Anda di halaman 1dari 20

Penataan Ruang, Penggunaan

Tanah
dan Permasalahannya
Iman Santoso
Conservation International Indonesia
isantoso@conservation.org

Topik Bahasan
Pendahuluan
Beberapa pengertian dan ketentuan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya
Kawasan Hutan dalam RTRW
Permasalahan Tata Ruang

Ruang Wilayah NKRI


Kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai
sumber daya;
Terbatas dan rawan bencana, harus dikelola secara bijaksana,
berdaya guna, dan berhasil guna berdasarkan tata ruang yang
baik
Prinsip penataan ruang: keterpaduan, keberlanjutan,
demokrasi, kepastian hukum, dan keadilan
Tujuan penataan ruang: menciptakan ruang hidup yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
Berjenjang: nasional provinsi kabupaten/kota

Tata Ruang
Struktur ruang: susunan pusat-pusat permukiman dan
sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi
sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat
Pola ruang: peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan ruang
untuk fungsi budi daya.
Penataan ruang: sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Klasifikasi Tata Ruang


Berdasarkan sistem: sistem wilayah dan sistem internal perkotaan
Berdasarkan fungsi utama kawasan: kawasan lindung & kawasan budi daya
Berdasarkan wilayah administratif: wilayah nasional, provinsi dan
kabupaten/kota
Berdasarkan kegiatan kawasan: perkotaan dan perdesaan
Berdasarkan nilai strategis kawasan: kawasan strategis nasional, kawasan
strategis provinsi, dan kawasan strategis kabupaten/kota.

Arahan Umum dan Operasional


Tata Ruang
Rencana Umum Tata Ruang:
Arahan umum belum operasional
Di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
Rencana Rinci:
Sebagai perangkat operasional dari Rencana Umum
Di tingkat kabupaten/kota sebagai Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR)
Secara spesifik untuk: a) pulau/kepulauan, dan b) kawasan
strategis

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN 20 th)

Berwawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;


Memperhatikan isu regional/global, dan selaras dengan pembangunan
daerah;
Pemerataan pembangunan, pertumbuhan serta stabilitas ekonomi;
Mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
Merupakan bagian dari rencana pembangunan jangka panjang nasional;
Memperhatikan kawasan strategis nasional;
Menjadi acuan dan selaras denga Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
(RTRWP) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK);
Memuat juga arahan indikasi program utama jangka menengah lima
tahunan; dan indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional, arahan
perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP


20 tha)
Mengacu pada RTRWN dan RTRWP yang berbatasan
Memperhatikan:
a) perkembangan permasalahan nasional;
b) pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi provinsi;
c) keselarasan aspirasi pembangunan provinsi;
d) daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
e) bagian dari rencana pembangunan jangka panjang daerah;
f) Memperhatikan kawasan strategis provinsi;
g) Menjadi acuan dan selaras denga Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK)
h) Memuat juga arahan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan
indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif
dan disinsentif, serta arahan sanksi

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota


(RTRWK 20 th)

Mengacu pada RTRWN dan RTRP serta memperhatikan RTRWK yang berbatasan;
Memperhatikan:
a) perkembangan permasalahan nasional;
b) pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota;
c) keselarasan aspirasi pembangunan provinsi;
d) daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
e) bagian dari rencana pembangunan jangka panjang daerah;
f) Memperhatikan kawasan strategis kabupaten/kota;
g) Memuat juga arahan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan
indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif
dan disinsentif, serta arahan sanksi

Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya


Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam dan sumber daya buatan:
Hutan Lindung
Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan:
Hutan Produksi
Areal Pertanian/perkebunan

Kawasan Hutan dalam RTRW


Sebelum 1980-an elum ada rencana tata ruang dan tata
guna tanah yang komprehensif;
Akselerasi pembangunan berbasis lahan: transmigrasi,
pertanian tanaman pangan, pertambangan, perkebunan
dll.;
Inisiatif Kementerian Pertanian untuk mencadangkan
kawasan hutan
Rencana Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan (RPPH)
atau Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK)
Undang-Undang Penataan Ruang No. 24/1992 dan
26/2007

Fungsi Hutan sbg Penyangga Kehidupan


(Life supporting system)
Perlindungan tata tanah dan air banjir, erosi, longsor,
kekeringan;
Perlindungan habitat flora dan fauna serta sumberdaya
genetik;
Penyedia produk eknomi kayu dan non kayu;
Penyedia jasa lingkungan kenyamanan, keindahan, ;
Lain-lain areal pertahanan, ilmu pengetahuan dan
budaya.
Dalam suatu wilayah, minimal harus ada hutan 30% dari

