Anda di halaman 1dari 24

METODA SIMPLEKS

(Prosedur Simpleks)

Metoda Simpleks
Bisa digunakan untuk Program Linier lebih
dari 2 variabel , yang tidak bisa dilakukan
dengan metoda grafik.
Merupakan suatu prosedur aljabar yang
didasarkan konsep geometrik (Titik
ruang).
Untuk mendapatkan solusi yang optimal
dengan metoda simpleks, akan dilakukan
beberapa iterasi.

Metoda Simpleks
Suatu masalah pada proses diubah dulu
menjadi Model Matematik. Berupa
Ketidaksamaan.
Bentuk ketidaksamaan harus diubah
terlebih dulu ke bentuk persamaan.
Pengubahan bentuk ketidaksamaan
menjadi persamaan adalah dengan
penambahan slack variabel atau
pengurangan sebesar surplus variabel.

Terminologi Metoda Simpleks


Bentuk Standard : semua batasan adalah
persamaan dengan menambah Slack atau
mengurangi dengan Surplus.
Basic Feasible Solution: Solusi dasar yang ada
dengan semua variabel persamaan tujuannya
non-negative
Basic variable: variabel lainnya yang memenuhi
persamaan sistem dalam bentuk standard dan
membentuk matriks satuan.
Nonbasic variable: Suatu kumpulan variabel
dimana variabel tidak membentuk matriks
satuan.

Tahapan Metoda Simpleks


1. Merubah permasalahan Programa Linier menjadi
bentuk standard.
2. Mencari basic feasible solution (bfs) dari bentuk
standard.
3. Menentukan bahwa bfs yang sekarang adalah optimal,
jika optimal berarti solusi sudah diperoleh.
4. Jika bfs yang sekarang belum optimal, tetapkan
variabel non basis mana yang akan menjadi suatu basis
variabel dan suatu basis variabel menjadi non basis
variabel untuk mendapatkan bfs baru dengan nilai
fungsi obyektif yang lebih baik.
5. Kembali ke tahap 3.

Pengubahan Model Ketidaksamaan


Persamaan
Model Ketidaksamaan
Maksimasi : X0 = 4 X1 + 3 X2
Pembatas :

2 X1 + 3 X2 6
-3 X1 + 2 X2 3
2 X2 5
2 X1 +

X2 4
X1, X2 0

Model Persamaan
Maksimasi : X0 = 4 X1 + 3 X2 +0S1
+0S2 +0S3 +0S4
Pembatas : 2 X1 + 3 X2 + S1

= 6

-3 X1 + 2 X2 + S2
2 X1 +

= 3

2 X2

+ S3 = 5

X2

+ S4 = 4

X1, X2 S1, S2 S3 S4 0
S adalah slack variabel, penambah ketidaksamaan

Pembentukan Tabel Simpleks


2

1
Var
Basis

X0

bj

Koefisien dari
X1 X2 X3 . . . . . .

RHS
Xn

c1

b1

c1 c2
a11 a12

c2

b2

a21

a22

a23 . . . . . .

a2n

a31

a32

a33 . . . . . .

a3n

am1 ((a
am2ij cia)m3 c.j). . . . .

amn

c3

b3

cm

(cbj mbj )

c3 . . . . . .
a13 . . . . . .

cn

a1n

Ratio

Penjelasan Tabel Simpleks


1. Kolom 1, berisi variabel basis yaitu variabelvariabel yang membentuk matrik satuan dari
kumpulan fungsi pembatas.
2. Kolom 2, berisi konstanta dari variabel basis
yang terdapat pada fungsi tujuan.
3. Kolom 3, berisi dari nilai bj,, yaitu nilai pada sisi
kanan ketidaksamaan dari fungi pembatas.
4. Kolom 4, Xi merupakan variabel keputusan, ci
merupakan konstanta dari fungsi tujuan.

