Anda di halaman 1dari 41

ARTERIOVENOSUS SHUNT

Oleh
Fitria Lasiska
Fina Faradina

Pembimbing
Dr. Yopie Afriandi Habibie, Sp. BTKV

Pendahuluan
A-V Shunt

Tinjauan Pustaka
CKD

Batasan CKD
1. Kerusakan ginjal 3 bulan dengan manifestasi:

Klasifikasi CKD
Stadium

GFR
(mL/menit/1,73m)

>90

60-89

30-59

15-29

<15

Deskripsi
Kerusakan ginjal
dengan GFR
normal/meningkat
Kerusakan ginjal
dengan penurunan
GFR ringan
Kerusakan ginjal
dengan penurunan
GFR sedang
Kerusakan ginjal
dengan penurunan
GFR berat
Gagal ginjal

Eiologi CKD

Pada anak

Manifestasi Klinis
Gejala dini: letargi, sakit kepala, kelelahan, berat badan berkurang

Pemeriksaan penunjang
Hematologi

Foto polos

Penatalaksanaan
Terapi untuk CKD meliputi:

Dialisa
Pengertian

A-V Shunt

Kelebihan AV Shunt

Persyaratan pada pembuluh darah arteri

Syarat pembuluh darah vena


1. Diameter pembuluh vena

Waktu Penggunaan AV shunt

AV shunt dapat digunakan sebagai akses untu

AV shunt dapat digunakan jika pada inspek

Mencegah pembentukan klot

Kontraindikasi dilakukan A-V Shunt

Pemilihan lokasi pemasangan A-V shunt

Cara penggunaan AV shunt


Menempatkan 2 jarum
pada anatomosis yang
tersambung ke tabung
lunak yang masuk ke
mesin dialisis. Darah
akan keluar melalui satu
jarum,
kemudian
dibersihkan
dalam
dyalizer
dan
darah
kembali ke tubuh melalui
jarum yang lainnya.

Lokasi Pemasangan A-V Shunt


radiocephalic wrist AVT configurations

a. End to end with bent artery


b. End vein to side artery
c. Side to side
d. End artery to side vein

brachiocephalic fistula

Upper arm arteriovenous graft

Komplikasi pasca AV shunt

Identitas Pasien

Laporan Kasus

Pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik

Status lokalis

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan

Tgl

pemeriksaan

29-12-2014

Tgl
29-12-2014

Hemoglobin

8,1

Bilirubin total

2,62

Hematokrit

23

Bilirubin direct

2,07

Eritrosit

2,8

SGPT

19

Leukosit

7,8

SGOT

42

Trombosit

162

Protein total

6,0

Eosinofil

Albumin

2,30

Basofil

Globulin

3,70

Natrium

133

Neutrofil batang
Neutrofil segmen

75

Kalium

3,5

Limfosit

12

Clorida

108

Monosit

12

Ureum

121

Creatinin

7,19

Foto thorax

USG abdomen

DIAGNOSA SEMENTARA/ DIAGNOSA KERJA

Medikamentosa
IVFD RL 20 gtt/i 1:1
Drip albapur 100
ml/hari
Ciprofloxacin 2x500 mg
Lansoprazol 2x30 mg
ISDN 3X5 mg
Betahistin
Bisoprolol 1x5 mg
Amlodipin 1x10 mg

DISKUSI
KASUS

LITERATUR

Pasien laki-laki, berusia 54 tahun, Hipertensi yang tidak terkontrol


dengan riwayat hipertensi sejak 5 merupakan salah satu faktor resiko
tahun terakhir, dan tidak terkontrol.
terjadinya CKD.
Pasien dibawa ke rumah sakit karena Anuria dapat disebabkan karena
tidak BAK sejak satu hari sebelumnya. kegagalan
fungsi
ginjal
dalam
memfiltrasi darah.
Pasien mengalami edema pada wajah,
tangan dan kaki, disertai mual dan Edema pada wajah, tangan dan kaki,
muntah
diakibatkan
oleh
terjadinya
peningkatan
volume
cairan
intravaskular
akibat
GFR
yang
menurun,
sehingga
menyebabkan
peningkatan tekanan onkotik yang
mengakibatkan terjadinya edema.
Mual dan muntah akibat peningkatan
kadar ureum creatinin dalam darah.

DISKUSI
KASUS

LITERATUR

Pemeriksaan
laboratorium
darah
lengkap ditemukan adanya penurunan
Hb eritrosit, adanya penurunan protein
total dan albumin serta peningkatan
ureum dan creatinin darah.

Anemia dapat disebabkan karena


kerusakan
dari
nefron
yang
menyebabkan penurunan eritropoetin
sehingga
terjadi
penurunan
pembentukan eritrosit. Sedangkan
hipoalbuminemia dapat terjadi karena
albumin keluar bersama urin atau
proteinuria.

DISKUSI
KASUS

LITERATUR

-Pada foto thorax ditemukan adanya


cardiomegali dengan edema paru.
-USG urologi didapatkan hasil pada
ginjal berupa batas antara korteks dan
medulla yang mulai tampak tidak jelas
yang disimpulkan sebagai gambaran
CKD.

Kardiomegali dengan edema paru


diakibatkan
oleh
terjadinya
overload cairan sehingga dapat
menyebabkan gangguan fungsi
jantung dan paru.

DISKUSI
KASUS

LITERATUR

Pada pasien ini dilakukan terapi Hemodialisis


adalah salah
hemodialisa(HD) 3X/minggu.
satu modalitas utama untuk

terapi pengganti ginjal pada


pasien CKD.
Keberhasilan
hemodialisis
adalah
tergantung dari akses vaskular
yang baik.

DISKUSI
KASUS

LITERATUR

Pada kasus ini dilakukan pemasangan Akses pembuluh darah untuk HD dapat
AV shunt pada brachiocephalica.
dilakukan
melalui:
kateter
perkutan(double lumen), AV graft
ataupun AV shunt. AV shunt dipilih
karena memiliki kelebihan yaitu dapat
digunakan dalam jangka waktu yang
lebih lama, lebih jarang untuk terjadi
infeksi, dan lebih murah dibandingkan
dengan AV graft
Posisi pada brachiocephalika dipilih
karena arteri dan vena memiliki kriteria
yang
cukup
untuk
dilakukan
anatomosis.

Diskusi
Kasus

Literatur

Pada pasien ini terjadi pembengkakan Edema pada lokasi AV shunt dapat
pada daerah anatomosis AV shunt disebabkan karena trombus, infeksi,
sehingga dilakukan repair AV shunt.
kebocoran pada area anastomosis atau
pembuluh
darah
lain
dan
pseudoaneurisma.

Anda mungkin juga menyukai