Anda di halaman 1dari 23

FARMAKOTERAPI

INFEKSI DAN TUMOR


KELOMPOK 2
INDAH IRAWATI
(18144357A)
KUNI ZUKA ABIDAH (18144358A)
MERISA SETYARA (18144359A)
NABILA KARSAN
(18144360A)
NI LUH AYU GUNA PRAWATI (18144361A)

TUBERCULOSIS PARU

DEFINISI
Tuberkulosis
adalah penyakit
infeksi pada saluran
pernafasan yang
disebabkan oleh
bakteri. Penyakit ini
merupakan penyakit
menular berbahaya
yang mematikan.

PENYEBAB

Penyakit ini diakibatkan


infeksi
kuman
micobacterium
tubercolosis
yang
dapat menyerang paru,
ataupun
organ-organ
tubuh lainnya seperti
kelenjar getah bening,
usus, ginjal, kandungan,
tulang, sampai otak.

GEJALA PENYAKIT TBC


PADA UMUMNYA:

Sering mengalami demam


yang tidak terlalu tinggi
dan berlangsung lama.

Keringat pada malam hari

Mudah terserang flu yang


bersifat hilang timbul

Turunnya berat badan dan


kurang nafsu makan

Batuk-batuk lebih dari 3


minggu dan kadang-kadang
juga disertai dengan darah.

Perasaan terasa lemah,


lesu, dan tidak enak.

Tergantung
dari organ
tubuh
Gejala
khusus
: mana yang
terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paruparu) akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan
menimbulkan suara mengi, suara
nafas melemah yang disertai sesak.

Kalau ada cairan dirongga pleura


(pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.

Bila mengenai tulang, maka akan terjadi


gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran
dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan
nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak


(lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput
otak), gejalanya adalah demam tinggi,

PENULARAN TBC
Penyakit TBC biasanya
menular melalui udara
yang tercemar dengan
bakteri Mikobakterium
tuberkulosa
yang
dilepaskan pada saat
penderita TBC batuk
pada anak-anak sumber
infeksi
umumnya
berasal dari penderita
TBC dewasa.

CARA PENCEGAHANNYA TBC

Tidak meludah disembarang tempat.


Menutup mulut ketika ada orang bersin ntuk menjaga
terjadinya penularan penyakit.
Menjaga Kesehatan badan
Jangan terlalu sering begadang karena akan melemahkan
sistem kekebalan tubuh.
Jaga jarak aman terhadap penderita penyakit TBC
Sering berolahraga supaya tubuh kita selalu sehat.
Melakukan imunisasi terhadap bayi
Jemur tempat tidur bagi penderita TBC, karena kuman
TBC dapat mati apabila terkena dengan sinar matahari.

TUJUAN PENGOBATAN
Untuk menyembuhkan pasien,
Mencegah kematian,
Mencegah kekambuhan,
Memutuskan rantai penularan dan
Mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap OAT (obat anti tuberkulosis).

KATEGORI PENYAKIT TBC


Kategori I
Pasien baru TB paru BTA positif
Pasien TB paru BTA negatif, foto toraks positif
Pasien TB ekstra paru
Kategori II
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang
telah diobatai sebelumnya :
a. Pasien kambuh
b. Pasien gagal
c. Pasien dengan pengobatan terputus

PENGOBATAN TBC

Pengobatan TBC memerlukan waktu cukup lama yakni 6-8 bulan


secara terus menerus dengan OAT (Obat Anti Tubercolosis) dan
harus dilakukan dengan tuntas sampai sembuh. Pemberantasan
TBC dengan menggunakan OAT terdiri dari Isoniazid (H),
Rifampisin (R), Pyrazinamide (Z), Streptomycin (S), dan
Etambutol (E).

TERAPI

a.

Kategori I

Diobati dengan Isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z),


dan Etambutol (E) selama 2 bulan (fase intensif) setiap hari dan
selanjutnya 4 bulan (fase lanjutan) dengan Isoniasid dan
Rifampisin 3 kali dalam seminggu (2HRZE / 4H3R3)

b. Kategori II
Diobati dengan Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol,
dan Streptomisin selama 2 bulan setiap hari dan selanjutnya
dengan Isoniasid, Rifampisin dan Etambutol selama 5 bulan
seminggu 3 kali (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3).
Jika setelah 2 bulan BTA masih positif, fase intensif ditambah 1
bulan sebagai sisipan (dengan HRZE)

KASUS
Anak melati berumur 5 tahun, BB 18 kg, mengalami
demam dengan suhu badan 40OC sejak 14 hari yang
lalu, disertai keringat pada malam hari dan batuk-batuk
lebih dari sebulan. Oleh orang tuanya diberi
parasetamol 1 sendok teh (5ml) 3 kali sehari. Kadang
demam turun, dan kadang naik kembali (berulang).
Pasien sama sekali tidak nafsu makan. Setelah dibawa
ke rumah sakit dilakukan pemeriksaan fisik dan tes
BCG. Dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi cepat (37 hari) berupa kemerahan dan indurasi > 5 mm. Dokter
pun mendiagnosa melati telah terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis dan diberi terapi dengan 2HRZE/4H3R3.

SUBJECTIVE
Melati 5 thn, BB 18 kg,
Demam suhu badan 400C sejak 14 hari lalu
disertai keringat pada malam hari.
Batuk lebih dari sebulan
Tidak ada nafsu makan
Diberi parasetamol 1 sendok teh (5ml) 3 kali
sehari. Kadang demam turun, dan kadang naik
kembali (berulang).

OBJECTIVE
Suhu tubuh 400C

Tes BCG. Dalam penyuntikan


BCG terjadi reaksi cepat (3-7
hari) berupa kemerahan dan
indurasi > 5 mm.

ASSESMENT
Anak Melati terdiagnosa TBC Paru setelah dilakukan
pemeriksaan fisik dan tes BCG.
Bila dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi cepat ( 3-7 hari)
berupa kemerahan dan indurasi > 5mm, maka anak tersebut
terinfeksi Mycobakterium tuberculosis.
Anak Melati juga mengalami demam tinggi suhu tubuh
400C dan keringat pada malam hari serta

batuk-batuk lebih dari sebulan.


Diterapi

dengan 2HRZE/4H3R3 dan


pemberian paracetamol 3x sehari 5ml
untuk menangani demam.
DRP regimen dosis ( terapi tidak sesuai
indikasi)

PLAN
Terapi TB paru dengan OAT 2HRZE/4H3R3
Diobati dengan INH, rimfampisin, pirazinamid,
dan etambutol selama 2 bulan (fase intensif)
setiap hari dan selanjutnya 4 bulan (fase
lanjutan) dengan INH dan rifampisin 3 kali
dalam seminggu.
Paracetamol bila suhu tubuh meningkat
s/d
400C (prorenata)
Curcuma syr meningkatkan nafsu makan dan
hepatoprotektor

Panduan OAT kategori 1 dan 2 disediakan dalam


bentuk paket berupa obat kombinasi dosis tetap (OATKDT) sedangkan kategori anak sementara ini
disediakan dalam bentuk OAT kombipak.
Paket kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri
dari INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol
yang dikemas dalam bentuk blister.

DOSIS PEMBERIAN
Dosis untuk Anak Melati
INH (H) 10-15mg/kg max 300mg
10 mg x 18 kg = 180 mg
Rifampisin (R) 10-20mg/kg max 600mg
10 mg x 18 kg = 180 mg
Pirazinamid (Z) 15-30mg/kg max 2g
15 mg x 18 kg = 270 mg
Etambutol (E) 15-20mg/kg max 1g
15 mg x 18 kg = 270 mg
Paracetamol 3x sehari 5ml (120mg/5ml)
Curcuma syr 1-2 kali sehari 5ml

MONITORING
Pemeriksaan test tuberkulin (untuk anak) 2
bulan setelah terapi dan 4 bulan setelah terapi
lanjutan.
Monitoring efek samping dan interaksi obat.
Kontrol Berat Badan untuk penyesuaian dosis.
Kontrol batuk tiap 2 minggu.

TERAPI NON FARMAKOTERAPI


Pola makan yang teratur dan makanan sehat.
Olah raga ringan ( latihan fisik ringan).
Istirahat yang cukup.
Penggunaan masker terutama saat berpergian.
Berjemur pada pagi hari jam 6-8.
Membuka jendela dan pintu pada pagi hari agar
sinar matahari dapat masuk kedalam rumah
serta sirkulasi udara pagi yang segar lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai