Bani Abbasiyah
Bani Abbasiyah
Wb
Kami akan membawakan presentasi
tentang :
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
pada Masa Bani Abbasiyah
Kelompok 4
Nama Anggota : 1. Salas Abdussalam
( ketua )
2. Aproditha Alya
Chairani
3. Laila Sapitri
4. Mega Tri Utami
Ningsih
5. Nahda Shabira
Hidayat
Periode
Pertama
Periode
Kedua
Periode
Ketiga
Bangsa
India
dalam
bidang
kedokteran, matematika, astronomi.
Bangsa Yunani Dalam bidang filsafat.
Gerakan Penerjemah
Periode pertama
Berlangsung pada masa pemerintahan Abu Jafar
Al-Mansur sampai dengan Harun Ar-Rasyid.
Pada periode ini banyak diterjemahkan buku-buku
dalam bidang astronomi.
Periode kedua
Berlangsung pada masa pemerintahan Al-MaMun
sampai dengan tahun 300 H. Pada periode ini
banyak diterjemahkan buku-buku dalam bidang
filsafat dan kedokteran.
Periode ketiga
Berlangsung setelah tahun 300 H, pada waktu itu
kertas
telah
ditemukan
sehingga
kegiatan
penerjemah buku berlangsung dalam berbagai
Astronomi
Ilmu astronomi, dalam islam disebut ilmu
falak. Ilmu astronomi adalah ilmu yang
mempelajari benda-benda langit. Ilmu ini
ditemukan dalam waktu lama, sekitar 3000
tahun SM di Babylonia. Dalam perkembangan
ilmu astronomi munculah sistem penanggalan.
Pentingnya ilmu astronomi,karena sangat
mendukung penentuan waktu ibadah, terutama
waktu salat, penentuan arah kiblat dan
penanggalan Qamariyah. Khalifah Abu jafar AlMansur ketika menentukan letak ibu kota yang
ingin dibangunnya, menggunakan bantuan
astronomi. Beliau banyak di bantu oleh ahli
astronomi dari india.
Astronomi
Ilmuwan muslim mendirikan
observatorium yang dilengkapi peralatan yang
maju. Di antara ilmuwan islam dalam bidang ini
adalah
Ibrahim
Al-Fazari
(penemu
astrolob/alat pengukur tinggi dan jarak-jarak
bintang ), Nasiruddin Al-Thusi (pendiri
observatorium di Maragha Asia kecil) dan Ali
bin Isa Al-Usturlabi ,tokoh pertama penulis
risalah astrolob. Selain itu juga muncul tokoh
ilmu falak yaitu Muhammad bin Musa AlKhawarizmi , yang juga ahli dalam bidang
matematika.
Kedokteran
Pada masa Dinasti Abbassiyah, ilmu kedokteran
mendapatkan perhatian paling besar. Semua Khalifah
memiliki dokter pribadi. Dokter-dokter yang pada
awalnya adalah ahli zimmah ini, banyak berjasa dalam
menerjemahkan karya-karya kedokteran dari bangsa
non-Arab. Pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid,tercatat
sebanyak 800 orang dokter, yang mencerminkan
kemajuan pengetahuan dalam bidang kedokteran.
Pada tahun 865 M, Khalifah Abu Jafar Al-Mansur
meminta para dokter dari Jundisapur untuk mengobati
sakitnya, yaitu dizpepsia (radang selaput lendir
lambung ). Dokter Jirjis Bukhtyshuri berhasil mengobati
penyakit tersebut, sehingga Khalifah memindahkan
pusat kedokteran dari Jundisapur ke Baghdad.
Kedokteran
Pada masa dinasti Abbasiyah didirikan rumah sakit
yang juga dijadikan sebagai pusat kegiatan pengajaran
ilmu kedokteran, sedangkan teorinya diajarkan di masjid
dan madrasah. Ali bin Rabban At-Tabbari adalah orang
pertama yang mengarang buku kedokteran yaitu Firdaus
Al-Hikmah (850 M).
Ilmuan muslim yang terkenal dalam bidang kedokteran
adalah Ibnu Sina (Abi Ali Husain bin Abdillah (370
439 H/980 1037 M). Dalam bidang ini, ia berhasil
menemukan sistem peredaran darah pada manusia. Dia
menjadi terkenal, karena bukunya diterjemahkan di Eropa
pada pertengahan abad 15 M dan dijadikan pegangan
dalam bidang kedokteran hingga sekarang. Dia adalah
pengarang buku kedokteran Qanun fi Al-Thibb.
Matematika
Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi
(194-266 H) adalah tokoh ilmuwan matematika
yang menyusun buku aljabar, yaitu Al-Jabr walMuqabalah. Beliau juga menemukan angka nol.
Angka
1-9
berasal
dari
India
yang
dikembangkan oleh dunia Arab, sehingga angka
ini disebut dengan angka Arab, kemudian
setelah dipopulerkan oleh bangsa latin disebut
angka latin.
Umar Khayyam (1048-1131 M)
mengarang buku tentang al jabar, yang telah
diterjemahkan dalam bahasa perancis oleh F.
Woepeke (1857), yaitu Reatise on Algebera.
