tertentu. Lalu membaca
skala densitas, BJ dan API Gravity yang terpotong
oleh permukaan contoh.
Setelah itu harga yang diperoleh dikembalikan ke
suhu 15C = 60F dengan menggunakan
Petroleum Meassurement Tables (ASTM D 125080).
Sebenarnya, suhu MB tidak harus pada 60F.
namun, ketelitian di dapatkan pd suhu tersebut.
Pada suhu 0-190 F masih memungkinkan,
tergantung tipe contoh, dan dengan keadaan
batas yang ditentukan.

Untuk menentukan densitas/BJ


hidrokarbon ringan (mis:Elpiji), dapat
digunakan hidrometer termo tekanan
(ASTM D 1657), pada suhu 15 F = 60 F
dan menggunakan bantuan penangas air
yang dilengkapi dengan termostat untuk
mempertahankan suhu penangas tetap.
Untuk
menentukan
densitas/BJ
hidrokarbon dan fraksi MB yang
mendidih antara 90-110 C dan berupa
cairan pada suhu uji 20-25 C dapat
ditentukan dengan piknometer Bingham
(ASTM D 1217-86).

Untuk menentukan densitas/BJ dari


bahan cair yang kental dapat
ditentukan dengan piknometer
Bingham (ASTM D 1480-86) atau
piknometer bikapiler Lipkin
(ASTM D 1481-86)

2. Tekanan Uap Reid


Uji ini dikenakan pada bensin, minyak mentah
yang volatil dan produk MB lainnya yang volatil.
Tekanan Uap Reid : tekanan mutlak pd suhu
37,8 C = 100 F dalam psi atau kPa.
Tekanan Uap Reid tidak sama dengan tekanan
uap contoh.
Menentukan Tekanan Uap Elpiji : metode uji
ASTM D 1267
Menentukan Tekanan Uap Campuran BensinOksigenat : metode uji ASTM D 4953

Kepentingan uji tekanan uap Reid:


Keamanan dalam pengangkutan bahan
bakar minyak
Sumbatan uap (vapor lock) dalam
sistem pengumpanan bensin
Karakteristik mesin motor untuk
menghidupkan dalam keadaan dingin
Tipe tangki penyimpanan yang
digunakan

3. Distilasi Produk Minyak


Bumi
Dikenakan pada produk MB, yaitu : bensin
alam, bensin motor, bensin pesawat
terbang, bensin turbin pesawat terbang,
naftan, kerosin, minyak gas, minyak bakar
dan produk minyak bumi yang serupa.
Hal-hal yang perlu di laporkan dalam uji
distilasi ini adalah :
Titik didih awal : suhu dimana distilat
pertama-tama menetes dari ujung kondensor

Suhu dari berbagai presentase distilasi :


pada 5,10,20,30,40,50,60,70,80,90 dan
95% distilasi
Titik didih akhir : suhu tertinggi yang
dicapai selama uji, yang terjadi setelah
penguapan cairan dari dasar labu
Persen perolehan : persentasi volum
kondensat yang tertampung dalam gelas
ukur
Persen residu : persentasi volum residu
yang tertinggal di dalam labu
Persen perolehan total : persen perolehan
+ persen residu
Persen kehilangan : 100 persen

5. Titik Nyala dan Titik Bakar


Titik nyala : suhu terendah dimana
uap MB dan produknya dalam
campurannya dengan udara akan
menyala jika dikenai nyala uji pada
kondisi tertentu.
Titik bakar : suhu terendah dimana
uap MB dan produknya akan
menyala dan terbakar secara terus
menerus jika dikenai nyala uji pada
kondisi tertentu

3 macam alat uji titik nyala dan titik bakar:


Alat uji cawan terbuka Cleveland : Dapat
digunakan untuk menentukan titik nyala dan
bakar semua produk MB, kecuali minyak bakar
yang mempunyai titik nyala cawan terbuka di
bawah 79 C
Alat uji cawan tertutup Pensky-Martens :
dapat digunakan untuk menentukan titik nyala
minyak bakar, minyak pelumas dan suspensi
padatan
Alat uji cawan tertutup Abel : dapat
digunakan untuk menentukan titik nyala produk
MB yang mempunyai titik nyala antara 0-160 F

Uji titik nyala dimaksudkan untuk


keamanan, untuk mengetahui
sampai suhu berapa orang masih
dapat bekerja dengan aman
dengan suatu produk MB tanpa
timbul bahaya kebakaran. Juga
untuk menunjukkan volalitas
relatif produk MB (apabila titik
nyala rendah, maka volalitasnya
tinggi)

5. Warna
Menggunakan kolorimeter :
Tintometer Lovibond : untuk
menentukan warna semua produk MB,
kecuali minyak hitam dan bitumen
Khromometer Saybolt : untuk
menentukan warna minyak yang telah
diolah
Kolorimeter ASTM : untuk produk MB
seperti minyak pelumas, minyak
pemanas, bahan bakar diesel dan
malam parafin

penentuan warna contoh pada dasarnya


sangat sederhana, yaitu membandingkan
warna contoh dengan bahan baku sampai
diperoleh suatu kecocokan.
Warna dapat digunakan sebagai petunjuk
tentang kesempurnaan dalam proses
pengolahan. Warna produk yang
mengalami diskolorisasi dapat disebabkan
karena adanya dekomposisi termal yang
disebabkan karena suhu pemanasan yang
terlalu tinggi/karna terikutnya bahan
berwarna gelap ke dalam suatu produk.