Penjelasan Tabel Simpleks


5. Kolom 5, berisi konstanta dari persamaan
- persamaan yang membentuk fungsi
pembatas.
6. Kolom 6, berisi nilai hasil perhitungan
untuk menentukan variabel basis yang
meninggalkan (bukan variabel basis lagi)
dengan memilih bj/aij terkecil, dimana
aij
0

Penjelasan Tabel Simpleks


7. Kolom 7, berisi nilai-nilai untuk menentukan
variabel masuk atau Entering Variable (calon
variabel basis baru) dengan memilih nilai
paling negatif untuk fungsi tujuan maksimum
atau sebaliknya untuk fungsi tujuan minimum
dari perhitungan rumus ((aij ci ) - cj).

Contoh Soal
Model Ketidaksamaan

Model Persamaan

Maksimasi :X0 = 3X1 + 2X2 + 5X3 Maksimasi : X0 = 3X1 + 2X2 + 5X3 +0S1
+0S2 +0S3
Pembatas : X1 + 2X2 + X3 430
3X
+ 2X 460 Pembatas : X1 + 2X2 + X3 + S1 = 430
1

X1 + 4X2

420

X1, X2 ,X3 0

3 X1

+ 2X3 + S2 = 460

X1 + 4X2

+S3 = 420

X1, X2 ,X3 S1, S2 S3 0

Langkah Penyelesaian Dengan Simpleks


1. Memindahkan model persamaan matematik ke tabel.
2. S1 ,S2.,S3 merupakan variabel basis, karena membentuk
matriks satuan
Var
Basis

X0

bj

Koefisien dari
X1 X2 X3 S1 . S2. . S3.

460

3
1
3

2
2
0

5
1
2

0
1
0

0
0
1

0
0
0

420

430

RHS
Ratio

Langkah Penyelesaian Dengan Simpleks


2a. Memindahkan Variabel Slack ke kolom Var Basis.
2b. Memindahkan Koefisien Slack ke kolom X0
Var
Basis

X0

bj

Koefisien dari
X1 X2 X3 S1 . S2. . S3.

S1

430

S2

460

3
1
3

S3

420

2
2
0

5
1
2

0
1
0

0
0
1

0
0
0

RHS
Ratio

3.

Var
Basis

Menentukan nilai-nilai untuk mendapatkan Entering


variabel, misal : kolom X1 = ((1*0 + 3*0 + 1*0) 3) =
-3
X0

bj

Koefisien dari
X1 X2 X3 S1 . S2. . S3.

S1

430

S2

460

3
1
3

2
2
0

5
1
2

0
1
0

0
0
1

0
0
0

S3

420

-3

RHS
Ratio

4. Dari nilai-nilai tersebut, X3 merupakan Entering Variable

5.

Var
Basis

Menentukan nilai-nilai untuk mendapatkan Leaving


variabel, misal : baris S1 = 430/1
S2 =460/2

X0

bj

Koefisien dari
X1 X2 X3 S1 . S2. . S3.

S1

430

S2

460

3
1
3

S3

420

2
2
0

5
1
2

0
1
0

0
0
1

0
0
0

3 2

RHS
Ratio
430
230

Membagi baris kedua dengan 2 agar koefisien Leaving


variabel, menjadi 1

Var
Basis

X0

bj

Koefisien dari
X1 X2 X3 S1 . S2. . S3.

S1

430

S2

230

3 2
1 2
1.5 0

S3

420

5
1
1

0
1
0

0
0
0 0
0.5 0

3 2

RHS
Ratio

Membuat koefisien lainnya menjadi 0. Caranya: -1x


koefisien leaving variabel + koefisien pada baris yang akan
dinolkan. (-1x230)+430 = 200, (-1x1.5)+1 = -0.5, (-1x0)+2 =
2, (-1x1)+1 = 0, (-1x0)+1 = 1, (-1x0.5)+0 = =0.5, (-1x0)+0 =
0
Koefisien dari
Var
RHS
X0
X1 X2 X3 S1 . S2. . S3.
bj
Basis
Ratio
3 2
5 0
0
0
1 2
1
1 0 0
430
S1
0
1.5 0
1 0
0.5 0
230
0
S2
1 4
0
0 0
1
420
0
S
3

