Anda di halaman 1dari 21

Tinitus

Samsul

salah

satu bentuk gangguan pendengaran berupa


sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar
dpt berupa sinyal mekanoakustik maupun listrik.
Keluhan ini dpt berupa bunyi mendering,
menderu, mendesis, ataupun bebagai macam
bunyi lain
Penyebab tinitus sampai saat ini masih belum
diketahui secara pasti
Penatalaksanaan tinitus bersifat empiris dan
sampai saat ini masih dalam perdebatan.

Tinitus

Tinitus

Objektif
Tinitus Subjetif

Klasifikasi

bila

suara tersebut dapat didengar juga oleh


pemeriksa atau dengan auskultasi di sekitar
telinga.
bersifat vibratokrik, berasal dari trnasmisi vibrasi
sistem muskuler atau kardiovaskular di sekitar
telinga.
disebabkan karena kelainan vaskuler, sehingga
tinitusnya berdenyut mengikuti denyut jantung.
dapat dijumpai pada pasien dengan malformasi
arteriovena, tumor glomus jugular dan aneurisma.

Tinitus Objektif

dijumpai

sebagai suara klik (clicking


sound) yang berhubungan dengan
penyakit sendi temporomandibular dan
karena kontraksi spontan dari otot
terlinga tengah atau mioklonus palatal.
Tuba eustachius paten juga dapat
menyebabkan timbulnya tinitus akibat
hantaran suara dari nasofaring ke rongga
telinga tengah.

Bila

suara tersbut hanya didengar oleh pasien


sendiri, jenis ini sering terjadi.
Tinitus subjektif bersifat nonvibratorik, disebabkan
oleh proses iritatif atau perubahan degeneratif
traktus auditorius mulai dari sel-sel rambut getar
koklea sampai pusat saraf pendengaran.
Beberapa pasien dapat mengeluh mengenai
sensasi pendengaran dengan intensitas rendah,
sementara pada orang lain internsitas suaranya
mungkin lebih tinggi.

Tinitus Subjektif

aktivitas

elektrik pada area auditorius merupakan


sumber impuls abnormal di dalam tubuh pasien
sendiri.
Tinitus dengan nada rendah, seperti bergemuruh
atau nada tinggi, seperti berdengung. Tinitus dapat
terus-menerus atau hilang timbul terdengar.
Tinitus dengan nada rendah dan terdapat gangguan
konduksi, biasanya terjadi pada sumbatan liang
telinga karena serumen atau tumor, tuba katar,
otitis medis, otosklerosis, dan lain-lain.

PATOFISIOLOGI

Tinitus

dengan nada rendah yang berpulsasi


tanpa gangguan pendengaran merupakan gejala
dini yang penting pada tumor glomus jugulare.
Tinitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan
vaskuler. Bunyinya seirama dengan denyut nadi,
misalnya pada aneurisma dan aterosklerosis.
Gangguan mekanis dapat juga mengakibatkan
tinitus objektif, seperti tuba eustachius terbuka,
sehingga ketika bernapas membran timpani
bergerak dan terjadi tinitus.

Kejang

klonus muskulus tensor timpani dan


muskulus stapedius, serta otot-otot palatum
dapat menimbulkan tinitus objektif.
Bila ada ganggu vaskular di telinga tengat,
seperti tumor karotis (carotid-body tumour)
maka suara aliran darah akan mengakibatkan
tinitus juga.
Pada tuli sensorineural biasanya timbul tinitus
subjektif nada tinggi (4.000 Hz).
Pada intoksikasi obat seperti salisilat, kina,
strptomisin, dehidro-streptomisin, garamisin,
digitalis, kanamisin, dapat terjadi tinitus nada
tinggi, terus-menerus atau hilang timbul.

