Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH ASUHAN KEHAMILAN

DI BENUA EROPA
KELOMPOK 4
Nurmahalina Triani Putri A (P17324415002)
Mutia Hanifah (P17324415009)
Suci Rahmawati Lestari (P17324415010)
Uju (P17324415012)
Maulidiya Alista (P17324415013)
Widia Estri Larasati (P17324415016)
Nuraisah (P17324415017)
Dinda Mega Fazrina (P17324415024)

SEJARAH ASUHAN KEHAMILAN


Sejarah asuhan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia
kebidanan secara umum. Dimana dunia menyadari bahwa persalinan akan
berjalan lancar apabila adanya peningkatan pelayanan antenatal care.
Boombing terjadi pada tahun 1980-an seiring dengan munculnya safe
motherhood dan making pregnancy safer.
Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi
tertua sejak adanya peradaban manusia. Bidan terlahir sebagai wanita
yang terpercaya dalam mendampingi ibu-ibu yang melahirkan. Pada
awalnya ruang lingkup tugas bidan masih terbatas pada pengawasan
kehamilan,pertolongan persalinan,pemeliharaan ibu nifas dan perawatan
neonatus.

Sebagaimana sejarah perkembangan kebidanan dunia maka sejarah


asuhan kebidanan pun tidak lepas dari itu. Dengan perkembangan zaman
pada masa sebelum masehi mulai diketahuin fisiologi dan patologi
kehamilan. Pada tahun 1899 di Ediburn mulai disediakan tempat untuk
merawat wanita hamil. Adophe Pinard dari Perancis tahun 1878
menemukan palpasi abdominal yang dikenal dengan cara Pinard.
Jean Lubumean dari Perancis menemukan linek dan stetoskop tahun
tahun 1819 dan mendengar djj tahun 1920. John Brakstonhiks dari Inggris
tahun 1872 menggambarkan kontraksi uterus selama kehamilan yang
dikenal sebagai kontraksi Brakstonhiks. Sebelum dikenal asuhan
berdasarkan evidence based, asuhan yang diberikan berdasarkan
tradisional
(sumber : buku ajar asuhan kebidanan kehamilan.
penulis : nurul jannah, penerbit : andi jogjakarta tahun 2012)

praktek kebidanan diterbitkan tahun 1902 di Inggris, dan


didisain untuk melindungi masyarakat dari praktisi yang tidak
memiliki kualifikasi. Pada saat itu sebagian besar bidan, buta huruf,
bekerja sendiri, menerima bayaran untuk pelayanan yang mereka
berikan pada klien. Meskipun proporsi dari praktek bidan yang
mempunyai kualifikasi meningkat dari 30% pada tahun 1905
menjadi 74% di tahun 1915, banyak wanita yang lebih menyukai
dukun. Hal ini karena dukun lebih murah mengikuti tradisi lokal dan
memberikan dukungan domestik. Selama tahun 1920-an 50-60%
wanita hanya ditolong oleh seorang bidan dalam persalinannya,
tetapi dalam keadaan gawat darurat bidan harus memanggil dokter.
Pelayanan dipusatkan pada persalinan dan nifas dan pelayanan
antenatal mulai dipromosikan pada tahun 1935.

Pada tahun 1930 perawat yang juga terdaftar memasuki


kebidanan karena dari tahun 1916 mereka dapat
mengikuti kursus pendek kebidanan daripada wanita
tanpa
kualifikasi
sebagai
perawat.
Hal
ini
mengakibatkan penurunan status dan kekuatan bidan
karena perawat disosialisasikan untuk menangani
keadaan patologis daripada keadaan fisiologis. Meskipun
direct entrynya dibuka kembali pada awal tahun 1990.
semua kursus kebidanan saat ini cenderung untuk
dibatasi
disekitar
kualifikasi
keperawatan.

Selama tahun 1980, bidan di inggris mulai berusaha


mendapatkan otonomi yang lebih dan meningkatkan
sistem melalui penelitian tentang alternatif pola
perawatan. Dengan perkembangan persalinan alternatif,
bidan mulai mengembangkan praktik secara mandiri.
Selama pertengahan 1980 kira kira ada 10 bidan yang
praktik secara mandiri di Inggris. Pada 1990 ada 32
bidan independent dan pada tahun 1994 angka
perkiraan dari bidan independent adalah 100 orang
dengan 80 orang diantaranya terdaftar dalam
Independent Midwifery.

Negeri Eropa merupakan pelopor pengawasan asuhan


sebelum kelahiran, dibuktikan dengan banyak buku dan
penelitian yang dilakukan seperti di Perancis pada tahun
1988. Wanita hamil yang diusir ditampung di dalam rumah
sakit. Wanita tersebut dikumpulkan, jika tidak ada penyakit
maka tiap 6 orang wanita hamil ditempatkan dalam 1 tempat
tidur. Jika ada scabies tiap 5 orang ditempatkan dalam 2
tempat tidur, dan jika ada yang berpenyakit kelamin 2 orang
wanita ditempatkan dalam 1 tempat tidur. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut ternyata wanita hamil yang cukup
istirahat, mkan, dan rohani dapat melahirkan cukup bulan
dan berat badan yang lebih besar.

Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan yakni sejarah


perkembangan di masing-masing negara jelas memiliki perbedaan. Baik itu
dalam perkembangan pelayanan, maupun pendidikan kebidanannya.
Dengan demikian, uaraian-uraian di atas dapat dijadikan pembanding dan
dapat kita telaah mengenai hal positif dan negatif dari perbedaan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai