Anda di halaman 1dari 16

Anava 2 Arah

kania215@gmail.com

Uji Kaji Faktor


Intinya : Uji kaji Faktor memperbolehkan
pemisahan & penilaian pengaruh dari setiap
faktor yang terlibat dari suatu uji kaji,banyaknya
faktor dua atau lebih.
Selain itu uji kaji memungkinkan
diketemukannya pengaruhantaraksi antara dua
faktor (atau lbh). Yang dimaksud antaraksi
adalah pengaruh Faktor A dgn kehadiran faktor
B dapat berbeda dengan pengaruh faktor A
tanpa kehadiran faktor B.
misalkan kita menguji pengaruh pH pada
beberapa peubah, sementara suhu dibuat tetap.

Contoh
Seorang peneliti ingin menentukan
pengaruh suatu obat dibandingkan
dengan plasebo, nisbi terhadap tekanan
darah manusia dan juga ingin
mengetahui pengaruh yang dihasilkan
oleh antaraksi yang mungkin dengan
faktor kelamin. Untuk itu peneliti
menyiapkan uji kaji dua faktor dengan
lima perulangan per sel, seperti dalam
tabel 3.6

Tabel 3.6
Faktor
kelamin

Faktor Obat
Plasebo (b)

Obat (O)

Pria (P)

153
140
133
123
163

132
115
142
125
154

Wanita (W)

164
150
134
144
174

142
155
167
133
129

angkah pertama mencari total seperti ditunjukkan pada tabel.

HIPOTESIS

H0 : tidak ada perbedaan antara faktor jenis


kelamin dengan faktor obat

H1 : Ada perbedaan yang berarti antara


faktor jenis kelamin dan faktor obat

Kita Analisis dgn menghitung jumlah kuadrat


nT =
sampel
total
3. Hitung Jumlah kuadrat untuk faktor obat dgn menggunakan total untuk
plasebo & total untuk obat.
JK Obat

2
2
2

X O

Xb
X

nb

no

nT

karang dihitung jumlah kuadrat untuk faktor kelamin,dengan menggunakan to


k pria dan wanita.

ngkah selanjutnya menghitung jumlah kuadrat untuk pengaruh antaraksi .Untuk


akan total untuk berbagai sel, karena setiap total sel mewakili kombinasi taraf
atu faktor dengan taraf tertentu dari faktor lain .

JK Antaraksi

pb

n pb

X po
n po

2
2
2

X wb
X wo

nwb

nwo

nT

na jumlah kuadrat yang dihitung untuk antaraksi dicemari oleh pengaruh terp
sebabkan oleh faktor obat dan kelamin, pengaruh ini harus dihilangkan dengan
gkan jumlah kuadrat yg telah dihitung untuk obat dan kelamin.
JKAntaraksi= 980,80 (352,80 + 627,20)
= 980,80 980,00
= 0,80

hirnya jumlah kuadrat untuk galat dapat dihitung dengan pengurangan secara
Jkgalat = JKTotal (JKobat+JKkelamin+ JKAntaraksi)
= 4902,80 (352,80 + 627,20 +0,80)
= 4902,80 980,80
= 3922,00
7. Sekarang buat tabel analisis variansi
Tabel 9.4
Sumber dk
Variasi

JK

KR

Obat
Kelamin
Antarak
si (obat
dan
kelamin)
Galat

352,80
627,20
0,80

352,80
627,20
0,80

1,43
2,55

3922,00

245,12

0,0032

1 (2-1)
p-o
1 (2-1)
w-1
1 (2-1)
o-k
16(axbx

F1,16

(Obat)

Dk : 1, 16 = 4.49 >
0.05

F1,16 (kelamin)
F1,16 (Antaraksi)

mpak bahwa nilai F untuk Pengaruh utama, Kelamin dan Obat, tidak mencapai k
pada taraf nyata 0,05 (4,49). Uji F untuk Antaraksi lebih kecil , dipandang tak
gga dapat disimpulkan :
k pengaruh obat, pengaruh jenis kelamin, pengaruh antaraksi, degan taraf nyata
erarti.

Kesimpulan : tidak ada perbedaan antara faktor jenis


kelamin dan faktor obat karena menerima Ho.

Uji Non Parametrik


Bab IV

Metode bebas distribusi

Metode nonparametrik atau metode tidak tanpa distribusi.

Uji semacam ini tidak memerlukan pengetahuan mengenai distribusi


populasi. Memilih metode parametrik atau non parametrik :
1. Jika jelas bahwa tidak dapat diambil pemisalan mengenai jenis
distribusi yang dihampiri oleh suatu peubah , uji non parametrik yg
digunakan . Demikian pula bila yg terlibat adalah data yg berskala
ordinal (ada pengorderan dari bentuk pertanyaan (contoh :
setuju,tidak setuju, sangat setuju)
2. Uji non parametrik dapat berguna untuk mendapatkan taksiran
secara cepat berdasarkan data percobaan yg tidak banyak jumlahnya.
3. Bila mengambil kesimpulan berdasarkan data sampel, umumnya uji
parametrik lebih disukai.

Uji Tanda Untuk Data


Berpasangan

Uji ini dapat digunakan sebagai pengganti uji t data


yg berpasangan yang diuraikan pada bab terdahulu.
khususnya bila terdapat cukup alasan untuk
meragukan bahwa data mempunyai distribusi
normal. Perhitungan didasarkan atas distribusi
binomial, dan perhitungan ini sangat sederhana.

Contoh : Dua puluh ekor anjing diuji cacah


limpositnya sebelum dan sesudah diberi obat yang
diduga menurunkan cacah limposit yg beredar . Data
yg dihasilkan dinyatakan dalam ribuan per milimeter
kubik darah, diperlihatkan pada tabel 4.1

Tabel 4.1
Binatang

Sebelum

Sesudah

Tanda

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

2,5
1,2
2,9
3,1
3,1
1,1
1,5
4,1
2,1
2,4
1,3
2,8
3,5
3,6
1,1
1,6
4,2
2,2
2,5
1,3

2,6
1,5
2,9
2,0
2,3
1,3
1,6
3,1
1,4
2,5
1,4
2,8
2,4
2,1
1,3
1,7
3,2
1,5
2,1
1,1

+
+
0
+
+
+
+
0
+
+
-

rhatikan bahwa setiap perulangan diberi tanda + atau (-), tergantung pada apa
mposit bertambah atau berkurang sesudah diberi obat.

asus pada tabel 4.1 tdk ada perubahan diberi tanda 0 dan tdk diikutkan pd perh
di bilangan n = 20-2 = 18

ka obat tdk mempunyai pengaruh pada cacah limposit, maka perulangan memp
(+) dan nilai (-) secara acak haruslah sama. Jadi P(+) = dan P(-) = . Kita da
gabaikan peluang memperoleh suatu 0 karena 0 dihilangkan dari perhitungan.

di kita memperoleh distribusi binomial yg berupa nilai (-). Inilah distribusi yg pe


atikan, karena kita ingin mengetahui apakah obat itu menurunkan cacah limpos
ti.

npq
Rataan distribusi binomial adalah np dan simpangan baku
ataan = (18) = 9
1
1
mpangan baku =
2 x 2 (18)

P=peristiwa/peluan
g

. maka :

at kita memperoleh 10 nilai kurang, sekarang kita perlu menghitung peluang m


ai kurang (-) atau lbh. Diambil 9,5 sebagai batas bawah untuk 10, maka
= 100.5
= 9.5

at tabelnormal bahwa 0,235 jauh lbh kecil dari nilai yg diperlukan untuk menol
a bila digunakan uji satu pihak.

u arah

uang memperoleh 10 atau lebih nilai kurang (-) cukup tinggi, karenanya kita da
njuk bahwa obat itu berpengaruh dalam menurunkan cacah limposit.

Anda mungkin juga menyukai