Pada

hipertensi endolomfatik seperti penyakit


Meniere dapat terjadi tinitus pada nada rendah
atau tinggi, sehingga terdengar bergemurhuh
atau berdengung. Gangguan ini disertai dengan
tuli sensorineural dan vertigo.
Gangguan vaskular koklea terminal yang terjadi
pada pasien yang stress akibat gangguan
keseimbangan endokrin, seperti menjelang
menstruasi, hipometabolisme, atau saat hamil
dapat juga timbul tinitus dan gangguan tersebut
akan hilang bila keadaanya sudah kembali normal

Anamnesis

Perlu ditayakan kualitas dan kuantitas tinitus,


lokasinya, sifatnya apakah mendenging,
mendesis, menderu, berdetak, gemuruh, atau
seperti riak air dan juga lamanya.
Ditanyakan apakah tinitusnya mengganggu atau
bertambah berat pada waktu siang atau malam
hari,
gejala-gejala lain yang menyertainya, misalnya
vertigo atau gangguan pendengaran serta gejala
neurologik lain.

DIAGNOSIS

Riwayat terjadinya tinitus unilateral atau


bilateral, apakah sampai mengganggu aktivitas
sehari-hari.
bila berlangsung dalam waktu 1 menit biasanya
akan hilang sendiri, hal ini bukan keadaan
patologik.bila berlangsung dalam 5 menit
merupakan keadaan patologik.
Riwayat minum obat sebelumnya khususnya
golongan aspirin dan kebiasaan sehari-hari
seperti merokok dan peminum kopi.
Pasien hendaknya ditanyakan tentang riwayat
cedera kepala, pajanan bising, trauma akustik,
minum obat ototoksik, riwayat infeksi telinga
dan operasi telinga.

Pada tinitus subjektif unilateral perlu dicurigai


adanya kemungkinan neuroma akustik atau trauma
kepala, sedangkan yang bilateral kemungkinan
intoksikasi obat, presbiakusis, trauma bising dan
penyakit sistemik.
Pada penderita yang sukar membedakan apakah
tinitus sebalah kanan atau kiri, hanya mengatakan di
tengah kepala, kemungkinan besar terjadi kelainan
patologis di saraf pusat, misalnya serebrovaskuler,
siringomielia dan sklerosis multipel
Kelainan patologis pada putaran basal koklea, saraf
pendengar perifer dan sentral pada umunya bernada
tinggi (mendenging).
Tinitus yang bernada rendah seperti gemuruh ombah
ciri khas penyakit telinga koklear (hidrop
endolimfatikus).

Pemeriksaan

Fisik & Penunjang

Pemeriksaan THT dan otoskopi harus secara


rutin dilakukan, pemeriksaan penala,
audiometri nada murni, audiometri tutur, bila
perlu dilakukan pemeriksaan OAE (otoacustic
emmision) BERA (brainstem evoked response
audiometry) dan atau ENG (electro
nystagmography) serta pemeriksaan
laboratorium.

Penatalaksanaan

tinitus mrpkn mslh yg kompleks


dan mrpkn fenomena psikoakustik murni, shg tdk
dpt diukur.
Penatalaksanaan bertujuan untuk menghilangkan
penyebab tinitus dan atau mengurangi keparahan
akibat tinitus.
Penatalaksanaan terkini yang dikemukakan oleh
Jastreboff Tinnitus Retraining Therapy (TRT)
adalah memicu dan menjaga reaksi habituasi dan
persepsi tinitus dan atau suara lingkungan yang
mengganggu.

PENATALAKSANAAN

Pada

umumnya pengobatan gejala tinitus dibagi


dalam 4 cara, yaitu :
Psikologik, dengan memberikan konsultasi psikologik
untuk meyakinkan pasien bahwa penyakitnya tidak
membahayakan, mengajarkan relaksai setiap hari.
Elektrofisiologik yaitu memberi stimulus elektro
akustik dengan intensitas suara yang lebih keras dari
tinitusnya, dapat dengan alat bantu dengar atau
tinitus masker.
Terapi medikamentosa sampai saat ini belum ada
kesepakatan yang jelas diantaranya untuk
meningkatkan aliran darah koklea, tranquilizer,
antidepresan sedatif, neurotonik, vitamin dan mineral.
Tindakan bedah dilakukan pada tumor akustik
neuroma.

Obat

penenang atau obat tidur dapat


diberikan saat menjelang tidur pada
pasien yang tidurnya sangat terganggu
oleh tinitus itu.
kepada pasien harus dijelaskan bahwa
gangguan itu sukar diobati dan dianjurkan
agar beradaptasi dengan gangguan
tersebut.

Sekian

Anda mungkin juga menyukai