1.
2.
3.
4.
5.
Disusun Oleh:
Erin Nur Irawati (013)
Citra Dewi (015)
Aal Binti Qurrota A (061)
Fahmi Makki A
(079)
Inkha Maylalang S
(095)
Tujuan Kliring
1
2
3
4
Sistem
Kliring
Sistem
Manual
Sistem
Semiotomas
i
Sistem
Otomasi
Sistem
Kliring
Nasional
Penyertaan
Langsung
Penyertaan
Tidak
Langsung
Mekanisme Kliring
Pertemuan kliring dilakukan
dalam dua tahap, yaitu :
1. Kliring Penyerahan
2. Kliring Retur
15 Februari 1909
Sistem Otomasi
Pengaturan mengenai Sistem Otomasi
terdapat
dalam
Surat
Edaran
Bank
Indonesia No. 4/7/DASP tanggal 7 Mei 2002
perihal
Penyelenggaraan
Kliring
Lokal
Secara Otomasi.
Pada sistem otomasi ini pemrosesan warkat
kliring dilakukan dengan menggunakan
mesin baca pilah (reader sorter) yang telah
memiliki fasilitas image warkat.
Dokumen kliring
Merupakan dokumen
yang berfungsi sebagai
alat bantu dalam proses
perhitungan kliring
ditempat penyelenggara.
Kliring Penyerahan
Proofing
Persiapan (preparation)
Proses Baca Pilah Warkat/Proses on line
Reject Re-entry
Balancing/Calling over
Balancing/Calling over
Proses Pilah Warkat/Proses off line
Distribusi warkat dan laporan hasil
kliring
Manfaat SKNBI
Efisiensi waktu
Efisiensi biaya
Pengelolaan likiuditas
bank
Manfaat bagi perekonomian
Karakteristik SKNBI
Penyelenggara Kliring
Nasional (PKN)
Penyelenggara Kliring
Nasional (PKN)
3.
4.
5.
Biaya Kliring
Biaya Kliring pada Penyelenggaraan
Kliring Non-SKNBI
Kliring Lokal Secara Otomasi
a. Biaya administrasi senilai Rp 25.000 perbulan
b. Biaya proses
Biaya Kliring
Daftar Hitam
Daftar Hitam Perbankan (DHN) adalah informasi mengenai
identitas pemilik rekening yang melakukan penarikan cek
dan/atau bilyet giro kosong yang berlaku secara nasional.
Daftar Hitam
Perbankan selanjutnya
disebut DHN = Daftar
Hitam Nasional.
Diterapkan sejak
tanggal 1 Juli 2007
Dengan diterbitkannya
THANKYOU