3 2

6. Didasarkan pada tabel sebelumnya, maka var.basis S2 diganti


dengan X3
Var
Basis

X0

bj

Koefisien dari
X1 X2 X3 S1 . S2. . S3.
3
- 0.5
1.5

2
2
0

5
0
1

0
1
0

0
0
-0.5 0
0.5 0

S1

200

X3

230

S3

420

1150

4.5

-2

2.5

RHS
Ratio

1
0

Pivot Point = baris yang digunakan sebagai dasar iterasi

7. Dengan pivot point dilakukan iterasi untuk memperoleh nilai-nilai


yang baru dari baris atau var. basis yang lama.

8. Tentukan Entering dan Leaving variable dengan cara


yang sama dengan sebelumnya
Var
Basis

X0

bj

Koefisien dari
X1 X2 X3 S1 . S2. . S3.
3
- 0.5
1.5

2
2
0

5
0
1

0
1
0

0
0
-0.5 0
0.5 0

S1

200

X3

230

S3

420

1150

4.5

-2

2.5

Entering
Variable

Leaving
Variabel

1
0

RHS
Ratio
100
105

Buat koefisien kolom X2 menjadi 1 dengan membagi baris


dengan 2, supaya menmbentuk matrik satuan.
Var
Basis

X0

bj

Koefisien dari
X1 X2 X3 S1 . S2. . S3.
3 2
- 0.25 1
1.5 0

5
0
1

0
0
0
0.5 -0.25 0
0 0.5 0

S1

100

X3

230

S3

420

1150

4.5

-2

2.5

Entering
Variable

Leaving
Variabel

1
0

RHS
Ratio
100
105

Membuat koefisien lainnya menjadi 0. Caranya: -4x


koefisien leaving variabel + koefisien pada baris yang akan
dinolkan. (-4x1)+4 = 0, (-4x-0.25)+1 = 2, (-4x100)+420 =
20, (-4x0)+0 = 0, (-4x0)+0 = 0, (-4x0.5)+0 = -2,
(-4x-0.25)+0 = 1, (-4x0)+1
= 1 dari
Koefisien
Var
RHS
X0
X1 X2 X3 S1 . S2. . S3.
bj
Basis
Ratio
3 2
5 0
0
0
2
0
0.5 -0.25 0
100
100 - 0.25 1
X2
X3
1.5 0
1 0 0.5 0
5
230
105
S3
1
4
0 0
0 1
420
0
1150
Entering
Variable

4.5 -2

2.5 0

Leaving
Variabel

Var
Basis

X0

bj

Koefisien dari
X1 X2 X3 S1 . S2. . S3.
3 2
-0.25 1
1.5 0

5
0
1

0
0
0
0.5 -0.25 0
0 0.5 0

X2

100

X3

230

S3

20

-2

1350

RHS
Ratio

9. Dari iterasi berikut, nilai-nilai dari ((aij bj ) - cj).


semuanya positif berarti kondisi sudah optimal, dengan
hasil X1 = 0 , X2 = 100, X3 = 230 dan keuntungan
maksimal adalah 1350.

Soal-Soal LATIHAN
Kerjakan Soal Berikut :
1. Maksimasi : X0 = 6X1 - 2X2
Pembatas :

X1 - X2 1
3X1 - X2 6
X1, X2 0

2. Maksimasi : X0 = 4X1 + 4X2


Pembatas : 2 X1 + 7X2 1
7 X1 + 2X2 6
X1, X2 0

Soal-Soal LATIHAN
3.

Dakota Furniture makes desks, tables, and chairs. Each product


needs the limited resources of lumber, carpentry and finishing; as
described in the table. At most 5 tables can be sold per week.
Maximize weekly revenue.

Resources

Desk

Table

Chair

Max
Avail.

Lumber (board feet)

48

Finishing hours

1.5

20

Carpentry hours

1.5

0.5

Unlimited

Unlimited

60

30

20

Max Demand
Price ($)

Anda mungkin juga menyukai