Anda di halaman 1dari 31

METODE DAN

PERALATAN UJI KARET


Annisa Afrilla Adraf
Dwi Novadri Pribowo
Fryda Kusumawati
M. Ilham Armedi
Putri Deliana

Pengujian Karet
Tujuan utama pengujian karet adalah untuk
penjaminan kualitas, baik terhadap bahan baku (karet,
filler, dan aditif lainnya), kompon karet, maupun karet
vulkanisat.

A. Pengujian Bahan Baku


Pengujian bahan baku karet biasanya meliputi
parameter kadar air, kadar abu, kadar kotoran,
plasticity retention index (PRI), dan viscositas
mooney. Khusus bahan baku karet indonesia sudah
ditetapkan baku mutunya, yaitu Standard
Indonesian Rubber (SIR), sesuai dengan Kode
Standar Mutu SNI.06-1903-1990.

Pengujian Kadar Air


Dilakukan untuk menentukan jumlah kadar
air yang boleh terdapat dalam pada suatu
produk crumb rubber.
Metode :
Mula-mula sampel dibuat dalam dalam ukuran
dengan berat 10 g (B1), kemudian dipanaskan
dalam oven selama 3 jam. Setelah didinginkan
selama 30 menit, sampel ditimbang beratnya
(B2).

Kadar air =

Pengujian Kadar Abu


Tujuan pengujian kadar abu adalah untuk
menguji berapa persen kotoran, partikelpartikel pupuk atau sampah yang terkandung
dalam crumb rubber.

Kadar Abu = x 100%

Metode pengujian :
Mula-mula cawan kosong dipijarkan dan
ditimbang beratnya (B), lalu dimasukkan sampel
dengan berat 5 g (C). Kemudian dipijarkan di atas
pembakar pembakar listrik sampai tidak ada asap
(biasanya sekitar 5 10 menit). Selanjutnya
dipijarkan lagi dalam mufle furnace pada suhu
550C selama 2 jam. Setelah didinginkan cawan
berisi sampel dimasukkan ke dalam desikator
selama 30 menit, lalu ditimbang dengan ketelitian
0,1 mg (A).

Mufle Furnace

Desikator

Pengujian

Kadar Kotoran
Kotoran adalah partikel yang tidak larut dan tidak
dapat melalui saringan 325 mesh. Adanya kotoran di dalam
karet yang relatif tinggi dapat mengurangi sifat dinamika
yang unggul dari vulkanisasi karet alam antara lain
timbulnya warna dan ketahanan retak lenturnya.
Kadar Kotoran = x 100%

Metode pengujian :
Sampel dengan berat 10 g (C) digiling pada Lab Mill
(celah roll 0,33 mm). Kemudian dicampur dengan terpentin
(250 ml) di dalam erlenmeyer dan ditambahkan peptiser (1
2 ml), lalu dihomogenkan dengan infrared selama 3 jam.
Setelah didinginkan selama 30 menit , larutan disaring
pada kertas saring ukuran 325 mesh dan berat (B), lalu
ditimbang kertas saring (A)

Lab Mill

Pengujian Plasticity Retention Index (PRI)


Plasticity Retention Index adalah ukuran ketahan
karet terhadap degradasi oleh oksidasi pada suhu
tinggi. Pengujian PRI biasanya menggunakan
standar ISO 2030-1991, yang meliputi pengujian
wallace, dari potongan uji sebelum dan sesudah
pengusangan di dalam oven dengan suhu 140C.
Nilai PRI yang tinggi menunjukkan ketahanan yang
tinggi terhadap degradasi oleh oksidasi.
PRI = PA/PO x 100%

Mooney Viscometer
Mooney Viscometer merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur pengaruh suhu dan waktu
terhadap viskositas dari karet. Pengukuran viskositas
mooney dilakukan berdasarkan pengukuran gesekan
(shearing) rotor(torque) pada karet padat yang
berfungsi sebagai tahanan yang diletakkan di atas
dan di bawah rotor yang dapat berputar.
Nilai viskositas mooney berbanding terbalik
dengan nilai plastisitas. Dimana semakin plastis
sampel karet maka viskositasnya makin rendah.

B. Pengujian Kompon Karet


Pengujian yang dilakukan :
Konsistensi sifat alir (Flow Behavior)
Smooth Processing
Peralatan yang digunakan pada pengujian kompon
karet adalah :
Oscillating disc rheometer (ODR)
Rotorless curemeter
Capillary rheometer

Capillary
Rheometer

C. Pengujian Produk Karet


Vulkanisat
Produk karet vulkanisat merupakan produk akhir atau
jadi yang dibuat dari bahan karet. Pengujian bahan ini
bertujuan untuk penjaminan kualitas sebelum digunakan
untuk aplikasi tertentu.

Pengujian Sifat Tensile


Sifat tensile merupakan sifat mekanik yang
paling umum digunakan untuk menentukan kualitas
suatu produk karet vulkanisat. Sifat ini meliputi :
Kuat tarik (tensile strength)
Perpanjangan putus (elongation at break)
Modulus elastisitas

Pengujian Tear Strength


Pengujian ini bertujuan untuk menentukan
kemampuan karet menahan sobekan (tear strength).
Pengujian ini penting dilakukan untuk beberapa jenis
produk karet, seperti karet untuk tapak, pipa, pembalut
kabel, sepatu karet, dll. Metode yang paling mudah
untuk menentukan ketahanan terhadap sobekan adalah
dengan menoreh pada bagian tertentu dari karet dan
menyobeknya dengan tangan. Bila perlakuan tersebut
menyebabkan terjadinya kesobekan pada karet, maka
dapat dinyatakan bahwa ketahan sobek dari karet
rendah sekali dan mungkin tidak diperlukan pengujian
ketahan sobek standar lanjutan.

Compression Set
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kemampuan
produk karet untuk kembali kebentuk semula setelah
diberi suatu tekanan.
Metode :
Sampel ditekan menjadi 25% dari ketebalan awalnya
menggunakan 2 plat baja, dalam waktu dan suhu
tertentu. Kemudian plat dilepaskan dan sampel dibiarkan
dingin selama 30 menit pada suhu ruang. Jika specimen
tidak berubah sama sekali , maka nilai compression set
100% dan jika kembali persis kebentuk semula nilai
compression set 0%. Semakin kecil nilai compression set
maka semakin baik material karet.
1

Pengujian Stress Relaksasi


Stress relaksasi merupakan gaya yang diperlukan
suatu benda uji untuk mempertahankan regangan yang
diberikan pada sampel uji tersebut.
Pengujian Sifat Hardness
Sifat hardness atau kekerasan suatu benda dapat
didefinisikan sebagai resistensi bahan untuk menahan
indentasi (lekukan) permanen. Parameter ini dapat diuji
menggunakan durometer. Durometer merupakan suatu
alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kekerasan
suatu bahan polimer dan elastomer atau karet.

D. Pengujian Parameter
Lainnya
Pengujian Sifat Termal
Sifat termal bahan karet diuji dengan alat
Differential Scanning Calorimetry (DSC) dan
Thermogravimetric Analyzer (TGA). Teknik analisa
yang digunakan dengan DSC adalah pengukuran
perbedaan kalor yang masuk ke dalam sampel dan
pembanding(reference) sebagai fungsi suhu.

Thermogravimetric
Analyzer (TGA)

Pengujian Morfologi
Pengujian morfologi dimaksudkan untuk mendapat
gambaran topologi permukaan benda uji dalam skala
micron atau nano dengan resolusi sekitar 100. Alat uji
yang biasa digunakan adalah Scanning Electron
Microscopy (SEM). Alat ini merupakan jenis mikroskop
elektron yang menggunakan berkas elektron untuk
menggambarkan bentuk permukaan dari materal yang
dianalisis. Prinsip kerja SEM adalah penggambaran
permukaan benda uji dengan berkas elektron yang
dipantulkan dengan energi tinggi. Alat uji selain SEM
adalah Transmission Electron Microscopy (TEM).

Scanning Electron
Microscopy (SEM)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai