Anda di halaman 1dari 16

DIAGRAM SEGARIS

Diagram segaris menunjukkan diagram sistem tenaga listrik


yang disederhanakan
Diagram segaris menunjukkan saluran transmisi dan
peralatan-peralatan yang berhubungan dari suatu sistem
tenaga listrik
Simbol yang digunakan dalam diagram segaris:
Mesin atau jangkar berputar

Transformator daya dua kumparan


Transformator daya tiga kumparan
Sekering/ fuse
Transformator arus
SSTE Laboratory ITN

DIAGRAM SEGARIS
Transformator potensial
Ammeter dan Voltmeter
Pemutus-rangkaian daya, minyak
atau cairan lain
Pemutus-rangkaian udara
Hubungan delta tiga kawat, tiga
fasa
Hubungan Ye (wye) tiga fasa,
netral tak ditanahkan
Hubungan Ye (wye) tiga fasa,
netral ditanahkan

DIAGRAM SEGARIS

DIAGRAM SEGARIS
Jika diinginkan untuk melakukan studi beban, diagram
segaris dapat digambarkan dengan rangkaian ekivalen
diagram impedansi dan reaktansi

DIAGRAM IMPEDANSI DAN REAKTANSI


Pendekatan/ Asumsi untuk perhitungan jaringan:
Impedansi pentanahan tidak diperhitungkan dalam kondisi
seimbang karena tidak ada arus yang mengalir pada
saluran netral
Arus pemagnetan dari transformator sangat kecil bila
dibandingkan dengan arus beban penuh sehingga admitansi
shunt transformator bisa diabaikan
Resistansi pada system dapat diabaikan karena reaktansi
pada sistem jauh lebih besar daripada resistansi sistem
Untuk perhitungan arus gangguan, beban statis dapat
diabaikan
Penyederhanaan ini membuat diagram impedansi
disederhanakan menjadi diagram reaktansi
Penyederhanaan ini berlaku hanya untuk perhitungan arus
gangguan tetapi tidak berlaku untuk perhitungan aliran
daya/ load flow

DIAGRAM IMPEDANSI DAN REAKTANSI

DIAGRAM IMPEDANSI DAN REAKTANSI


Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Suatu kilovolt dasar dan kilovoltampere dasar dipilih pada
bagian sistem. Nilai dasar untuk suatu sistem tiga fasa
diartikan sebagai kilovolt antar saluran dan kilovolt ampere
atau megavolt ampere tiga fasa
Kilovolt dasar pada bagian lain sistem ditentukan sesuai
dengan perbandingan belitan transformator
Kilovoltampere dasar sama untuk semua bagian sistem
Untuk tiga buah transformator fasa tunggal menjadi suatu
rangkaian tiga fasa, rating tiga fasanya ditentukan dari
rating fasa tunggal masing-masing transformator
Impedansi per satuan yang diberikan atas dasar yang lain
daripada yang ditentukan harus diubah ke dasar yang
semestinya menurut dasar yang baru

DIAGRAM IMPEDANSI DAN REAKTANSI


Contoh:
Sebuah generator tiga fasa 20 kV, 300MVA mempunyai
reaktansi sub peralihan sebesar 20%. Generator itu mencatu
beberapa motor serempak melalui saluran transmisi
sepanjang 64 km ( 40 mil) yang mempunyai transformator
pada kedua ujungnya. Motor yang terhubung mempunyai
rating 13, 2 kV. Netral motor 1 dihubungkan ke tanah melalui
reaktansi . Netral motor 2 tidak dihubungkan ke tanah.
Masukan nominal untuk M1 dan M2 berturut-turut 200 MVA
dan 100 MVA. Untuk motor, X = 20%. Trafo tiga fasa T 1
mempunyai rating 350 MVA, 230/20 kV dengan reaktansi
bocor sebesar 10%. Trafo T2 terdiri atas tiga buah trafo satu
fasa masing-masing dengan rating 127/ 13,2 kV 100 MVA
dengan reaktansi bocor sebesar 10%. Reaktansi seri saluran
adalah 0,5 Ohm/ km.
Gambar diagram reaktansi dan tentukan nilai masing-masing
reaktansi dalam per unit

DIAGRAM IMPEDANSI DAN REAKTANSI


Diagram segaris untuk system:

Jawab:
Rating Generator: 20 kV, 300 MVA, Xg = 20%=0,2pu
Rating motor M1: 200 MVA, 13,2 kV, Xm = 20%=0,2pu
Rating motor M2: 100 MVA, 13,2 kV, Xm = 20%=0,2pu
Transformator T1: 350 MVA, 230/20 kV, XT = 10%=0,1pu
Transformator T2: Daya: 3 x 100 = 300 MVA
Tegangan:

3 127 / 13,2 220 / 13,2kV

DIAGRAM IMPEDANSI DAN REAKTANSI


Dasar Daya: digunakan dasar daya generator 300 MVA untuk
semua bagian system
Dasar tegangan:
Pada sisi generator : 20 kV
Pada saluran transmisi: 230 kV (karena T1 mempunyai rating
230/ 20 kV)
Pada rangkaian motor:

13,2
230
13,8kV
220

Perhitungan nilai reaktansi masing-masing komponen:

baru ( pu )

kV

kV

lama

lama ( pu )

baru

kVA
x
kVA

baru

lama

DIAGRAM IMPEDANSI DAN REAKTANSI


Transformator T1:
2

X Tbaru ( pu )
X Tbaru ( pu )

20
300
0,1

20
350

0,0857 pu

Transformator T2:
2

Tbaru ( pu )

Tbaru ( pu )

13,2
0,1

13,8
0,0915 pu

300

300

Motor M1:
2

Mbaru ( pu )

Mbaru ( pu )

13,2 300
0,2

13,8 200
0,2745 pu

DIAGRAM IMPEDANSI DAN REAKTANSI


Motor M2:

Mbaru ( pu )

Mbaru ( pu )

13,2 300
0,2

13,8 100
0,5490 pu

Impedansi dasar saluran transmisi:

(kV )

MVA
230

176,3
300
2

dasar

dasar

dasar

Impedansi per satuan saluran transmisi:

Z
Z
Z

sebenarnya ( Ohm )

pu

Z
pu

dasar ( Ohm )

0,5 64
0,1815 pu
176,3

DIAGRAM IMPEDANSI DAN REAKTANSI


Dari perhitungan di atas didapatkan diagram reaktansi
system:

Jika motor M1 dan M2 berturut-turut mempunyai masukan 120


MW dan 60 MW pada 13,2 kV, dan keduanya bekerja dengan
faktor daya sama dengan satu, carilah tegangan pada
terminal generator!

DIAGRAM IMPEDANSI DAN REAKTANSI


Daya total yang diserap motor:
120 + 60 = 180 MW
Karena faktor daya satu maka: 180 MW = 180 MVA
Daya dalam per satuan:
Daya
pu

Daya
pu

Daya
Daya

sebenarnya ( MVA )

dasar ( MVA )

180
0,6 pu
300

Tegangan pada sisi motor : 13,2 kV


Tegangan dalam per satuan:

V
V
V

sebenarnya ( kV )

pu

dasar ( kV )

V
pu

13,2
0,95650 pu
13,8

DIAGRAM IMPEDANSI DAN REAKTANSI


Arus yang mengalir pada system

Daya
0,6
I

0,6273 pu
V
0,95650

Tegangan pada terminal generator

V 0,95650 0,62730 j 0,0915 j 0,1815 j 0,0857

V 0,9565 0,6273 j 0,0915 j 0,1815 j 0,0857


V 0,9565 j 0,2250
V 0,982613,2

Tegangan dalam kV:


VkV = Vdasar x Vpu
VkV = 20 x 0,9826 = 19,65 kV

Thank You
SSTE Laboratory ITN

Anda mungkin juga menyukai