fever grade II
Pembimbing : dr. Bernard
Dakhi.spPD-KKV
Timothy Kurniawan
112015218
I. Identitas Pasien
Nama
: Ny J
Umur
: 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: sunda
Alamat
: jl. cijujung
Tgl MRS
: 27 agustus 2016
Tgl Pemeriksaan : 27 agustus
2016
BB
: 49 Kg
TB
: 163 cm
Anamnesa (Heteroanamnesa)
Riwayat Penyakit Dahulu :
HT(-)
DM(-)
Jantung(-)
Riwayat Penyakit
Keluarga :
Nenek Diabetes melitus
Ayah Hipertensi
Ibu hipertensi dan
jantung
Riwayat
Sosial :
tetangga ada yang
dirawat di RS karena DBD
RIWAYAT MAKANAN
Pasien biasanya makan 3 kali sehari. Pasien makan
dengan berbagai lauk dan sayur setiap hari, buah dan
susu.
Namun sejak demam nafsu makan pasien menurun
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 27 September 2016
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda vital :
Frekuensi nadi
Tekanan darah
Frekuensi nafas
Suhu tubuh
:
:
:
:
DATA ANTROPOMETRI
Berat badan
: 49 kg
Tinggi badan
: 163 cm
IMT
Status gizi pasien : baik
: 18,44 kg/mm2
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA LEHER
Bentuk dan ukuran : normocephali
Mata: SI(-/-), CA(-/-), isokor dm 3mm, RC +/+
Telinga : tidak ada sekret
Hidung : normal,septum deviasi(-), sekret(-), NCH (+)
Mulut
: Tonsil T1-T1
PEMERIKSAAN FISIK
THORAX
Paru
Inspeksi
: rh -/-, wh-/-
Jantung
Inspeksi
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Inspeksi : bentuk datar
Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepar tidak
teraba membesar
Perkusi : Timpani, meteorismus(-), shifting dullness (-)
Auskult : bising usus (+) normal
PEMERIKSAAN FISIK
EKSTREMITAS
(-)
KULIT
KGB
Tanggal
Hb
HCT
Trombosit
Leukosit
IgM
IgG
dengue dengue
27-08-2016, 06:00
12,7
39,9%
106000
3500
28-08-2016, 07:00
12,8
38,6%
69000
3800
29-08-2016, 06:00
14,2
42,8%
24000
4500
30-08-2016, 08:00
13,4
40,8%
30.000
3300
31-08-2016, 09: 45
12,1
36,7%
84.000
9100
RESUME
Wanita 26 tahun datang dengan keluhan demam naik turun sejak 3 hari SMRS. Demam
mendadak tinggi pada malam hari, os meminum sanmol dan kemudian demamnya turun namun
setelah beberapa jam suhu os kembali demam lagi, suhu demam rata rata 38 0C .
Disertai dengan batuk berdahak sejak 7 hari SMRS dengan dahak berwarna putih dan encer,
sehingga mudah sekali dikeluarkan. Tenggorokan gatal (+), sesak nafas disangkal namun pada
saat pasien ke IGD sudah tidak batuk lagi. Pasien juga mengeluh mual dan muntah sehabis
minum air, muntah sebanyak 1 kali berisi cairan sejak 3 hari SMRS ,Pasien juga mengeluhkan
nyeri ulu hati sejak 1 hari SMRS, Pasien juga mengeluhkan menggigil dan mengeluhkan nafsu
makan menurun sejak siang hari SMRS. BAK normal, pasien mengeluhkan BAB tidak lancar sejak
3 hari SMRS namun pada siang hari SMRS pasien BAB cair sebanyak 4 x konsistensi encer,
ampas (+), lendir(-), darah (-) berwarna kecoklatan.
Pasien sempat berobat ke klinik 1 hari SMRS dan diberi obat batuk, antibiotik, dan vitamin
namun tidak ada perbaikan.
Pemeriksaan fisik pada pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah
120/80 mmhg, suhu 38,3 0C, nadi 88 kali/menit reguler normal, dan frekuensi pernafasan 20
kali/menit reguler. Pada pemeriksaan kulit pada ekstremitas kiri bagian atas dan ekstremitas
kanan bagian bawah ditemukan petechiae (+). Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri
tekan di regio epigastrium.
Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 12,7 Ht 39,9 Trombosit 106000 Leukosit 35000
KU : TSS CM
Head : SI (-/-), CA (-/-), tonsil T1-T1
Thorax : BJ 1-2 murni reguler, gallop(-), murmur(-)
Leukosit : 3500/ul
HB : 12,7 g/dl
HCT : 39,9 %
Trombosit : 106000/ul
DIAGNOSA
DHF grade II
DIAGNOSA BANDING
Demam tifoid
Malaria
Leptopsirosis
Rencana Therapy
Istirahat tirah baring.
Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Paracetamol 3x500 mg),
mual (Domperidone 3x10 mg)
Menjaga kecukupan asupan cairan, yang dapat diberikan secara oral
maupun parenteral (cairan IV kristaloid [Ringer Laktat])
Diet bergizi seimbang, konsistensi lunak, cukup kalori dan protein,
Kontrol dan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, kesadaran)
PLAN DX
Pemeriksaan NS1.
Pemeriksaan IgG dan IgM dengue.
Pemeriksaan Tubex untuk menyingkirkan kemungkinan demam tyfoid.
Pemeriksaan Leptospira Rapid Test dan mikroskop lapangan gelap
untuk menyingkirkan kemungkinan leptospira.
Pemeriksaan hapusan darah tebal dan tipis untuk menyingkirkan
kemungkinan malaria.
Pemeriksaan H2TL berkala setiap hari untuk melihat ada tidaknya
hemokonsentrasi, memantau keadaan trombositopenia.
Pemeriksaan hemostasis (PT dan APTT) untuk melihat gangguan pada
faktor pembekuan darah.
Pemeriksaan SGOT dan SGPT, untuk menilai fungsi hati.
A
P
A
P
Mual (+), Muntah 1 x berisi makanan, makan sudah mulai mau, demam (-)
KU : TSS, Kesadaran : compos mentis
TD : 110/70 mmHg, Nadi : 64x/menit, Suhu : 36,8 C, Pernafasan : 20x/menit
Kepala : normochepali, Mata : CA-/-, SI-/-, Mulut : tidak ada kelainan
Leher : KGB tidak membesar
Thoraks : P : SN vesikuler, Rh-/-, Wh -/-, C : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, supel, BU(+) N, NTE(+), H/L tak teraba membesar
Ekstremitas: akral hangat +/+, edema -/-, petechiae pada tangan kiri atas dan kaki kiri
bawah
LAB : Mual (+), Muntah 1 x berisi makanan, makan sudah mulai mau, demam (-)
- DHF grade II
- Infus RL 20 tpm per 8 jam
- PCT diminum 3x500 mg
- Domperidon 3x10mg
- Minum air minimal 8 gelas perhari
- Diet makanan lunak, cukup kalori dan protein
- Observasi lanjut tiap hari
A
P
A
P
- DHF grade II
- Infus RL 20 tpm per 8 jam
- PCT diminum 3x500 mg (sudah dapat dihentikan)
- Domperidon 3x10mg (sudah dapat dihentikan)
- Minum air minimal 8 gelas perhari
- Diet makanan lunak, cukup kalori dan protein
- Pasien sudah dapat dirawat jalan, kontrol lagi 3 hari
Tinjauan pustaka
epidemiologi
Setiap tahun, di seluruh dunia, dilaporkan angka
kejadian infeksi dengue sekitar 20 juta kasus dan angka
kematin berkisar 4000 jiwa.
