Anda di halaman 1dari 28

Peritonitis Diffus e.

c
Perforasi Apppendix
Pembimbing : dr. Hengky Ham,
Sp.B
Jennifer christy 1215134
Carlos hendry 1215126
Rislefia amadina 1215112
Kevin octavianus 1215139
Renata timoty 1215233

Identitas
Nama

: Siti Yuliani Asyah


Jenis kelamin: Perempuan
Umur
: 38 tahun 2 bulan
Agama
: Islam
Alamat
: Kp. Lebak Wangi,
Bandung
Nomor RM : 00.757.636

Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri perut kanan
Seorang

perempuan, umur 38 tahun


datang dengan menggunakan kursi
roda mengeluh nyeri perut kanan
sejak 4 hari yang lalu
Sejak 4 hari yang lalu sakit di perut
kanan dengan skala 4 (0-10), disertai
mual, tidak muntah, sulit BAB dan
kentut.

Riwayat

Penyakit Dahulu : Belum pernah


ada riwayat keluhan seperti ini
sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
keluarga pasien yang pernah sakit serupa.
Usaha berobat : Obat nyeri lambung, obat
nyeri kepala, obat untuk mulas, tidak
ingat nama obatnya tetapi tidak ada
perbaikan
Riwayat alergi : Tidak ada riwayat alergi.

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran

: compos mentis.
Keadaan umum : sakit sedang.
BB = 60kg, TB = 159 cm
Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 120/70 mmHg


Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,7C
Saturasi O2 : 99%

Kulit:

tidak anemis, tidak sianosis, tidak


ikterik.
Kepala :
Mata : konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/Leher

: KGB tidak teraba membesar.


Thorax : bentuk dan pergerakan simetris.
Pulmo : VBS +/+, Rh -/-, Wh -/ Cor : BJM, regular, murmur Abdomen

: Cembung, defanse muscular,


Bowel sound (-), nyeri tekan perut kanan
bawah
Ekstremitas : dalam batas normal.

Pemeriksaan Penunjang
Hematologi

rutin ( 22 September )
Hb : 12.1 g/dL
Ht : 36 %
E: 4.08
L : 21.1 /mm3
Tc : 339.000 /mm3
BT: 2
CT: 8
Na: 131 mEq/L
K: 3.7mEq/L
GDS: 81 mg/dL
Ureum: 25.4 mg/dL

Penatalaksanaan
Laparotomy appendektomy

Anatomi

APPENDICITIS ACUTA

Definisi
Suatu peradangan pada lapisan
dalam appendix vermicularis
yang menyebar ke bagian
lainnya.

Etiologi
Obstruksi lumen, penyebabnya :
Fecalith
hipertrofi jaringan limfoid
barium yang mengering dari pemeriksaan
x-ray
tumor
biji-bijian
parasit (spesies Schistosoma, Ascaris
lumbricoides, Oxyuris vermicularis,
Strongyloides stercoralis, Entamoeba
histolytica)
benda asing

Macam macam
appendicitis
Appendisitis

simplex

Appendictis catarrhalis
Appendicitis seropurulenta
Appendicitis

destruktiva

Appendicitis phlegmonosa
Appendicitis gangrenosa
Appendicitis empyematosa

Stages of
appendicitis
Early

Stage Appendicitis
Suppurative Appendicitis
Gangrenous Appendicitis
Perforated Appendicitis
Phlegmonous Appendicitis
Spontaneous Resolving
Appendicitis
Recurrent Appendicitis
Chronic Appendicitis

Patofisiologi
di lumen appendix bakteri intestinal
dalam appendix berkembang pemanggilan sel
darah putih pus tekanan intraluminal
Apabila obstruksi appendix berlanjut tekanan
intraluminal meningkat melebihi tekanan pada
vena appendix aliran vena terhambat
dinding appendix iskemia hilangnya integritas
epitel invasi bakteri dari dinding appendix.
Dalam beberapa jam, kondisi lokal ini akan
memburuk karena trombosis arteri dan vena
appendicular memicu perforasi dan gangren
appendix.
Apabila proses ini terus berlanjut,
periappencular abscess atau peritonitis dapat
terjadi.
Obstruksi

Gejala Klinis
Nyeri

perut
Awalnya nyeri pada epigastrium / periumbilikal
(1-12 jam, biasanya 4-6 jam) lalu migrasi ke
RLQ. Nyeri menetap, intensitas sedang sampai
berat, terkadang disertai kram.
Retrocaecal appendix nyeri punggung atau nyeri
pada flank
Pelvic appendix nyeri suprapubik
Retroileal appendix nyeri testikular

(61-52%), Vomitus (50%) karena ada


stimulasi saraf dan ileus
Anoreksia (74-78%)
Diare, konstipasi (18%)
Nausea

Pemeriksaan fisik
Pasien

tampak kesakitan, biasanya


terbaring terlentang dengan kaki ditekuk.
Demam tidak terlalu tinggi
Bising usus menurun atau hilang
Nyeri tekan dan nyeri lepas pada titik
McBurney
Defans muskular
Sitkowsky sign, Blumberg sign, Rovsing
sign, Obturator sign, Wahls sign,
Chapmans sign, Baldwins sign, Ten horn
sign

Diagnostic scoring

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan

laboratorium :

Hematologi : Leukositosis, neutrofilia


Tes kehamilan ( -HCG level dalam
urin) untuk DD/ kehamilan ektopik
Urinalisis untuk DD/ gangguan
ginjal dan ISK
Tes fungsi hepar dan pancreas
( transaminase, alkali fosfatase,
serum lipase dan amylase)

Imaging

Foto polos abdomen evaluasi umum


untuk akut abdomen. Terdapat distribusi
udara usus abnormal tidak spesifik
USG gas dalam lumen, pembesaran
appendix, oedem serosa, penebalan
dinding appendix
Barium enema lumen appendix tidak
teris zat kontras
CT Scan Appendix membesar,
penebalan dinding appendix, penebalan
mesoappendix.

Penatalaksanaan
Pre-operatif

Observasi
Tirah baring
Puasa
Pemeriksaan abdomen, rectal dan darah
secara periodic
Foto abdomen dan thoraks untuk cari
penyulit
Antibiotik spectrum luas dan analgetik
Perforasi appendix resusitasi cairan
sebelum operasi

Operatif

1. Appendektomi terbuka

Dilakukan dengan
insisitranversal pada kuadran
kanan bawah (Davis-Rockey)
atau insisi oblik (McArthurMcBurney). Pada diagnosis
yang belum jelas dapat
dilakukan insisi subumbilikal pada
garis tengah.

11. Laparoskopi appendektomi

Teknik operasi dengan luka dan


kemungkinan infeksi lebih
kecil.

Post-Operatif

Obervasi tanda vital antisipasi adanya


perdarahan dalam, syok, hipertermia, atau
gangguan napas
Pasien dibaringkan dengan posisi fowler dan
selama 12 jam dipuasakan terlebih dahulu
Pada operasi perforasi atau peritonitis
umum puasa hingga fungsi usus kembali
Secara bertahap pasien diberi minum,
makanan saring, makanan lunak dan
makanan biasa.

Komplikasi
Perforasi

usus
Peritonitis
Abdominal/pelvic abscess
Sepsis
Obstruksi usus
Infeksi luka bekas operasi

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai