Anda di halaman 1dari 36

Metalurgi Fisik

Outline Materi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pengolahan Biji Besi


Pengolahan Baja
Macam acam Dapur Baja
Diagram Fe-C
Diagram TTT
Heat treament
Pengaruh unsur paduan terhadap sifat baja
Pengelompokan baja dan standarisasi baja
Pengujian Bahan

Pengujian Bahan Logam


Pengujian yg merusakkan benda uji (Destructive
Test)
Benda uji akan rusak setelah mengalami pengujian,
misalnya pada pengujian ; tarik, tekan, lengkung,
geser, puntir, dan impact.

Pengujian yg tidak merusak benda uji (NDT Test)


Benda uji setelah pengujian tidak mengalami
kerusakan, yang berarti, misalnya pengujian :
kekerasan Brinell, Rockwell, Vickers, Scleroscope dari
shore , Magna flux, Ultrasonic, Sinar X dan Rontgen

UJI TARIK ( TENSILE TEST )


Tensile Test adalah pengujian untuk
mengukur kemampuan suatu bahan
terhadap penerapan beban statis
secara lambat

Dari percobaan dapat dibuat :


diagram tegangan regangan
( Stress Strain Diagram )

Dari pengujian dapat


ditentukan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tensile strength
Modulus of elasticity
% Elongation
% Reduction in area
Engineering stress at Fracture
True Stress at Fracture
Modulus of Resilience

Pengujian Tumbuk ( Impact Test )

Impact Test dilakukan untuk mengukur kegetasan


bahan atau juga keuletan bahan terhadap beban
tiba-tiba. Kebalikan dari sifat ulet adalah sifat
getas. Metoda yang sering digunakan ialah metoda
Charpy, dengan bentuk spesimen standart.
Pada percobaan ditentukan banyaknya energi yang
diserap oleh benda uji atau energi yang
dibutuhkan
untuk
mematahkan
benda
uji,
sehingga beda tinggi ayunan merupakan ukuran
energi yang diserap atau ukuran energi yang
dibutuhkan untuk mematahkan benda uji.

Uji Impact Charpy


Uji impact charpy digunakan untuk mengetahui
kegetasan
atau
keuletan
suatu
bahan
(specimen) yang akan diuji dengan cara
pembebanan secara tiba-tiba terhadap benda
yang akan diuji secara statik.
Benda uji dibuat takikan terlebih dahulu sesuai
dengan standar JIS Z2202 dan hasil pengujian
benda tersebut akan mengakibatkan terjadinya
perubahan bentuk seperti bengkokan atau
patahan
sesuai
dengan
keuletan
atau
kegetasan terhadap benda uji tersebut

Mesin Uji Impact


Mesin uji impact adalah mesin uji untuk mengetahui harga
impak suatu beban yang diakibatkan oleh gaya kejut pada
bahan uji tersebut. tipe dan bentuk konstruksi mesin uji
bentur beraneka ragam, yaitu mulai dari jenis konvensional
sampai dengan sistem digital yang lebih maju
Dalam pembebanan statis dapat juga terjadi laju deformasi
yang tinggi kalau bahan diberi takikan. Semakin tajam
takikan, maka akan semakin besar deformasi yang
terkonsentrasikan pada takikan, yang memungkinkan
peningkatan laju regangan beberapa kali lipat
Patah getas menjadi permasalahan penting pada baja dan
besi. Pengujian impact charpy banyak dipergunakan untuk
menentukan kualitas bahan. Benda uji takikan berbentuk
V yang mempunyai keadaan takikan 2 mm banyak dipakai.
Mesin uji impact charpy dapat ditunjukkan pada gambar di
bawah ini

Dasar Pengujian
Pada pengujian ini adalah suatu bahan uji yang ditakik,
dipukul oleh pendulum (godam) yang mengayun. Dengan
pengujian ini dapat diketahui sifat kegetasan suatu bahan.
Cara ini dapat dilakukan dengan charpy atau cara izod
Pengujian Charpy dan Izod
Pada pengujian kegetasan bahan dengan cara impact
charpy, pendulum diarahkan pada bagian belakang takik
dari batang uji. Sedangkan pada pengujian impact cara izod
adalah pukulan pendulum diarahkan pada jarak 22 mm dari
penjepit dan takikannya menghadap pada pendulum
Pengerjaan benda uji pada impact charpy dan izod
dikerjakan habis pada semua permukaan. Takikan dibuat
dengan mesin fris atau alat notch khusus takik. Semua
dikerjakan menurut standar yang ditetapkan yaitu JIS Z
2202

