PENANGANAN MATERIAL
SR =
harus
dikupas
untuk
Dalam
Misal :
SR = 7 (BCM/ton). BB = 100 ton. Maka OB yang harus dikupas
= 700 BCM (untuk mendapatkan BB 100 ton),
2. Volume :
Volume material dinyatakan dalam :
Volume insitu, yaitu kondisi pay yard atau bank yard
volume aslinya dialam. Satuannya sering dinyatakan dalam
BCM (Bank Cubic Metric, B m3).
Volume Loose, yaitu kondisi heaped volume setelah
dilakukan dilakukan pembongkaran atau penggalian,
sehingga terjadi pengembangan material (swell). Satuannya
sering dinyatakan dalam LCM (Loose Cubic Metric, L m3).
3. BESR
BESR singkatan dari Break Even Stripping Ratio.
Ada 2 pengertian atau rumusan atau fungsi BESR.
BESR1 : untuk menentukan lebih menguntungkan mana
pertambangan menggunakan Tambang Dalam atau Tambang
Terbuka. Ini berkaitan dengan Lebih Menguntungkan
Mana bukan Yang ini rugi yang ini untung. Karena
masalah untung atau rugi itu berkaitan dengan Berapa
Pemasukan dan Berapa Pengeluaran. Pemasukan >
Pengeluaran = Untung.
BESR2 : disebut juga dengan Economic Stripping Ratio, yang
artinya berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh bila
endapan bahan galian itu ditambang dengan menggunakan
Tambang Terbuka.
Jadi urutannya, hitung dulu BESR1 , setelah bahwa Metode
yang akan digunakan adalah Tambang Terbuka, maka
perhitungan BESR menggunakan rumus BESR2.
RUMUS:
BESR1 =
BESR2 =
GAMPANGNYA :
BESR1 =
BESR2 =
Misal :
Underground Cost = $30/ton BB
Surface Cost
= $10/ton BB
Nilai Jual Batubara = $40/ton BB.
Biaya Produksi
= $10/ton BB.
Stripping Cost
= $1 / ton OB.
MAKA
BESR1 =
BESR1 = = 20
Ini artinya :
Hanya endapan yang memiliki BESR lebih rendah dari 20
Yang ditambang dengan Tambang Terbuka agar keuntungan
bisa maksimal. Dan yang BESR > 20 ditambang dengan
Tambang dalam. Bukan berarti yang > 20 TIDAK BOLEH
ditambang dg Tambang terbuka.
BESR2 =
BESR2 = = 30
Ini artinya :
Angka 30 itu menunjukkan Maksimal SR dapat ditambang
dengan Tambang Terbuka agar untung.
Catatan:
Untuk BESR1 > 1, gunakan Surface Mining.
Untuk BESR2 > 1, masih menguntungkan.
a. Bulldozer
CT = FT + GCTR + RT +GCTF
Dimana :
CT = Waktu edar
FT = Waktu mendorong/maju
GCTR = Waktu mengganti gigi mundur
RT = Waktu mundur
GCTF = Waktu mengganti gigi maju
WAKTU
MENGISI/MENGGALI
WAKTU MENUMPAH
c. Dump Truk
CT = LT + HLT + SDT + DT + RT + SLT
Dimana :
CT = Waktu edar
LT = Waktu pemuatan material
HLT
= Waktu pergi bermuatan
SDT
= Waktu manuver sebelum menumpah
DT = Waktu menumpahkan material
RT = Waktu kembali tanpa muatan
SLT= Waktu manuver sebelum dimuati
2. EFISIENSI KERJA
Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif
dengan waktu kerja yang tersedia. Mesin atau alat berat tidak
mungkin selamanya bekerja 60 menit dalam sejam, karena
hambatan kecil akan selalu terjadi.
Baik
Sedang
Buruk
Baik Sekali
0.84
0.81
0.76
0.70
Baik
0.78
0.75
0.71
0.65
Sedang
0.72
0.69
0.65
0.60
Buruk
0.63
0.61
0.57
0.52
2. KETERSEDIAAN ALAT
Ketersediaan alat merupakan perbandingan waktu alat
tersebut bekerja memproduksi material terhadap waktu total
alat tersebut siap untuk digunakan bekerja. Ketersediaan alat
terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
a. Availability Indeks atau Mechanical availability (M.A).
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis
yang sesungguhnya dari alat yang sedang dipergunakan.
Persamaan untuk availability index (A.I) adalah sebagai
berikut :
Dimana :
W = Waktu yang dibebankan kepada seorang operator
suatu alat yang dalam kondisi dapat dioperasikan, artinya
tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap hambatan (delay
time) yang ada. Termasuk dalam hambatan tersebut adalah
waktu untuk pulang dan pergi ke tempat kerja, pindah
tempat, pelumasan, pengisian bahan bakar, hambatan
karena cuaca dan lain-lain.
R = Waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang karena
menunggu saat perbaikan termasuk juga waktu penyediaan
suku cadang serta waktu perawatan.
S = Standby hours atau jumlah jam suatu alat tidak
dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam
keadaan siap beroperasi.
Swell factor =
V loose
V undisturbed
-1
V undisturbed
V loose
Shrinkage factor = 1-
V loose
V undisturbed
X 100%
X 100%
X 100%
Swell Faktor
(in bank corretion factor)
2700 4320
0,75
2300
0,85
2800 3000
0,80 - 0,82
Antrasit
2200
0,74
Batubara Bituminous
1900
0,74
Bijih tembaga
3800
0,74
2800
0,85
3370
0,85
3100
0,9
Jenis Material
Bauksit
Tanah liat kering
Tanah liat biasa/basah
Kerikil kering
32500
0,89
Kerikil basah
3600
0,88
Granit pecah-pecah
4500
0,67 0,56
Hemati pecah-pecah
6500 8700
0,45
3600 -5500
0,45
2500 4200
0,67 0,59
Lumpur
2160 2970
0,83
2970 3510
0,83
Persamaannya:
Fill faktor = x 100%
Bahan
Fill Factor
100 100%
95 100%
80 90%
60 75%
40 50%
TERIMA KASIH