Anda di halaman 1dari 36

FARMASETIKA

II Nur Saadah Daud, M.Sc., Apt

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI TA 2016/2017

Ingatlah untuk selalu


Berdoa ya.^(^

MATERI UAS
Materi yang akan kalian peroleh dan harus dipel
ajari sebelum MID semester adalah sbb :
1. TABLET
2. PIL
3. SUPPOSITORIA

Tugas
1. Pengertian FARMASETIKA !
2. Sebutkan bentuk-bentuk sediaan obat beserta
contohnya !

PENDAHULUAN
Menurut UU RI No.36 tahun 2009 tenta
ng Kesehatan ;
Sediaan Far
masi adalah obat, bahan obat, obat trad
isional dan kosmetika.
Bentuk sediaan obat :
Sediaan farmasi dalam bentuk tertentu y
ang sesuai dengan
kebutuhan,
mengandung satu zat aktif atau lebih da
lam
pembawa yang digunaka

Macam Bentuk Sediaan Obat

Macam Bentuk Sediaan Obat


Menurut Wujud Zat Obat
1. Bentuk cair : Larutan sejati, suspensi, emulsi.
2. Bentuk semipadat : Krim, losion, salep, gel, supositoria.
3. Bentuk padat/solida : Tablet, kapsul, pil, granul dan serbuk.

Menurut Rute Pemberian Obat


1. Sediaan per-oral
2. Sediaan per-rektal/per vaginal
3. Sediaan topikal
4. Sediaan transdermal
5. Sediaan injeksi
6. Sediaan inhalasi
7. Sediaan untuk mata, hidung, telinga

Keunggulan Sediaan Padat


1. Takaran dosis lebih tepat
2. Menghilangkan atau mengurangi rasa tidak
enak dari bahan obat
3. Lebih stabil sehingga ED lebih lama
4. Tempat penyimpanan lebih kecil
5. Biaya transportasi lebih murah
6. Mudah dibawa, tidak ada resiko botol pecah
7. Nyaman, tidak nyeri, dll

Keterbatasan
Sediaan Padat
1. Beberapa pasien sulit menelan (pediatri & geriatri)

2. Tidak dapat digunakan pada pasien yang tidak


sadar/sedang menggunakan tabung pernafasan
3. Efek lebih lama, dll

1-TABLET
Nur Saadah Daud, M.Sc., Apt

Definisi TABLET
FI ed III (1979)
Tablet : sediaan padat kompak, dibuat secara kempa
cetak dalam bentuk tabung pipih/sirkuler, kedua
permukaannya rata atau cembung, meng
andung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanp
a zat tambahan.
FI ed IV (1995)
Tablet : sediaan padat yang mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi.
United State Pharnacopeia (USP 31 NF 26, 2008)
Tablets are solid dosage forms containing medicinal
substances with or without suitable diluents.

British Pharmacopoiea (2009)


Tablets are solid preparations each containing
a single dose of one or more active substances.
European Pharmacopoiea ed VII (2011)
Tablets are solid preparations each containing
a single dose of one or more active substances a
nd
usually obtained by compressing unifo
rm volumes of particles.
The International Pharmacopoiea (2011)
Tablets are solid dosage forms usually obtained by
single or multiple compression of powders or
granules. In certain cases tablets may
be obtained by moulding or extrusion techniques. The
y are uncoated or coated.

Bahan Tambahan Sediaan Tablet


Formula tablet : bahan aktif + bahan tambahan.
Bahan Tambahan
1. Bahan pengisi (filler)
2. Bahan pengikat (binder)
3. Bahan penghancur (disintegrant)
4. Bahan pelicin (lubricant)
5. Bahan pelincir (glidant)
6. Anti-adheren
7. Pewarna (colouring)
8. Perasa (flavouring)

Kaplet ?
Kapsul dan Tablet

1-Bahan Pengisi Filler)


Fungsi :
1. U/ mbuat kesesuaian bobot tablet, terutama untu
k zat aktif yang berdosis kecil ---> diperoleh
bobot tablet > 70 mg.
2. U/ mperbaiki kompresibilitas dan sifat alir zat aktif
. Umumnya di+kan dalam rentang 5-80% (tergantung p
d jumlah zat aktif dan bobot tablet yg diinginkan).
. Syarat bahan pengisi yang baik :
1. Tidak bereaksi dgn zat aktif & bahan tambahan lain.
2. Tidak memiliki aktivitas fisiologis & farmakologis.
3. Memiliki kestabilan fisika-kimia yang baik.
4. Tidak mempengaruhi disolusi & bioavailabilitas
sediaan tablet.
. Laktosa, Mikrokristalin Selulosa dan Kalsium Fosfat
Dibasik ---> contoh bahan pengisi yg u
mum digunakan.