Prinsip Dasar Mesin Uji Impact


Apabila pendulum dengan berat G dan
pada kedudukan h1 dilepaskan, maka
akan mengayun sampai kedudukan posisi
akhir 4 pada ketinggian h2 yang juga
hampir sama dengan tinggi semula (h1),
dimana pendulum mengayun bebas.
Pada mesin uji yang baik, skala akan
enunjukkan usaha lebih dari 0,05 kilogram
meter (kg m) pada saat pendulum
mencapai kedudukan

Apabila batang uji dipasang pada kedudukannya dan pendulum


dilepaskan, maka pendulum akan memukul batang uji dan
selanjutnya pendulum akan mengayun sampai kedudukan 3 pada
ketinggian h2. Usaha yang dilakukan pendulum waktu memukul
benda uji atau usaha yang diserap benda uji sampai patah dapat
diketahui melalui rumus sebagai berikut

dimana :
W1 = usaha yang dilakukan (kg m)
G = berat pendulum (kg)
h1 = jarak awal antara pendulum dengan benda uji (m)
= jarak lengan pengayun (m)
cos = sudut posisi awal pendulum

Sedangkan sisa usaha setelah mematahkan benda uji


dapat diketahui melalui rumus sebagai berikut :

Sehingga dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :

dimana :
W2 = sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg m)
G = berat pendulum (kg)
h2 = jarak akhir antara pendulum dengan benda uji (m)
= jarak lengan pengayun (m)
cos = sudut posisi akhir pendulum

Besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat diketahui melalui rumus sebagai berikut

Energi yang diserap oleh benda uji atau energi yang dibutuhkan untuk
mematahkan benda uji, dihitung sbb :
Energi awal = WH = WR WR cos A = WR ( 1 cos A )
Energi setelah patah = WH = WR WR cos B = WR ( 1 cos B )
Energi untuk mematahkan benda uji / energi yang diserap ( impact strength
):
= WH WH
= WR ( 1 cos A ) - WR ( 1-cos B )
= WR WR cos A WR + WR cos B
= WR cos B WR cos A
= WR ( cos B cos A ) joule
Dimana W = berat pendulum
H = tinggi jatuh pendulum.
H = tinggi ayun pendulum ( setelah benda uji patah )
A = sudut jatuh pendulum.
B = sudut ayun pendulum ( setelah benda uji patah )
R = jarak pendulum ke titik pusat O

Bahan yang ulet menunjukkan harga impact yang besar.


Suatu bahan yang diperkirakan ulet ternyata dapat mengalami
patah getas. Patah getas ini dapat disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain :

Adanya tukikan ( notch )


Kecepatan pembebanan yang tinggi yang menyebabkan kecepatan
regangan yang tinggi pula.
Temperatur yang sangat rendah.

Dengan demikian suatu bahan yang akan beroperasi pada


temperatur sangat rendah, misalnya pada suatu instalasi
cryogenik, perlu dilakukan pengujian tumbuk, khususnya untuk
mengetahui temperatur transisi antara ulet dan getas
Patah ulet ditandai selain oleh harga impact yang tinggi juga oleh
permukaan patahan yang berserabut yaitu karena adanya bekas
deformasi elastis pada bagian yang patah. Permukaan patah getas
nampak lebih mengkilap

Percobaaan Vickers

Dipergunakan penetrator berbentuk piramida dari


intan. Sudut antara dua bidang sisi dari
piramide : 136. Besar diagonal bekas penekanan
di ukur dengan mikroskop

Percobaan Brinell

Sebagai penetrator dipergunakan


bola baja yang telah dikeraskan.
Penetrator menekan / menginjak
benda uji dengan beban tertentu
dalam waktu tertentu pula.
Kemudian diameter bekas injakan
diukur untuk menentukan angka
kekerasannya

Anda mungkin juga menyukai