6. Viskositas Kinematis
Dapat ditentukan viskosimeter,
paling banyak digunakan adalah
viskosimeter tipe pipet, yaitu:
Cannon-Fenske
Zeitfuchs
Ubbelohde
Fitz Simons

Selain itu, pernah digunakan juga


viskosimeter Saybolt, namun sekarang sudah
jarang digunakan. Ada dua jenisnya, yaitu:
Saybolt Universal
Saybolt Furol
Perbedaannya terdapat pada ukuran lubang di
dasar tabung viskosimeter.
Kekentalan minyak pelumas biasanya dinyatakan
dalam kekentalan Saybolt Universal pd suhu
100,130, atau 210 F.
Kekentalan minyak bakar dinyatakan dalam
kekentalan Saybolt Furol pd suhu 122 atau 210 F.

7. Titik Asap
Titik asap : nyala max dalam mm dimana kerosin
terbakar tanpa timbul asap apabila ditentukan
dalam uji baku pada kondisi ttt.
Selain kerosin, di ujikan juga pd bahan bakar jet.
Kepentingannya adalah, untuk menentukan
kualitas kerosin yang penggunaan utamanya
ialah sbg bahan bakar lampu penerangan.
Kerosin yang baik harus mempunyai titik asap
yang tinggi, sehingga nyala api bahan bakar
kerosin dapat dibesarkan dengan kecenderungan
untuk memberikan asap yang kecil.

8. Korosi Lempeng Tembaga


Untuk mengetahui sifat korosi bensin
pesawat terbang, bahan bakar turbin
penerbangan, bensin mobil, bensin
alam dan senyawa hidrokarbon yang
memiliki RVP kurang dr 18 psi, bahan
bakar traktor pertanian, pelarut,
kerosin, bahan bakar distilat, minyak
pelumas, dan produk MB lainnya
terhadap lempeng tembaga.

Uji ini dilakukan dengan merendam


lempeng tembaga yang telah dipolis
di dalam contoh yang akan di uji,
selanjutnya dipanaskan pada suhu
tertentu dan lama waktu tergantung
pada jenis contoh.

9. Sisa Karbon
Ada dua cara :
Uji sisa karbon Conradson : sisa karbon yang
tertinggal setelah produk MB dikenakan pirolisis, yaitu
pemanasan tanpa berkontak dengan udara.
Uji sisa karbon Ramsbottom : sisa karbon yang
tertinggal setelah contoh bahan minyak yang sukar
menguap yang ditempatkan dalam bola gelas khusus
yang mempunyai lubang pipa kapiler dipanaskan
dalam dapur koking logam pd shu sekitar 550 C
Kedua cara uji ini dimaksudkan untuk mengetahui
kecenderungan pembentukan kokas produk MB yang
sukar menguap.

10. Titik Kabut


Titik kabut : suhu tertinggi dimana kristal
malam parafin akan terlihat sebagai kabut
pada dasar tabung uji apabila minyak
didinginkan pada kondisi tertentu.
Hanya dijalankan pada produk MB yang
tembus pandang pd ketebalan 38 mm dan
titik kabut kurang dari 49 C
Titik kabut dapat digunakan sebagai
petunjuk mengenai kandungan relatif
malam parafin dalam produk MB.

11. Titik Tuang


Titik tuang : suhu terendah dimana MB dan
produknya masih dapat dituang atau mengalir
apabila didinginkan pd kondisi tertentu.
Dikenakan pada semua produk MB
Alat uji titik tuang pd dasarnya sama dengan alat
uji titik kabut, perbedaannya adalah kedudukan
termometer contoh.
Titik tuang digunakan sebagai petunjuk mengenai
besarnya kandungan malam relatif dalam MB dan
produknya, juga menunjukkan suhu terendah
dimana MB dan produknya masih dapat dipompa.

12. Angka Oktan


Kecenderungan bensin untuk
memberikan ketukan dalam mesin
dinyatakan dengan angka oktan.
3 metode uji angka oktan bahan bakar
bensin:
Metode Riset : berlaku untuk bensin motor
Metode Motor : berlaku untuk bensin motor
dan penerbangan
Metode Supercharge : berlaku untuk bensin
penerbangan

13. Belerang dalam Produk


MB
Ada beberapa metode :
Metode Bom Umum
Metode Lampu
Metode Suhu Tinggi dan Spektrometri
Sinar X

Anda mungkin juga menyukai