Filsafat
Ilmu filsafat banyak diterjemahkan dari
bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Buku-buku
yang diterjemahkan antara lain Categories,
Pyssicces dan Makna Maralia karya Aristoteles.
Republik, Laws, dan Timaeus karya Plato. Pada
masa khalifah harun Al-Rasyid dan Al-Makmun,
kaum muslimin sibuk mempelajari ilmu filsafat,
menerjemahkan dan mengadakan perubahan
serta perbaikan sesuai ajaran islam, sehingga
muncul ilmu filsafat islam. Ilmu filsafat islam
adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan
akal budi mengenai hakikat yang ada, sebab asal
dan hukumnya dan ketentuan ketentuannya
berdasarkan Al-Quran dan hadist.
Filsafat
Setelah penerjemahan buku-buku filsafat,
dalam kurun waktu 50 tahun munculah tokohtokoh filsafat islam. Tokoh-tokoh filsafat yang
dikenal pada masa ini, yaitu Al-Kindi, AlFarabi dan Ibnu Rusyd.
Al-Kindi yang memiliki nama lengkap Abu
Yusuf Yaqub bin Ishak Al-kindi, dikenal
dengan sebutan Failasuf Al-Arabi (Filsuf Arab),
karena dia adalah seorang tokoh keturunan
Arab murni. Al-Kindi melakukan islamisasi
pemikiran Yunani.
Filsafat
Al-Farabi yang memiliki nama lengkap
Muhammad bin Turkhan Abi Nasir AlFarabi. Dia bekerja di istana Saif Ad-Daulah AlHamdani. Dia dikenal dengan julukan guru
kedua (Mualim At-Tsani). Sedangkan guru
pertama dari Aristoteles.
Ibnu Rusyd dikenal dengan Averroes. Dia
adalah pemikir filsafat islam yang lahir di
Cordova, Spanyol dan banyak berpengaruh di
Eropa, sehingga di sana terdapat aliran yang
disebut Avorroisme.
Arsitektur
Pada masa Daulah Bani Abbasiyah, banyak
dibangun kota-kota baru di berbagai daerah
Bagdad dibangun oleh Abu jafar AlMansur(754-775M). Samara dibangun oleh
khalifah Al Mutashimi yang kemudian
dijadikan sebagai sebagai ibukota negara,
setelah Bagdad. Qataiu dibangun oleh Ahmad
ibnu Thoulun (Gubernur Mesir) dan dijadikan
sebagai ibukota wilayah mesir. Qahirah (kairo)
dibangun oleh panglima perang dinasti fatimiah
yang bernama Jauhar Al-Katib as-Saqali ,
setelah menguasai Mesir tahun 969.
Tafsir
Tokoh yang disebut sebagai pemuka ahli tafsir
adalah At Tabari yang memiliki nama lengkap Abu
Jafar Muhammad At-Tabari. Beliau menyusun
kitab tafsir berjudul Jami Al-Bayan fi Tafsir AlQuran (himpunan penjelasan dalam Al-Quran).
Corak penafsiran At-Tabari adalah tafsir bil matsur
(penafsiran dengan menyandarkan pada ayat AlQuran, hadis dan ijtihad sahabat).
Setelah itu, banyak bermunculan tokoh
mufassir (ahli tafsir). Metode yang digunakan pun
berkembang menjadi metode tafsir bir-rayi
(penafsiran dengan menyandarkan pada akal).
Contoh : Mafatihul Gaib (karya Fakhruddin ArRazi).
Hadist
Hadist yang merupakan tradisi lisan sejak
masa Rasulullah, sahabat hingga tabiin telah
mengalami banyak permasalahan. Di antaranya
adalah pemisahan antara hadist dengan qaul
sahabat, klasifikasi hadis, dan pemalsuan
hadist. Untuk mengatasi hal tersebut, para
ulama
melakukan
penelusuran
dan
pengklasifikasian hadist hadist Rasul tersebut.
Para tokoh ahli hadist telah menghimpun
hadist-hadist rasul ke dalam berbagai kitab,
berupa Sahih, Sunan dan Musnad.
Hadist
Usaha ini diawali oleh Ishak bin Rawaih,
kemudian dilanjutkan oleh Al- Bukhari dan
Muslim yang menulis kitab Sahih Bukhari
dan Sahih Muslim. Berikutnya Abu Dawud,
Tirmizi, Nasai dan Ibnu Majah yang
menyusun kitab Sunan. Dari dua kitab Sahih
dan empat sunan, disebut dengan Kutubussittah (Enam Kitab Induk Hadist). Adapun
kitab musnad disusun oleh Ahmad bin
Hanbal, Musa Al-Abasi, Musaddad alBasri Asad bin Musa dan
Nuaim bin
Hamad al-Khazai.
Kesimpulan :
u
m
il
n
a
g
n
a
b
m
e
k
Per
a
s
a
m
a
d
a
p
n
a
u
pengetah
a
w
a
b
m
e
m
h
a
iy
bani abbas
i
g
a
b
ik
a
b
pengaruh
n
a
u
h
a
t
e
g
n
e
p
u
m
il
n
kemajua
h
u
r
lu
e
s
i
d
i
g
lo
dan tekno
dunia.