Umur terbanyak yang terkena infeksi dengue adalah
kelompok umur 4-10 tahun
Sampai saat ini DBD telah ditemukan diseluruh provinsi
di indonesia, dan 200 kota telah melaporkan adanya
kejadian luar biasa
PENULARAN
PATOGENESIS PERDARAHAN
PADA DBD
DIAGNOSIS
WHO (1997)
1) Demam tinggi akut dan terus menerus 2-7 hari
2) Terdapat minimal 1 manfestasi perdarahan
) uji bendung positif
) ptekie, ekimosis, purpura,
) perdarahan mukosa, sal. Cerna, epistaksis,
) hematemesis atau melena
3) Trombositopenia (100.000/ml atau kurang)
4) Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma
)Peningkatan hematokrit > 20% dari nilai standar
)Penurunan kadar hematokrit >20% setelah mendapat
terapi cairan
)Tanda kebocoran plasma: efusi pleura, asites, hiponatremia
DIAGNOSIS DSS
4 kriteria DBD ditambah :
Hipotensi
Kulit basah dan lembab, serta tampak
gelisah
Derajat
DD
DBD
DBD
II
DBD
DSS
DBD
DSS
III
IV
Laboratorium
Leukopenia
Trombositope Serologi
nia
dengue
Kebocoran
positif
plasma (-)
Trombositoen
ia
(<100.000/m
Disertai
perdarahan l)
Kebocoran
spontan
plasma (+) :
Gejala diatas (+)
peningkatan
Disertai tanda kegagalan Ht > 20%
sirkulasi
Syok berat nadi tidak
dapat
tekanan
diraba,
dan
darah
tidak
Kriteria
infeksi
virus
dengue
berdasarkan WHO 2009, yaitu:
Hidup atau bepergian pada daerah
endemik dengue
Demam dengan 2 kriteria tambahan:
1. Anoreksia dan nausea
2. Ruam
3. Nyeri (mialgia, artralgia)
4. Uji torniket positif
5. Leukopenia
6. Terdapat
tanda-tanda
bahaya
(warning sign)
PENATALAKSANAAN DBD
GRADE I & II
6
5
4
3 hari SMRS
Demam
mendadak
1
naik pada
malam hari
dan diberi
sanmol
,demam turun
kemudian
tidak
beberapa saat
demam naik
3
2Demam masih
dirasakan,
menggigil(+),
Nyeri ulu
hati(+),BAB 4 x
tinja encer
+ampas,
mual(+),Muntah(
+)Batuk (-)
Hb : 12,7
Ht : 39,9
Mual (+),
Muntah 1 x
berisi
Demam(+),
makanan,
Mual(+),
makan sudah
pusing(+)
mulai mau,
TD: 100/70.
demam
HR77x, R 20x, (-)Mual (+),
T 39,5
Muntah 1 x
berisi
Hb 12,8 Ht
38,6 Leukosit makanan,
makan sudah
3800
mulai mau,
Trombosit
demam (-) TD
69000 IgG
120/80, HR
dengue (+)
72x, RR20x, T
IgM dengue
37,9
(+)
Tidak ada
keluhan,
TD 120/80
HR 72x
RR 20x
T 37,9
Hb 12,1
Ht 36,7
Trombosit
84000
Leukosit
9100
Pemeriksaan Laboratorium
Leukosit:
3500ul
HB :
12,7 g/dl
HCT :
38,9 %
Trombosi
t:
106000/
ul
Working Diagnosis
Dari kriteria diagnosis infeksi dengue WHO tahun 2009
Grup B (With Warning sign)
Dari 4 derajat spektrum klinis DBD WHO tahun 1997
DBD grade II
Diagnosis banding
Typhoid
Malaria
Leptospirosis
penatalaksanaan
Pengobatan DHF bersifat suportif tatalaksana
berdasarkan atas adanya perubaha n fisiologi
berupa perembesan plasma dan perdarahan.
Penggantian cairan untuk mencegah terjadinya
syok