Laktosa
adalah produk alami disakarida yang diperoleh
dari susu sapi dengan konsentrasi 4,5%.
Paling populer dlm pembuatan tablet.
Bersifat : mudah larut dalam air, mberikan rasa
yg dapat diterima di mulut, tidak higroskopis,
mudah dikeringkan pd saat pembuatan denga
n metode granulasi basah, memiliki kompresibili
tas yg baik, tidak reaktif, memiliki titik leleh yg
tinggi (202 oC) sehingga tidak
akan menjadi lunak pada saat terkena kompres
i.
Sifat alir yg cukup baik, harga relatif murah dan
terdapat dlm berbagai macam ukuran partikel.

Mikrokristalin Selulosa (MCC)


Dikenal dengan nama populer AVICEL.
Bersifat : inert, non toksik, tidak berasa & tidak
berbau, pada proses pentabletan dengan sedikit
tekanan akan menyebabkan kekerasan tablet
meningkat.
Konsentrasi yg digunakan dalam formula cetak
langsung 10-50% (umumnya 30%).
Tipe komersil didasarkn pd ukuran partikelnya
pbedaan ukuran partikel pbedaan sifat alir.
Contoh : Sifat alir Avicel PH 101 > buruk drpd
Avicel PH 102 Avicel PH 101 > sering
digunakan pd metode granulasi basah,
sdgkan Avicel PH 102 cocok pd metode cetak l

2-Bahan Pengikat
Fungsi : sebagai perekat u/ mgikat serbuk-serbuk
menjadi granul, kemudian akan mbantu
mengikat
granul-granul menjadi tablet dl
m proses
pengempaan.
Jumlah cairan pengikat << ---> granul rapuh.
Jumlah cairan pengikat >> ---> granul terlalu
keras.
Macam bahan pengikat (bdasarkan asalnya) :
1. Dari alam : akasia, tragakan, gelatin, amilum,
gum guar, gum xanthan, gum tara d
an pektin.
2. Polimer sintetik/semi-sintetik : HPMC, PVP, PE
G dan Na.CMC.
3. Golongan gula : sukrosa dan larutan glukosa.

Bahan pengikat dapat ditambahkan melalui


2 cara tergantung metode pembuatannya, yait
u:
1. Metode Cetak Langsung :
o.Bahan pengikat ditambahkan dalam bentu
k serbuk.
o.Ditambahkan dlm bentuk kering berfungsi
u/ memudahkan dlm proses pengempaan
(tidak memerlukan tekanan yang tinggi.
2. Metode Granulasi Kering
Ditambahkan dlm bentuk serbuk.
3. Metode Granulasi Basah
Ditambahkan dlm bentuk mucilago/larutan.

Mekanisme perlekatan antar partikel :


1. Terbentuk jembatan cair pd saat pe+an bahan
pengikat dalam bentuk mucilago maupun larutan.
2. Terbentuk jembatan padat pe+an larutan
pengikat akan membentuk lapisan tipis film yang
teradsorpsi pada permukaan partikel pd pro
ses pengeringan, akan terjadi kristalisasi bahan
yang
terlarut dalam larutan pengikat & memb
entuk
jembatan padat sehingga jarak antar
partikel
berkurang.
3. Dll.
. Pada granulasi basah ---> dgn adanya bhn pengikat
dalam bentuk cair ---> bahan pengikat akan mbasahi
permukaan partikel dan membentuk jembatan
cair
antar-partikel.

Tahapan yg terjadi pd Jembatan Cair


:

Tahapan yg terjadi pd Jembatan Cair


:
1. Pendular : Ruangan antar-partikel diisi
sebagian oleh zat pengikat da
n
membentuk jem
batan cair antara partikel.
2. Funikular : Terjadi kenaikan tegangan
permukaan 3 x dari tahap
Pendular.
3. Kapiler : Semua ruangan antar-partikel
diisi oleh zat pengikat.
4. Droplet : Terjadi penutupan partikel oleh
tetesan cairan.

Pd waktu pengeringan, jembatan cair --> jembatan padat.


Tahapan yg terjadi pd Jembatan Padat :

3-Bahan Penghancur (Disintegran


t)

Agar dapat diabsorpsi di dalam tubuh ---> bahan aktif


harus dapat larut.
Bahan penghancur bfungsi : u/ menghancurkan tablet
jika tablet kontak dengan cairan.
Hancurnya tablet menjadi granul --> akan memperluas
permukaan, sehingga dapat mcepat lepasnya bahan
aktif dari tablet bahan penghancur akan mhan
curkan granul menjadi partikel-partikel halus.
Kecepatan disintegrasi bahan aktif dari partikel-partikel
halus > besar dibandingkan dengan tablet utuh/granul.
Disintegrasi adalah hilangnya kohesi tablet
karena pengaruh medium, menjadi bentuk
granul / partikel penyusun tablet.

Proses Disintegrasi

Deagregasi : hancurnya granul menjadi partikel-partikel


halus.

Contoh bahan penghancur : amilum (pati), MCC


Super disintegran : kelompok selulosa, amilum terlaru
t silang, dll.
Teori tentang Hancurnya Tablet
1. Mekanisme Pengembangan (Swelling)
o. Saat kontak dgn air ---> adhesivitas bahan +an
lain dlm tablet dapat dilampaui & dapat
menyebabkan hancur-nya
tablet.
o. Tahapan :
(1) Pembasahan tablet oleh cairan/medium,
(2) Cairan berpenetrasi masuk ke dalam tablet,
(3) Bahan penghancur mengembang dan volum
e/

Teori tentang Hancurnya Tablet


2. Porositas dan Gaya Kapilaritas
o.Bhn penghancur meningkatkan porositas -->
menyediakan jalan penetrasi cairan ke dala
m tablet.
o.Cairan akan ditarik masuk ke jalan penetrasi
ini melalui aksi kapiler.
o.Ikatan antar-partikel akan hilang --> tablet
hancur.
3. Deformasi (Perubahan Bentuk)
4. Gaya Tolak Antar-Partikel

Mekanisme Hancurnya Tablet

4-Bahan Pelicin, Pelincir dan Pelekat

Bahan pelicin bfungsi : sebagai anti-gesekan yang


terjadi pada proses pentabletan.
Bahan pelicin ditambahkan ke massa tabet pada sa
at massa tablet akan dikempa.
Gesekan yang terjadi pada waktu proses pentablet
an antara Punch dan Die, maupun antar partikel ad
a
3 macam, yaitu :
1.Gesekan antara tablet dan dinding punch, serta
antara tablet dengan dinding die.
2.Gesekan antara dinding die dan dinding punch.
3.Gesekan natara partikel-partikel yang dikempa.

Untuk mengatasi gesekan no (1) dan (2) --->


dibutuhkan bahan pelicin (lubricant),
Untuk mengatasi gesekan no (3) dibutuhkan
bahan pelincir (glidant).

Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja bahan pelincir dalam
memperbaiki sifat alir suatu sa
mpel serbuk
atau granul : denga
n cara penutupan / pengisian permukaan pa
rtikel yang kasar / berlekukleku
k dengan bahan pelincir permukaan
partikel menjadi lebih licin & partikel > m
udah
mengalir.
Anti lekat (Antiadherent) bfungsi : u/ mcega
h melekatnya tablet pada dinding punch dan
die, yang disebabkan bukan karena efek gese
kan.

Bahan Pelicin

Bahan Pelincir

Anti Lekat

Asam stearat

Kalsium silikat

Sebagian besar
bahan pelicin.

Talk

Koloidal silikon dioksid

Amilum

Lilin

Magnesium karbonat

Talk

Magnesium lauril
sulfat

Magnesium trisilikat

PEG 400, 6000 dan


8000

Amilum, Talk

Sukrosa
monolaurat
Dll. (Msh byk)

5-Bahan Pewarna
Tidak boleh memiliki aksi terapeutik.
Tidak mbaiki ketersediaan hayati dan stabilitas
sediaan tablet.
Bfungsi : Untuk memudahkan identifikasi dan mba
iki
penampilan sediaan tablet.
Dapat meningkatkan biaya produksi dan masalah
dalam proses produksi
tablet.
Macam bahan pewarna :
1. Bahan pewarna larut air (dyes) & mberikan larut
an jernih.
2. Bahan pewarna tidak larut air (pigment/lake) da
n
pencampurannya dilakukan dgn cara didispersika

6- Bahan Pembasah (Wetting agent)


Digunakan pada tablet yang mengandung
bahan aktif sukar larut dalam air.
Bfungsi : untuk meningkatkan laju disolusi.
Surfaktan Na. lauril sulfat, Tween 80 (Polisorb
at 80).

Jenis-Jenis Tablet Khusu


s

Tablet Eferfesen (Effervescent Tablet)


Tablet Hisap (Lozenges)
Tablet Kunyah (Chewable tablet)
Tablet Bukal
Tablet Sublingual
Tablet Lepas Lambat
Tablet Salut
Orally Disintegrating Tablet

Anda mungkin juga menyukai