Kriteria Kawasan
Hutan
Hutan Lindung: Tingkat bahaya erosi, longsor, banjir dll. tinggi berdasarkan hasil scoring
variabel kelerengan, jenis tanah, dan intensitas curah hujan
(Score > 175);
Hutan Produksi Terbatas: layak diusahakan sebagai penghasil kayu secara terbatas karena
masih mempunyai potensi/resiko erosi, longsor, banjir (score antara 125 175);
Layak diusahakan sebagai penghasil kayu tanpa resiko erosi, longsor dan banjir (score < 125);
Huta Produksi yang dapat Dikonversi: layak diusahakan sebagai hutan produksi namun layak
ula untuk usaha-usaha lainnya;
Taman Nasional: Mempunyai potensi flora/fauna dan/atau fenomena alam yang unik secara
nasional
Taman/Huta Wisata: berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata alam
Taman Buru: berpotensi untuk dijadikan kawasan wisata dan olah raga berburu
Cagar Alam: mempunyai fenomena alam yang unik dan diperlukan untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan
Suaka margasatwa: mempunyai jenis-jenis satwa endemik atau yang terancam punah
sehingga harus dilindungi dan habitatnya dilestarikan

Prinsip-prinsip Review RTRW:


Memperbarui dan mengakuratkan data;
Memitigasi dampak negatif dari keterlanjuran;
Kawasan Lindung tidak dapat ditawar;
Pertahankan Kawasan Budidaya yang masih mempunyai
potensi bencana;
Struktur ruang menyesuaikan pola ruang;
Keperluan membuat koridor konservasi;
Melindungi hal-hal yang belum diketahui manfaatnya di
masa datang

Hutan
Lindung (HL)

HL
----KSA
/KP
A

Score > 175, dan


Flora-fauna dan
fenomena alam
yg penting telah
hilang/berubah

HPT

Score > 175

HP

Score > 175

Kawasan Suaka
Alam/Pelestarian
Alam (KSA/KPA)
(keragaman hayati
& keunikan alam)

Hutan
Produksi
Terbatas (HPT)
(potensi
ekonomis hasil
hutan)

Hutan
Produksi (HP)
(potensi
ekonomis
hasil hutan)

Areal
Penggunaan
Lain (APL)
(pemukiman,
sektor pemb.
Lain)

Ditemukannya jenis florafauna dan fenomena


alam penting

Hasil Scoring
(L, T, I ) antara
125-175

Hasil Scoring
(L, T, I) < 125

Hasil Scoring
(L, T, I) < 125

Flona dan
fenomena alam
telah
hilang/berubah;
Score antara 125 175 dan berhutan

Flona dan
fenomena alam
telah
hilang/berubah;
Score antara 125
175
an berhutan

Flona dan
fenomena alam
telah
hilang/berubah;
Score antara 125
- 175

Score < 125

Score < 125 dan


tidak berhutan

-----

Ditemukannya jenis florafauna dan fenomena


alam penting
Ditemukannya jenis florafauna dan fenomena
alam penting

-----

Score
antara 125-175
------

Permasalahan:

Belum ada kaitan ruang darat dengan ruang udara, laut, dan bawah tanah:
Ketersambungan ruang (continuum) tidak diperhatikan
Migas dan mineral masih diutamakan untuk dieksploitasi
Masih mencampurkan arahan umum ruang dengan zonasi operasional
Ego sektoral dalam memahami pola ruang:
Kesalahan dalam penilaian kinerja sektor dan pemda melalui PDB
Barang dan jasa yang tidak mempunyai nilai pasar dikorbankan
Tidak adanya rencana detail operasional:
Tidak adanya kesadaran dan kemampuan
Tidak diprogramkan dalam rencana jangka pendek maupun menengah

Permasalahan:

Tidak dilakukan optimalisasi penggunaan lahan Kawasan Budidaya:


Pertimbangan pasar jangka pendek;
Ketidak-pahaman akan kendala variabel lapangan jangka panjang
Kepentingan politik:
Dukungan pembiayaan politik
Sikap populis yang tidak tepat
Tidak diterapkannya Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS):
Belum ada pedoman teknisnya

Permasalahan
Perbedaan persepsi:
Luas hutan minimal dan tidak mempertimbangkan
konteks bio-fisik
Struktur ruang dipisahkan dari pola ruang
Hutan lindung yang tak berhutan diubah funngsinya
menjadi budidaya
Tata Kelola Pemerintahan:
Akuntabilitas, transparansi, partisipasi, demokrasi, dan
keberpihakan;
Lemahnya kemampuan perencanaan, pengendalian dan
penegakan hukum

Permasala
han
Ketelitian Peta
Skala RTRWK masih < 1 : 50.000
Gradasi warna untuk pola ruang terlalu complicated

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai